Anda di halaman 1dari 11

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Model Regresi Data Panel Untuk Mengetahui Konsumsi Listrik Pada Industri Besar Dan
Sedang Di Kalimantan Timur

Regression Models for Panel Data Aware Power Consumption in Large and Medium
Industries in East Kalimantan

Vika Kurnia Lestari1, Sifriyani2, Darnah A. Nohe 3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail: vikakurnialestari@ymail.com1, sifrianiishaq@gmail.com2, darnah.98@gmail.com3

Abstract
Panel data is a combination of cross-section and time-series data. Regression using panel data referred to
panel data regression model. In estimating the panel regression model, there are three approaches that can
be performed, the Common Effect Model (CEM), the Fixed Effect Model (FEM) and the Random Effect
Model (REM). In the CEM, the parameters were estimated using the Ordinary Least Square (OLS), the FEM,
the parameters are estimated using OLS method by adding dummy variables. And the REM, random error is
assumed and estimated by the method of Generalized Least Square (GLS). Based on the test results showed
that the panel data regression models with Random Effect Model approach was selected as the best model
than the model approach Common Effect or Fixed Effect model approach.

Keywords: Regression of Panel Data, Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), Random
Effects Model (REM).

Pendahuluan
Data yang dipergunakan dalam analisis Penelitian ini terkait dengan jumlah konsumsi
ekonometrika dapat berupa data time series, data listrik yang berasal dari PT. PLN. PLN adalah
cross section, atau data panel. Data panel perusahaan milik negara yang berusaha di bidang
merupakan gabungan data cross section dan data tenaga listrik untuk kepentingan masyarakat dan
time series. Dengan kata lain, data panel Negara. Adapun usaha-usahanya meliputi,
merupakan unit-unit individu yang sama yang produksi, transmisi, dan distribusi tenaga listrik;
diamati dalam kurun waktu tertentu. Secara umum, perencanaan dan pembangunan tenaga listrik;
data panel dicirikan oleh T periode waktu yang pengusahaan dan pengembangan tenaga listrik;
kecil dan N jumlah individu yang besar. Namun pengusahaan jasa-jasa di bidang tenaga listrik.
tidak menutup kemungkinan sebaliknya, yaitu data Listrik adalah komoditas penting bagi
panel terdiri dari periode waktu yang besar dan kelangsungan sendi-sendi kehidupan manusia saat
jumlah individu yang kecil (Lestari, 2006). Regresi ini. Tanpa pasokan energi listrik, hampir dipastikan
dengan menggunakan data panel disebut dengan banyak dunia usaha, rumah tangga maupun sektor
model regresi data panel. yang lain lumpuh karenanya. Sebagian besar
Dalam mengestimasi model regresi panel ini, sumber listrik di Provinsi Kalimantan Timur hingga
ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum
common effect model (CEM), fixed effect model Listrik Negara (BPS, 2010).
(FEM) dan random effect model (REM). Pada Menurut BPS, industri pengolahan adalah
CEM, parameter diestimasi menggunakan metode suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
Ordinary Least Square (OLS), pada FEM, mengubah suatu barang dasar secara mekanis,
parameter diestimasi menggunakan metode OLS kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang
melalui penambahan variabel dummy. Dan pada jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang
REM, error diasumsikan random dan diestimasi nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya,
dengan metode Generalized Least Square (GLS) dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. BPS
(Widarjono, 2009). menggolongkan industri pengolahan berdasarkan
Pemilihan pendekatan yang sesuai antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di suatu
Model fixed effect dan model random effects pada perusahaan industri. Penggolongan industri
asumsi yang dibuat mengenai kemungkinan menurut BPS adalah industri besar: dengan jumlah
korelasi antar individu, komponen error i dan X. tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang:
Jika diasumsikan bahwa komponen error i dan dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang, industri
variabel-variabel X tidak berkorelasi maka REM kecil: dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, dan
adalah pendekatan estimasi yang sesuai. Sedangkan industri rumah tangga: dengan jumlah tenaga kerja
jika komponen error i dan X saling berkorelasi 1-4 orang. Sehingga, industri pengolahan besar
maka FEM yang paling sesuai. sedang (IBS) adalah perusahaan industri yang

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 107


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

mempunyai jumlah tenaga kerja 20 orang atau 𝑦𝑖𝑡 adalah variabel dependen untuk unit cross
lebih. section ke-i untuk periode waktu ke-t,
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis 𝜷′ = (𝛽1 , 𝛽2 , … , 𝛽𝐾 ) adalah vektor konstanta
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul berukuran 1 × K , 𝒙′𝒊𝒕 = 𝑥1𝑖𝑡 , 𝑥2𝑖𝑡 , … , 𝑥𝐾𝑖𝑡
“Model Regresi Data Panel untuk Mengetahui menunjukkan vektor observasi pada variabel
Konsumsi Listrik pada Industri Besar dan Sedang independen berukuran 1×K,
di Kalimatan Timur”. Adapun data yang digunakan 𝛼𝑖𝑡 merupakan intersep dari unit cross section ke-i
pada penelitian ini adalah data panel seimbang dan waktu ke-t,
(balance panel data). uit adalah error regresi untuk unit cross section ke-i
untuk periode waktu ke-t.
Regresi Data Panel
Regresi dengan menggunakan data panel Metode Estimasi Model Regresi Data Panel
disebut model regresi data panel. Data yang Secara umum dengan menggunakan regresi
digunakan adalah data panel, yaitu gabungan data panel akan menghasilkan intersep dan slope
cross section dan data time series. Dengan kata koefisien yang berbeda-beda pada setiap individu
lain, data panel merupakan unit-unit individu yang dan setiap periode waktu. Oleh karena itu untuk
sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu. mengestimasi persamaan (1) akan sangat
Secara umum, data panel dicirikan oleh T periode bergantung pada asumsi yang dibuat mengenai
waktu (t = 1, 2,...,T) yang kecil dan N jumlah intersep, slope koefisien dan error uit (Hsiao, 2003).
individu (i = 1, 2,..., N) yang besar, sehingga total Dalam mengestimasi model regresi data panel,
observasi yang dimiliki adalah sejumlah N × T. tiga pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh Common Effects, Fixed Effects dan Random Effects.
dengan menggunakan data panel (Lestari, 2006),
yaitu: a) Model Common Effect
1. Data lebih banyak dan informasi lebih lengkap, Model common effect merupakan pendekatan
karena merupakan gabungan dari data cross data panel yang paling sederhana, yaitu hanya
section dan data time series, sehingga degree dengan mengkombinasikan data time series dan
of freedom (df) yang dihasilkan lebih besar, data cross section dalam bentuk pool, dan teknik
akibatnya presisi estimasi regresi akan estimasinya menggunakan pendekatan kuadrat
meningkat, terkecil/ pooled least square (Pindick & Rubinfield,
2. Masalah yang timbul akibat penghilangan 1998).
variabel (omitted variable) dapat diatasi, Adapun persamaan regresi dalam model
3. Meminimalkan bias yang dihasilkan oleh common effect dapat ditulis sebagai berikut
agregasi individu karena unit data lebih (Widarjono, 2009) :
banyak,
4. Mengakomodasi tingkat heterogenitas 𝑦𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝜷′ 𝒙𝒊𝒕 + 𝑢𝑖𝑡 , (2)
variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑁 dan 𝑡 = 1,2, … 𝑇
model (unobserved heterogeneity), dengan N adalah jumlah unit cross-section dan T
5. Mampu mengindikasikan dan mengukur efek adalah jumlah periode waktu.
yang secara sederhana tidak dapat diperoleh dimana:
dengan data cross section murni atau time 𝑦𝑖𝑡 adalah variabel dependen untuk unit cross
series murni, section ke-i dan periode waktu ke-t,
6. Mengurangi kolinieritas antar variabel, 𝜷′ = (𝛽1 , 𝛽2 , … , 𝛽𝐾 ) adalah vektor konstanta
7. Menguji dan membangun model perilaku yang berukuran 1×K, dan 𝒙′𝒊𝒕 = 𝑥1𝑖𝑡 , 𝑥2𝑖𝑡 , … , 𝑥𝐾𝑖𝑡
lebih kompleks, menunjukkan vektor observasi pada variabel
8. Fleksibilitas peneliti dalam memodelkan independen berukuran 1×K,
perbedaan perilaku antar observasi lebih besar, α adalah intersep,
9. Dapat menggambarkan perubahan yang uit adalah error regresi untuk unit cross-section ke-i
dinamis dibandingkan dengan studi berulang untuk periode waktu ke-t.
dengan data cross section,
10. Mampu mengontrol heterogenitas individu. b) Model Fixed Effects
Adapun model regresi data panel secara umum Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan
dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut antar individu dapat diakomodasi melalui
(Hsiao, 2003) : perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi model
𝑦𝑖𝑡 = 𝛼𝑖𝑡 + 𝜷′ 𝒙𝒊𝒕 + 𝑢𝑖𝑡 , (1) fixed effects dimana intersep berbeda antar
individu, maka digunakan teknik variabel dummy.
untuk i = 1, 2, …, N dan t = 1, 2, …,T Model estimasi ini sering disebut dengan teknik
dimana: Least Square Dummy Variable (LSDV).
i adalah unit cross-section Adapun persamaan regresinya adalah sebagai
t adalah periode waktu berikut:

108 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Model Fixed Effects adalah (Hsiao, 2003) : dari model regresi data panel tanpa variabel dummy
(common effects) dengan melihat sum square
𝑦𝑖𝑡 = 𝛼1𝑖 + 𝜷′ 𝒙𝒊𝒕 + 𝑢𝑖𝑡 , (3)
residual (SSR).
untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑁 dan t = 1,2,…,T. Adapun tahapan pengujian hipotesisnya (2.8)sebagai
dengan N adalah jumlah unit cross-section dan T berikut:
adalah jumlah periode waktu. Hipotesis
dimana: H0 : 𝛼1 = 𝛼2 = ⋯ = 𝛼𝑁−1 = 0 (slope dan
𝑦𝑖𝑡 adalah variabel dependen untuk unit cross intersep adalah sama (mengikuti model
section ke-i dan periode waktu ke-t, common effects))
𝜷′ = (𝛽1 , 𝛽2 , … , 𝛽𝐾 ) adalah vektor konstanta H1 : sekurang-kurangnya ada satu intersep (αi)
berukuran 1×K, dan 𝒙′𝒊𝒕 = 𝑥1𝑖𝑡 , 𝑥2𝑖𝑡 , … , 𝑥𝐾𝑖𝑡 yang tidak sama (slope sama dan intersep
menunjukkan vektor observasi pada variabel berbeda (mengikuti model fixed effects)),
independen berukuran 1×K, dimana i = 1, 2, …, N; t = 1, 2,…, T.
α1i adalah intersep pada unit cross-section ke-i, Taraf Signifikansi adalah α (biasanya α = 0,05)
uit adalah error regresi untuk unit cross-section ke- Statistik Uji
i untuk periode waktu ke-t dengan uitIIDN(0,2). Adapun uji statistiknya adalah sebagai berikut
(Baltagi, 2005) :
c) Model Random Effects 𝑅𝑆𝑆 1 −𝑅𝑆𝑆 2 𝑁−1
Pada model random effects, diasumsikan αi 𝐹= 𝑅𝑆𝑆 2 𝑁𝑇−𝑁−𝑘
(6)
merupakan variabel random dengan mean 𝛼0 dan
dimana:
varian 2. Sehingga intersep dapat dinyatakan N = jumlah unit cross section;
sebagai (Widarjono, 2009) : k = jumlah variabel independen;
𝛼𝑖 = 𝛼0 + 𝜀𝑖 dimana i = 1, 2, …, N (4) T = jumlah data time series;
dengan i merupakan error random yang RSS1= residual sum of square teknik tanpa variabel
mempunyai mean 0 dan varian 2, i tidak secara dummy (common effects);
langsung diobservasi, atau disebut juga variabel RSS2 = residual sum of square teknik fixed effects
laten (Gujarati, 2004), dengan variabel dummy.
dimana: Atau nilai p-value
𝐸 𝜀𝑖 = 𝐸 𝑢𝑖𝑡 = 0; 𝐸 𝜀𝑖2 = 𝜎𝜀2 ; 𝐸 𝑢𝑖𝑡2 = 𝜎𝑢2 ; Daerah kritis
𝐸 𝜀𝑖 , 𝜀𝑗 = 0; 𝐸 𝜀𝑖 , 𝜀𝑗𝑡 = 0, untuk i ≠ j. H0 ditolak jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹𝛼 𝑣1 ,𝑣2 ,
Adapun persamaan regresi untuk model random atau nilai p-value< α.
effects dapat ditulis sebagai berikut (Gujarati,
2004): b) Uji Signifikansi Random Effects
Untuk mengetahui model random effects lebih
𝑦𝑖𝑡 = 𝛼0 + 𝛽′ 𝑥𝑖𝑡 + 𝑤𝑖𝑡 , untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑁 dan baik dari model common effects digunakan uji
𝑡 = 1,2, … 𝑇 (5) Lagrange Multiplier (LM) dengan Metode Bruesch
dimana 𝑤𝑖𝑡 = 𝑢𝑖𝑡 + 𝜀𝑖 . Pagan. Uji signifikansi model random effects
Suku error gabungan wit memuat dua komponen didasarkan pada nilai residual dari metode
Ordinary Least Square (OLS).
error yaitu i komponen error cross section dan uit
Adapun tahapan pengujian hipotesisnya sebagai
yang merupakan kombinasi komponen error cross
berikut:
section dan time series.Karena inilah, model
Hipotesis
random effects juga disebut Error Components
H0 : 𝜎𝑢2 = 0 (intersep tidak bersifat random atau
Model (ECM).
stokastik (mengikuti model common effect))
H1 : 𝜎𝑢2 ≠ 0 (intersep bersifat random atau
Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
stokastik (mengikuti model random effect)),
Dalam menentukan estimasi model regresi data
dimana i = 1,2,…, N; t=1,2,…,T.
panel, dilakukan beberapa uji untuk memilih
Taraf Signifikansi adalah α (biasanya α = 0,05)
metode pendekatan estimasi yang terbaik.
Statistik Uji
Pengujian yang dilakukan untuk memilih model
Secara matematis, statistik uji yang digunakan
regresi data panel terbaik meliputi uji CHOW pada
dapat dirumuskan sebagai berikut (Widarjono,
hasil estimasi model fixed effect, selanjutnya
2009) :
dilakukan uji Lagrange Multiplier (LM) pada nilai
residual dari metode Ordinary Least Square (OLS) 2
N
dan langkah terakhir dilakukan uji Hausman.

i 1
𝑇𝑒 𝑖
2

𝑁𝑇
a) Uji Signifikansi Fixed Effects 𝐿𝑀 = −1 (7)
2 𝑇−1 N T
Uji CHOW digunakan untuk mengetahui
apakah model regresi data panel dengan fixed 
i 1 t 1
2
𝑒𝑖𝑡

effects melalui teknik variabel dummy lebih baik

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 109


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

dimana: Adapun tahapan pengujian hipotesisnya sebagai


T adalah jumlah unit time series, berikut:
N adalah jumlah unit cross-section, Hipotesis
𝑒𝑖 adalah rata-rata taksiran jumlah kuadrat residual H0 : β1 = β2 = … = βk = 0 (secara simultan
untuk unit cross-section ke-i semua variabel bebas tidak berpengaruh
𝑒𝑖𝑡2 adalah taksiran jumlah kuadrat residual untuk terhadap variabel tidak bebas)
unit cross-section ke-i dan periode waktu ke-t. H1 : paling sedikit salah satu nilai βi ≠ 0 (secara
Daerah kritis simultan semua variabel bebas berpengaruh
H0 ditolak jika nilai statistik 𝐿𝑀 > 2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = terhadap variabel tidak bebas), dimana
(𝛼;𝑘) , atau nilai p-value< α.
2 i=1,2,..,k
Taraf Signifikansi adalah α (biasanya α = 0,05)
Statistik Uji
c) Uji Hausman Statistik uji F dihitung dengan formula sebagai
Uji Hausman digunakan untuk mengetahui berikut (Widarjono, 2009) :
apakah model fixed effects lebih baik dari model
random effects. 𝑅2 𝑘 −1
𝐹 𝑘−1,𝑁𝑇−𝑁−𝑘 = 1−𝑅 2 𝑁𝑇−𝑁−𝑘
(9)
Adapun tahapan pengujian hipotesisnya sebagai
berikut: dimana:
Hipotesis R2 adalah koefisien determinasi pada model terbaik
H0 : 𝑐𝑜𝑟𝑟 𝑥𝑖𝑡 , 𝑢𝑖𝑡 = 0 (model random effects k adalah jumlah variabel independen
lebih baik dari pada model fixed effects N adalah jumlah unit cross-section
(mengikuti model random effects)) T adalah jumlah time-series
H1 : 𝑐𝑜𝑟𝑟 𝑥𝑖𝑡 , 𝑢𝑖𝑡 ≠ 0 (model fixed effects Daerah kritis
lebih baik dari pada model random effects H0 ditolak jika Fhitung>Fα;(k-1,NT-N-k),atau nilai p-
(mengikuti model fixed effects)), dimana i= value< α.
1,2,…,N; t = 1,2,…,T.
Taraf Signifikansi adalah α (biasanya α = 0,05) b) Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Statistik Uji Uji t digunakan untuk mengetahui apakah
Adapun selanjutnya, mengikuti kriteria Wald, nilai variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh
statistik Hausman ini akan mengikuti distribusi chi signifikan terhadap variabel tidak bebasnya.
square sebagai berikut (Greene, 2000): Adapun tahapan pengujian hipotesisnya sebagai
′ −1 berikut:
𝑊 = 2 𝐾 = 𝑏 − 𝛽  𝑏−𝛽 (8) Hipotesis
dengan: H0 : βi = 0 (variabel bebas tidak berpengaruh
b = vektor dari taksiran parameter model fixed terhadap variabel tidak bebas)
effect H1 : βi ≠ 0 (variabel bebas berpengaruh terhadap
𝜷 = vektor dari taksiran parameter model random variabel tidak bebas), dimana i = 0,1,2,..,k
effect Taraf Signifikansi adalah α (biasanya α = 0,05)
Statistik Uji
 = matrik kovarian dari taksiran parameter Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-
model fixed effect dan taksiran parameter student. Adapun formulanya adalah sebagai berikut
model random effect. (Widarjono, 2009):
W = nilai statistik Hausman
Daerah kritis 𝛽𝑖
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = (10)
H0 ditolak jika 𝑚 > 2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2(𝛼;𝐾) , atau nilai 𝑠𝑒 𝛽 𝑖

p-value< α (Greene, 2000). dimana:


𝛽𝑖 adalah taksiran parameter ke-i,
Pengujian Signifikansi Parameter 𝑠𝑒 𝛽𝑖 adalah simpangan dari taksiran parameter
Pengujian parameter dilakukan untuk ke-i.
mengetahui secara simultan dan parsial parameter Daerah kritis
dalam model regresi telah signifikan atau tidak, H0 ditolak jika |thitung| > tα/2;(NT-N-k), atau nilai p-
yang artinya apakah variabel bebas berpengaruh value< α.
terhadap variabel tidak bebas.
Pengujian Asumsi Persamaan Regresi
a) Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji Pengujian asumsi model regresi dikaitkan
F) dengan pengujian parameter model dimana
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah pengujian dikatakan valid jika asumsi model regresi
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam terpenuhi.Berikut adalah uraian dari beberapa
model regresi secara simultan signifikan asumsi dari model regresi tersebut.
mempengaruhi variabel tidak bebasnya. Asumsi kenormalan residual merupakan
asumsi yang paling dasar dalam analisis regresi.

110 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Salah satu uji dalam pemeriksaan normalitas 𝑛 adalah jumlah observasi


residual adalah metode yang dikembangkan oleh 𝑑 adalah nilai statistik Durbin-Watson (D-W)
Jarque-Bera (J-B). Metode JB ini didasarkan pada Pengambilan Keputusan:
sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Pengambilan keputusan untuk uji Durbin-Watson
Uji statistik dari J-B ini menggunakan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.
skewness dan kurtosis.
Secara matematis, statistik uji yang digunakan Metode Penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut (Widarjono, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
2009) : 2013 sampai Juli 2013. Adapun pengambilan data
𝑁−𝑘 𝐾−3 2 dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi
𝐽𝐵 = 𝑆2 + (11)
6 4 Kalimantan Timur. Variabel yang digunakan pada
dimana: penelitian ini terbagi menjadi 2 variabel, yaitu
S adalah koefisien skewness variabel dependen dan independen. Untuk variabel
K adalah koefisien kurtosis dan dependen (y) pada penelitian ini adalah konsumsi
k adalah jumlah variabel independen listrik dari PLN setiap sub sektor golongan besar
JB adalah nilai statistik Jarque-Bera atau nilai p- industri yang dipublikasikan dalam Statistik
value. Industri Besar dan Sedang. Sedangkan untuk
Multikolinearitas adalah suatu gejala dalam variabel independen (x), yaitu harga listrik(x1),
melakukan regresi dimana terdapat hubungan linear harga solar (x2) dan jumlah perusahaan (x3).
antara beberapa atau keseluruhan variabel penjelas
dari suatu model regresi.Untuk mengetahui adanya Tabel 1 Uji Statistik Durbin-Watson d
multikolinearitas di dalam suatu model regresi Nilai Statistik d Hasil
dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance 0 d <dL Menolak hipotesis nol: ada
Inflation Factor (VIF). autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ d L Daerah keragu-raguan: tidak ada
1 keputusan
𝑉𝐼𝐹 = 1−𝑅𝑖2
(12)
dU ≤ d ≤ 4-dU Menerima hipotesis nol: tidak
ada autokorelasi positif/negative
Apabila nilai VIF dibawah angka 10 maka hal ini 4-dU ≤ d ≤ 4-dL Daerah keragu-raguan: tidak ada
menunjukkan tidak adanya multikolinearitas di keputusan
dalam model regresi (Widarjono, 2009). 4-dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol: ada
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan autokorelasi negative
dalam suatu persamaan regresi, dimana model dari
persamaan tidak memiliki varian yang konstan. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas,
1. Analisis statistika deskriptif
salah satunya dapat dilakukan dengan uji White.
Secara matematis, statistik uji yang digunakan 2. Estimasi Model Regresi data panel
dapat dirumuskan sebagai berikut (Widarjono, menggunakan 3 pendekatan, yaitu model
2009) : common effects, model fixed effects dan model
random effects.
2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛𝑅2 (13) 3. Pemilihan Teknik estimasi regresi data panel
Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dimana n adalah jumlah observasi dan R2 adalah dalam mendapatkan model yang terbaik adalah
nilai koefisien determinasi atau nilai p-value. sebagai berikut:
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar a. Estimasi dengan model fixed effects
variabel-variabel yang diurutkan menurut waktu b. Uji CHOW
(time series) dan individu (cross-section). c. Estimasi dengan model random effects
Pemeriksaan adanya autokorelasi dapat dilakukan d. Uji Statistik L-M
dengan menggunakan statistik d Durbin Watson. e. Uji Hausman
Secara matematis, statistik uji yang digunakan 4. Pengujian Signifikansi Parameter
dapat dirumuskan sebagai berikut (Widarjono, menggunakan uji F dan uji t
2009): 5. Pengujian asumsi persamaan regresi
t n a. Asumsi Kenormalan menggunakan uji

t 2
𝑒 𝑡 −𝑒 𝑡−1 2
Jarque-Bera
b. Homoskedastisitas
𝑑= (14) c. Multikolinieritas
t n


t 2
𝑒𝑡2
d. Non Autokorelasi

Hasil dan Pembahasan


dimana Untuk mendapatkan model regresi data panel
𝑒𝑡 adalah taksiran residual data ke t yang terbaik pada data konsumsi listrik dari industri
𝑒𝑡−1 adalah taksiran residual data ke t-1

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 111


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

pengolahan besar dan sedang di Kalimantan Timur, kenaikan nilai harga solar Rp. 1,- per liter maka
terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif. nilai konsumsi listrik akan turun sebesar 763.140,7
KWH. Adapun untuk setiap kenaikan nilai jumlah
Analisis Statistika Deskriptif perusahaan 1 unit maka nilai konsumsi listrik akan
Analisis statistika deskriptif bertujuan untuk naik sebesar 853.934,9 Kwh.
menggambarkan keadaan data seperti rata-rata,
standar deviasi, data minimum, data maksimum dan b) Estimasi dengan model Fixed Effects
jumlah data tersebut. Hasil analisis yang telah Hasil estimasi melalui metode Ordinary Least
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. Square (OLS) dengan variabel dummy dapat dilihat
pada Tabel 4.berikut ini:
Tabel 2. Hasil Statistika Deskriptif dari tahun 2005
sampai tahun 2010 Tabel 4. Estimasi Data Panel dengan metode OLS (sub
Standar sektor 1 sebagai sub sektor pembanding)
Variabel N Rata-rata
deviasi Variabel Koefisien
Konsumsi Listrik 42 18.958.505 36.430.6 C (intersep) 14.017.621
(KWH) 11 x1 (Harga Listrik) -3.854.131
Harga Listrik 42 1,4968 1,2103 x2 (Harga Solar) -849.013,4
(Rp/KWH) x3 (Jumlah Perusahaan) 343.301,2
Harga Solar (Rp/liter) 42 4,8954 3,1075 D2 (sub sektor 2) -2.286.343
Jumlah Perusahaan 42 18,14286 13,6749 D3 (sub sektor 3) 28.813.425
(Unit) D4 (sub sektor 4) -3.814.884
D5 (sub sektor 5) 53.324.105
Berdasarkan Tabel 2., terlihat bahwa konsumsi D6 (sub sektor 6) -9.953.606
listrik PLN per sub sektor Industri Besar dan D7 (sub sektor 7) -5.618.957
Sedang sepanjang tahun 2005 hingga tahun 2010
memiliki jumlah data untuk masing-masing Sehingga dari tabel 4.tersebut dapat
variabel sebanyak 42 observasi dengan rata-rata dirumuskan model regresi data panel dengan
konsumsi listrik sebesar 18.958.505 KWH dengan pendekatan Fixed Effects adalah sebagai berikut:
standar deviasi 36.430.611 KWH. Rata-rata harga 𝑦𝑖𝑡 = 14.017.621 − 2.286.343𝐷2
listrik sebesar Rp. 1,4968 per KWH dengan standar +28.813.425𝐷3 − 3.814.884𝐷4
deviasi Rp. 1,2103 per KWH. Rata-rata harga solar +53.324.105𝐷5 − 9.953.606𝐷6
sebesar Rp. 4,8954 per liter dengan standar deviasi −5.618.957𝐷7 + 3.854.131𝑥1𝑖𝑡
Rp. 3,1075 per liter. Dan jumlah perusahaan −849.013,4𝑥2𝑖𝑡 + 343.301,2𝑥3𝑖𝑡 (16)
sebesar 18,14286 unit dengan standar deviasi
13,6749 unit. Berdasarkan persamaan (16), dapat dijelaskan
bahwa setiap kenaikan nilai harga listrik Rp. 1,- per
Estimasi Model Regresi Data Panel KWH maka nilai konsumsi listrik akan turun
Dalam mengestimasi model regresi data panel, sebesar 3.854.131 KWH. Sedangkan untuk setiap
terdapat tiga pendekatan yang digunakan, yaitu kenaikan nilai harga solar Rp. 1,- per liter maka
pendekatan Common Effects, pendekatan Fixed nilai konsumsi listrik akan turun sebesar 849.013,4
Effects dan Random Effects. KWH. Adapun untuk setiap kenaikan nilai jumlah
perusahaan 1 unit maka nilai konsumsi listrik akan
a) Estimasi dengan model Common Effects naik sebesar 343.301,2 KWH. Kemudian D2, D3,…,
Hasil dari model common effect ini dapat D7 merupakan variabel dummy untuk mengetahui
dilihat pada Tabel 3 berikut ini: perbedaan intersep antar sub sektor industri besar
dan sedang dalam mengkonsumsi listrik.
Tabel 3. Estimasi Data Panel dengan Common Effects
Variabel Koefisien
c) Estimasi dengan model Random Effects
C (intersep) 12.742.804 Hasil estimasi dan nilai random effect dari
x1 (Harga Listrik) -3.701.971
x2 (Harga Solar) -763.140,7
model random effect ini dapat dilihat pada Tabel 5
x3 (Jumlah Perusahaan) 853.934,9 dan Tabel 6.
Tabel 5. Estimasi data panel dengan random effects
Sehingga, model regresi data panel dengan
Variabel Koefisien
estimasi Common Effects pada tabel 3 adalah
C(intersep) 17.200.426
sebagai berikut: x1 (Harga Listrik) -4.024.444
𝑦𝑖𝑡 = 12.742.804 − 3.701.971𝑥1𝑖𝑡 x2 (Harga Solar) -865.771,8
−763.140,7𝑥2𝑖𝑡 + 853.934,9𝑥3𝑖𝑡 (15) x3 (Jumlah Perusahaan) 662.536,6

Berdasarkan persamaan (15), dapat dijelaskan Dari tabel 5., diperoleh nilai koefisien slope
bahwa setiap kenaikan nilai harga listrik Rp. 1,- per sebesar -4.024.444, -865.771,8 dan 662.536,6.
KWH maka nilai konsumsi listrik akan turun Selain itu, diperoleh pula nilai intersep sebesar
sebesar 3.701.971 KWH. Sedangkan untuk setiap 17.200.426 yang merupakan nilai rata-rata dari
komponen kesalahan random.

112 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Tabel 6. Nilai Random Effect 𝑦7𝑡 = 17.200.426 − 11.084.464


Sub sektor industri Nilai random effect −4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡
besar dan sedang +662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (23)
Sub sektor 31 -11.617.042
Sub sektor 32 -5.291.180 Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
Sub sektor 33 11.113.623
Pengujian yang dilakukan untuk memilih
Sub sektor 34 -6.961.157
Sub sektor 35 38.100.227 model regresi data panel terbaik meliputi Uji
Sub sektor 36 -14.260.008 CHOW, Uji Lagrange Multiplier (LM) dan uji
Sub sektor 38 -11.084.464 Hausman.
Dari Tabel 6., diperoleh nilai random effect a) Uji Signifikansi Fixed Effect
yang menunjukkan seberapa besar perbedaan Adapun tahapan pengujian hipotesisnya
komponen kesalahan random sebuah sub sektor sebagai berikut:
terhadap nilai intersep rata-rata ke tujuh sub sektor Hipotesis
industri besar dan sedang. H0 : 𝛼1 = 𝛼2 = ⋯ = 𝛼6 = 0 (slope dan
Sehingga model regresi data panel dengan intersep adalah sama (mengikuti model
pendekatan random effect adalah sebagai berikut: common effects))
1. Untuk industri makanan, minuman dan H1 : sekurang-kurangnya ada satu intersep (αi)
tembakau (sub sektor 1) yang tidak sama (slope sama dan intersep
𝑦1𝑡 = 17.200.426 − 11.617.042 berbeda (mengikuti model fixed effects)),
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡 dimana i= 1,2,…,7; t=1,2,…,6.
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (17) Berdasarkan hasil uji CHOW, diperoleh nilai
statistik Fhitung = 3,259344 dan derajat bebas (db) =
2. Untuk industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (6,32), sehingga diperoleh nilai Ftabel (6,32) = 2,40.
(sub sektor 2) Atau nilai p-value = 0,0129.
𝑦2𝑡 = 17.200.426 − 5.291.180 Sehingga hasil uji Chow menunjukkan nilai
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡 Fhitung = 3,259344 > 2,40 atau nilai p-value ≤ 0,05,
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (18) yaitu 0,0129 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan
sekurang-kurangnya ada satu intersep (αi) yang
3. Untuk industri kayu dan barang-barang dari tidak sama atau slope sama dan intersep berbeda
kayu termasuk alat-alat rumah tangga dari (mengikuti model fixed effects), sehingga model
kayu (sub sektor 3) regresi data panel dengan fixed effects lebih baik
dari model regresi data panel tanpa variabel dummy
𝑦3𝑡 = 17.200.426 + 11.113.623
(mengikuti model common effects).
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (19)
b) Uji Signifikansi Random Effect
4. Untuk industri kertas dan barang-barang dari Adapun tahapan pengujian hipotesisnya
kertas, percetakan dan penerbitan (sub sektor sebagai berikut:
4) Hipotesis
H0 : 𝜎𝑢2 = 0 (intersep tidak bersifat random atau
𝑦4𝑡 = 17.200.426 − 6.961.157 stokastik (mengikuti model common effect))
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡
H1 : 𝜎𝑢2 ≠ 0 (intersep bersifat random atau
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (20)
stokastik (mengikuti model random effect)),
5. Untuk industri kimia dan barang-barang dari dimana i = 1, 2, …, 7; t = 1, 2, …, 6.
bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet Secara matematis, statistik uji LM (pada persamaan
dan barang-barang dari plastik (sub sektor 5) 7).
dimana:
𝑦5𝑡 = 17.200.426 + 38.100.227 T adalah jumlah unit time series = 6
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡 N adalah jumlah unit cross-section = 7
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (21) 𝑒𝑖𝑡2 adalah taksiran jumlah kuadrat residual = 4,70 x
6. Untuk industri barang-barang galian bukan 1016
logam, kecuali minyak bumi dan batu bara Untuk rata-rata taksiran jumlah kuadrat residual
(sub sektor 6) 𝑒𝑖2 diperoleh dengan menghitung taksiran
residual masing-masing sub sektor industri besar
𝑦6𝑡 = 17.200.426 − 14.260.008
dan sedang, sehingga hasilnya dapat dilihat pada
−4.024.444𝑥1𝑖𝑡 − 865.771,8𝑥2𝑖𝑡
Tabel 7.
+662.536,6𝑥3𝑖𝑡 (22)
7. Untuk industri barang-barang dari logam,
mesin dan perlengkapanya (sub sektor 7)

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 113


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Tabel 7. Rata-rata taksiran jumlah kuadrat residual pada Pengujian Signifikansi Parameter
tahun 2005-2010 Pengujian parameter dilakukan untuk
Sub sektor mengetahui secara simultan dan parsial parameter
industri
Nilai 𝒆𝒊 Nilai 𝒆𝟐𝒊 dalam model regresi telah signifikan atau tidak,
besar dan yang artinya apakah variabel bebas berpengaruh
sedang
terhadap variabel tidak bebas.
Sub sektor 1 -16.840.960,3563 2,83618 x 1014
Sub sektor 2 -3.876.975,1141 1,50309 x 1013
Sub sektor 3 9.249.408,2506 8,55516 x 1013 a) Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji
Sub sektor 4 -6.015.000,0363 3,61802 x 1013 F)
Sub sektor 5 45.863.832,2447 2,10349 x 1013 Hipotesis pengujian:
Sub sektor 6 -15.876.329,4306 2,52058 x 1013 H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (secara simultan nilai harga
Sub sektor 7 -12.503.975,5580 1,56349 x 1013 listrik, nilai harga solar dan nilai jumlah
𝑒𝑖2 2,93228 x 1015 perusahaan tidak berpengaruh terhadap
nilai konsumsi listrik)
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh 𝑒𝑖2 = 2,93228 H1 : paling sedikit salah satu nilai βi ≠ 0 (secara
× 1015 simultan nilai harga harga listrik, nilai
2 harga solar dan nilai jumlah perusahaan
7𝑥6 6 2 𝑥 2,93228 x 10 15
𝐿𝑀 = 2 6−1 4,70 𝑥 10 16
−1 = berpengaruh terhadap nilai konsumsi
42 2 listrik), dengan i = 1, 2, 3.
3,9097 − 1 = 35,5588 (4.22)
10 Taraf Signifikansi adalah α = 0,05
2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 20,05;3 = 7,815 Statistik Uji
Hasil uji LM menunjukkan nilai statistik Statistik uji F dihitung dengan formula (pada
𝐿𝑀 = 35,5588 > 7,815, maka dapat disimpulkan persamaan 9).
intersep untuk setiap sub sektor industri besar dan Dimana R2 = 0,582996, k = 3, N = 7, dan T = 6
sedang bersifat random atau stokastis, yang artinya 0,582996 3−1
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 22,36894
model random effect lebih baik dari model regresi 1−0,582996 7∗6−7−3
common effect. 𝐹0,05 2,32 = 3,29
Daerah kritis
c) Uji Hausman H0 ditolak jika Fhitung>Fα;(k-1,NT-N-k) = F0,05(2,32) =
Adapun tahapan pengujian hipotesisnya 3,29 atau nilai p-value< α.
sebagai berikut: Keputusan
Hipotesis: H0 ditolak, karena Fhitung= 22,36894>F0,05(2,32)
H0 : 𝑐𝑜𝑟𝑟 𝑥𝑖𝑡 , 𝑢𝑖𝑡 = 0 (model random effects Kesimpulan
lebih baik dari pada model fixed effects Secara simultan nilai harga harga listrik, nilai
(mengikuti model random effects)) harga solar dan nilai jumlah perusahaan
H1 : 𝑐𝑜𝑟𝑟 𝑥𝑖𝑡 , 𝑢𝑖𝑡 ≠ 0 (model fixed effects berpengaruh terhadap nilai konsumsi listrik.
lebih baik dari pada model random effects
(mengikuti model fixed effects)), dimana b) Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
i = 1, 2,…,7; t = 1, 2,…, 6. Hipotesis pengujian:
Berdasarkan hasil uji hausman.diperoleh nilai H0 : β0 = 0 (nilai konstanta tidak berpengaruh
statsitik chi-square (W) = 0,283266 dan bebas (db) secara signifikan terhadap nilai konsumsi
= 3, sehingga diperoleh nilai 2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 20,05;3 = listrik)
7,815 atau nilai p-value = 0,9631 H1 : β0 ≠ 0 (nilai konstanta berpengaruh secara
Sehingga, hasil uji Hausman menunjukkan signifikan terhadap nilai konsumsi listrik)
bahwa H0 diterima karena nilai H0’ : β1 = 0 (nilai harga listrik tidak berpengaruh
W = 0,283266 < 7,815 atau nilai secara signifikan terhadap nilai konsumsi
p-value = 0,9631 > 0,05, maka dapat disimpulkan listrik)
model random effects lebih baik dari pada model H1’ : β1 ≠ 0 (nilai harga listrik berpengaruh
fixed effects. secara signifikan terhadap nilai konsumsi
Dari hasil pemilihan teknik estimasi regresi listrik)
data panel menunjukkan bahwa model yang tepat H0’’ : β2 = 0 (nilai harga solar tidak berpengaruh
untuk menganalisis konsumsi listrik ke tujuh sub secara signifikan terhadap nilai konsumsi
sektor Industri Besar dan Sedang (IBS) tersebut listrik)
adalah model Random Effects maka analisis selesai. H1’’ : β2 ≠ 0 (nilai harga solar berpengaruh secara
Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi signifikan terhadap nilai konsumsi listrik)
parameter untuk model yang terbaik pada H0’’’ : β3 = 0 (nilai jumlah perusahaan tidak
persamaan regresi data panel. berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai konsumsi listrik)

114 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

H1’’’ : β3 ≠ 0 (nilai jumlah perusahaan variabel independen X yang lain. Regresi yang
berpengaruh secara signifikan terhadap dilakukan ini adalah regresi Auxiliary.
nilai konsumsi listrik) Hasil perhitungan regresi auxiliary beserta nilai
Taraf Signifikansi adalah α = 0,05 statistik F dan nilai VIF, hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 8. Uji statistik uji t-student
Varia Koefisien Std. Error 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 p-value Tabel 9. Hasil Perhitungan Regresi Auxiliary
bel Nilai
Variabel R-square
C 17.200.426 1.935.491 8,886852 0,0307 Fhitung
x1 -4.024.444 403.296,1 -9,978881 0,0338 x1 (Harga Listrik) 0,689028 0,016934
x2 -865.771,8 156.256,3 -5,540716 0,0419 x2 (Harga Solar) 0,264376 0,006566
x3 662.536,6 166.736,4 3,973557 0,0064 x3 (Jumlah Perusahaan) 0,945765 0,023098

Berdasarkan Tabe l8., nilai statistik uji t Berdasarkan Tabel 9., hasil regresi auxiliary,
menunjukkan bahwa semua 115 variabel menolak tidak terdapat multikolinieritas karena dari ke tiga
H0, karena semua nilai𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t0,025;(32) = 2,037. persamaan di atas nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel,
Atau nilai p-value < 0,05, sehingga dapat yaitu 0,689028 < 3,23, 0,264376 < 3,23 dan
disimpulkan bahwa nilai konstanta, nilai harga 0,945765 < 3,23. dengan menghitung nilai
listrik, Nilai harga solar,dan nilai jumlah Variance Inflation Factor (VIF) berdasarkan
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap regresi auxiliary (R2) (pada persamaan 12) adalah
nilai konsumsi listrik. sebagai berikut:
Dari hasil uji signifikasi parameter diatas, 1
𝑉𝐼𝐹𝑥 1 𝑥 2 𝑥 3 = 1−0,016934
= 1,017226, 𝑉𝐼𝐹𝑥 2 𝑥 1 𝑥 3 =
dapat disimpulkan bahwa nilai harga listrik, nilai
1
harga solar dan nilai jumlah perusahaan = 1,006609 dan 𝑉𝐼𝐹𝑥 3 𝑥 1 𝑥 2 =
1−0,006566
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai 1
konsumsi listrik. = 1,023644
1−0,023098

Pengujian Asumsi Persamaan Regresi Dari perhitungan VIF, nilainya lebih kecil dari
Sebelum memperoleh model regresi data panel 10 sehingga tidak ada multikolinieritas dalam
yang terbaik, maka akan dilakukan pengujian model regresi.
asumsi yaitu asumsi normalitas, heterokedastisitas,
multikolinieritas dan autokorelasi, mengingat data c) Homoskedastisitas
yang diuji merupakan data cross section, maka Adapun tahapan pengujian hipotesisnya
dicurigai terdapat heteroskedastisitas. sebagai berikut:
Hipotesis:
a) Asumsi Kenormalan H0 : 𝜎12 = 𝜎22 = ⋯ = 𝜎422
= 𝜎 (tidak terdapat
Adapun tahapan pengujian hipotesisnya masalah heterokedastisitas)
sebagai berikut: H1 : minimal terdapat satu pasang 𝜎𝑖2 ≠ 𝜎𝑗2
Hipotesis: (terdapat masalah heterokedastisitas),
H0 : iN(0,2) (residual berdistribusi normal) dimana i,j= 1, 2,…, 42 dan i≠j
H1 : residual tidak berdistribusi normal Taraf Signifikansi adalah α = 0,05
Taraf Signifikansi adalah α = 0,05 Tabel 10. Uji Heterokedastisitas: White
Berdasarkan uji normalitas diperoleh nilai F-statistik 0,169257 Prob. F(9,32) 0,9959
residual JB = 5,358881 atau nilai
Obs*R- Prob. Chi-
p-value = 0,068602 1,908500 0,9928
squared Square(9)
Sehingga, hasil uji normalitas menunjukkan Scaled
bahwa nilai 115 statistik 𝐽𝐵 < 20,05;3 = 7,815, explained 15,66619
Prob. Chi-
0,0742
Square(9)
atau SS
Nilai p-value > 0,05, maka dapat disimpulkan R-square 0,045440
bahwa residual berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 10. diperoleh nilai
2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,908500 atau nilai p-value = 0,9928
b) Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah variable independen Daerah kritis
X yang satu berhubungan dengan variabel H0 gagal ditolak jika nilai statistik
independen X yang lain adalah dengan melakukan 2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛 𝑅2 < 2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2(𝛼;𝑘 )
regresi setiap variabel independen X dengan sisa

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 115


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

Keputusan Kesimpulan
H0 gagal ditolak, karena nilai Berdasarkan hasil pengujian yang telah
2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,908500 < 2(0,05;9) = 16,919 dilakukan dapat disimpulkan bahwa, dari uji
atau nilai p-value = 0,9928> 0,05. CHOW, uji Lagrange Multiplier (LM) dan uji
Kesimpulan Hausman menunjukkan bahwa model yang tepat
Tidak terdapat masalah heterokedastisitas untuk menganalisis konsumsi listrik ke tujuh sub
sektor Industri Besar dan Sedang (IBS) tersebut
d) Non Autokorelasi adalah model Random Effects. Model ini telah
Adapun tahapan pengujian hipotesisnya memenuhi asumsi normalitas, heteroskedastisitas,
sebagai berikut: multikolinieritas dan autokorelasi.
Hipotesis:
Daftar Pustaka
H0 :  = 0 (tidak ada autokorelasi)
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2010. Kalimantan
H1 :  ≠ 0 (ada autokorelasi) Timur dalam Angka. Kalimantan Timur: BPS
Taraf Signifikansi adalah α = 0,05 Baltagi, B. H. 2005. Econometrics Analysis of
Statistik Uji Panel Data, 3th edition. John Wiley & Sons,
Secara matematis, statistik uji yang digunakan Ltd. England.
dapat dirumuskan (pada persamaan 14) sebagai Hsiao, C. 2003. Analysis of Data Panel, 2th edition.
berikut: Cambridge University Press, West Nyack, NY,
t  42 USA.

t 2
𝜀 𝑡 −𝜀 𝑡−1 2 Lestari, T. K. 2006. Introduction to Linear Panel
Data Modelling. Makalah Seminar, Jakarta.
𝑑= = 2,328602 (24) Montgomery, D.C and Peck, E. A. 1982.
t  42


t 2
𝑒𝑡2
Introduction to Linier Regression Analysis.
John Wiley & Sons, Inc. New York Chichester
Brisbane Toronto Singapore
Nilai kritis d pada α = 0,05 dengan n = 42 dan k = Pindick, R. S, Rubinfield D. L.1998. Econometric
3 untuk dL = 1,3573 dan dU = 1,6617. Models And Economic Forecasts. Edisi ke-4.
Daerah kritis USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
H0 gagal ditolak jika nilai statistik Greene, H. 2000. Econometric Analysis 4th Edition.
dU ≤ d ≤ 4- dU USA: Prentice Hall.
Keputusan Gujarati, D. 2004. Basic Econometrics. 4thedition.
H0 gagal ditolak, karena nilai 1,6617 ≤ McGraw-Hill, New York.
2,328602 ≤ 2,3383, yang berarti tidak ada Widarjono, A. 2009. Ekonometrika: Pengantar dan
autokorelasi Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas
Kesimpulan Ekonomi UII.
Tidak ada autokorelasi

116 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN 2085-7829

(2.9)

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 117

Anda mungkin juga menyukai