Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM BISNIS DAN PERBANKAN

“ASPEK HUKUM BADAN-BADAN USAHA”

Disusun oleh :

Nama : Kurnia Yusti Febrianingsih

NIM : 2030603187

Kelas : SPS 6

Dosen Pengampu : Ny.,Fatimatuz Zuhro,M.E

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


Kata Pengantar

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT saya panjatkan atas berkat rahmat dan
anugerah-Nya yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk meyelesaikan
pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca maupun
dari Bapak / Ibu Dosen agar supaya kedepannya saya dapat menulis makalah dengan lebih
baik lagi. Demikianlah, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan juga saya sebagai penulis. Terima kasih.

Palembang, 12 April 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Usaha Swasta
B. Usaha Negara (Pengertian, Pengaturan,Pendirian, Klasifikasi)
C. Legalitas Usaha / Lembaga Perizinan
D. Pembukuan dan Wajib Daftar Perusahaan
E. Resteukturisasi Perusahaan (Marger, Akuisisi dan Konsolidasi)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Usaha menggunakan kesatuan yuridis ( aspek-aspek hukum yang harus dipenuhi ) untuk
mencapai tujuan sedangkan perusahaan adalah kesatuan faktor produksi yang melakukan kegiatan
produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan Perusahaan merupakan salah satu bagian
atau alat badan usaha untuk melakukan aktivitas pengelolaan faktor produksi untuk menyediakan
barang dan jasa bagi masyarakat. Badan usaha bisa saja memilki beberapa perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya suatu badan usaha antara lain, Krisis ekonomi
yang terjadi saat ini, banyaknya pengangguran, tingkat kesejahteraan masyarakat terhambat, dan krisis
kemiskinan.
Peranan badan usaha jelas sangat penting dan berkontribusi terhadap kemakmuran rakyat, dan untuk
menyelesaikan faktor penghambat majunya perekonomian Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dijabarkan ke dalam rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan usaha swasta ?
2. Apa yang dimaksud dengan usaha negara ?
3. Apa yang dimaksud dengan legalitas usaha / lembaga perizinan ?
4. Apa saja yang terdapat pada pembukuan dan wajib daftar perusahaan ?
5. Apa yang dimaksud dengan restrukturisasi perusahaan ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan usaha swasta, usaha negara, legalitas usaha /
lembaga perizinan, terdapat apa saja dala pembukuan dan wajib daftar perusahaan, dan juga
yang dimaksud dengan restrukturisasi perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Usaha Swasta
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah jenis usaha yang pemilik perusahaan atau modal
usaha sebagian besar dipegang oleh pihak swasta atau non pemerintah. Badan usaha yang
modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Badan usaha memiliki fungsi dan peranan yang terbagi-bagi
atas berbagai macam-macam atau jenis-jenis bentuk BUMS, yaitu antara lain :

1. Perusahaan Perorangan
Suatu perusahaan atau bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan
pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Dari segi
permodalan pengusaha perseorangan dapat saja mendapatkan pinjaman dari kreditor
untuk operasional perusahaan, tetapi tidak berarti pinjaman itu sebagai bukti
kepemilikan lain dari orang tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik
bertanggung jawab langsung dalam pelunasaan utang tersebut dan apabila terjadi
keuntungan, pengusaha tidak perlu membagi keuntungannya kepada kreditor.
Ciri dan sifat perusahaan perseorangan :

- relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan


- tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
- tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
- seluruh keuntungan dinikmati sendiri
- sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
- keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih
besar
- jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
- sewaktu-waktu dapat dipindah tanganka.

2. Perusahaan Firma

Suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap
pemiliknya.

Ciri dan sifat Firma :

· Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi
dengan harta pribadi.
· Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
· Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin
anggota yang lainnya.
· keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
· seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
· pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
· mudah memperoleh kredit usaha.
3. Perusahaan Persekutuan Komanditer (CV)

Suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-
beda di antara anggotanya.

Ciri dan sifat cv :

· sulit untuk menarik modal yang telah disetor


· modal besar karena didirikan banyak pihak
· mudah mendapatkan kridit pinjaman
· relatif mudah untuk didirikan
· kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

4. Perusahaan Perseroan Terbatas (PT)


Badan usaha yang modalnya terbagi atas sero (saham), tanggung jawab
terhadap kewajiban/utang bagi perusahaan bagi para pemiliknya hanya terbatas
sebesar sero yang dimiliki.

Ciri-ciri perseroan terbatas (PT):

· Bertujuan mencari keuntungan


· Mempunyai fungsi komersial dan ekonomi
· Tidak memperoleh fasilitas Negara
· Dipimpin oleh direksi
· Pegawainya berstatus pegawai perusahaan swasta
· Pemerintah sebagai pemegang saham
· Hubungan usaha diatur dalam hukum perdata

5. Koperasi
Badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.

Ciri-ciri koperasi :

· Koperasi adalah kumpulan sekelompok orang dan bukan kumpulan modal. Artinya,
koperasi berfungsi untuk menyejahterakan anggota-anggotanya.
· Semua kegiatan di dalam koperasi dilaksanakan dengan bekerja sama dan bergotong
royong berdasarkan persamaan derajat, hak, dan kewajiban anggotanya yang berarti
koperasi merupakan wadah ekonomi dan sosial.
· Segala kegiatan di dalam koperasi didasarkan pada kesadaran para anggota, bukan
atas dasar ancaman, intimidasi, atau campur tangan pihak-pihak lain yang tidak ada
sangkut pautnya dengan koperasi.
· Tujuan ideal koperasi adalah untuk kepentingan bersama para anggotanya
B. Usaha Negara
a. Pengertian
BUMN adalah badan usaha milik negara yang berbentuk perusahaan perseroan (PERSERO)
sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan perusahaan
umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
1998.
Badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Fungsi Badan Usaha Milik Negara :

 Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta
 Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian 
 Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak
 Sebagai penye
 dia layanan dalam kebutuhan masyarakat
 Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
 Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta, 
 Pembuka lapangan kerja
 Penghasil devisa negara
 Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi, 
 Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha.

b. Pengaturan usaha negara


Pengaturan BUMN di Indonesia terdapat dalam UU No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha
negara. Pengaturan lebih lanjut terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 1998.
Didalam undang-undang tersebut ditentukan tiga bentuk negara yaitu :
1. Perusahaan Jawatan (Perjan)
2. Perusahaan Umum (Perum)
3. Perusahaan Perseroan (Persero)
Diluar undang-undang tersebut masih terdapat bentuk-bentuk usaha negara lainnya yang sifatnya
khusus, seperti pertamina yang diatur dalam undang-undang tersendiri. Dan terdapat juga Perusahaan
Daerah (PD) yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1962.

c. Pendirian Badan Usaha Milik Negara


Pendirian sebuah BUMN berbeda dengan pendirian usaha swasta. Di sini peranan pemerintah cukup
besar dalam penetapan anggaran dasar perusahaan, tujuan, status keuangan, metode operasi,
manajemen dan sebagainya yang disertai dengan tindakan legislatif ataupun eksekutif untuk
menyediakan dana sebagai modal perusahaan. Kecuali untuk perjan, BUMN juga harus didaftarkan
sesuai dengan ketentuan wajib daftar perusahaan dan menaati ketentuan perizinan..

d. Klasifikasi Badan Usaha Milik Negara


Pemerintah meletakkan posisi BUMN bukan sebagai badan atau lembaga publik, melainkan sebagai
badan usaha atau lembaga privat. Meski keseluruhan atau sebagian besar modalnya dimiliki
pemerintah, BUMN adalah badan usaha dan bukan instansi pemerintah. Kekayaan BUMN bukanlah
kekayaan negara. Sesuai Pasal 4 UU BUMN, modal BUMN berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. Status aset dan kekayaan yang ada di BUMN hasil pengelolaan modal merupakan aset
dan kekayaan BUMN itu sendiri karena keuangan dan kekayaan negara yang ada di BUMN hanyalah
sebatas modal atau saham.

C. Legalitas Usaha / Lembaga Perizinan


Legalitas Usaha adalah suatu kesahihan yang dimiliki oleh suatu usaha untuk dijalankan sesuai
dengan ketentuan hukum yang ada.
 Tahap-tahap Perizinan
1. Akta Pendirian Perusahaan
Akta pendirian perusahaan adalah akta otentik, yaitu salah satu bentuk legalitas perusahaan yang di
buat di muka notaries, pejabat umum yang di beri wewenang untuk itu oleh Undang-undang. Pada
akta pendirian harus memuat Anggaran Dasar Perusahaan yang berisi beberapa ketentuan sebagai
berikut :

Ø secara formal memuat judul, nomor, tempat, hari dan tanggal pembuatan dan
penandatanganan akta pendirian

Ø secara materiil memuat tentang  :

§ pendiri/pihak-pihak pendiri

§ perusahaan

§ usaha perusahaan

§ hubungan perusahaan

§ cara penyelesaian jika terjadi sengketa

2. Nama Perusahaan

 pembauran nama perusahaan dengan nama pribadi

 pembauran bentuk hukum perusahaan dengan nama pribadi

 larangan memakai ama perusahaan orang lain

 larangan memakai merek orang lain

 larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan

3. Hak atas nama perusahaan

4. Pengakuan dan Pengesahan

Berikut merupakan pernyataan untuk perihal perngakuan dan pengesahan adalah

 dikatakan ada pengakuan apabila tidak ada pihak yang menyangkal atau
keberatan dengan pemakaian nama perusahaan yang bersangkutan
 pengusaha atau masyarakat umum mengetahui dan mengakui nama yang dipakai
oleh perusahaan yang bersangkutan dalam menjalankan usahanya

 dikatakan ada pengesahan apabila nama perusahaan yang dipakai menjalankan


usaha itu di buat di muka notaris, di umumkan dalam Berita negara, dan di
daftarkan dalam Daftar Perusahaan, tetapi tidak ada yang keberatan terhadap
nama tersebut

 dengan terdaftar nama perusahaan dalam Daftar perusahaan maka sudah


dianggap sah

 apabila ada pihak yang tidak mengakui nama perusahaan yang di daftarkan maka
dapat mengajukan ke Menteri Perindustrian dan perdagangan mengenai nama
yang di daftarkan beserta alasannya

D. Pembukuan dan Wajib Daftar Perusahaan

1. Dasar Hukum Wajib Daftar Perusahaan

Pertama kali diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 23  Para persero
firma diwajibkan mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan untuk itu pada kepaniteraan
raad van justitie (pengadilan Negeri) daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu. Selanjutnya
pasal 38 KUHD : Para persero diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam keseluruhannya beserta
ijin yang diperolehnya dalam register yang diadakan untuk itu pada panitera raad van justitie dari
daerah hukum kedudukan perseroan itu, dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi. Selanjutnya
pada tahun 1982 wajib daftar perusahaan diatur dalam ketentuan tersendiri yaitu UUWDP yang
tentunya sebagai ketentuan khusus menyampingkan ketentuan KUHD sebagai ketentuan umum.
Dalam pasal 5 ayat 1 UUWDP diatur bahwa setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan di kantor pendaftaran perusahaan. Pada tahun 1995 ketentuan tentang PT dalam KUHD
diganti dengan UU No.1 Tahun 1995, dengan adanya undang-undang tersebut maka hal-hal yang
berkenaan dengan PT seperti yang diatur dalam pasal 36 sampai dengan pasal 56 KUHD beserta
perubahannya dengan Undang-Undang No. 4 tahun 1971 dinyatakan tidak berlaku.
Jadi dasar penyelenggaraan WDP sebelum dan sewaktu berlakunya UUPT yang lama baik untuk
perusahaan yang berbentuk PT, Firma, persekutuan komanditer, Koperasi, perorangan ataupun bentuk
perusahaan lainnya diatur dalam UUWDP dan keputusan menteri yang berkompeten.

2. Ketentuan Wajib Daftar Perusahaan

Dasar Pertimbangan Wajib Daftar Perusahaan :

· berkembangnya dunia usaha dan perusahaan, memerlukan adanya Daftar Perusahaan


yang merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan
mengenai identitas dan hal-hal yang menyangkut dunia usaha dan perusahaan yang
didirikan, bekerja serta berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia,
Adanya Daftar Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna melakukan
pembinaan, pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat
karena Daftar Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar
dari setiap kegiatan usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan dan kepastian
berusaha bagi dunia usaha,

· Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas perlu adanya Undang-undang


tentang Wajib Daftar Perusahaan.

3. Tujuan dan Sifat Wajib Daftar Perusahaan

 Mencatat secara benar-benar keterangan suatu perusahaan meliputi identitas,


data serta keterangan lain tentang perusahaan.
 Menyediakan informasi resmi untuk semua pihak yangberkepentingan.
 Menjamin kepastian berusaha bagi dunia usaha.
 Menciptakan iklim dunia usaha yang sehat bagi dunia usaha.
 Terciptanya transparansi dalam kegiatan dunia usaha.

4. Kewajiban Pendaftaran

 Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.


 Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang
bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan memberikan
surat kuasa yang sah.
 Apabila perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban
untuk melakukan pendaftaran. Apabila salah seorang daripada mereka telah
memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut.
 Apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan
di wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang
pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan ( Pasal 5 ).

5. Cara dan Tempat serta Waktu Pendaftaran


· Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh
Menteri pada kantor tempat pendaftaran perusahaan.
· Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan,
· pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di Ibukota Propinsi tempat
kedudukannya. Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah
perusahaan mulai menjalankan usahanya

E. Restrukturisasi Perusahaan
1. Merger
Proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di antaranya
tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala
nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Contoh perusahaan yg melakukan Merger :Merger Bank Lippo dan Bank Niaga,
Bank Danamon Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank
Tamara Tbk,

2. Akuisisi
Pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan
lain.

3. Konsolidasi
adalah dua buah perusahaan yang bergabung bubar demi hokum dan sebagai
gantinya didirikan suatu perusahaan dengan nama yang baru meskipun secara
financial perusahaan baru tersebut mengambil alih asset hak dan kewajiban dari 2
perusahaan yang bubar tersebut .

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Badan usaha memiliki tujuan untuk mencari keuntungan. Namun dalam prakteknya tidak jarang
badan usaha didirikan dan digunakan oleh oknum tertentu sebagai wadah untuk meraup keuntungan
secara melawan hukum dan merugikan masyarakat.
Fungsi pemerintah yang antara lain berupa fungsi pemeliharaan ketertiban dan ketenangan serta
fungsi hukum wajib dilaksanakan dengan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah tergolong sebagai
badan hukum (legal person) yang dapat dimintai pertanggung jawaban baik secara hukum perdata
maupun hukum administrasi, apabila melakukan perbuatan melanggar hukum. Penerbitan dan
pencabutan perizinan merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah yang efektif untuk
mencegah (yuridis preventif) terjadinya kerugian masyarakat akibat tindakan badan usaha.
Daftar Pustaka

Widanarti, H. (2000). PENGATURAN DAN ASPEK HUKUM BADAN-BADAN USAHA DI


INDO9NESIA.
Atikah, J. (2016). Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Modal Terhadap Badan Usaha Milik Negara
Menjadi Badan Usaha Milik Swasta. Lex Crimen, 5(3).
Khalimi, K., & Susanto, S. (2017). Kedudukan Akuntan Publik Untuk Melakukan Audit Investigatif
Terhadap Kekayaan Badan Usaha Milik Negara (Bumn) Persero Dalam Rangka Menghitung
Kerugian Negara. Jurnal Hukum Staatrechts, 1(1).
Kusmanto, H., & Warjio, W. (2019). Pentingnya legalitas usaha bagi usaha mikro kecil dan
menengah. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu SosiaL, 11(2), 324-327.
As’ari, H., Pabulo, A. M. A., & Zaman, B. (2019). Pengaruh Restrukturisasi Perusahaan Terhadap
Kinerja Perusahaan. Jae (Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi), 4(3), 10-21.
Kusumo, D. T. (2016). Kajian yuridis bentuk hukum badan usaha milik daerah (bumd) di bidang
perbankan pasca berlakunya undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

Anda mungkin juga menyukai