Anda di halaman 1dari 2

Surat Edaran Nomor HK.02.

01/MENKES/133/2022 tentang Penyelenggaraan


Perizinan Berusaha Bidang Pelayanan Kesehatan dan Akreditasi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang ditandatangani Menteri Kesehatan Republik
Indonesia pada tanggal 18 Februari 2022 yang lalu memberikan kepastian
terhadap pelaksanaan perizinan berusaha bidang pelayanan kesehatan dan
akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan, dalam rangka menjaga mutu pelayanan
kesehatan.

Berkenaan dengan kebijakan akreditasi rumah sakit dalam Peraturan Presiden


Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024 menetapkan target indikator persentase rumah sakit
terakreditasi sebesar 100%. Dengan adanya kebijakan penundaan survei
akreditasi dapat berpengaruh terhadap capaian target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Tertulis dalam Surat Edaran tersebut bahwa dengan mempertimbangkan hal


tersebut di atas, serta seiring dengan kemajuan pengendalian COVID-19 dan
meningkatnya capaian vaksinasi COVID-19, dilakukan evaluasi terhadap Surat
Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/455/2020 tentang
Perizinan dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Penetapan Rumah
Sakit Pendidikan Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Hasil evaluasi bahwa dalam upaya pembinaan, pengawasan, serta peningkatan
mutu pelayanan kesehatan, Pemerintah akan menyelenggarakan perizinan
berusaha bidang pelayanan kesehatan dan akreditasi fasilitas pelayanan
kesehatan, yang pelaksanaannya saat ini tertunda, dengan mengacu kepada
peraturan perundang-undangan.

Dan berikut resume terkait akreditasi rumah sakit dalam Surat Edaran tersebut,

1. Rumah sakit harus segera memproses perizinan berusaha.


2. Rumah sakit pendidikan yang penetapannya dinyatakan masih tetap berlaku
atau dinyatakan telah memiliki penetapan sebagai rumah sakit Pendidikan harus
segera memproses perizinan berusaha.
3. Kegiatan persiapan dan survei akreditasi untuk fasilitas pelayanan kesehatan
dapat dilakukan secara daring (online) dan/atau luring.
4. Rumah sakit harus segera melakukan persiapan dan survei akreditasi.
5. Izin penyelenggaraan/operasional dan pernyataan
komitmen penyelenggaraan/operasional rumah sakit serta penetapan rumah
sakit pendidikan dan pernyataan komitmen pemenuhan standar rumah sakit
pendidikan, masih tetap berlaku dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak Surat Edaran tersebut ditetapkan.
6. Sertifikat akreditasi dan pernyataan komitmen untuk menjaga dan melakukan
upaya peningkatan mutu rumah sakit masih tetap berlaku dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun sejak Surat Edaran tersebut ditetapkan.
7. Pernyataan komitmen penyelenggaraan/operasional rumah sakit masih
tetap dapat digunakan sebagai:
o persyaratan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, badan usaha, atau lembaga
lain; dan/atau
o persyaratan untuk perpanjangan atau perubahan izin usaha.
8. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/455/2020 dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai