GERAK PARABOLA
1
BAB V
Gerak Parabola
Pada bab 4 telah dipelajari salah satu bagian dari mekanika yaitu
kinematika gerak lurus satu dimensi yang terdiri dari Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Pada
Gerak Lurus penggunaan Vektor masih sangat sederhana karena kita
hanya meninjau dari 2 arah saja yakni pada sumbu + dan sumbu – saja.
Namun dalam gerak yang akan kita bahas ini kita akan membahas
sesuatu yang lebih kompleks yakni gerak yang melibatkan dua sumbu
yakni sumbu x dan sumbu y mengacu pada diagram kartesian,
sehingga dinamakan sebagai Kinematika dua dimensi. Salah satu dari
gerak ini adalah Gerak Parabola.
2
Hisbulloh Als Mustofa 3
1. G ERAK P ARABOLA
Gerak parabola sendiri didevinisikan sebagai gerak yang mengikuti
lintasan berbentuk parabola. Gerak parabola ini termasuk dalam
kinematika dua dimensi yang artinya ia bergerak membentuk bidang
yang merupakan perpaduan tegak lurus antara gerak pada arah
horizontal (sumbu x) dan gerak pada arah vertikal (sumbu y). Jadi
dapat kita katakan bahwa gerak parabola membutuhkan dua jenis
gerak untuk dapat terjadi. Apa saja gerak-gerak itu?
𝑅⃑ = 𝐴𝑖̂ + 𝐵
⃑ 𝑗̂
𝑣0 = 𝑣0𝑥 𝑖̂ + 𝑣0𝑦 𝑗̂
• Vektor posisi
𝑟 = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂
• Vektor kecepatan
𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖̂ + 𝑣𝑦 𝑗̂
• Vektor percepatan
𝑔 = −𝑔𝑦 𝑗̂
⃑ 2 (persamaan 5.1)
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵
Keterangan :
𝑣0 = kecepatan awal
𝑟 = vektor posisi
𝑣 = kecepatan
𝑔 = percepatan gravitasi
3. K ECEPATAN A WAL
Kecepatan awal atau kecepatan mula-mula merupakan besarnya
kecepatan yang diberikan kepada benda saat t=0. Berdasarkan bentuk
vektornya kecepatan awal sesuai dengan gambar 5.2 sebagai berikut :
4. K ECEPATAN S ESAAT
Kecepatan sesaat didevinisikan sebagai kecepatan benda yang
mengalami gerak parabola pada posisi dan waktu tertentu.
Berdasarkan gambar 5.2 pada saat benda berada pada posisi x dan y
tertentu seperti berikut:
𝑣𝑡 = 𝑣0 ± 𝑎𝑡
𝑣𝑦 = 𝑣0𝑦 ± 𝑔𝑡 (persamaan 5.6)
𝑣0𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼
a. jarak
𝑠 = 𝑣. 𝑡
Sehingga, jarak (s) pada saat kecepatan sumbu x (𝑣𝑥 ) pada saat waktu
tertentu adalah
𝑠 = 𝑣𝑥 . 𝑡 (persamaan 5.8)
𝑣𝑥 = 𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼 ,
b. Ketinggian
Pada GLBB terdapat Gerak Vertikal Keatas (GVA) dan Gerak Vertikal
Kebawah (GVB). Gerak parabola yang bersifat simetris, pada saat naik
menuju puncak ketinggian maksimum pergerakan dari benda
mengikuti kaidah Gerak Vertikal Keatas (GVA) dan pada saat turun
menuju ketitik terendah dari ketinggian maksimum mengikuti kaidah
Gerak Vertikal Kebawah (GVB) yang ditandai dengan arah gravitasi.
Sehingga ketinggian (ℎ) sesuai GVA dan GVB yaitu :
1
ℎ = 𝑣0 𝑡 ± 𝑔𝑡 2
2
𝑣0𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼
𝑣𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 ± 𝑔𝑡
0 = 𝑣0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡𝑚𝑎𝑥
FISIKA KELAS X 12
𝑣0 sin 𝛼 1 𝑣0 sin 𝛼 2
ℎ𝑚𝑎𝑥 = 𝑣0 sin 𝛼 ( )−2𝑔( )
𝑔 𝑔
𝑣0 sin2 𝛼 1 𝑣0 sin2 𝛼
ℎ𝑚𝑎𝑥 = −
𝑔 2 𝑔
1 𝑣0 sin2 𝛼
ℎ𝑚𝑎𝑥 = (1 − )
2 𝑔
1 𝑣0 sin2 𝛼
ℎ𝑚𝑎𝑥 = (persamaan 5.14)
2 𝑔
𝑠 = 𝑣0 cos 𝛼 . 𝑡
Karena yang ditinjau adalah jarak terjauh (𝑠𝑚𝑎𝑥 ) pada saat 𝑡𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑢ℎ
maka persamaan 5.9 menjadi :
𝑣0 2 2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑠𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
8. R ANGKUMAN
• Gerak parabola adalah Gerak parabola adalah gerak yang
mengikuti lintasan berbentuk parabola.
❑ Vektor kecepatan, 𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖̂ + 𝑣𝑦 𝑗̂
1 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
• Ketinggian maksimum, ℎ𝑚𝑎𝑥 = 𝑣02
2 𝑔
𝑣0 sin 𝛼
• waktu yang dibutuhkan untuk h maksimum, 𝑡ℎ 𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
𝑣0 sin 2𝛼
• Jarak maksimum, 𝑠𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
Hisbulloh Als Mustofa 15
9. S OAL
1. Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi 37˚ dan
kecepatan awal 8 m/s. Tentukan kecepatan bola setelah 0,3
detik! ( cos 37˚= 4/5, sin 37˚=3/5)
BAB VI
GERAK MELINGKAR
BERATURAN
Hisbulloh Als Mustofa 17
BAB VI
360𝑜 = 2𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
Sehingga konversi sudut (𝜃) dari drajat ke radian dapat ditentukan
dengan
𝑛𝑜
𝑛𝑜 = 𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
180𝑜
2. Perpindahan
Dalam 1 putaran penuh panjang busur (s) adalah sama dengan keliling
lingkaran yaitu
𝜃 = 2𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
Sehingga apabila di substitusi ke persamaan 6.1 akan menjadi:
𝑠 = 2𝜋. 𝑟
𝑠 = 𝜃. 𝑟 (persamaan 6.2)
FISIKA KELAS X 20
Dimana jarak (s) yang ditempuh sama dengan keliling lingkaran sesuai
persamaan 5.1 yaitu:
𝑠 = 2𝜋𝑟
Sehingga kecepatan linier dapat ditulis sebagai:
2𝜋𝑟
𝑣= , dimana 2𝜋 = 𝜃 sehingga
𝑡
𝜃𝑟 𝜃
𝑣= , dan sesuai persamaan 5.3 kecepatan sudut adalah 𝜔 =
𝑡 𝑡
𝑣 = 𝜔. 𝑟 (persamaan 6.4)
b. Frekuensi
4. P ERCEPATAN S UDUT
Sama dengan percepatan pada GLBB dimana percepatan pada GLBB
didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap waktu. Maka pada
gerak melingkar percepatan sudut juga didefinisikan sebagau
perubahan kecepatan sudut tiap waktu. Sehingga persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut :
4. P ERCEPATAN S ENTRIPETAL
Percepatan sentripetal merupakan percepatan yang mengarah kepusat
lingkaran. Percepatan sentripetal muncul karena benda pada saat
mengalami gerak melingkar mengalami percepatan hal ini dikarenakan
kecepatan linear dari benda yang mengalami gerak melingkar selalu
berubah arahnya sehingga terjadi perubahan kecepatan (perlu
dipahami bahwa percepatan itu bukan hanya perubahan nilai besarnya
kecepatan namun perubahan arah kecepatan juga merupakan
percepatan). Perubahan arah kecepatan saat benda bergerak adalah
sebagai berikut :
Hisbulloh Als Mustofa 25
∆𝑙
∆𝑣 = 𝑣1 (persamaan 6.11)
𝑅
𝑣 = 𝜔. 𝑟
𝑣 2 = 𝜔2 . 𝑟 2 , substitusikan pada persamaan 6.12
𝑣2 𝑟2
Sehingga 𝑎𝑠 = = 𝜔2 . = 𝜔2 . 𝑟 (persamaan 6.13)
𝑟 𝑟
6. R ANGKUMAN
𝑛𝑜
• Mengubah dari drajad ke radian : 𝑛𝑜 = 𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
180𝑜
• Perpindahan : 𝑠 = 𝜃. 𝑟
• Kecepatan sudut : 𝑣 = 𝜔. 𝑟
𝑡 1 2𝜋
• Periode : 𝑇 = , 𝑇 = , dan 𝑇 =
𝑛 𝑓 𝜔
𝑛 1 𝜔
• Frekuensi : 𝑓 = , 𝑓 = , dan 𝑓 =
𝑡 𝑇 2𝜋
∆𝜔 𝜔𝑡 −𝜔0
• Percepatan sudut : 𝛼 = =
∆𝑡 ∆𝑡
• Percepatan sentripetal : 𝑎𝑠 = 𝜔2 . 𝑟
• Hubungan roda seporos : 𝜔𝑎 = 𝜔𝑏
• Hubungan roda Bersinggungan : 𝑣𝑎 = 𝑣𝑏
• Hubungan roda dengan sabuk rantai : 𝑣𝑎 = 𝑣𝑏
Hisbulloh Als Mustofa 29
7. S OAL
1. Sebuah mesin berputar 120 putaran per menit. Periode mesin
tersebut adalah :