Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TRADISI DAN PRAKTEK EKONOMI PADA MASA


RASULULLAH SAW
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Dosen Pengampu :

Faiqul Hazmi, S.E., M.E.Sy.

Disusun Oleh :

1. Muhammad rizky nofandra (211420000527)


2. Attarivo yugesh aldebaran (211420000519)

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Fiqih Muamalah” sehingga
makalah ini dapat di susun dengan baik.
Pada kesempatan ini kita mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
memberikan masukan dan saran kepada kita demi terwujudnya makalah ini.
Kita sadar bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Kita suda berupaya
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini agar menampilkan yang terbaik. Kita
berharap semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

18, Maret 2022

Penyusun

II
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
B. Tujuan Masalah...............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. Tradisi Ekonomi Pada Masa Rasulullah Saw....................................................................................3
1. PEMBANGUNAN DALAM ISLAM..................................................................................................3
2. PEMBANGUNAN..........................................................................................................................3
3. PERTANIAN......................................................................................................................................4
4. INDUSTRI.........................................................................................................................................4
B. kegiatan ekonomi bangsa arab sebelum islam................................................................................5
C. kebijakan ekonomi rasulluah SAW pada periode makkah, madinah...............................................5
1. Mekkah........................................................................................................................................5
2. Madinah.......................................................................................................................................6
Kebijakan Fiskal Zaman Rasulullah......................................................................................................7
Kebijakan Moneter Zaman Rasulullah.................................................................................................7
D. pengaruh kebijakan fiscal terhadap nilai uang, mobilisasi dan utilisasi...........................................8
1. Nilai Uang....................................................................................................................................8
2. Mobilisasi dan Utilisasi tabungan................................................................................................8
BAB lll..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk ekonomi Islam , yaitu ekonomi
syariah dan ekonomi Islam. Keduanya merujuk satu asas, yakni ekonomi yang berdasarkan
prinsip syariah. Dilihat dari segi berkembangnya, ekonomi syariah lahir dan
berkembangnya agama Islam di dunia ini. Pada fase ketika Rasulullah masih di Makkah,
kegiatan ekonomi belum sempat dilakukan sebab perjuangan dan fokus dakwahnya
dalam rangka menguatkan ketauhidan pada orang-orang Quraisy yang menyembah
berhala. Kegiatan ekonomi Rasulullah baru terlaksana ketika beliau berada di Madinah
dengan menata pemerintahan sekaligus menata perekonomian masyarakat Madinah
Shiddiq menjelaskan dalam Karim melihat fakta sejarah, pemikiran Islam seusia
Islam itu sendiri. Sejak Nabi mempraktikkan ekonomi di kalangan masyarakat Madinah
ketika itu perekonomian Islam dimulai. Praktik ekonomi yang telah dilakukan nabi
dilanjutkan oleh generasi setelahnya hingga saat ini. Sepanjang 14 abad sejarah Islam ,
ekonomi Islam juga senantiasa dikaji melalui perspektif syariah dan muamalah.
Sebagian besar diskusi ini hanya terkubur dalam literasi tafsir al-Qur’an, syarah hadis,
dasar-dasar hukum, ushul fiqih dan hukum fikih.
Dari literatur-literatur yang telah ditulis oleh para sarjana dan pemikir ekonomi
Islam , kita hanya menemukan sedikit buku yang secara khusus menelaah tentang
ekonomi Islam . Di antara ulama kontemporer yang menuangkan pemikirannya tentang
ekonomi Islam adalah Muhammad al-Ghazali dalam al-Islam wa al-Auda’ al-Iqtis adiyah
(Islam dan Kedudukan Ekonomi), dan al-Islam wa Muftara ‘alaihi baina al-Syuyuiyyin wa al-
Ra’sumaliyyin (Islam yang didiskritkan antara: Sosialisme dan Kapitalisme). Karya lain
ditulis oleh Sayyid Qutb yaitu al-‘Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-Islam (Keadilan Sosial dalam
Islam ). Sedangkan karya dalam bentuk artikel misalnya yang ditulis oleh Dr. Muhammad
Abdullah Darraj tentang bunga bank yang disampaikan pada Konferensi
Paris 1951; ceramah yang disampaikan Dr. Muhammad Abdullah al-Arabi serta Dr. Isa
Abduh dan lainya.

1
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tradisi dan praktek pada masa rasulluah dan kegiatan ekonomi
bangsa arab sebelum islam?
2. Bagaimanakah praktek dan kebijakan ekonomi rasulluah SAW pada periode
makkah, madinah?
3. Bagaimanakah sejarah pendirian baitul mal dan kebijakan fiscal serta
kebijakan moneter uang?
4. Apa pengaruh kebijakan fiscal terhadap nilai uang, mobilisasi dan utilisasi??
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tradisi dan praktek pada masa rasulluah dan kegiatan
ekonomi bangsa Arab sebelum islam.
2. Untuk mengetahui praktek dan kebijakan ekonomi rasulluah SAW pada
periode makkah, madinah, dan pembangunan system ekonomi.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat
4. Untuk mengetahui macam-macam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tradisi Ekonomi Pada Masa Rasulullah Saw


1. PEMBANGUNAN DALAM ISLAM
Pembangunan ekonomi berfungsi sebagai satu-satunya cara untuk mewujudkan
kemajuan sosial. Ia merupakan faktor yang berdiri sendiri, sedangkan faktor sosial dan
lainnya, pengekor bagi faktor independent. Seperti kemiskinan adalah penyebab dari
keterbelakangan, maka dengan mencukupi pendapatan yang layak bagi penduduk miskin,
akan berdampak secara langsung bagi perubahan kondisi sosial, yang di dalamnya mencakup
segi-segi keilmuan, budaya, kesehatan dan lain-lain. Maka yang harus dilakukan adalah
mencukupi pendapatan masyarakat, melalui penekanan sisi kebijakan yang terkait dengan
peningkatan taraf kehidupan perekonomian masyarakat secara keseluruhan, sesuai sektor-
sektor perekonomian yang ditekuni oleh individuindividu warga masyarakat, sehingga akan
berpengaruh positif terhadap segala segi kehidupan. Kalimat ista‟mara (َ َ ‫ )ا ْستَ ْع َمر‬yang berasal
dari kata ‘amara’ َ َ ‫ َع َمر‬bermakna:
permintaan atau perintah daru Allah yang bersifat mutlak agar bangsa manusia
menciptakan kemakmuran di muka bumi melalui usaha pembangunan. Sebagaimana
dijelaskan Al-Qurţubî dalam kitab tafsirnya, bahwa ayat tersebut mengandung arti 'perintah’
bersifat mutlak dan hukumnya adalah wajib, agar manusia memakmurkan kehidupan dengan
melakukan pembangunan Aktifitas pembangunan sebagai implementasi dari ibadah, sesuai
dengan ketentuan bahwa 'setiap amal saleh adalah ibadah’, bersifat produktif dan kontributif.
Dengan pengertian bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh akal dan anggota tubuh
manusia yang menghasilkan produk barang atau jasa, serta memiliki nilai kontribusi bersifat
ekonomi bagi penambahan tingkat 'kemakmuran’ termasuk dalam kategori makna 'ibâdah’.

2. PEMBANGUNAN
Rasulullah Muhammad SAW, diutus Allah dalam masyarakat komunitas
pebisnis, penduduk Mekkah terdiri dari para pedagang yang dapat dikatakan terkaya di
Semenanjung Arab. Suku Quraisy sebagai kelompok saudagar kaya memiliki barang
dagangan terbanyak diantara kabilah suku-suku Arab. Kondisi dan aktifitas perdagangan
disebut dalam Q.S. Quraisy, ayat 1-4: "kebiasaan suku Quraisy bepergian melakukan aktifitas
perdagangan pada musim dingin ke negeri Yaman, dan pada musim panas ke negeri Syam.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (baitullah). Yang telah
memberi mereka makan, sehingga bebas dari kelaparan dan memberikan karunia kebebasan
dari rasa takut. Sebagai para saudagar kaya, pastilah mereka suku Qureisy secara umum tidak
kekurangan makanan. Hal demikian karena mereka mendapatkan karunia rasa aman selamat
dari gangguan para perampok yang melakukan kegiatannya di sepanjang perjalanan kafilah
dagang mereka, baik pada jalur perjalanan ke Yaman maupun ke Syam, disebabkan mereka

3
ditakdirkan Allah terlahir di sekitar Baitullah, sehingga para penduduk di seluruh
Semenanjung Jazirah Arab segan dan tidak berani mengganggu keamanan perjalanan kafilah
dagang Qureisy.
sebab setiap tahun mereka berkepentingan untuk melakukan haji ke Mekkah. Dengan
demikian perdagangan yang dilakukan bangsa Qureisy diuntungkan oleh kondisi tersebut,
sehingga selalu mendapatkan keuntungan yang tidak pernah dirampok oleh para penjahat
sepanjang perjalanan dagang mereka.

3. PERTANIAN
Sumber-sumber sejarah menunjukkan jumlah daerah pertanian terkenal di Jazirah
Arab, selain di Yaman juga al-Yamamah di wilayah pedesaan Mekkah, Tihama , Taif,
Yatsrib (Madinah sekarang) dan Asir merupakan daerah pertanian yang subur. Taif terkenal
dengan daerah penghasil bermacam buah dan madu, sementara Yatsrib, merupakan sebuah
daerah yang luas dan makmur, terkenanl kurmanya. Bangsa Arab menggunakan lembu, unta,
keledai untuk membajak lahan pertanian, mengalirkan air dari sumber air yang besar untuk
mengairi lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Negeri Yaman misalnya terkenal dengan
bangunan bendungan dan sistem irigasi yang sangat maju. Negeri Yaman, Oman,
Hadlramout, al-Yamamah dan Tihama, Taif dan Yatsrib, adalah daerah-daerah yang
memproduksi hasil-hasil pertanian yang memenuhi pasarpasar di Semenanjung Jazirah Arab.
Para petani Taif mengimpor bibit pohon berbagai buah-buahan dari negeri Syam, hal itu
menunjukkan tinggi volume transaksi perdagangan antara para pedagang di Semenanjung
Jazirah Arab. Jazirah Arab juga terkenal karena daerah ini banyak dilakukan pengembalaan
peternakan dan industri susu. Selain itu juga penyamakan kulit. Adapun penduduk Mekah,
dengan kondisi wilayah yang tandus, tanpa sumber air dan tidak ada tumbuhtumbuhan, maka
mereka tidak sebagai petani. Berniaga merupakan sarana terbesar mereka untuk meraih
kebutuhan hidup, roda perniagaan tidak akan stabil kecuali bila keamanan dan perdamaian
merata. 3 (tiga) bulan selama al-'Asyhuru al-Haram merupakan masa damai, selama itu juga
diharamkan berperang, menjadikan pasar-pasar Arab,seperti Ukazh, Dzi al-Majaz, Majinnah
dan lainnya ramai dipenuhi orang-orang yang melakukan transaksi perdagangan.

4. INDUSTRI
Penanggulangan problema pokok ekonomi dan mewujudkan 'masyarakat sejahtera’ minimal
dengan memenuhi setiap hak dasar kebutuhan ekonomi, Islam sebagai sistem yang mengatur
cara hidup secara konprehensif, memiliki suatu konsep 'prioritas pembangunan’
Sektor produksi kebutuhan dasar hidup manusia, mengacu pada kaidah 'al-Dharûriyât al-
Khams‟, dan mengarah kepada pemerataan distribusi dan pertumbuhan ekonomi. Dua kata
kuncinya yaitu:
pembangunan dan hak dasar kebutuhan ekonomi Peperangan dan invasi, menjadikan industri
pembuatan senjata dan peralatan perang lainnya, seperti pedang, alat industri keluarga seperti
sofa, menjahit dan tempat pemotongan hewan, industri minuman khmar, pengobatan hewan
ternak kuda dan unta, menyanyi, musik. Daerah Taif dikenal dengan industri kulit, industri
alat militer; sementara Yatsrib pada masa Jahiliah dikenal di industri artefak, senjata dan baju
besi, industri minuman keras.

4
B. kegiatan ekonomi bangsa arab sebelum islam

Sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern, ilmu ekonomi Islam memang baru
muncul pads tahun 1970-an. Tetapi, benarkah pemikiran tentang ekonomi Islam jugs
merupakan fenomena baru pads abad 20? Ternyata tidak! Pemikiran tentang ekonomi Islam
ternyata telah muncul sejak lebih dari seribu tahun lalu, bahkan sejak islam itu diturunkan
melalui Nabi Muhammad Saw. Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir muslim banyak
mengisi khazanah pemikiran ekonomi duma pads masa di mans Barat masih claim kegelapan
(dark age). Pada masa tersebut dunia Islam justru mengalami puncak kejayaan dalam
berbagai bidang.1
Pada masa Arab pra-Islam atau yang wring disebut masa jahiliyah sudah biasa
melakukan transaksi berbau riba. Ath-Thabari menyatakan: "Pada masa jahiliyah, praktik riba
terletak pada penggandaan dan kelebihan jumlah umur satu tahun. Misalnya, seorang
berhutang. Ketika sudah jatuh tempo, datanglah pemberi hutang untuk menagihnya seraya
berkata, Engkau akan membayar hutangmu ataukah akan memberikan tambahan (bungs) nya
saja kepadaku?Jika ia memiliki sesuatu yang dapat ia bayarkan maka ia pun membayarnya.
Jika tidak, maka ia akan menyempurnakannya hingga satu tahun ke depan. Jika hutangnya
berupa ibnat u makhadh (anak unta yang berumur satu tahun), maka pembayarannya menjadi
ibnatu labun (anak unta yang berumur dua tahun) pads tahun kedua. Kemudian la akan
menjadikannya hiqqah (anak unta yang berumur tiga tahun), kemudian menjadikannya jadzah
(unta dewasa). Selanjutnya kelipatan empat ke atas." Juga dalam hal hutang emas ataupun
uang, berlaku riba.
Sehingga, perekonomian yang berkembang di Arab pra-Islam yang sangat berarti adalah
pertanian dan perdagangan. Di samping itu perdagangan adalah unsur penting dalam
perekonomian masyarakat Arab pra-Islam. Mereka telah lama mengenal perdagangan bukan
saja dengan sesama Arab, tetapi juga dengan non-Arab. Kemajuan perdagangan bangsa Arab
pra-Islam dimungkinkan antara lain karena pertanian yang telah maju. Kemudian tersebut
ditandai dengan adanya kegiatan ekspor impor yang mereka lakukan. Para pedagang Arab
Selatan dan Yaman pads 200 tahun menjelang Islam datang, telah mengadakan transaksi
dengan India (Asia Selatan sekarang), negeri pantai Afrika, sejumlah negeri Teluk Persia,
Asia Tengah, dan sekitarnya. Keluasan dalam permagaan dan interaksinya yang lugs dengan
dunia luar (terutama penduduk Syria, Mesir, Irak, Iran, Yaman, dan Ethiopia) tersebut, tidak
saja mendatangkan keuntungan materi yang besar, tetapi juga meningkatkan kadar
pengetahuan, kecerdasan, dan kearifan suku Quraisy. Tak heran bila kemudian mereka
menjadi suku yang paling piawai dalam berniaga, baik dalam bentuk syirkah maupun
mudharabah, yang membawa mereka kepada kemakmuran dan kekuasaan.

C. kebijakan ekonomi rasulluah SAW pada periode makkah, madinah

1. Mekkah
Ketika nabi Muhammad lahir, Mekkah adalah salah satu kota di wilayah jazirah Arab yang
sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena
letaknya. Kota Mekkah terletak di Hijaz, dilemba yang dikelilingi bukit-bukit. Kota ini menjadi
1
Abul Hasan 'Ali al-Hasan an-Nadwi, Sejarah..., hal. 58

5
tempat persinggahan kafilah-kafilah dagang, terutama antara Yaman bagian selatan atau Syiria bagian
utara. Diantara daya tarik kota ini adalah adanya sumur zam-zam dan Ka’bah yang dibangun olen
nabi Ibrahim. Dengan adanya Ka’bah ditengah kota, Mekkah menjadi pusat Keagamaan di Arab
disamping pusat perdagangan. Kehidupan perniagaan bangsa Arab merupakan fakta yang telah
dikenal dalam sejarah. Mata pencaharian penduduk di kawasan itu dengan kondisi wilayah yang
kering, padang pasir penuh dengan bebatuan dan pegunungan tandus adalah berdagang. Kondisi
sebagian besar wilayah Hijaz, khususnya disekitar Mekkah adalah seperti itu. Oleh karena itu menurut
Shaban, tidak mungkin untuk memperlakukan Mekkah dalam pengertian lain selain perdagangan.
Karena satu-satunya alasan keberadaannya adalah perdagangan. Upaya untuk mengkaji kegiatan-
kegiatan Muhammad di Mekkah dan negara Arab tanpa memperhatikan perdagangan sama saja
dengan mengkaji Kuwait atau Arab Saudi pada saat sekarang tanpa memperhatikan minyak. Begitulah
fakta pentingnya memahami pranata perdagangan pada bangsa Arab khususnya Mekkah untuk
memahami ajaran Islam.

2. Madinah
Madinah yang sebelumnya bernama Yasrib, terletak dibagian utara Hijaz, kurang
lebih 485 km sebelah utara Mekkah. Adalah daerah oasis (wadi’) penghasil kurma unggul
dan gandum. Madinah merupakan satu-satunya bagian Hijaz, selain Thaif, yang pertaniannya
subur karena cukup kelembaban dan curah hujan. Oleh karena itu, salah satu pencaharian
penduduk Madinah adalah agrikultural, hortikultura dan berternak. Di bagian lain dari Hijaz,
agrikultura dan hortikultura tidak dapat dilakukan karena panas yang tinggi dan curah hujan
yang rendah. Namun wadi tersebar, serta padang rumut yang tipis dan terbatas
memungkinkan suku-suku yang lain di Hijaz hidup secara nomaden. Hasil pertanian utama di
Madinah terutama kurma, anggur, gandum, peternakan sapi, onta, domba, dan kuda juga
menjadi aktifitas ekonomi ditanah pertanian itu . Aktifitas lainnya yang ada di Madinah saat
itu adalah perdagangan. Namun dalam bidang perdagangan, penduduk Madinah tidak seperti
kaum Quraisy dan penduduk Mekkah, hanya sebagian kecil saja yang bergerak dalam bidang
perdagangan, terutama mereka yang berasal dari kota Yaman yang menetap di kota
Madinah.Sejarah Berdirinya Baitul Mal Istilah Baitul Mal muncul pertama kali pada tahun
ke-2 hijriah pemerintahan Islam. Hal ini disebabkan karena adanya percekcokan antar sahabat
dalam hal pembagian harta rampasan dari Perang Badar. Maka Allah turunkan ayat ke 41
dalam surat al-Anfal yang menjelaskan tentang seperlima dari perolehan harta rampasan
adalah untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil.
2

Dengan turunnya ayat ini, Rasulullah SAW mulai merintis pembangunan Baitul Mal
yang berfungsi sebagai suatu muassasah (lembaga), yang menangani pengeluaran dan
pendapatan negara, serta berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta kaum Muslimin.
Sejatinya Baitul Mal sudah berdiri sejak masa Rasulullah SAW, namun belum terbentuk
dalam suatu lembaga yang mempunyai tempat khusus dan diwan (administrasi) yang resmi.
Pada masa Rasulullah SAW ini, Baitul Mal lebih mempunyai makna sebagai pihak yang
menangani setiap harta benda kaum Muslimin, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran.
Dikarenakan belum mempunyai tempat khusus untuk menanmpung harta kaum Muslimin
yang diperoleh dari ghanimah, maka Rasulullah SAW segera memerintahkan sahabatnya
untuk segera membagikan harta tersebut kepada kaum Muslimin setelah peperangan, tanpa
menunda-nundanya lagi peperangan, Muaiqib bin Abi Fatimah Ad Dausiy sebagai penulis
harta ghanimah, Az Zubair bin Al Awwam sebagai penulis harta zakat, Hudzaifah bin Al
Yaman sebagai penulis taksiran panen hasil pertanian Hijaz, Abdullah bin Ruwahah sebagai
2
Afzalurrahman, Muhammad sebagai seorang pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 1996).

6
penulis taksiran panen hasil pertanian Khaibar, Al Mughirah bin Syu’bah sebagai penulis
hutang piutang dan mua’malat yang dilakukan negara, serta Abdullah bin Arqam sebagai
penulis urusan masyarakat yang berkenaan dengan kepentingan kabilah-kabilah mereka dan
kondisi sumber-sumber air mereka. Jadi, pada umumnya Rasulullah SAW membagi-bagikan
ghanimah tersebut pada hari tersebut. Oleh karena itu, saat itu belum ada banyak harta
tersimpan yang mengharuskan adanya tempat atau arsip tertentu bagi pengelolaannya.

Kebijakan Fiskal Zaman Rasulullah

1. Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja, melalui muzaraah,


musaqah, dan mudharabah
2. Kebijakan pajak: Kharaj, khums, zakat.
3. Anggaran : pengaturan APBN (cermat, efektif dan efisien)
4. Meminta bantuan kepada muslim kaya secara sukarela

Kebijakan Moneter Zaman Rasulullah

1. Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata uang sah Negara. Dinar dan dirham
adalah uang yang memiliki face value
2. Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk precautionary (berjaga-jaga)3

3
Karim . M. Abdul, 2011, Sejarah Pemikian dan Perdaban Islam.Yogyakarta : Bagaskara Yogyakarta

7
D. pengaruh kebijakan fiscal terhadap nilai uang, mobilisasi dan utilisasi
1. Nilai Uang
Perpindahan kaum muslimin dari makkah ke madinah tidak dibekali dengan kekayaan
ataupun simpanan dan juga keahlian, ini menciptakan keseimbangan ekonomi yang rendah.
Sementara itu, peperangan telah banyak menyerap tenaga kerja yang seharusnya dapat
dipergunakan untuk pekerjaan yang produktif, oleh karena itu, masalah utama yang dihadapi
nabi jika dilihat dari sudut pandang fiscal adalah pengaturan pengeluaran untuk biaya perang
yang rata-rata tiap dua bulan sekali. Belum lagi penyediaan biaya hidup bagi setiap kaum
muslimin untuk menambah beban finansial dalam satu kesempatan nabi melakukan
peminjaman setelah penaklukan mekkah. Kebijakan lain yang diambil nabi adalah
memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kaum muslimin dalam melakukan aktifitas
produktifitas dan ketenagakerjaan. Serta mendorong kerja Sama antara kaum muhajirin dan
ansor.
Berkat kerja Sama ini, volume perdagangan dan aktifitas pertanian madinah
meningkat, yang akhirnya meningkatkan penawaran agregat masyarakat, peningkatan
penawaran agregat membawa perekonomian dan stabilitas nilai uang kepada suatu tingkat
keseimbangan yang lebih tinggi.

2. Mobilisasi dan Utilisasi tabungan


Salah satu tujuan khusus perekonomian pada awal perkembangan Islam adalah
penginvestasian tabungn yang dimiliki masyarakat. Hal ini diwujudkan dengan dua Cara
yaitu: mengembangkan peluang investasi yang syari secara legal. Dan mencegah kebocoran
atau penggunaaan tabungan untuk tujuan yang tidak islami pada awal keishlaman, pemerintah
dengan berbagai Cara menyediakan fasilitas yang berorientasi investasi untuk masyarakat.
Pertama, memberikan berbagai kemudahan bagi produsen untuk berproduksi. Kedua
memberikan keuntungan pajak terutama bagi unit produksi baru. Ketiga, meningkatkan
efisiensi produksi sector swasta dan peran serta masyarakat dalam berinvestasi yang
dilakukan dengan memperkenalkan teknik produksi dan keahlian baru pada kaum muslimin.

8
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara garis besar perekonomian pada zaman pra-Islam Bangsa Arab pra-Islam memiliki
kemajuan di bidang perekonomian,khususnya dalam aspek pertanian dan perdagangan.
Bahkan pada masa itu bangsa Arab sudah mampu membuat sebuah bendungan yang besar
yang bernama Dalam menyuburkan tanah dan memperbanyak hasil produksi, mereka juga
telah menggunakan berbagai macam pupuk alami, seperti pupuk kandang dan juga
penyilangan pohon tertentu untuk mendapat bibit unggul. Sistem pengelolaan ladang dan
sawah mereka juga telah menggunakan sistem sewa tanah, bagi hasil atau bekerjasama
dengan penggarap. Selain itu pada zaman pra-Islam terdapat beberapa permasalahan ekonomi
terjadinya kasus penguburan anak hidup-hidup khususnya pada suku Bani Tamim dan Bani
Asad dan terjadinya transaksi-transaksi Riba. Pada perekonomian zaman nabi Kebijakan
Rasulullah yang pertama adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dengnan kaum Anshar
sehingga dengan seperti itu terjadi redistribusi kekayaan. Selain itu untuk menumbuhkan
perekonomian Rasulullah bekerja sama antar masyarakat (muzaraah, mukhabarah, dan
musaqah) sehingga terjadi peningkatan produktivitas.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi kita tentang
tradis dan praktek ekonomi pada masa rasulullah SAW.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rivai Veithzal, Antonio Muhammad Syafii, Hadad Muliaman Darmansyah, 2018, Ed 1, CET
3, Islamic Business Management, Yogyakarta: BPFE.

Mardani, 2012, Ed 1, CET 1, Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana.

https://www.kompasiana.com/rifqidzakwan/60be30b7d541df498873b5e2/aplikasi-akad-
istishna-pada-perbankan-syariah

https://www.san3kalongbm.com/2021/11/pengertian-istisna-huruf-jenis-macam.html?m=1

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/12/murabahah-adalah

https://business-law.binus.ac.id/2016/04/30/aplikasi-akad-murabahah-dalam-perbankan-
syariah/

10

Anda mungkin juga menyukai