Anda di halaman 1dari 10

NO PENELITI SUBTANSI

1. Yuliati Nur Aini Membahas tentang akad istishna dalam jual beli pada
e-commerce yang telah banyak digunakan masyarakat
dengan sistem pembayaran ditengah ataupun diakhir
dengan tenggang waktu yang telah ditentukan.

2. Subairi, Nailis Zahrotus Membahas tentang akad jual beli dengan menerapkan
Hamidah konsep akad istishna yang disinkronkan dengan fitur
shopee dengan berladaskan hadist dan al-quran.

TRANSAKSI AKAD ISTISHNA’ DALAM PRAKTEK JUAL BELI ONLINE

Definisi Istisna

‘Secara bahasa istisna‟ berasal dari kata sana‟a (‫( صنع‬ditambah alif, sin, dan ta‟ menjadi
istisna‟ (‫( استصناع‬yang dapat diartikan talab al- sun‟ah (‫ ( الصنعة طلب‬meminta dibuatkan barang
atau “meminta untuk dibuatkan sesuatu” (Muslich, 2010)

Istisna‟ merupakan salah satu bentuk akad ghairu musamma yang mirip dengan salam.
Dikarenakan keduanya sama-sama jual beli pesanan dimana penyerahan barang
ditangguhkannya dan diserahkan kemudian. (az-zuhailay, 2006)

Menurut para ulama bay‟ istisna‟ (jual beli dengan pesanan) merupakan suatu jenis
khusus dari akad bay‟ as-salam (jual beli saham). Jenis jual beli ini dipergunakan dalam bidang
manufaktur. Pengertian bay‟ istishna‟ adalah akad jual barang pesanan di antara dua belah pihak
dengan spesifikasi dan pembayaran tertentu. Barang yang dipesan belum diproduksi atau tidak
tersedia di pasaran. Pembayarannya dapat secara kontan atau dengan cicilan tergantung
kesepakatan kedua belah pihak. (Mujiatun, 2013)

Menurut fatwa DSN No. 06/DSN MUI/IV/2000 tentang jual beli istisna‟, bai‟ istishna‟
merupakan kontrak penjualan antara mustashni‟ (pembeli) dan sani‟ (supplier) dimana pihak
supplier menerima pesanan dari pembeli menurut spesifikasi tertentu. Pihak supplier berusaha
melalui orang lain untuk membeli atau membuat barang dan menyampaikannya kepada pemesan.
Pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan atau ditangguhkan hingga waktu tertentu.
(gunawan, 2007)

Menurut jumhur ulama, hukum transaksi istishna‟ hukumnya boleh, begitu pula pendapat
ahli fiqih Hanafiyah, jual beli istisna‟ diperbolehkan karena telah lama menjadi kebiasaan („urf)
yang mengandung unsur kebaikan (istihsan). Jadi hikmah dibolehkannya jual beli istishna‟
karena keberadaannya telah menjadi keperluan manusia. (s., 2010)

Menurut Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah,

َ‫ب َل َّ و للط ِ ال ً ْف ق َ ِب َل َّ ُو َ َضع يما َأ و ُ ر َش ه ِع َ ْصن‬


‫ ت ْ ا ِإلس َ و‬sِ abiq, fiqh sunnah, juz 4, 2009)

Pada dasarnya, bai‟ istishna‟ merupakan transaksi jual beli cicilan pula seperti transaksi
murabahah muajjal. Namun, berbeda dengan jual beli murabahah dimana barang diserahkan di
muka, sedangkan uangnya dibayar cicilan, dalam jual beli istishna‟ barang diserahkan di
belakang, walaupun uangnya juga sama-sama dibayar secara cicilan. (karim, 2007)

Landasan Syariat

Akad istishna‟ termasuk salah satu bentuk akad ghairu musamma (ashshiddieqy, 1999)
sehingga tidak ada dalil yang eksplisit baik di dalam Al-Qur‟an maupun Hadits mengenai
pensyariatan. Dapat diketahui bahwa istishna‟ merupakan akad pesanan yang mirip dengan akad
salam. Perbedaannya hanya pada sistem pembayaran. Jika akad salam pembayaran harus di
muka, maka akad istisna‟ pembayaran dapat di awal, dengan cara cicilan atau dibayar di
belakang. Oleh karena itu landasan hukum akad salam bisa digunakan pula pada akad istishna‟.
(al-zarqa, 1967-1968)

Menurut ulama Malikiyah, Syafi‟iyyah dan Hanabilah, akad istishna‟ sah dengan
landasan diperbolehkannya akad salam. Mereka meng-qiyas-kan bai‟ istisna‟ dengan bai‟ salam
karena keduanya barang yang dipesan belum berada ditangan penjual manakala kontrak
ditandatangani. Selain itu juga bai‟ istisna‟ telah menjadi kebiasaan umat manusia dalam
bertransaksi („urf). Oleh karena itu, dalam bai‟ istisna‟ berlaku pada syarat-syarat sebagaimana
disebutkan dalam bai‟ salam. (djuwaini, 2008)

Menurut Hanafiyah, jual beli istishna‟ diperbolehkan dengan alasan istihsanan


(menganggap baik dan perlu), demi kebaikan kehidupan manusia dan telah menjadi kebiasaan
(„urf) dalam beberapa masa tanpa ada ulama yang mengingkarinya (azzuhailay, 2006).
Sebagaimana sabda Nabi saw:

(2006, zuhailay-az (‫ال جتتمع أميت على ضاللة‬

(2006, zuhailay-az (‫مارأه املسلمون حسنا فهو عند اهلل حسن‬

Menurut madzhab Hanafi, jual beli istisna‟ termasuk akad yang dilarang karena
bertentangan dengan semangat ba‟i secara qiyas. Mereka mendasarkan pada argumentasi bahwa
pokok kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh penjual. Sedangkan dalam istisna‟, pokok
kontrak itu belum ada atau dimiliki penjual.(Wahab, 2018)
Sebagian fuqoha‟ kontemporer mengemukakan bahwa jual beli istishna‟ adalah sah atas
dasar qiyas dan aturan umum. Karena pembeli akan menerima barang tersebut setelah
pemesanan dari produsen. Dan dalam penyerahan barang, produsen harus mengadakan barang
tersebut. Konsumen bisa jadi akan melakukan perselisihan dengan produsen apabila barang yang
dipesan tidak sesuai keinginan. Baik dari kualitas barang ataupun bahan material yang digunakan
untuk memproduksi barang tersebut.(Wahab, 2018)

Rukun-rukun dan syarat Istisna’

Dalam jual beli istishna‟, terdapat rukun yang harus dipenuhi, yakni pemesan
(mustasni‟), penjual atau pembuat (shani‟), barang atau objek (mashnu‟) dan sighat (ijab qabul).
(Afif, 2020) Dan syarat

Adapun syarat istishna‟ adalah sebagai berikut:

 Pihak yang berakad harus cakap hukum.

 Produsen sanggup memenuhi persyaratan pesanan.

 Objek yang dipesan jelas spesifikasinya.

 Harga jual adalah harga pesanan ditambah keuntungan.

 Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan, dan

 Jangka waktu pembuatan disepakati bersama.(indonesia, 2001)

Pada prinsip akad salam‟ atau istishna‟ itu sama, yang membedakan keduanya yaitu
terletak pada objek akad kalau akad salam barangnya berupa komoditas perkebunan dan
pertanian. Sedangkan akad istishna‟ berupa barang produksi, yaitu barang yang akan dibuat oleh
manusia.

Akad istishna‟ menyerupai akad salam‟ dimana keduanya tergolong bai‟ almaqdum
(yakni jual beli barang yang belum wujud atau belum ada). Diantara keduanya mempunyai
perbedaan sebagai berikut:

Obyek salam bersifat al-dain‟ (tanggungan), sedangkan objek istishna‟ bersifat alain‟
(benda). Dalam akad salam‟ dibatasi dengan tempo (waktu) yang pasti persyaratan ini menurut
Hanafiyah tidak berlaku pada akad istishna‟.

Akad salam‟ bersifat luzum. Demikian menurut Hanafiyah, sedangkan menurut Jumhur
Ulama, akad salam‟ dan istishna‟ sama-sama bersifat luzum (mengikat kedua belah pihak).
Ra‟sul Mal (Harga pokok) dalam akad salam‟ harus dibayar secara kontan dalam majelis akad,
yang demikian ini tidak diharuskan dalam istisna‟. Ini menurut Hanafiyah, sedangkan menurut
Jumhur Ulama, harga pada suatu akad tersebut harus dibayar tunai ketika akad berlangsung.
(Ghufron, 2002)

Ulama yang membolehkan transaksi istisna‟ berpendapat, bahwa istisna‟ disyariatkan


berdasarkan sunnah Nabi Muhammad saw. bahwa beliau pernah minta dibuatkan cincin
sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari sebagai berikut: “Dari Ibnu Umar r.a. bahwa
Rasulullah saw. minta dibuatkan cincin dari emas. Beliau memakainya dan meletakkan batu
cincin di bagian dalam telapak tangan. Orangorang pun membuat cincin. Kemudian beliau duduk
di atas mimbar, melepas cincinnya, dan bersabda, “sesungguhnya aku tadinya memakai cincin
ini dan aku letakkan batu mata cincin ini dii bagian dalam telapak tangan.” Kemudian beliau
membuang cincinnya dan bersabda, “Demi Allah, aku tidak akan memakainya selamanya.”
Kemudian orang-orang membuang cincin mereka” (HR Bukhari)

Ibnu al-Atsir menyatakan bahwa maksudnya beliau meminta dibuatkan cincin untuknya.
Al-Kaisani dalam kitab Bada‟iu ash-shana‟I menyatakan bahwa istisna‟ telah menjadi ijma‟
sejak zaman Rasulullah saw. tanpa ada yang menyangkal. Kaum muslimin telah mempraktikkan
transaksi seperti ini, karena memang ia sangat dibutuhkan.(Ekonomi, n.d.)

Jual Beli Online

Jual beli menurut bahasa al-bai‟, al-tijarah dan al-mubadalah, sebagaimana Allah swt
berfirman dalam Q.S Fathir ayat 29 dengan arti:

“sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian dari rezki yang kami anugrahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.

Jual beli menurut bahasa artinya menukar sesuatu dengan sesuatu, sedangkan menurut
syara‟i artinya menuka harta dengan harta menurut cara-cara tertentu. Jual beli juga sudah
diridhoi Allah dan rosulnya. Sebab jual beli berbeda dengan riba dan Allah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba.

Jual beli online diartikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online. Salah satu contoh adalah penjualan produk secara
online melalui internet seperti shopee.com, berniaga.com, tokopedia.com, blibli.com,
lazada.com. tokobagus.com. (Fitria, 2017)

E-commerce merupakan salah satu implementasi dari bisnis online. Bisnis online tidak
terlepas dari transaksi, seperti jual beli via internet. Transaksi inilah yang kemudian dikenal
dengan istilah e-commerce. E-commerce merupakan aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran
atas produk dan jasa yang ditawarkan melalui jejaring komputer. (Oktasari, 2021)
PENERAPAN JUAL BELI AKAD SALAM DAN ISTISHNA’ DALAM LAYANAN
SHOPEE

a. Pengertian Jual Beli Istishna’

Menurut jumhur ulama, istishna’ sama dengan salam yaitu dari segi objek pesanannya
yaitu harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada
sistem pembayarannya, salam pembayarannya dilakukan sebelum barang diterima dan istishna’
bisa diawal, ditengah, atau diakhir pesanan. Harga dan spesifikasi barang dalam akad istishna
harus dilakukan dan disepakati oleh penjual maupun pembeli pada awal akad. Selama jangka
waktu akad, harga barang tidak dapat diubah kecuali melakukan kesepakatan oleh kedua pihak
yaitu penjual maupun pembeli. Karakteristikbarang yang di pesan harus diketahui dengan jelas,
seperti kualitas, kuantitas, jenis dan juga macamnya. Apabila barang pesanan tidak sesuai dengan
apa yang telah disepakati atau terdapat cacat, maka penjual wajib untuk bertanggungjawab atas
kelalaiannya. Akad istishna paralel dapat terjadi jika konsumen atau pembeli tidak mewajibkan
penjualnya untuk membuat barang sendiri, maka pihak penjual dapat melakukan akad istishna
dengan pihak ketiga.

Dalam transaksi jual beli online akad istishna ini sering digunakan oleh para penjual yang
melakukan metode dengan istilah pre order atau penjualan secara custom, dimana penjual
membuka kloter pesanan untuk membuat suatu barang dengan kriteria yang sudah ditentukan di
awal dan pembayaran dilakukan dimuka. Saat pre order dibuka, pembeli harus menunggu hingga
pesanan tersebut selesai dibuat. Kewajiban penjual adalah memberikan produk yang sesuai
dengan deskripsi yang sudah dijelaskan kepada pembeli, sedangkan kewajiban pembeli adalah
membayar dan menunggu hingga pesanan tersebut selesai dikerjakan.

b. Dasar Hukum Jual Beli Istishna’

1) Al-Quran

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat
282 dijelaskan sebagai berikut (yang artinya):

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengamlakan apa yang akan ditulis itu, dan Volume 2,
Nomor 2 Maret 2023 71 hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.”

2) Hadist

Artinya: Dari Shuhaib ra, bahwasanya Nabi SAW berkata; ada tiga hal yang padanya
berkah yaitu jual beli tangguh, jual beli muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluandirumah sendiri bukan untuk dijual.
3) Ijma’

Kesepakatan ulama’ (ijma’) akan bolehnya jual beli salam dikutip dari pernyataan Ibnu
Mundzir yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu telahsepakat bahwa jual beli istisna
hukumnya sama dengan salam yaitudiperbolehkan.

c. Rukun Jual Beli Istishna’

Beberapa rukun jual beli istishna’ adalah sebagai berikut ini:

1) Produsen / pembuat barang (shaani’) yang menyediakan bahan bakunya

2) Pemesan / pembeli barang (Mustashni)

3) Proyek / usaha barang / jasa yang dipesan (mashnu')

4) Harga (saman)

5) Serah terima / Ijab Qabul d. Syarat Jual-beli Istishna’

d. Syarat jual-beli istishna’ adalah sebagai berikut:

1) Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untukmelakukan jual beli.

2) Ridha / keralaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji.

3) Apabila isi akad disyaratkan Shani' hanya bekerja saja, maka akad inibukan lagi istishna,
tetapi berubah menjadi akad ijarah.

4) Pihak yang membuat barang menyatakan kesanggupan untuk mengadakan / membuat


barang itu.

5) Mashnu' (barang / obyek pesanan) mempunyai kriteria yang jelas sepertijenis, ukuran
(tipe), mutu dan jumlahnya.

5. Shopee

Shopee adalah marketplace paling muda diakses dan yang telah berhasil mengguncang dunia
media online dalam waktu singkat. Shopee berdiri pada tahun 2015 dengan pimpinan Chris Feng
sekaligus pendiri dan CEO yang merupakan lulusan terbaik di Universitas Singapura. Shopee
berkembang di banyak Negara/wilayah termasuk Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand,
Filipina, dan Indonesia. Shopee merupakan anak perusahaan Garena yang berbasis di Singapura.
Alamat Shopee di Indonesia adalah di Wisma 77 Tower 2 lantai 11, Jl. Letjen. S. Parman Kav.
77 Slipi, palmerah. Jakarta Barat, 11410. Shopee tampil dalam bentuk aplikasi mobile yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan aktivitas belanja yang efektif dan efisien. Melalui layanan
Shopee, manusia bisa menjual dan membeli kebutuhan seperti baju, sepatu, makan, peralatan
dapur dan lainnya.

6. Sistem Transaksi Pembelian Pada Shopee

Transaksi melalui layanan Shopee sangat mudah, Shoope juga bisa dilakukan kapan saja
sesuai yang kita butuhkan. Bisa diakses melalui laptop ataupun handphone. Ini adalah panduan
pemula tentang cara berbelanja di Shopee:

a. Download aplikasi Shopee. Setelah aplikasi terinstal, buka aplikasi Shopee. Dan pilih Saya
untuk login ke akun Shopee anda.

b. Selanjutnya pilihlah tombol untuk Login.Untuk pengguna awal yang belummempunyai akun,
perlu membuat akun baru. Untuk login, peneliti menggunakaan facebook, akan tetapi jika ingin
mendaftar dengan menggunakan email, hanya dengan pilih halaman Register. Lanjutkan
pilihtombol dengan Facebook

c. Setelah di laman facebook, harus memasukan email atau nomor handphonebeserta password
facebook. Kemudian pilih Masuk.

d. Selanjutnya, pembeli memilih produk yang dibutuhkan. Dalam memilih produk pembeli harus
benar-benar teliti. Apabila barang yang diingikan sudah ditemukan, kemudian tekan pilih
produknya.

e. Setelah menemukan barang yang dibutuhkah, tekan Checkout. Sebelum menuju ke halaman
pembayaran, mengisi alamat yang akan menerima pesanan (pembeli). Dan tekan OK.

f. Selanjutnya tekan motode pembayaran sesuai selera, disini penelitimenggunakan metode


pembayaran Indomart.

g. Lakukan verifikasi dengan menggunakan nomor telepon, kemudian tekan OK. Masukkan kode
verifikasi yang telah muncul kode verifikasi yang dikirim melalui sms telepon Anda. Kemudian
masukkan kode verifikasi tersebut dan lanjutkan dengan menekan tombol verifikasi.

h. Cek ulang akumulasi pembayaran dan alamat yang akan dituju sudahsesuai., jika sudah sesuai,
tekan Buat pesanan.

i. Selanjutnya kode pembayaran akan diterima dan tunjukkan pada pegawai Indomart.

j. Setelah pembeli menyelesaikan prosedur tersebut, penjual akan mengemas barang pesanannya
dan dikirim ke tempat tujuan. Setelah barang pesanan diterima pembeli, kemudian pembeli
diminta untuk mengkonfirmasi kesesuaian barang tersebut. Bila telah sesuai maka berakhirlah
transaksi jual beli.
Pembahasan
1. Konsep Jual Beli Akad Salam dan Istishna’

Dengan Menggunakan FiturShopee Akad jual beli Shopee adalah akad yang tidak
mempertemukan penjual dan pembeli yang sama sama saling memberi kemanfaatan atau
membutuhkan satu sama lain. Akan tetapi semuanya dapat berkomunikasi melalui internet,
seperti adanya fasilitas chat yang terdapat dalam aplikasi dan lain sebagainya tanpa perantara.
Sehingga dalam transaksi Jual beli Shopee dimana para pelaku transaksi yang menjadi salah satu
rukun jual beli telah di sepakati.

Penawaran jual beli yang di lakukan oleh Shopee adalah dengan cara menampilkan
katalog-katalog barang yang diperjual belikan dengan menampilkanfoto tampak dari depan,
pinggir, dan belakang, agar pembeli bisa melihat semuanya dengan jelas, serta menjabarkan
spesifikasi dari barang tersebut. Kemudian pada setiap katalog ditampilkan juga berapa harga
barang tersebut.

Akad salam dan akad istishna’ bisa digunakan dalam jual beli melalui Shopee tergantung
toko yang menjualnya. Ada yang menggunakan akad salam jika mereka reseller dan ada yang
menggunakan akad istishna’ jika mereka merupakan produsen langsung.

Konsep jual beli salam dalam muamalah fiqh ini setara dengan transaksi Shopee. Jual
beli salam dapat diartikan transaksi jual beli dimana harga produkdibayarkan pada saat akad
dibuat, dan produk yang dibeli tidak ada, hanya spesifikasi, jenis, ukuran, lokasi pengiriman,
waktu pengiriman dan kondisi lain yang disebutkan pada saat kesepakatan dibuat.

Jual beli istishna’ dapat diartikan transaksi jual beli dimana harga produk dibayarkan bisa
diawal, ditengah, atau diakhir pesanan, dan produk yang dibelitidak ada, hanya spesifikasi, jenis,
ukuran, lokasi pengiriman, waktu pengiriman dan kondisi lain yang disebutkan Volume 2,
Nomor 2 Maret 2023 75 pada saat kesepakatan dibuat. istishna’. Jual beli salam dan istishna’
diperbolehkan dalam syariat Islam, sebab transaksinya tidak ada unsur kecurangan. Prinsip
utamanya ialah saling menguntungkan.

Dalam transaksi jual beli online khususnya pada layanan Shopee akad salam dan istishna’
ini sering digunakan oleh para penjual yang melakukan metode dengan istilah pre order atau
penjualan secara custom, dimana penjual membuka kloter pesanan untuk membuat suatu barang
dengan kriteria yang sudah ditentukan di awal dan pembayaran harus dilakukan dimuka (akad
salam) dan bisa dilakukan dimuka, ditengah/ dicicil, dan diakhir (akad istishna’). Saat pre order
dibuka, pembeli harus menunggu hingga pesanan tersebut selesai dibuat. Kewajiban penjual
adalah memberikan produk yang sesuai dengan deskripsi yang sudah dijelaskan kepada pembeli,
sedangkan kewajiban pembeli adalah membayar dan menunggu hingga pesanan tersebut selesai
dikerjakan.
2. Penerapan Akad Salam dan Istishna’ Yang Disinkronkan Dengan Transaksi
Shopee

Penerapan akad salam dan istishna’ yang disinkronkan dengan simulasi transaksi Shopee
adalah sebagai berikut:

a. Pembeli (al - muslim atau rabbussalam)

Pembeli harus memahami hukum (baligh/mumayyiz dan berakal) dan mampu


menjalankan akad atau transaksi pembeli. Selain itu juga harus menepati kesepakatan atas
transaksi yang telah disetujui. Indikator kerelaan pembeli dapat dilihat dari pembeli memilih
produk sendiri yang disediakan di layanan Shopee.

b. Penjual (al - muslam ilaih)

Penjual adalah pihak yang menyediakan barang. Penjual juga harus paham hukum
(baligh/mumayyiz dan berakal) dan tidak dibolehkan melanggar janji. Dalam hal ini, setelah
pembeli sudah membayar, kewajiban penjual untuk mengemas dan mengirim barang sesuai
kesepakatan. Saat pengiriman pihak pembeli harus bersabar menunggu, sebab barang dalam
proses pengemasan dan pengiriman ke tempat tujuan.

c. Barang yang diserahkan (muslam fihi).

Barang pesanan yang kelak diberikan oleh penjual sesuai kriteria yang telah ditentukan
dalam akad. Salah satu kategori barang yang tidak dilarang adalah barang hasil produksi yang
tidak memunculkan kemudharaatan. Dalam hal ini, pembeli diberi kebebasan untuk memilih
bahan/produk sesuai dengan kebutuhannya. Ini adalah salah satu hak pembeli di Shopee. Dalam
Islam jika barang yang dibeli tidak sesuai dengan kesepakatan, maka barang yang dibeli bisa
dikembalikan kepada penjualnya. Padadasarnya, hal ini bertujuan untuk melindungi hakhak
pembeli gunamendapatkan barang yang dia inginkan.

d. Ucapan Ijab Qabul (Sighat)

Pada transkasi e-commerce bentuk sighat dapat dilakukan dengan cara penyampaian
verbal melalui telepon, pengiriman pesan memalui sejumlah media sosial ataupun media tulis
lain yang tujuannya untuk memberi kejelasan pada pembeli, Shopee menyediakan fitur chat, jadi
pembeli dan penjual bisaberkomunikasi disana, sehingga jika ada hal hal yang tidak di inginkan
ketika bertransaksi mereka bisa menyelesaikan nya dengan pihakyang terkait. Penjual dapat
memenuhi dan kepuasan pembeli dengan memenuhi ssegala permintaan dan penawaran pembeli
sesuai aturan dan kesepakatan yang telah dibuat. Kebebasan untuk memilih dan bertindak
didapati secara bebas sesuaikehendak dan keinginan pembeli dengan melihat, membaca, hingga
menyetujui aturan dan perjanjian yang dibuat. Komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli
melalui internet inilah yang kemudian disebut sebagai sighat. Sebab, ikatan antara penjual dan
pembeli terbentuk melalui kesepakatan yang jelas (ijab dan qabul) yang diakhiri dengan serah
terima.

e. Harga Harga disetujui ketika pertama akad antara pembeli dan penjual, untuk akad
salam proses bayarnya dilaksanakan ketika pertama kali perjanjian. Sedangkan akad istishna’
proses bayarnya bisa dilaksanakan dimuka, ditengah/dicicil, dan diakhir. Harga produk ditulis
dengan jelas, dan dilarang merubah selagi masa akad.

f. Metode Pembayaran

Shopee juga memberikan pilihan untuk metode pembayaran, seperti melalui Alfamart,
Indomaret, Shopeepay, BCA OneKlik, BRI Direct Debit, Kartu Debit/Kredit, TransferBank,
COD dan SpayLater (pinjaman/cicilan) jadi pada metode ini bisa dikatakan juga termasuk ke
dalam akad istishna’. Pembeli bisa memilih sesuka hatinya.

Jika Jual beli salam dan istishna’ tersebut memenuhi syarat dan ketentuan,berarti
transaksi tersebut sah. Menurut ulama Hanafiyah kerelaan kedua belah pihak yang menjadikan
rukun dalam jual beli. Sahnya akad salam, mengakibatkan penjual berhak memperoleh modal
(ra’sul mal) dan berkewajiban untuk mengirimkan barang kepada pembeli. Pembeli juga berhak
memiliki barang yang dibeli sesuai spesifikasi yang disepakati antara penjual dan pembeli, serta
berkewajiban untuk membayar penjual.

Salah satu bentuk jual beli salam dan istishna’ adalah Shopee. Melalui aplikasi Shopee
tersebut, fasilitas yang didapatkan adalah adanya sebuah layanan untuk transaksi penjualan
berbagai produk, jaminan belanja aman dengan garansi shopee, pembelian berbagai produk,
kemampuan berbisnis, kemampuan mencari rekomendasi produk dan berbagi kebahagiaan.

Fasilitas layanan Shopee yang menjual berbagai produk, maksudnya adalah pembeli
dapat memilih barang sesuai kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Layanan Shopee
juga mempermudah transaksi jual beli dengan cepat tanpa harus keluar rumah dan bertemu
langsung dengan penjualnya. Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli diharapkan
tidakmenghadirkan kecurangan. Belanja di layanan Shopee dengan penerapannya akad salam
dan istishna’, maka jaminan barang yang dibeli akan aman. Selain itu juga jaminan barang
sampai kepada pembelinya asli. Keunggulan layanan shopee lainnya yaitu diShopee dapat
melacak sampai mana barang pembeli dikirim. Maka tidak heran banyak yang menggunakan
aplikasi ini sebagai transaksi jual beli.

Anda mungkin juga menyukai