Anda di halaman 1dari 5

JUAL BELI DALAM ISLAM : SALAM DAN ISTISHNA

Disusun untuk memenuhi tugas UTS dan UAS Mata Kuliah Fiqh
Dosen Pengampu : Fathan Budiman,S.H.I.,M.E.I.

Di susun oleh :

Bagus Tri Setiawan (63030200146)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) SALATIGA
TAHUN 2021
JUAL BELI DALAM ISLAM : SALAM DAN ISTISHNA

A. Abstract
Ulama Malikiyyah menjelaskan bahwa salam adalah akad jual beli di mana
pembayaran dilakukan secara tunai, sedangkan barang diserahkan kemudian dengan
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh penjual dan
pembeli. Islam memperbolehkan jenis jual beli ini.
B. Introduction
Secara Terminologis, Salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda
atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran
modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari (M.Ali Hasan
2003:143). Sedangkan Al-Istishna’ adalah akad jual beli pesanan dimana bahan baku dan
biaya produksi menjadi tanggungjawab pihak produsen sedangkan sistem pembayaran
bisa dilakukan di muka, tengah atau akhir. Jual beli pesanan dalam islam disebut as-
Salam menurut penduduk Hijaz, sedangkan bahasa penduduk Iraq disebut As-Salaf.
Kedua kata ini mempunyai makan yang sama, sebagaimana dua kata tersebut digunakan
oleh nabi, sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah ketka membicarakan akad ba’i
salam, beliau mengggunakan kata As-salaf disamping As-Salam, sehingga dua kata
tersebut merupakan sinonim.
Akad salam menurut Peraturan Bank Indonesia adalah jual beli barang dengan cara
pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara
tunai.(Peraturan Bank Indonesia Nomor:7/46/PBI/2005)

C. Literatur Riview
1. Pengertian Jual Beli
Jual beli adalah tukar-menukar maal (barang atau harta) dengan maal yang
dilakukan dengan cara tertentu. Atau, tukar-menukar barang yang bernilai dengan
semacamnya dengan cara yang sah.
2. Rukun Jual Beli
 rang yang berakad (penjualdan pembeli)
 Sighat (lafadz Ijab dan qabul)
 Ada barang yang dibeli
 Ada nilai tukar pengganti barang
3. Syarat Jual Beli
 Penjual dan pembeli melakukan transaksi dengan sadar dan ridha.
 Pihak yang bersangkutan, pembeli dan penjual, harus sudah dewasa,
cakap, dan dalam kondisi sadar saat melakukan transaksi.
 Adanya akad alias kesepakatan jual beli kedua belah pihak.
4. Pengertian Salam
Salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda atau menjual
suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal
terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari
5. Rukun Salam
 Muslam (pembeli/pemesan)
 Muslam Ilaih (penjual/penerima pesanan)
 Muslam fih (barang yang akan dipesan atau yang akan diserahkan)
 Ra’s al mal (harga pesanan atau modal yang dibayarkan)
 Sighat ( ijab dan Qabul ucapan serah terima)
6. Syarat Salam
 Berakal
 Syarat barang pesanan
 Syarat modal
 Sighat
7. Pengertian Istishna
Istishna secara bahasa merupakan mashdar dari istashna asy-syai, artinya meminta
membuat sesuatu, yakni meminta kepada seseorang pembuat untuk mengerjakan
sesuatu berdasarkan pesanan.secara istilah adalah transaksi terhadap barang
dagangan dalam tanggungan yang disyaratkan untuk mengerjakannya. Objek
transaksinya adalah barang yang harus dikerjakan dan pekerjaan pembuatan
barang itu.
8. Rukun Istishna
 Pemesan (mustana’)
 Penjual Atau pembuat ( sani’)
 Barang atau objek (masnu’)
 Sighat (ijab qabul)
9. Syarat Istisna
 Jenis barang yang dipesan harus jells tipenya, cirinya,dan kadarnya,
dengan penjelasan yang dapat dihilangkan ketidaktahuan dan
menghilangkan perselisihan. (Sayyid Sabiq 2009:169).
 Barang yang ditransaksikan atau berlaku dalam hubungan antar manusia.
Dalam artian , barang tersebut bukanlah barang aneh yang tidak dikenal
dalam kehidupan manusia, seperti barang property, barang industry,dan
lainnya. (Dimyauddin Djuwaini,138).

D. Methodology
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
bersifat deskriptif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari sumber data primer
dan sumber data sekunder. Pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan
teknik wawancara dan dokumentasi. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis kualitatif bersifat induktif dimana
pengambilan kesimpulan diambil dari fakta-fakta khusus yang didasarkan
pengamatan dilapangan.

E. Result And Discussion


Jual beli salam merupakan jenis akad jual beli barang dengan kriteria tertentu dengan
pembayaran tunai. Sehingga menjadi sebuah keharusan, barang yang dipesan adalah
barang yang dapat ditentukan kriterianya dengan jelas, seperti jenis, ukuran, berat,
takaran dan lain sebagainya.Penyebutan kriteria ini bertujuan untuk menentukan
barang yang diinginkan oleh kedua belah pihak dan menghindarkan sengketa. Dalam
memberikan kriteria masuk dalam syarat ini perlu diperhatikan bahwa masalah
kriteria ini akan berbeda dari zaman ke zaman. Sehingga tidak semua yang
disampaikan para Ulama ahli fiqh zaman dulu sebagai kriteria barang yang tidak bisa
diberikan kriteria jelas itu pasti benar, sebab dengan perkembangan teknologi dan
pengetahuan muncul alat yang dapat mendeteksi kriteria dengan jelas sehingga dapat
diserahkan sesuai dengan kriteria yang disepakati ketika akad.

F. Conclusion
Dari penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Salam adalah menjual sesuatu barang yang penyerahannya
ditunda, pembayaran modal lebih awal. Rukun dan syarat jual beli As-Salam yaitu
Mu'aqidain yang meliputi pembeli dan penjual, Objek transaksi, Sighat ijab Qabul,
dan alat tukar. Al-Istishna adalah akad jual beli pesanan dimana bahan baku dan biaya
produksi menjadi tanggung jawab pihak produsen sedangkan sistem pembayaran bisa
dilakukan di muka, tengah atau akhir. Rukun dan syarat istishna' mengikuti ba'i As-
Salam. Hanya saja pada ba'i al-istishna pembayaran tidak dilakukan secara kontan dan
tidak adanya penentuan waktu tertentu penyerahan barang, tetapi tergantung
selesainya barang pada umumnya. Perbedaan salam dan istishna' adalah cara
penyelesaian pembayaran salam dilakukan diawal saat kontrak secara tunai dan cara
pembayaran istishna' tidak secara kontan bisa dilakukan di awal, tengah atau akhir.

G. Reference
https://www.researchgate.net/publication/353141078_14_salam_dan_istishna

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2003 https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1387/1/AULIA
%20RACHMI%20PRIHATINA.pdf), 143

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz 12, diterjemahkan oleh Kamaluddin A. Marzuki
(Bandung: Al-Maarif,1998),110

Anda mungkin juga menyukai