Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANALISIS SEDIAAN OBAT BAHAN ALAM

Pemanfaatan Simplisia, Ekstrak atau Sediaan Obat Tradisional Tumbuhan


Pada Penyakit Diabetes Melitus

DISUSUN OLEH :

KELAS : VII B
KELOMPOK :4
ANGGOTA KELOMPOK : 1. Dwi Okta (1804181)
2. Nurul Azira (1904009)
3. Dian Nurjanah (1904014)
4. Siti Elia Husna (1904087)
5. Dina Safitri (1904103)
6. Suvina Rahmadani (1904147)
DOSEN PENGAMPU : Apt. OKTA FERA, M.Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami curahkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya, yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah
dengan judul “Pemanfaatan simplisia, ekstrak atau sediaan obat tradisional
tumbuhan pada penyakit diabetes melitus”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah farmakoterapi. Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada ibu apt. okta
Fera, M.Farm sebagai dosen mata kuliah analisis sediaan obat bahan alam yang
telah banyak memberi bantuan, arahan dan petunjuk yang jelas sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, Terimakasih.

Padang, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

2.1 Ekstrak Dan Serbuk Daun Pepaya (Carica Papaya).............................. 3


2.2 Ekstrak Daun Kluwih (Artocarpus camansi).......................................... 4
2.3 Ekstrak Etanol, Seduhan Simplisia Dan Jus Umbi Bawang Hutan
(Eleutherine Bulbosa (Mill) Urb.)
.................................................................................................................
5
2.4 Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum).......................................... 6
2.5 Ekstrak Daun Ramania (Bouea macrophylla griffith)............................. 7
2.6 Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha)....................................... 8

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 9
3.1 Saran........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia, ditandai dengan bergesernya pola penyakit secara
epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang secara global
meningkat, secara nasional menduduki sepuluh penyakit besar penyebab kematian
dan kasus terbanyak diantaranya adalah diabetes melitus. Pengertian dari diabetes
melitus adalah penyakit gangguan system endokrin yang ditandai dengan fluktuasi
abnormal kadar glukosa darah akibat gangguan produksi insulin dan gangguan
metabolisme glukosa.
Pada perjalanan penyakit diabetes melitus banyak menimbulkan komplikasi
baik akut maupun kronis. Sering disebut sebagai “Mother of disease” karena
merupakan induk dari penyakit lainnya seperti hipertensi, penyakit jantung dan
pembuluh darah, gagal ginjal, stroke dan kebutaan. Diabetes melitus juga dikenal
sebagai “Silent Killer” atau sebagai penyakit yang dapat membunuh manusia
secara diam-diam.
Indonesia menempati urutan ketujuh negara dengan penderita diabetes
melitus terbanyak dengan jumlah 7,6 juta, diprediksi bahkan akan masuk lima
besar penderita diabets melitus pada tahun 2030 menurut data World Health
Organization (WHO). Peningkatan jumlah penderita diabetes diprediksi dari 8,4
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta.
Penggunaan obat tradisional menjadi alternatif mengingat obat-obat sintetik
memiliki berbagai efek samping. WHO juga merekomendasikan pentingnya
pengobatan tradisional yang berasal dari tanaman obat.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana pengaruh ekstrak dan serbuk daun pepaya (Carica papaya)
pada penyakit diabetes melitus ?
2. Bagaimana pengaruh ekstrak daun kluwih (Artocarpus camansi) pada
penyakit diabetes melitus ?

1
3. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol, seduhan simplisia dan jus umbi
bawang hutan (Eleutherine Bulbosa (Mill) Urb.) pada penyakit diabetes
melitus ?
4. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) pada
penyakit diabetes melitus ?
5. Bagaimana kandungan metabolit sekunder ekstrak daun ramania
(Bouea macrophylla griffith) asal Kalimantan selatan ?
6. Bagaimana potensi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha)
sebagai terapi alternatif diabetes melitus ?

1.3 Tujuan masalah


1. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh ekstrak dan serbuk daun
pepaya (Carica papaya) pada penyakit diabetes melitus.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh ekstrak daun kluwih
(Artocarpus camansi) pada penyakit diabetes melitus.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh ekstrak etanol, seduhan
simplisia dan jus umbi bawang hutan (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb.)
pada penyakit diabetes melitus.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh ekstrak daun sirih merah
(Piper crocatum) pada penyakit diabetes melitus.
5. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder Ekstrak Daun
Ramania (Bouea macrophylla Griffith)Asal Kalimantan Selatan.
6. Untuk mengetahui potensi jamur kuping hitam (auricularia polytricha)
sebagai terapi alternatif diabetes melitus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang


ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin). Pemanfaatan tumbuhan
sebagai obat tradisional dalam berbagai penyakit telah banyak digunakan, obat
tradisional dari bahan alam menjadi salah satu alternatif pengobatan, salah satunya
diabetes mellitus. Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun sebagai
pangan olahan cenderung meningkat terlebih dengan adanya upaya untuk
memanfaatkan bahan alam (back to nature).
Lebih dari 500 jenis tanaman telah terbukti mempunyai aktivitas
hipoglikemia karena dalam tanaman tersebut terkandung senyawa-senyawa yang
berkhasiat sebagai antidiabetes seperti polisakarida, protein, flavonoid, alkaloid,
steroid, dan terpenoid (Anjelina, 2018: 92). Dari penelitiannya tersebut ada
beberapa tanaman yang berpotensi sebagai obat Diabetes Mellitus seperti Pare
(Momordica charantia) yang memiliki kandungan kimia berupa flavonoid,
polifenol dan saponin. Sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki kandungan
orthosiphon glukosa, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin,
garam kalium dan myonositol. Lidah Buaya (Aloe vera) memiliki kandungan
kimia berupa aloe emodin yang tergolong dalam senyawa antraquinone yang
mempunyai kemampuan menurunkan kadar gula darah. Selain itu, daun salam
(Syzygium polyanthum) memiliki kandungan kimia berupa minyak atsiri, tannin,
flavonoid. Dan adapun brotowali (Tinospora crispa) memiliki kandungan kimia
terdiri dari alkaloid berberin dan kolumbin, glikosida pikroretosida, zat pahit

pikroretin, damar lunak dan palmitin.


Berikut ini merupakan contoh pemanfaatan simplisia, ekstrak atau sediaan
obat tradisional tumbuhan pada penyakit diabetes mellitus, antara lain :

2.1 Ekstrak Dan Serbuk Daun Pepaya (Carica Papaya)


Tanaman pepaya (Carica papaya) termasuk dalam suku Caricaceae telah
digunakan dalam pengobatan dengan aktivitas sebagai antidiabetes. Daun pepaya
mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan

3
steroid/triterpenoid. Sebagian besar tanaman yang telah ditemukan mengandung
glikosida, alkaloid, terpenoid, flavonoid memiliki efek sebagai antidiabetes.
Serbuk daun pepaya dapat diperoleh dengan mudah dan dibuat secara rumahan
tanpa proses ekstraksi. Sedangkan ekstrak daun pepaya harus dibuat dengan
melakukan proses ekstraksi.
Menurut penelitian Frendy dkk bahwa ekstrak daun pepaya dengan dosis
170 mg/kgBB sudah menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dosis 100
mg/kgBBB serta adanya kandungan zat aktif dalam daun pepaya yaitu flavonoid,
tannin, saponin, dan alkaloid yang berefek hipoglikemia. Selain itu, zat aktif yang
terkandung dalam daun pepaya juga berperan merangsang pelepasan insulin dari
sel beta pancreas dan pelepasan somatostatin tetapi menekan sekresi glukagon.
Menurut penelitian Qurrota dan Salem bahwa analisis fitokimia daun
pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder; alkaloid, triterpenoid, steroid,
flavonoid, saponin, dan tannin. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat
mencegah reaksi pembentukan rantai advanced glycosylation end products (AGE)
penyebab perubahan patologis pada keadaan hiperglikemik.
Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk mentransfer
sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks dengan
logam. Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh terhadap efek radikal
bebas adalah dengan mengurai oksigen radikal, melindungi sel dari peroksidasi
lipid, memutuskan rantai reaksi radikal, mengikat ion logam dari kompleks inert
sehingga ion logam tersebut tidak dapat berperan dalam proses konversi
superoxide radicals dan hidrogen peroksida menjadi radikal hidroksil, mengurangi
peningkatan permeabilitas vaskuler pada saat peradangan, memblokade jalur
sorbitol, menginhibisi aldose reduktase.

2.2 Ekstrak Daun Kluwih (Artocarpus camansi)


Tanaman daun Kluwih (Artocarpus camansi) merupakan tanaman yang
banyak tersebar di Asia bagian tropis dan subtropis. Kluwih berasal dari Papua
Nugini, Indonesia, dan Filipina. Salah satu daerah sebaran kluwih di Indonesia
adalah Maluku. Tanaman kluwih terdapat di daerah dataran rendah , beberapa
pohonnya juga tersebar di New Caledonia, Pohnpei, Marquesas, Tahiti, Palau, dan
Hawaii.

4
Berdasarkan hasil skrining fitokimia, simplisia, dan ekstrak etanol daun
kluwih mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida, glikosida
antrakuinon dan steroid/triterpenoid. Alkaloid memiliki efek dalam bidang
kesehatan berupa antihipertensi dan antidiabetes melitus.
Tanin yang berfungsi sebagai penghambat α- glukosidase yang bermanfaat
untuk menunda absorpsi glukosa setelah makan sehingga menghambat kondisi
hiperglikemia postprandial. Enzim αglukosidase meliputi maltese, isomaltase,
sukrase, laktase, dan α-dekstrinase. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam
mulut dan usus menjadi gula yang lebih sederhana yang kemudian akan diserap
kedalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah.
Proses pencernaan karbohidrat tersebut menyebabkan pankreas melepaskan
enzim αglukosidase ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi
oligosakarida yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim α-
glukosidase yang dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian akan diserap
kedalam tubuh. Enzim α-glukosidase menghidrolisis ikatan glikosidik alfa (α)
yang terletak diantara residuresidu gula. Dengan dihambatnya kerja enzim α-
glukosidase menyebabkan penurunan absorpsi monosakarida dan pengurangan
kenaikan glukosa postpandrial.
Flavonoid yang terkandung dalam daun kluwih diduga berperan secara
signifikan meningkatkan aktifitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi
sel-sel β pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Flavonoid
yang terkandung di dalam tumbuhan diduga juga dapat memperbaiki daya kerja
reseptor insulin, sehingga memberikan efek yang menguntungkan pada keadaan
DM.

2.3 Ekstrak Etanol, Seduhan Simplisia Dan Jus Umbi Bawang Hutan
(Eleutherine Bulbosa (Mill) Urb.)
Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol
umbi bawang hutan (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb.) mengandung senyawa
metabolik sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hal ini
sesuai dengan literatur yang diperoleh bahwa umbi bawang hutan (Eleutherine
bulbosa (Mill) Urb.) memiliki kandungan senyawa metabolik sekunder yaitu
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid.

5
Adanya efek penurunan kadar glukosa darah oleh ekstrak etanol umbi
bawang hutan disebabkan karena memiliki kandungan senyawa tanin, saponin,
flavonoid dan alkaloid. Hal ini sesuai dengan hasil uji penapisan
fitokimia.Senyawa yang terkandung didalam ekstrak etanol umbi bawang hutan
seperti tanin mempunyai aktivitas hipoglikemik yaitu meningkatkan glikogenesis
dan berfungsi sebagai astringent atau pengkelat yang dapat mengerutkan membran
epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan akibatnya
menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa tidak terlalu
tinggi.Saponin menghambat transport glukosa didalam saluran cerna dan
merangsang sekresi insulin pada sel β pankreas.
Flavonoid berperan sebagai antioksidan sehingga dapat menghambat
pembentukan radikal bebas dan mnetralisir peningktan Ractive Oxygen Species
(ROS) akibat diabetes dab mampu meregenerasi sel-sel β pankreas yang rusak
sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Selain itu senyawa alkaloid dapat
menurunkan glukoneogenesis sehingga kadar glukosa dalam tubuh dan kebutuhan
insulin menurun.

2.4 Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum)


Daun sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu obat herbal yang
secara empiris dapat mengobati diabetes melitus. Secara fitokimia sirih merah
mengandung alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin serta peptida. Senyawa aktif
alkaloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar
glukosa darah dan dapat menurunkan tekanan darah. Tanin dan saponin dapat
berfungsi sebagai antimikroba untuk bakteri dan virus. Sementara peptida sebagai
anti oksida.
Alkaloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir
semua jenis organisme. Alkaloid memiliki berbagai efek farmakologi yang seperti
antikanker, antiinflamasi, dan antimikrob. Flavonoid adalah kelompok senyawa
fenol yang terbesar ditemukan di alam. Alkaloid dan flavonoid merupakan
senyawa aktif yang telah diteliti memiliki aktivitas hipoglikemik. Flavonoid dapat
menghambat kerja enzim á-glukosidase dalam luteolin. Enzim glukosidase
merupakan enzim yang juga digunakan untuk mengetahui potensi suatu tumbuhan
sebagai antidiabetes secara in vitro dengan mekanisme penghambatan.

6
Polifenol merupakan senyawa fenol yang memiliki gugus hidroksil (–OH).
Senyawa polifenol ini adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif
dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E.
Penderita diabetes membutuhkan antioksidan dalam pengobatannya, karena kadar
gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan memicu timbulnya
reaksi autooksidasi yang mengakibatkan menumpuknya radikal bebas dalam
tubuh penderita. Oleh karena itu diperlukan suatu senyawa yang mampu mengikat
radikal bebas untuk menekan timbulnya komplikasi.
Tanin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan. Menurut
batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk kapolismer mantap
yang tidak larut dalam air. Tanin mampu menyambung silang protein dan
membantu membentuk selaput tipis yang melindungi usus, sehingga menghambat
absorpsi glukosa dan laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi. Selain
zat-zat tersebut, sirih merah juga mengandung saponin dan minyak atsiri. Saponin
merupakan glikosida yang dalam kadar rendah mampu berfungsi sebagai
hepatoprotektor, sedangkan minyak atsiri berperan sebagai antiradang dan
antiseptik.

2.5 Ekstrak Daun Ramania (Bouea macrophylla griffith).


Tanaman yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat untuk
mengatasi penyakit diabetes melitus adalah daun ramania (Bouea macrophylla
Griffith). Ramania dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah ramania
berwarna hijau saat masih muda, dan sering dikonsumsi sebagai rujak atau
campuran sambal ramania. Buah ramania yang matang berwarna kuning, memiliki
rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung. Daunnya digunakan sebagai lalap.
Batang ramania dapat digunakan sebagai papan. Ramania dimanfaatkan buah,
daun, dan batangnya. Buah ramania berwarna hijau saat masih muda, dan sering
dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal ramania. Buah ramania yang
matang berwarna kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung.
Daunnya digunakan sebagai lalap. Batang ramania dapat digunakan sebagai
papan.

7
2.6 Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha)
Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) merupakan salah satu jenis
jamur yang dapat dimanfaatkan sebagi bahan pangan, dikenal sebagi jamur jelly
hitam yang mengandung serat yang tinggi. Jamur kuping hitam banyak
dibudidayakan di daerah tropis salah satunya Indonesia.
Simplisia dan ekstrak etanol jamur kuping mengandung senyawa aktif
seperti flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit
sekunder yang termasuk dalam golongan senyawa phenolik (Ajie, 2015).
Flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berkaitan dengan
kemampuannya menurunkan kadar glukosa darah (Sasmita et al., 2017).
Flavonoid yang terkandung di dalam jamur kuping hitam diduga bersifat protektif
terhadap kerusakan sel beta pankreas sebagai penghasil insulin serta dapat
meningkatkan sensitivitas insulin.
Mekanisme flavonoid dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah
dengan menurunkan penyerapan glukosa dengan menghambat GLUT 2 mukosa
intestinal, selain itu flavonoid mampu meningkatkan pemanfaatan glukosa pada
jaringan perifer dan berperan sebagai antioksidan sehingga menurunkan Reactive
Oxygen Species (ROS). Selain itu kandungan polisakarida pada jamur tiram dapat
menekan aktivitas enzim α amilase sehingga mencegah peningkatan kadar
glukosa dalam darah.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi
insulin).
2. Pemilihan tanaman dan tata cara pemanfaatan tanaman untuk mengatasi
diabetes melitus memiliki kesamaan dalam usada yang menjelaskan
bahwa penggunaan tanaman sebagai obat dapat dilakukan dengan
bebagai jenis pemakaian, dalam penelitian ini berupa sediaan cair
seperti loloh dan rebusan. Dalam kitab Ayurveda bentuk obat
diklarifikasikan atas berbagai ragam bentuk sesuai dengan kebutuhan
dan sifat dari bahan obat tersebut
3. Implikasi yang ditimbulkan dari pemanfaatan tanaman sebagai obat
untuk mengatasi Penyakit Diabetes Melitus bagi informan atau pasien
adalah kadar gula yang diderita oleh informan menurun, selain itu
informan tidak merasakan gangguan lagi seperti : gatal di kulit, susah
tidur, sering diare, sering panas dalam, sering nyeri saat menstruasi.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Dan mencari
informasi yang lebih banyak dan akurat untuk mendukung penulisan makalah ini
agar mencapai kesempurnaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anani. Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Diaebetes dan Kadar Glukosa


Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD
Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Kesehat Masy. 2012;1:466–78.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Diabetes
Melitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular; 2008.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia . Laporan riset kesehatan dasar 2013.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi; 2014.
Yun EK. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun kluwih (Artocarpus
camansi) dan gambaran histologi pankreas mencit jantan yang diinduksi
aloksan [skripsi]. Jember: Universitas Jember;2015.
Harapan, Jamil KF, Hayati Z, Muhammad I. Peran puasa dalam remodelling sel
enteroendokrin untuk mencegah diabetes melitus tipe 2. JIMKI.2010; 1(1):
36-40.
Tandi, J. 2018. Analisis Daun Gedi Merah (Abelmoscus manihot ( L.) Medik)
Sebagai obat Diabetes Melitus. Buku Kedokteran EGC. ISBN: 978-979-
044-874-2.Hal 91,92.
Hidayah, S. A. Kiki, M. Purwani ,L. 2015 uji aktivitas antioksidan umbi bawang
dayak (eletheurine bulbosa merr). Posiding penelitian spesia unisba.
Jawi IM, Suprapta DN, Sutirtayasa IWP. 2007. Efek Antioksidan Ekstrak Umbi
Jalar Ungu Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal Dengan
Melihat Kadar ALT dan AST Pada Darah Mencit. Dexa Media 3 (20):
103-106.

10

Anda mungkin juga menyukai