Kelompok 4 - Makalah - Analisis Sediaan Obat Bahan Alam
Kelompok 4 - Makalah - Analisis Sediaan Obat Bahan Alam
DISUSUN OLEH :
KELAS : VII B
KELOMPOK :4
ANGGOTA KELOMPOK : 1. Dwi Okta (1804181)
2. Nurul Azira (1904009)
3. Dian Nurjanah (1904014)
4. Siti Elia Husna (1904087)
5. Dina Safitri (1904103)
6. Suvina Rahmadani (1904147)
DOSEN PENGAMPU : Apt. OKTA FERA, M.Farm
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 9
3.1 Saran........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol, seduhan simplisia dan jus umbi
bawang hutan (Eleutherine Bulbosa (Mill) Urb.) pada penyakit diabetes
melitus ?
4. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) pada
penyakit diabetes melitus ?
5. Bagaimana kandungan metabolit sekunder ekstrak daun ramania
(Bouea macrophylla griffith) asal Kalimantan selatan ?
6. Bagaimana potensi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha)
sebagai terapi alternatif diabetes melitus ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
steroid/triterpenoid. Sebagian besar tanaman yang telah ditemukan mengandung
glikosida, alkaloid, terpenoid, flavonoid memiliki efek sebagai antidiabetes.
Serbuk daun pepaya dapat diperoleh dengan mudah dan dibuat secara rumahan
tanpa proses ekstraksi. Sedangkan ekstrak daun pepaya harus dibuat dengan
melakukan proses ekstraksi.
Menurut penelitian Frendy dkk bahwa ekstrak daun pepaya dengan dosis
170 mg/kgBB sudah menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dosis 100
mg/kgBBB serta adanya kandungan zat aktif dalam daun pepaya yaitu flavonoid,
tannin, saponin, dan alkaloid yang berefek hipoglikemia. Selain itu, zat aktif yang
terkandung dalam daun pepaya juga berperan merangsang pelepasan insulin dari
sel beta pancreas dan pelepasan somatostatin tetapi menekan sekresi glukagon.
Menurut penelitian Qurrota dan Salem bahwa analisis fitokimia daun
pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder; alkaloid, triterpenoid, steroid,
flavonoid, saponin, dan tannin. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat
mencegah reaksi pembentukan rantai advanced glycosylation end products (AGE)
penyebab perubahan patologis pada keadaan hiperglikemik.
Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk mentransfer
sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks dengan
logam. Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh terhadap efek radikal
bebas adalah dengan mengurai oksigen radikal, melindungi sel dari peroksidasi
lipid, memutuskan rantai reaksi radikal, mengikat ion logam dari kompleks inert
sehingga ion logam tersebut tidak dapat berperan dalam proses konversi
superoxide radicals dan hidrogen peroksida menjadi radikal hidroksil, mengurangi
peningkatan permeabilitas vaskuler pada saat peradangan, memblokade jalur
sorbitol, menginhibisi aldose reduktase.
4
Berdasarkan hasil skrining fitokimia, simplisia, dan ekstrak etanol daun
kluwih mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida, glikosida
antrakuinon dan steroid/triterpenoid. Alkaloid memiliki efek dalam bidang
kesehatan berupa antihipertensi dan antidiabetes melitus.
Tanin yang berfungsi sebagai penghambat α- glukosidase yang bermanfaat
untuk menunda absorpsi glukosa setelah makan sehingga menghambat kondisi
hiperglikemia postprandial. Enzim αglukosidase meliputi maltese, isomaltase,
sukrase, laktase, dan α-dekstrinase. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam
mulut dan usus menjadi gula yang lebih sederhana yang kemudian akan diserap
kedalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah.
Proses pencernaan karbohidrat tersebut menyebabkan pankreas melepaskan
enzim αglukosidase ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi
oligosakarida yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim α-
glukosidase yang dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian akan diserap
kedalam tubuh. Enzim α-glukosidase menghidrolisis ikatan glikosidik alfa (α)
yang terletak diantara residuresidu gula. Dengan dihambatnya kerja enzim α-
glukosidase menyebabkan penurunan absorpsi monosakarida dan pengurangan
kenaikan glukosa postpandrial.
Flavonoid yang terkandung dalam daun kluwih diduga berperan secara
signifikan meningkatkan aktifitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi
sel-sel β pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Flavonoid
yang terkandung di dalam tumbuhan diduga juga dapat memperbaiki daya kerja
reseptor insulin, sehingga memberikan efek yang menguntungkan pada keadaan
DM.
2.3 Ekstrak Etanol, Seduhan Simplisia Dan Jus Umbi Bawang Hutan
(Eleutherine Bulbosa (Mill) Urb.)
Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol
umbi bawang hutan (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb.) mengandung senyawa
metabolik sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hal ini
sesuai dengan literatur yang diperoleh bahwa umbi bawang hutan (Eleutherine
bulbosa (Mill) Urb.) memiliki kandungan senyawa metabolik sekunder yaitu
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid.
5
Adanya efek penurunan kadar glukosa darah oleh ekstrak etanol umbi
bawang hutan disebabkan karena memiliki kandungan senyawa tanin, saponin,
flavonoid dan alkaloid. Hal ini sesuai dengan hasil uji penapisan
fitokimia.Senyawa yang terkandung didalam ekstrak etanol umbi bawang hutan
seperti tanin mempunyai aktivitas hipoglikemik yaitu meningkatkan glikogenesis
dan berfungsi sebagai astringent atau pengkelat yang dapat mengerutkan membran
epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan akibatnya
menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa tidak terlalu
tinggi.Saponin menghambat transport glukosa didalam saluran cerna dan
merangsang sekresi insulin pada sel β pankreas.
Flavonoid berperan sebagai antioksidan sehingga dapat menghambat
pembentukan radikal bebas dan mnetralisir peningktan Ractive Oxygen Species
(ROS) akibat diabetes dab mampu meregenerasi sel-sel β pankreas yang rusak
sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Selain itu senyawa alkaloid dapat
menurunkan glukoneogenesis sehingga kadar glukosa dalam tubuh dan kebutuhan
insulin menurun.
6
Polifenol merupakan senyawa fenol yang memiliki gugus hidroksil (–OH).
Senyawa polifenol ini adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif
dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E.
Penderita diabetes membutuhkan antioksidan dalam pengobatannya, karena kadar
gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan memicu timbulnya
reaksi autooksidasi yang mengakibatkan menumpuknya radikal bebas dalam
tubuh penderita. Oleh karena itu diperlukan suatu senyawa yang mampu mengikat
radikal bebas untuk menekan timbulnya komplikasi.
Tanin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan. Menurut
batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk kapolismer mantap
yang tidak larut dalam air. Tanin mampu menyambung silang protein dan
membantu membentuk selaput tipis yang melindungi usus, sehingga menghambat
absorpsi glukosa dan laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi. Selain
zat-zat tersebut, sirih merah juga mengandung saponin dan minyak atsiri. Saponin
merupakan glikosida yang dalam kadar rendah mampu berfungsi sebagai
hepatoprotektor, sedangkan minyak atsiri berperan sebagai antiradang dan
antiseptik.
7
2.6 Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha)
Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) merupakan salah satu jenis
jamur yang dapat dimanfaatkan sebagi bahan pangan, dikenal sebagi jamur jelly
hitam yang mengandung serat yang tinggi. Jamur kuping hitam banyak
dibudidayakan di daerah tropis salah satunya Indonesia.
Simplisia dan ekstrak etanol jamur kuping mengandung senyawa aktif
seperti flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit
sekunder yang termasuk dalam golongan senyawa phenolik (Ajie, 2015).
Flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berkaitan dengan
kemampuannya menurunkan kadar glukosa darah (Sasmita et al., 2017).
Flavonoid yang terkandung di dalam jamur kuping hitam diduga bersifat protektif
terhadap kerusakan sel beta pankreas sebagai penghasil insulin serta dapat
meningkatkan sensitivitas insulin.
Mekanisme flavonoid dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah
dengan menurunkan penyerapan glukosa dengan menghambat GLUT 2 mukosa
intestinal, selain itu flavonoid mampu meningkatkan pemanfaatan glukosa pada
jaringan perifer dan berperan sebagai antioksidan sehingga menurunkan Reactive
Oxygen Species (ROS). Selain itu kandungan polisakarida pada jamur tiram dapat
menekan aktivitas enzim α amilase sehingga mencegah peningkatan kadar
glukosa dalam darah.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi
insulin).
2. Pemilihan tanaman dan tata cara pemanfaatan tanaman untuk mengatasi
diabetes melitus memiliki kesamaan dalam usada yang menjelaskan
bahwa penggunaan tanaman sebagai obat dapat dilakukan dengan
bebagai jenis pemakaian, dalam penelitian ini berupa sediaan cair
seperti loloh dan rebusan. Dalam kitab Ayurveda bentuk obat
diklarifikasikan atas berbagai ragam bentuk sesuai dengan kebutuhan
dan sifat dari bahan obat tersebut
3. Implikasi yang ditimbulkan dari pemanfaatan tanaman sebagai obat
untuk mengatasi Penyakit Diabetes Melitus bagi informan atau pasien
adalah kadar gula yang diderita oleh informan menurun, selain itu
informan tidak merasakan gangguan lagi seperti : gatal di kulit, susah
tidur, sering diare, sering panas dalam, sering nyeri saat menstruasi.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Dan mencari
informasi yang lebih banyak dan akurat untuk mendukung penulisan makalah ini
agar mencapai kesempurnaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10