Anda di halaman 1dari 5

KEGAWAT DARURATAN SISTEM ENDOKRIN

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas dalam menempuh Mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat II

pengelolaan kelas oleh Dosen Pengampu :

Dede Nur Aziz Muslim, M.Kep

Oleh

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2022

 Pengertian
Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih
rendah dari 50 mg/dL disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.

1. Hipoglikemia Gawat

Menurut Boedisantoso dan Subekti (2007) gejala ini dapat ringan berupa gelisah hingga berat
berupa koma dengan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat hipoglikemia
oral golongan sulfonilurea.

Hipoglikemia pada DM tersering terjadi karena :

a) Kelebihan obat, baik obat hipoglikemik oral maupun yang lebih sering insulin atau
kebutuhan tubuh akan insulin yang relative menurun seperti pada keadaan gagal ginjal
kronik, dan pasca persalinan.

b) Makan tidak adekuat, baik jumlah kalori maupun waktu makan yang tidak tepat

dihubungkan dengan pemakaian obat hipoglikemik.

c) Kegiatan jasmani yang berlebihan yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin.

2. Tanda Klinis Hipoglikemia

Adapun tanda-tanda hipoglikemia adalah sebagai berikut :

 stadium parasimpatik: lapar, mual tekanan darah turun


 stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung
sederhana
 stadium simpatik : keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir atau
tangan, berdebar-debar;
 stadium gangguan otak berat: koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang
(Boedisantoso dan Subekti,2007).

3. Intervensi
 Stadium permulaan (sadar) meliputi pemberian gula murni sekitar 3 gram (2
sendok makan) atau sirop, permen dan makanan yang mengandung hidrat
arang. Stop obat hipoglikemik sementara, periksa glukosa darah sewaktu.
 Stadium lanjut (koma hipoglikemia) penanganan harus cepat. Berikan glukosa
40% 2 flakon, melalui vena setiap 10 – 20 menit hingga pasien sadar disertai
pemberian cairan dekstrosa 10% per infus 6 jam per kolf untuk
mempertahankan glukosa darah dalam nilai normal atau di atas normal.

 Bila belum teratasi dapat diberikan antagonis insulin seperti adrenalin,


kortison dosis tinggi atau glukagon 1 mg intravena (Boedisantoso dan Subekti,
2007).

4. Diabetik Ketoasidosis (KAD)


Merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit
diabetes melitus.
 Kondisi terdapat hiperglikemia berat dengan ketosis atau asidosis.
 Tanda khas adalah kesadaranmenurun disertai dehidrasi berat.
 Yang membahayakan dari ketoasidosis adl ggn kes cairan dan elektrolit
 Sering terjadipd DM Tipe1
 Dapat terjadi pada Elderly dg DM tipe 2
 Insidensi4.6-8per 1000 pasienDM
 Mortalitas5%

5. Faktor yang mempengaruhi angka kematian


 terlambat diagnosis karena biasanya pasien DM dibawa setelah koma;
 pasien belum tahu mengalami diabetes;
 sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, misalnya
sepsis, renjatan, infark miokard, dan Cerebro Vascular Disease;
 kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan
ketoasidosis.

6. KRITERIA KAD
KADAR GLUKOSA >250 MG/DL
 Ph <7,35
 Hco3 rendah
 Keton serum (+)
7. Patopisiologi
INSULIN DEFISIENSI
|
PENINGKATAN GLUKAGON
|
GLUKONEOGENESIS

 Glukoneogenesismeningkt metabolismelemak yg menyebabkan ketogenesis


shgt jd ketonemiadan penurunanserum PhYg akhirnya menyebabkanasi dosis
 Kondisi hiperglikemia berat menyebabkan glycosuria dandiuretik osmosis,shg
terjadi polyuria yg berakibat penurunan sodium, potassium, phosporus dan
bicarbonat, shg tjd lah dehidrasi berat
 KAD jg disebabkan aktivasi hormon counterregulatory yg lain:
Catecholamine, Glukagon dan Cortisol

Efek Cortisol

⚫ Meningkatk lipolysis

⚫ Meningkatkn pemecahan protein,dan pelepasan asam amino


⚫ Meningkatkan glukoneogenesis dihepar

PRINSIP INTERVENSI

 penggantian cairan & natrium


 menekan lipolisis lemak & menekan glukoneogenesis sel hati dg pemberian insulin
 mengatasi stres sbg pencetus KAD
 mengembalikan kondisi fisiologis normal

INTERVENSI

 Prinsip dasar penatalaksanaan adalah rehidrasi cepat-tepat, pemberian insulin,


memperbaiki gangguan elektrolit dan mengatasi faktor pencetus.
 monitoring ketat setiap jam hingga tanda dan gejala klinis membaik.
 Pertama rehidrasi cepat merupakan tindakan awal yang harus segera dilakukan.
Cairan yang dipilih adalah NaCl 0,9%, meskipun ada pendapat lebih baik
digunakan 0,45%. Pemberian cairan sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama
kemudian 0,5 liter pada 30 menit kedua, jadi berjumlah 1,5
liter pada jam pertama.
 Setelah itu cairan diberikan sesuai tingkat dehidrasi. Pada permulaaan diagnosis,
plasma ekspander sangat berguna pada keadaan SYOK. Bila kadar glukosa darah
< 200 mg/dL, NaCl 0,9% segera diganti dengan dekstrosa 5%

 Kedua: insulin mulai diberikan pada jam ke-2, dalam


bentukbolus(intravena)dosis180mU/kgBB, dilanjutkan dengan drip insulin 90 mU
/jam/ kgBB menjadi 45 mU/ jam/ kg BB. Bila glukosa darah stabil sekitar 200 –
300 mg/dL selama 12 jam, dilanjutkan dengan drip insulin 1-2 unit/ perjam dan
dilakukan sliding scales etiap 6jam.
 Ketiga: bikarbonat. Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH <7,1.
 Keempat: Kalium. Pemberian kalium agakpenting terutama pada pasien yang
tidakmengalami SYOK. Cara pemberiantergantung skema pengobatan yang
dipergunakan. Suplementasi kalium dapat dilakukan perinfus atau bila pasien
sadardapat diberikan peroral. Bila pH naik, kalium akan turun, oleh karena itu
pemberian Natrium Bikarbonat disertai dengan pemberian kalium.
 Kelima: antibiotik, untuk mencegah infeksi atau meluasnya infeksi, maka
sebaiknya antibiotik adekuat diberikan pada waktu permulaan.

Anda mungkin juga menyukai