B. Indikator
or Hasilil Belajar :
Peserta
a Dapat
at Menjelaskann :
1. Peraturan Perundang – Undangan
2. Pengelolaan Airtanah Berbasis Cekungan Airtanah
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Airtanah
4. Kelembagaan Pengelola Airtanah
Topik bahasan
1. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI PUSATAB
Infographic Style
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan
Rakyat
Nomor : 15/PRT/M/2015 Tanggal 21 April 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PUPR
Infographic Style
Pasal 1382
Pusat Air Tanah dan Air Baku mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pembinaan
pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
perencanaan dan konservasi air tanah dan air baku
Pasal 1383
Pusat Air Tanah dan Air Baku menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria air tanah dan air
baku, serta konservasi air tanah dan air baku;
b. penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada air
tanah dan air baku, serta konservasi air tanah
dan air baku;
c. penyusunan perencanaan air tanah dan air baku,
serta konservasi air tanah dan air baku;
d. pembinaan pengelolaan air tanah dan air baku,
serta konservasi air tanah dan air baku; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.
1.1. LATAR BELAKANG
Pengembangan air tanah untuk irigasi cukup lama di Indonesia sejak
tahun 1970 dan saat telah berkembang hampir seluruh indonesia meliputi
seluruh jawa dan indonesia bagian timur yaitu Bali samapi dengan papua
dan sebagaian wilayah sumatera.
Pengelolaan irigasi air tanah dan air baku merupakan salah satu aspek
dari pengelolaan SDA secara umum sehingga harus mengikuti peraturan
perundang – undangan yang berlaku saat ini. Kebijakan dalam
pengelolaan air tanah perlu dirumuskan dan dalam modul ini diusulkan
tentang kebijakan pengelolaan air tanah dimaksudyang akan dituangkan
dan menajdi acuan bagi aparat pelaksana baik di Pusat, Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai maupun di daerah.
DI indonesia, air tanah dapat ditemui dimana saja pada setiap daerah,
akan tetapi potensinya berbeda – beda setiap daerahnya.
Agar pemanfaatannya dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat maka diperlukan pengelolaan
yang dilakukan secara cermat, bijaksana, adil dan merata. Ketersediaan air di bumi terdiri dari 94 % air asin
dan 6 % air tawar ( air yang dapat dimanfaatkan). Dari 6 % air tawar tersebut, 95 % merupakan air tanah, 3,5
% air permukaan dan 1,5 % kelembaban tanah. Keterdapatan air tanah di Indonesia sebesar 712 milyar
m³/tahun yang tersedia pada 421 Cekungan Air Tanah ( CAT ). Dengan pola ketersediaan air di bumi
tersebut, banyak para ahli di dunia berpendapat bahwa air tanah merupakan air masa depan untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup manusia yang jumlahnya makin meningkat.
PENGERTIAN
AIR SUMBER AIR
Adalah semua air yang terdapat pada, Adalah tempat atau wadah air alami
di atas, atau di bawah permukaan dan/atau buatan yang terdapat pada, di
tanah, termasuk dalam pengertian ini air atas, ataupun di bawah permukaan
permukaan, air tanah, air hujan dan air tanah
laut yang berada di darat
3. UU NO 23 TAHUN 2014, TENTANG 3. PP NO. 121 TAHUN 2015, 3. PERMEN ESDM 1451 TAHUN
PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENGUSAHAAN SDA 2000, TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PENYELENGGARAAN
TUGAS PEMERINTAH DI BIDANG
PENGELOLAAN AIR BAWAH
TANAH
5. SE : 03/SE/Da/2019: PEDOMAN
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI SUMUR AIR TANAH
UNTUK MENDUKUNG
PENYEDIAAN AIR BAKU
UUD 1945, Pasal 33 UU 1974, Pasal 1
Pasal 7
(1)Ketepatan dalam penggunaan sumber daya air dan prasarananya sebagai media
diwujudkan oleh :
a. pengelola sumber daya air dengan :
1. pemberian rekomendasi teknis sesuai dengan zona pemanfaatan sumber daya air
yang ditetapkan; dan
2. pengawasan pelaksanaan penggunaan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan
oleh instansi terkait dengan penggunaan sumber daya air.
b. pengguna dengan :
1. pemanfaatan sesuai dengan zona pemanfaatan sumber daya air yang ditetapkan;
dan
2. penggunaan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh instansi terkait dengan
penggunaan sumber daya air.
Pasal 17 :
(1)Penggunaan air dan daya air sebagai materi dilakukan dengan cara mengambil sejumlah
air dari sumber air guna memenuhi kebutuhan air baku.
(2)Kebutuhan air baku diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan air minum rumah tangga
dan kebutuhan air lainnya untuk rumah tangga, irigasi, penggelontoran rutin, usaha
penyediaan air minum, usaha industri, usaha akomodasi, atau kegiatan usaha lain.
(3)Penggunaan air dan daya air sebagai materi dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
penghematan penggunaan,ketertiban dan keadilan, ketepatan penggunaan, keberlanjutan
penggunaan, serta penggunaan yang saling menunjang antara air permukaan dan air
tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan.
PERMEN 37/2015, Izin Penggunaan Air dan/atau Sumber Air
Pasal 3 :
(1) Izin penggunaan sumber daya air harus dimiliki oleh instansi pemerintah, badan hukum,
badan sosial, atau perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air.
(2) Izin penggunaan sumber daya air juga harus dimiliki oleh badan hukum, badan sosial, atau
perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air bagi kegiatan usaha.
(3) Izin penggunaan sumber daya air dikecualikan bagi penggunaan sumber daya air untuk :
a. memenuhi keperluan pokok kehidupan sehari-hari dan/atau untuk hewan peliharaan;
dan
b. irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada.
(4) Keperluan pokok kehidupan sehari-hari antara lain keperluan untuk minum, masak, mandi,
dan peribadatan.
Pasal 4 :
(1)Izin penggunaan sumber daya air ditetapkan berdasarkan ketersediaan air dan peruntukan
air sebagaimana tercantum dalam rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan.
(2) Izin diberikan berdasarkan urutan prioritas :
a. pemenuhan keperluan pokok kehidupan sehari-hari yang penggunaannya dalam jumlah
besar pada satu titik pengambilan;
b. pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
c. penggunaan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari melalui
kegiatan usaha sistem penyediaan air minum;
d. kegiatan bukan usaha; dan
e. penggunaan sumber daya air untuk kegiatan usaha lainnya.
PERMEN ESDM : 2/2017, Pasal 2
Pasal 4
1. Kepala Badan menyampaikan usulan penetapan zona konservasi air tanah
kepada Menteri
2. Menteri menentapkan zona konservasi air tanah pada cekungan air tanah
(CAT) lintas daerah prpinsi dan lintas negara
Pasal 6 : Zona konservasi air tanah yang telah ditetapkan diperbaharui paling
lambat 5 tahun sejak tanggal ditetapkan
SE SDA : 03/2019, Tgl. 16 Mei 2019
1
KEBIJAKAN
Pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
UMUM Meneral : 2 Tahun 2017 tentang CAT di Indonesia,
disebutkan bahwa CAT menjadi dasr pengelolaan air
tanah di Indonesia dan menjadi dasar penetapan
zona :
- Konservasi air tanah
- Pendayagunaan air tanah
- Pengendalian daya rusak air tanah
a. Batas Tanpa Aliran : merupakan batas cat, pada batas tsb tidak
terjadi aliran air tanah atau aliran tidak berarti jika dibandingkan
2 dengan akuifer utama
b. Batas Muka Air Permukaan : batas cat dapat diketahui
tekanan
BATASAN hidrauliknya, dan besifat tetap atau berubah terhadap waktu
c. Batas Aliran Tanah : batas imbuhan air tanah merupakan
cekungan air tanah, pada batas tsb volume air tanah per satuan
CEKUNGAN waktu ke dalam cat tsb berasal dari lapisan batuan yang tidak
diketahui tekanan hidraulik dan atau keterusnnya.
AIRTANAH d. Muka air Tanah Bebas : merupakan batas cat, pada bataas tsb
diketahui tekanan hidrauik sebesar tekanan udara luar, muka air
tanah bebas disebut muka preatik, merupakan batas vertikal
bagian atas cat
3
Ciri – Ciri Umum Daerah Imbuhan Air Tanah
a. Mempunyai arah umu aliran air tanah secara vertikal ke
DAERAH bawah
b. Aliran meresap kedalam tanah ampai muka tanah
IMBUHAN c. Kedudukan muka preatik lebih dalam dari muka pisometrik
d. Kedudukan muka preatik relatif dalam
e. Daerah singkapan batuan llolos air tidak jenuh air
DAN LEPASAN f. Daerah perbukitan atau pegunungan
g. Kandungan kimia air tanah relatif rendah
AIRTANAH h. Umur air tanah relatif muda
Ciri – Ciri Khusus daerah Imbuhan
a. Daerah tubuh dan puncak kerucut gunung api
b. Daerah karst yang mempunyai retakan dan lubang pelarutan
c. Daerah singkapan batuan akuifer tertekan bagian hulu
3
DAERAH Ciri – Ciri Umum Daerah Lepasan
IMBUHAN a. Mempunyai arah umu aliran air tanah secara vertikal ke
atas
b. Muka air tanah bergerak ke atas mengisi pori tanah pada
DAN LEPASAN zona tidak jenuh air
c. Kedudukan muka preatik lebih dangkal dari muka
AIRTANAH pisometrik pada kondisi alamiah
d. Daerah sekitar hilir bermunculan mata air permanen
e. Kedudukan muka preatik relatif dangkal
f. Kanda air tanah relatif tinggi
g. Umur air tanah relatif tua
h. Daerah dataran
3 Pengelolaan air tanah meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pemantuan , pengevaluasian penyelenggaraan
konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian daya
PENGELOLAAN rusak air tanah berdasarkan cekungan air tanah. Dan tujuan untuk
mewujudkan kelestarian, kesinambungan ketersediaan serta
kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan.
AIRTANAH Sehubungan dengan pelaksanaan desentralisasi pengelolaan air
tanah beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian antara
BERBASIS CAT lain :
1) Penyediaan peta dan informasi tentang air tanah
2) Kesepatan antar Pemda dalam mengelola CAT lintas
propinsi, lintas kabupaten dan kesepakan dengan Gubernur
mencakup iventarisasi potensi, perencanaan pendayagunaan,
peruntukan pemanfaatan, konservasi dan pengendalian
3) Pemberdayaan daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan,
kemampuan teknis SDM, peralatan serta ketersediaan data
informasi tentang sumber daya air tanah
4) Pengaturan terpadu berbagai sektor dalam pemanfaatan air
tanah sehingga tidak terjadi konflik
3 5) Pendayagunaan air tanah yang lebih menekankan pada
pelestarian dan perlindungan sumber air tanah
6) Pengaturan kawasan industri yang memerlukan air tanah
PENGELOLAAN sebagai bahan baku dan proses industri
7) Konsistensi daerah dalam meneruskan kebijakan yang telah
diambil saat ini yaitu pengaturan debit pengambilan
AIRTANAH 8) Rencana jangka panjang atas kebutuhan air untuk
masyarakat luas
BERBASIS CAT 9) Pengadaan dan penambahan jumlah sumur untuk
mengetahui perubahan – perubahan kondisi air tanah akibat
dari pengambilan air tanah
10) Penertiban sumur – sumur pengambilan air tanah yang tidak
berizin, sebagai salah satu upaya mencegah kerusakan air
tanah
1. PEMBERDAYAAN
SITEM INFORMASI AIR TANAH 2. PENGENDALIAN PEMBIAYAAN
3. PENGAWASAN
PERIZINAN
SANKSI
PENGELOLAAN AIR TANAH
BERBASIS CEKUNGAN AIR TANAH
PENGENDALIAN PENGAWASAN
PELAKSANAAN PEMANTAUAN
PERENCANAAN EVALUASI
5
LANDASAN
PENGELOLAAN
AIRTANAH
Dijabarkan Dalam
1. Kebijakan Teknis
Pengelolaan Air Tanah
Nasional
Dasar Penyusunan 2. Kebijakan Teknis
Strategi Pelaksanaan Pengelolaan Air Tanah
Pengelolaan Air Tanah Propinsi
3. Kebijakan Teknis
Pengelolaan Air Tanah
Kabupaten/Kota
Merupakan
Kerangka Dasar
Dalam
Merencanakan,
Melaksanakan, Terintegrasi Dalam Pola
Memantau dan Pengelolaan Sumber Daya
Mengevaluasi Air Pada Wilayah Sungai
Kegiatan
Konservasi Air
Tanah,
Pendayagunaan Air
Tanah, dan
Pengendalian Daya
Rusak Air Tanah Dijabarkan Dalam
Pada Cekungan Air
Tanah
Penetapan zone
PERENCANAAN
konservasi
Penyusunan dan
penetapan rencana
pengelolaan air tanah
Pelaksanaan Konstruksi
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Operasi
dan Pemeliharaan
EVALUASI Pengamatan,
pencatatan, perekaman,
PEMANTAUAN pemeriksaan laporan,
ANALISIS DAN dan/atau peninjauan
PENILAIAN secara langsung
KONSEP PENGELOLAA AIR TERPADU
Pengelolaan
air permukaan Utama
berdasar daerah
1. Konservasi Sumber Daya Air
aliran sungai
(DAS) x Perlindungan dan pelestarian sumber air
x Pengawetan air
x Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan
air tanah x Pengendalian pencemaran air
(groundwater 2. Pendayagunaan Sumber Daya Air
dan soil water) x Penatagunaan sumber daya air
berdasar
x Penyediaan sumber daya air
cekungan air
x Penggunaan sumber daya air
tanah (CAT)
x Pengembangan sumber daya air
x
Aspek Pengelolaan
Pengusahaan sumber daya air
Pola Pengelolaan Pengelolaan
Sumber Daya Air air tanah 3. Pengendalian Daya Rusak Air
(sebagai acuan) (soil water) x Upaya pencegahan
berdasar wilayah berdasar x Upaya penanggulangan
sungai (WS) Non-CAT x Upaya pemulihan
Pengelolaan
air hujan Pendukung
berdasar DAS,
CAT, Non-CAT 4. Sistem Informasi Sumber Daya Air
dan Ruang x Pengelolaan sis informasi hidrologi,
Udara x Pengelolaan sis infor hidrometeorologi
x Pengelolaan sis infor hidrogeologi
Pengelolaan 5. Pemberdayaan dan Peran Masyarakat
air laut di darat
berdasar DAS, x Pendidikan dan pelatihan,
CAT dan Non- x Penelitian dan pengembangan,
CAT x Pendampingan.
Perencanaan pengelolaan air tanah yang baik adalah
9 perencanaan yang lentur, bias berubah sesuai dengan
perubahan dimasa depan. Kondisi hidrologi dimasa
PERENCANAAN depan tidak pasti, keadaan ekonomi, sosial, hukum
yang sah akan terus berubah, kelenturan dari
perencanaan dan penyesuaian hasil pengawasan
AIRTANAH adalah kunci suksesnya perencanaan pengelolaan air
tanah.
Perencanaan pengelolaan air tanah ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan :
1) Pertimbangan ekonomi
2) Pertimbangan sosial dan kelembagaan
3) Pertimbangan hukum
PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR TANAH
Cekungan Air Tanah ( CAT ) dijadikan acuan oleh Menteri dan Gubernur
sesuai dengan kewenangannya dalam penetapan zone konservasi air tanah,
pemakaian air tanah, pengusahan air tanah, dan pengendalian daya rusak air
tanah. mpunyai kewenangan
4
STATUS CEKUNGAN AIR TANAH
Akuifer pada Cekungan Air Tanah ( CAT ) secara umum dibeakan menjadi 2 ( Dua ) yaitu Akuifer Bebas ( Unconfined Aquifer ) dan
Akuifer Tertetekan ( Confined Aquifer ). Total besaran potensi air tanah pada cekungan air tanah mencapai pada akuifer bebas
sebesar 494.390 m³/tahun dan pada akuifer tertekan sebesar 20.903 juta/tahun
PERBEDAAN DAERAH CAT DAN NON CAT
Daerah CAT
Daerah Non CAT
a. Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh
kondisi geologis dan/atau kondisi hidraulik air tanah
b. Mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah a. Tidak mempunyai batas hidrogeologis
dalam satu sistem pembentukan air tanah b. Tidak mempunyai daerah imbuhan dan daerah
c. Memiliki satu kesatuan sistem akuifer: yaitu kesatuan lepasan air tanah
susunan akuifer, termasuk lapisan batuan kedap air yang c. Tidak memiliki satu kesatuan sistem akuifer
berada di dalamnya
Java
5. LANDASAN PENGELOLAAN AIR TANAH
AIR
PERMUKAAN AIR TANAH
KETERPADUAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN STRATEGIS
• Otonomi Daerah
• Perkembangan Penduduk
• Perkembangan Ekonomi
• Menurunnya DAS KEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR
• Infrastruktur Air Permukaan Terbatas YANG BERKELANJUTAN
• Variabilitas potensi air permukaan
UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT
6. KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH
Pengelolaan air tanah berlandaskan pada kebijakan pengelolaan
air tanah dan yPengelolaan air tanah berlandaskan pada kebijakan
pengelolaan air tanah dan yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan
Sumber Daya Meneral, Gubernur. Kebijakan pengelolaan air tanah
yang bersifat mendasar untuk tujuan, melakukan kegiatan atau
mengatasi masalah tertentu dalam rangka pengelolaan air tanah.
Kebijakan pengelolaan air tanah yang ditetapkan berfungsi sebagai
arahan dalam penyelenggaraan konservasi air tanah,
pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah dan
system informasi air tanah.
Kebijakan Pengelolaan Air Tanah
kebijakan nasional air tanah ditetapkan oleh Menteri Landasan Pengelolaan Air Tanah:
dengan mengacu kepada kebijakan nasional SDA
1 Kebijakan Pengelolaan Air Tanah
sebagai arahan dalam penyelenggaraan 2 Cekungan Air Tanah
kebijakan pengelolaan air tanah provinsi ditetapkan
Kebijakan konservasi air tanah, pendayagunaan air 3 Strategi Pengelolaan Air Tanah
oleh Gubernur dengan mengacu pada kebijakan
Pengelolaan tanah, sistem informasi air tanah, dan
nasional air tanah dan berpedoman pada kebijakan
Air Tanah pemberdayaan masyarakat di tingkat
pengelolaan SDA provinsi
nasional, provinsi, dan kab/kota Rencana Pengelolaan Air Tanah
PERUNTUKAN AT
URUTAN
PRIORITAS
2. PENYEDIAAN
RENCANA
HAK GUNA AT
PENYEDIAAN AT
HAK GUNA
PEMAKAIAN AT
PAKAI AT
3. PENGUNAAN
PENGGUNA
PENINGKATAN
4. PENGEMBANGAN
FUNGSI AT
Arahan Pengelolaan Air Tanah
1. Pengelolaan air tanah wajib
mengacu kebijakan pengelolaan air
tanah pada cekungan air tanah.
2. Kebijakan pengelolaan air tanah
ditetapkan oleh Menteri dan
Gubernur, sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
3. Kebijakan pengelolaan air tanah
merupakan bagian dari kebijakan
sumber daya air (SDA).
4. Kebijakan SDA disusun dan
dirumuskan oleh wadah koordinasi
pengelolaan SDA (Dewan SDA) yang
ditetapkan oleh Presiden.
Arahan Pengelolaan Air Tanah
1. Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan
penghidupan rakyat Indonesia, mengingat fungsinya dalam mendukung
penyediaan air baku sebagai salah satu kebutuhan pokok.
2. Air tanah harus dikelola secara bijaksana, menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
3. Pengelolaan air tanah secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku
air tanah meliputi keterdapatan, penyebaran, ketersediaan, dan kualitas
air tanah serta lingkungan keberadaannya.
4. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya
konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam
kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air.
Kesejahteraan masyarakat
provinsi atau kabupaten/kota
pada CAT;
Strategi Pengelolaan Air Tanah
1. Menyiapkan pengaturan dan perencanaan pengelolaan air tanah (NSPM).
2. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan air tanah.
3. Menyediakan data dan informasi air tanah.
4. Melakukan pengendalian penggunaan air tanah.
5. Menerapkan perizinan penggunaan air tanah.
6. Melaksanakan kegiatan konservasi air tanah.
7. Menyelesaikan sengketa dalam pengelolaan air tanah.
8. Pemberdayaan masyarakat.
Pembuatan sengketdan,
• Sipil Teknik guludan, sumur resapan,
kolam retensi, dam
pengendali
adalah terjaganya keberlanjutan
• kelangsungan keberadaan air tanah dan
keberadaan sumber air tanah, termasuk
potensi yang terkandung di
dalamnya
Konservasi
air tanah
adalah kemampuan air tanah
ditujukan • daya dukung, untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup
untuk lainnya.
menjaga :
• daya tampung, adalah kemampuan air tanah
untuk menyerap zat, energi,
dan fungsi air dan/atau komponen lain yang
tanah masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
39
Konservasi air tanah dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan air tanah.
PERLINDUNGAN DAN
TUJUAN :
PELESTARIAN
ESTARIAN AIR melindungi dan melestarikan
TANAH kondisi dan lingkungan serta
fungsi air tanah
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib menyelenggarakan kegiatan
konservasi air tanah dengan mengikutsertakan masyarakat
35
Perlindungan dan Pelestarian
Pelaksanaan perlindungan dan pelestarian air tanah dilakukan dengan :
a. mempertahankan kemampuan imbuhan air tanah;
a. menjaga daya dukung dan b. melarang melakukan kegiatan pengeboran, penggalian
fungsi daerah imbuhan air atau kegiatan lain dalam radius 200 meter dari lokasi
pemunculan mata air;
tanah; c. membatasi penggunaan air tanah, kecuali untuk
pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.
a. Berdasarkan pertimbangan penurunan muka air tanah, tingkat kerusakan kondisi air
tanah dapat dibagi 4 (empat) tingkatan yaitu :
Aman : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) kurang 1.000 mg/lt atau DHL < 1.000 μS/cm
Rawan : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) antara 1.000 – 10.000 mg/lt atau DHL 1.000 – 1.500 μS/cm
Kritis : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) antara 10.000 – 100.000 mg/lt atau DHL > 1.500 - 5.000
μS/cm
Rusak : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) lebih dari 100.000 mg/lt atau tercemar oleh logam berat dan
atau bahan berbahaya dan beracun atau DHL > 5.000 μS/cm
Aman : apabila pemanfaatan air tanah telah berdampak terjadinya amblesan tanah
Kritis : apabila pemanfaatan air tanah belum berdampak terjadinya amblesan tanah penurunan
Upaya Memperbaiki Peringkat Kerusakan Air Tanah
Langkah yang perlu diambil dalam upaya menurunkan peringkat kerusakan dan memperbaiki kondisi
Dan lingkunan air tanah :
a. Rehabilitasi daerah imbuhan air tanah, dengan pengaturan kembali penggunaan lahan,
penghutanan dan penanaman dengan tanaman untuk meningkatkan kemampuan resapan air.
b. Pembuatan imbuhan air tanah buatan dapat dilakukan di daerah imbuhan maupun di daerah
lepasan air tanah, dengan cara pembuatan sumur resapan atau sumur injeksi, alur atau kolam
atau kolam penampung, seperti danau, telaga, situ atau embung
c. Pengendalian pemanfaatan air tanahdi daerah lepasan air tanah sangat tergantung pada peringkat
kerusakannya, yaitu :
Aman : - Perencanaan konservasi air tanah
- Perencanaan pemanfaatan dan pemanfaatan air tanah
Rawan : - Perencanaan ulang pemanfaatandan pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan pemanfaatan air tanah
- Pengambilan air tanah tidak ditambah
Kritis : - Perencanaan ulang pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan
- Pemanfaatan air tanah dikurangi
- Mengusahakan alternative lain sumber air
Rusak : - Perencanaan ulang pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan
- Pemanfaatan alternative lain sumber air
- Pembuatan resapan buatan
Pemantauan Air Tanah untuk mendukung Konservasi Air Tanah
Sehingga dapat diketahui perubahan kuantitas, kualitas, dan/atau lingkungan air tanah
Sumur pantau wajib disediakan dan dipelihara oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota
p sesuai dengan g kewenangannya. g y
DASAR PENETAPAN
PEMANTAUAN JARINGAN
STANDAR
AIR TANAH
a. kondisi geologis dan
hidrogeologis CAT
b. sebaran sumur produksi dan
intensitas pengambilan air JARINGAN
tanah
c. kebutuhan pengendalian
penggunaan air tanah.
Upaya pemantauan air tanah dilakukan secara berkala atau terus menerus dan berkesinambungan meliputi :
PEMANTAUAN AIR TANAH
pengukuran, pencatatan, pengamatan dan analisis terhadap perubahan kuantitas maupun kualitas air tanah
serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh terjadinya perubahan terebut.
Hasil pemantuan tersebut dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan air tanah
oleh pemerintah.
Mengingat pentingnya pemantauan tersebut dalam pengelolaan air tanah, maka pemerintah daerah dlam
melaksanakan kegiatan ini memerlukan adanya panduan yang memberi acuan tentang cara pemantuan air
tanah.
Pemanfaatan air tanah alam dengan sumur bor dapat menyebabkan dampak lingkungan berupa
keringnya sumur dangkal atau sumur penduduk di sekitar sumur bor dalam, instrusi air laut, serta
amblesan tanah. Oleh karena itu parameter lingkungan keberadaan air tanah yang menjadi obyek
pemantuan adalah muka air tanah dangkal serta kualitasnya pada sumur penduduk, serta permukaan
tanah yang menunjukan gejala amblesan.
Pemanfaatan air tanah oleh industry menggunakan sumur bor diizinkan untuk air tanah dalam. Namun
pemanfaatan air tanah yang instensif pada sumur bor produksi dapat mengakibatkan dampak lingkungan
berupa susutnya air tanah dangkal atau bahkan mengalami kekeringan, selain itu juga dapat menimbulkan
pencemaran pada air tanah dangkal, misalnya instrusi air laut serta amblesan tanah.
Pemantauan amblesan tanah dilakukan pada titik ikat yang dibuat di daerah yang menunjukan gejala
amblesan atau bila belum memungkinkan dilakukan pengukuran maka dilakukan pengamatan pada gejala
amblesan tanah yang meliputi :
a. Pemantauan kedalaman muka air tanah pada sumur penduduk di sekitar sumur produksi
b. Pemantauan pencemaran air tanah pada sumur penduduk dipantau di sekitar sumur produksi
c. Pemantaauan amblesan tanah :
1. Pemantauan pada sumur panau amblesan tanah
2. Pemantauan pada titik ikat di daerah amblesan tanah
3. Pemantauan pada gejala amblesan tanah.
4.2. Pemantauan Air Tanah untuk mendukung Konservasi Air Tanah
Tahapan dalam pengembangan dan pemanfaatan air tanah meliputi tahap studi, tahap pengembangan
dan operasi dan pemeliharaan. Tahapan tersebut perlu diikuti antara kegagalan dan pengembangan air
tanah, dan dampak kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan air tanah dapat dihindari.
Agar pemanfaatan air tanah tidak melibihi kapasitas cekungan air tanah, maka harus dilakukan studi
terlebih dahulu untuk mengetahui batas areal cekungan air tanah, kondisi geologi, perkiraan kapasitas,
kualitas dan kuantitas dan lain – lain yang perlu serta prioritasnya kegiatan apa saja dalam rangka
memanfaatan air tanah tersebut. Kegiatan untuk mengembangkan air tanah untuk tujuan pengairan/irigasi,
air minum, maka kegiatan yang harus dilakukan berupa survai dan investagasi, dengan disiplin ilmu :
geologi, geofisika, geohidrologi, hidrologi, irigasi, pertanian, sosio – ekonomi dan lain – lain. Penggunaan
air tanah untuk irigasi degan menggunakan sumur pompa, dilakukan dalam tingkat – tingkatan
pengembangan air tanah, karena terdapat pertimbangan yang harus diperhatikan seperti teknis, ekonomis
dan keadaan sosial.
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
Pemilihan daerah untuk pengembangan irigasi air tanah, dengan menggunakan
Kriteria :
2) Daerah kekurangan air, dimana air air permukaan tidak memadai atau tidak ada
sama sekali
3) Petani mempunyai tanggapan yang baik terhadap air tanah dan mau
menggunakan air tanah dengan cara iuran untuk eksploitasi dan pemeliharaan
untuk pompa
4) Pada studi penjajakan sudah menunjukkan potensi air tanah yang baik
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
Tahapan studi tersebut adalah :
Studi potensi air tanah yang biasa disebut dengan survai geofisika/geolistrik, dengan studi in akan
diperoleh indikasi ada atau tidaknya air tanah, dengan melihat pada lapisan batuan yang ada.
Pembuatan sumur eksplorasi, untuk mendapatkan data yang lebih akurat tentang batuan, sehingga
akan diketahui keberadaan akuifer, dengan mengambil contoh batuan pada saat pemboran.
Pemboran sumur uji.
Pemboran sumur uji untuk mengetahui kapasitas akuifer, dari sumur uji tersebut dilakukan
pemompaan uji (pumping test) untuk mengetahui salain kapasitas juga karakteristik dari akuifer itu
sendiri dan karakteristik sumurnya.
Dengan dibuatnya sumur uji berarti studi potensi sudah selesai yaitu dengan didapatnya kapasitas dan sifat
– sifat dari akuifer dan sumurnya maka dengan demikian sudah dapat ditentukan kapasitas masing –
masing sumur produksi yang akan dibuat beserta jumlahnya sumur produksi yang akan dibangun pada
cekungan air tanah yang disurvai tersebut.
Dari studi diatas, ditambah dengan data sumur yang telah ada sebelumnya di cekungan air tanah
tersebut maka dapat ditentukan batas cekungan air tanah, recharge area (daerah imbuhan), potensi air
tanah, jumlah pengambilan dan batas pengambilan air tanah pada cekungan air tanah.
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
Pemanfaatan sumber daya air digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat, air tanah
merupakan sumber daya air yang ketersediaannya mengikuti daur / siklus hidrologi, oleh karena itu
dalam pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan harus terpadu dengan air permukaan
KEBUTUHAN
STUDI HIDROGEOLOGI
Aspek Hidrogeologi, Potensi Air
Tanah, Geofisika
PEMBORAN
1. TAHAPAN STUDI AspeK Teknis Sumur Eksplorasi, Test
Well, Pumping Test
STUDI AGROSOSEK
Aspek Agrososek, Kelembagaan,
Hukum YA
KAJI
LAYAK BERHENTI
ULANG
TIDAK
DEBIT KECIL
AIR
2. TAHAPAN PERENCANAAN LAYAK MINUM
DEBIT BESAR
Perencanaan Irigasi AT, Pola Tanam,
Kebutuhan Air, Luas Areal, Rencana
JIAT, Rumah Pompa, Box , Pemilihan
Pompa dan Mesin Penggerak
OP : Persiapan OP, OP ,
4. TAHAPAN O DAN P Usaha tani, HVC, Pembinaan P3AT,
OP : Sumur, JIAT dan Mesin Pompa
ADA POTENSI PETANI MAU
AIR TANAH DAN MAMPU KRITERIA DAN PERTIMBANGAN
YANG AMAN BERPATISIPASI PENGEMBANGAN IRIGASI
DIMANFAAT MEMBIAYAI OP
AIR TANAH
KAN SUMUR POMPA
SAWAH TADAH
HUJAN LAHAN ADANYA USAHA
KERING TANI IRIGASI AIR
BERORIENTASI TANAH
AGRIBISNIS
DENGAN HVC
LAHAN
IRIGASI RUTIN
KEKURANGAN
AIR DI MUSIM ADANYA
KEMARAU PERMINTAAN FASILITA
ATAU S UNTUK
PENUGASAN KEBUTUH
DAN AN AIR
LANGKA AIR BAKU
IRIGASI DAN DUKUNGAN
LANGKA AIR DARI
BAKU PEMPROV/PEM
KAB.KOTA
5.1. Umum
Keberhasilan pembangunan prasarana air tanah tidak
hanya diukur dari keberhasilan pengeboran dengan debit
5. yang mencukupi, namun kesemua jenis prasarana yang
KELEMBAGAAN telah dibangun dapat saling bersinergi untuk dapat
memberikan manfaat bagi penerima manfaat.
PENGELOLAAN Prasaran yang telah dibangun selanjutnya akan
AIR TANAH diserahkan pengelolaan dan pemeliharaannya kepada
penerima manfaat, sehingga penerima manfaat harus
disiapkan sedini mungkin , bagaimana pengoperasiannya
dan pemeliharaan prasarana air tanah dengan benar,
Masa transisi untuk persiapan operasi dan pemeliharaan
agar penerima manfaat siap dan mandiri, yang selanjutnya
disebiut “ Preparation Of Operation and Manintenance “
( PROM )
5.2. Maksud dan Tujuan
Pembentukan kelembagaan pengelolaan air tanah ( KPAT ) atau
x Tahap berikutnya menunjuk tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator untuk melakukan pendampingan
dalam rangka pembentukan kelembagaan pengelola ATAB (Tatacara pembentukan Kelembagaan Pengelola ATAB
dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 dari pedoman ini).
x Setelah tebentuk Kelembagaan ATAB, pendamping dapat membantu untuk mendapatkan pengesahan dari
Bupati/Walikota di wilayah yang bersangkutan.
x Kelembagaan Pengelola ATAB ini dapat dikembangkan dalam bentuk badan usaha untuk mendapatkan legalitas,
harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat untuk mendapatkan status hukum.
x Tenaga pendamping bersama pengurus kelembagaan pengelola ATAB melakukan penelusuran lapangan untuk
dapat disusun profil sosio,ekonomi, teknis, kelembagaan (PSETK), untuk dapat memberikan input dalam finalisasi
perencanaan/DED.
Gambar 1.
Masa PrOM 2 Tahun
Serah Terima Awal Serah Terima Akhir
termasuk uji coba OP
Gambar 1
Kesiapan OP Menurut Tahapan SIDLACOM
Manual OP mulai
disusun
(Pompa&Penggerak
Tatacara Pelaksanaan Persiapan OP (Prom) Air Tanah dan
Air Baku
• B. Tugas dan fungsi Tim PrOM
• Setiap anggota wajib memahami Bagan Alir Persiapan OP (PrOM) ATAB, karena bagan alir ini merupakan kerangka pikir
untuk melaksanakan PrOM Air tanah dan Air baku. Berikut dibawah ini Bagan Alir yang merupakan acuan bagi Tim PrOM
untuk melaksanakannya.
BAGAN ALI R PER SI APAN OP (PrOM) AI R T ANAH DAN AI R BAK U
Pe m be nt ukan
T i m PrOM
R apat
K o o rdi nasi PrOM T ugas Pe nuh
T i m PrOM
Pe ny usunan R e nc ana
SURVEI, INVESTIGASI, DESIGN
K e rja PrOM
So si ali sasi
Masy , Pt gs OP,
Pe ne lusuran Jar AT AB
Pe laksanaan
K o nst ruksi
KONSTRUKSI
PHO
T ahap 1
A
A
3. Dok Perencanaan Uji coba Mesin 3. Kapasitas SDM 0-6 80% 20%
4. Dok Pelaksanaan Penggerak 4. Pelatihan TKK 7-12 60% 40%
5. Manual OP 3. Pemeriksaan dan 5. Penetapan
13-18 40% 60%
PERSIAPAN OP ( PrOM )
Tidak
Tidak Tidak
Semua Semua Semua
OK OK OK
Tim PrOM Memantau
Ya
Ya Ya
Kegiatan OP
x Setelah melalui proses pengadaan tanah dan jasa konstruksi, kontraktor yang ditunjuk dalam proses pelaksanaannya
wajib dipantau oleh Tim PrOM agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan yang diberikan.
x Selanjutnya apabila konstruksi sudah selesai dan akan dilakukan penyerahan pekerjaan tahap 1 / PHO 1 dimana
sebelum berita acara di tandatangani antara direksi pekerjaan dan pihak kontraktor, Tim PrOM wajib memeriksa dan
memberikan masukan.
x Tim PrOM memeriksa dan menilai kesiapan prasarana dan sarana ATAB yang meliputi : pemeriksaan dan penilaian
administrasi, teknis dan manajemen. dengan menggunakan blanko yang telah dipersiapkan (periksa lampiran 3 dan
lampiran 4).,
x Masa PrOM ditetapkan 2(dua) tahun, pada masa ini digunakan untuk melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan
terhadap prasarana dan sarana ATAB agar siap dioperasikan.
x Sejalan dengan melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan fisik prasarana ATAB, juga dilaksanakan kegiatan uji
coba OP ATAB, melengkapi temuan administrasi, temuan manajemen dan penerapan sharing pembiayaan OP selama
2 tahun yan g utamanya sharing terhadap pembiayaan operasional bahan bakar minyak (BBM).
x Masa PrOM maksimum 2 tahun, kemudian diharapkan PHO tahap akhir dapat dilaksanakann dan dinyatakan dengan
berita acara antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan.
x Tim Prom juga menyampaikan laporan hasil PrOM dan melengkapi dengan catatan-catatan untuk diserahkan kepada
Kepala Balai yang menugasi.
x Apabila PrOM dalam masa 2 (dua) tahun belum siap maka kegiatan PrOm tetap dilanjutkan dengan pembiayaan dari
APBN/APBD untuk pos OP,.
1. Rapat Kordinasi PrOM ATAB
Karena begitu kompleksnya kegiatan PrOM ATAB dengan batasan waktu hanya 2 (dua) tahun maka
perlu dilakukan koordinasi yang efektif.
Koordinasi internal diantara anggota Tim Prom dilakasanakan 1 (satu) minggu sekali sedangkan
koordinasi eksternal yang melibatkan pembina dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan calon
pkelompok pengelola dilakukan 1(satu) bulan sekali.
Kebutuhan sumber daya manusia dari segi jumlah masih belum memadai, juga kualitasnya senantiasa
perlu ditingkatkan melalui serangkaian pelatihan, pemberdayaan baik tekinis OP, maupun manajemen dan
pembiayaan.
Air tanah dan air baku merupakan air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga
dan industri. Air siap dikonsumsi (portable water) berupa air yang aman dan sehat karena air rentan
terhadap penyebaran penyakit (water borne desease), karena itu pengelolaannya perlu sumber daya
manusia yang mampu menjawab kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang.
Balai Besar Wilyah Sungai/Balai Wilayah sungai (BBWS/BWS) membentuk Tim PrOM Air Tanah dan Air
Baku dimana keanggotaan tim meliputi dari unsur OP, unsur perencanaan, unsur pelaksanaan, satker, PPK
termasuk pengawas pelaksana pekerjaan dan unsur OP dari dinas provinsi dan kabupaten/kota.
A. Pemberdayaan dan pelatihan ATAB untuk Petugas OP (Balai, Provinsi, Kabupaten / Kota)
Materi meliputi : proses menjadi pelatih/instruktur, aspek teknis, aspek kelembagaan dan aspek pembiayaan.
Pelatih/Instruktur : dari Pusat yang mempunyai kualifikasi sebagai Ahli Utama SDA, Widya Iswara Utama SDA,
Konsultan/Narasumber SDA.
Pendamping bersama pengurus pengelola ATAB melakukan penelusuran lapangan untuk memahami
rencana pembangunan ATAB di wilayahnya yang nantinya akan dikelola oleh kelompok masyarakat pengguna.
Pengelolaan harus menguasai teknis, manajemen organisasi,melakukan penyadaran pengelolaan ATAB yang
didukung iuran pengguna yang didasarkan pada kesepakatan, dinamika usaha bersama, dan pemahaman
kepada pengguna berkaitan dengan sharing pembiayaan dengan pemerintah.
7. Pemantauan dan Pemberian Input Terhadap Manual OP ATAB
Sejak tahap desain/perencanaan, Tim PrOM memantau dan memberikan
masukan terhadap penyusunan manual OP. Pada prinsipnya manual OP
harus disusun secara menyeluruh, sederhana dan mudah dipahami.
13. x Sekertaris
x Bendahara
TATA CARA x Bagian Teknis
PEMBENTUKAN x Ketua-ketua Blok
x Operator
KELEMBAGAAN x Calon Ketua Memimpin Rapat Untuk Pengesahan Pengurus dan
Anggota KPAT
Calon Ketua mengumumkan pengurus KPAT secara definitif
sekaligus mengesahkan anggota KPAT.
x Ketua memimpin pembahasan dan perumusan AD/ART dari KPAT
Ketua dibantu pengurus lainnya memimpin rapat anggota untuk
membahas dan merumuskan AD/ART dari KPAT.
x Kelembagaan KPAT terbentuk, diketahui Kepala Desa/ Kelurahan
Setempat
AD/ART yang sudah dirumuskan dan disetujui dala rapat
anggota, sudah sah sebagai AD/ART KPAT.
a. Pengajuan Pengesahan KPAT kepada Bupati/Walikota di
Wilayahnya
x AD/ART disampaikan kepada Kepala Desa/Kelurahan untuk mendapat
persetujuan, dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Walikota
untuk mendapat pengesahan.
x Bila AD/ART sudah di sahkan oleh Bupati atau Walikota sesuai
kewenangannya maka secara legal KPAT sudah berbadan hukum.
CONTOH ORGANISASI KELEMBAGAAN
R
Pengelolaan air tanah yang terbaik didasarkan pada cekungan air tanah. Secara alamiah
cekungan air tanah dibatasi oleh batas hidrogeologi yang dikontrol oleh kondisi geologi A
dan/atau hidrolikka air tanah, serta pada umumnya tidak sama dengan bats wilayah
pemerintahan. Oleh karena itu, berdasarkan pelamparannya, terdapat cekungan air tanah
yang utuh di dalam kabupaten/ kota, lintas kabupaten/ kota, lintas propinsi dan bahkan
N
lintas Negara.
Tahapan dalam pengembangan dan pemanfaatan air tanah meliputi tahap studi, tahap
G
pengembangan dan operasi dan pemeliharaan. Tahapan tersebut perlu diikuti antara
kegagalan dan pengembangan air tanah, dan dampak kerusakan lingkungan akibat
K
pemanfaatan air tanah dapat dihindari.
Agar pemanfaatan air tanah tidak melibihi kapasitas cekungan air tanah, maka harus U
dilakukan studi terlebih dahulu untuk mengetahui batas areal cekungan air tanah, kondisi
geologi, perkiraan kapasitas, kualitas dan kuantitas dan lain – lain yang perlu serta M
prioritasnya kegiatan apa saja dalam rangka memanfaatan air tanah tersebut.
A
N
SOAL – SOAL
1. Apa yang anda ketahui tentang konsep
Uniformitarianisme? L
2. Apa yang anda ketahui tentang kilap (luster) suatu
mineral? A
3. Apakah batuan beku Intrusi itu?
4. Apakah Batuan Sedimen Fluvial itu? T
5. Bagaimana mekanisme pergerakan lempeng benua
maupun samudera, uraikan dengan singkat. I
6. Apakah ciri ciri kekar kolom, umumnya pada batuan
apa terjadi? H
7. Apa yang disebut Facies? Uraikan dengan singkat
8. Apakah maksud mempelajari sandi stratigrafi? A
9. Apa yang dimaksud dengan proses geomorfik?
10.Apa yang dimaksud dengan legenda peta? N
THANK YOU