Anda di halaman 1dari 110

Pelatihan Teknologi Geolistrik 2 Dimensi

untuk Perencanaan Pemanfaatan Potensi Airtanah


KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIRTANAH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
BALAI UJI COBA SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
ARIF BUDHIYO
Jabatan
- Jafung Teknik Pengairan Madya (2018 - Sekarang)
- Kabid Konservasi Air Tanah dan Air Baku ( 2015 –
2018)
- Kasubdit Evaluasi Kinerja dan SMM ( 2014 – 2015 )
- Kabid OP BBWS Citarum ( 2011 – 2014 )
- Kasi Program BBWS Citarum ( 2011 )
- Kasi Irigasi dan Rawa BBWS Citarum ( 2007 – 2010 )
- Kepala Staf Teknik Irigasi Andalan Jawa Barat ( 2006 )
- Bagpro Pembinaan Perencanaan Irigasi Andalan Jawa
Barat ( 2005 )
- Bagpro Irigasi Wilayah Priangan Timur ( 2004 )
- Asisten Program Proyek Irigasi Andalan Jawa Barat
(2002 – 2003 )

ARIF BUDHIYO HP : 082121487479


Email : arifbudhiyo@yahoo.com
Tujuan Pembelajaran
A. Hasilil Belajar :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam mata
pelatihan ini, peserta mampu memahami Kebijakan
Pengelolaan Airtanah.

B. Indikator
or Hasilil Belajar :
Peserta
a Dapat
at Menjelaskann :
1. Peraturan Perundang – Undangan
2. Pengelolaan Airtanah Berbasis Cekungan Airtanah
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Airtanah
4. Kelembagaan Pengelola Airtanah
Topik bahasan
1. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI PUSATAB

2. PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

3. PENGELOLAAN AIR TANAH BERBASIS CAT

4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

5. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR TANAH


1.2. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS FUNGSI PUSATAB

Infographic Style
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan
Rakyat
Nomor : 15/PRT/M/2015 Tanggal 21 April 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PUPR
Infographic Style
Pasal 1382
Pusat Air Tanah dan Air Baku mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pembinaan
pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
perencanaan dan konservasi air tanah dan air baku

Pasal 1383
Pusat Air Tanah dan Air Baku menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria air tanah dan air
baku, serta konservasi air tanah dan air baku;
b. penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada air
tanah dan air baku, serta konservasi air tanah
dan air baku;
c. penyusunan perencanaan air tanah dan air baku,
serta konservasi air tanah dan air baku;
d. pembinaan pengelolaan air tanah dan air baku,
serta konservasi air tanah dan air baku; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.
1.1. LATAR BELAKANG
Pengembangan air tanah untuk irigasi cukup lama di Indonesia sejak
tahun 1970 dan saat telah berkembang hampir seluruh indonesia meliputi
seluruh jawa dan indonesia bagian timur yaitu Bali samapi dengan papua
dan sebagaian wilayah sumatera.
Pengelolaan irigasi air tanah dan air baku merupakan salah satu aspek
dari pengelolaan SDA secara umum sehingga harus mengikuti peraturan
perundang – undangan yang berlaku saat ini. Kebijakan dalam
pengelolaan air tanah perlu dirumuskan dan dalam modul ini diusulkan
tentang kebijakan pengelolaan air tanah dimaksudyang akan dituangkan
dan menajdi acuan bagi aparat pelaksana baik di Pusat, Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai maupun di daerah.
DI indonesia, air tanah dapat ditemui dimana saja pada setiap daerah,
akan tetapi potensinya berbeda – beda setiap daerahnya.
Agar pemanfaatannya dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat maka diperlukan pengelolaan
yang dilakukan secara cermat, bijaksana, adil dan merata. Ketersediaan air di bumi terdiri dari 94 % air asin
dan 6 % air tawar ( air yang dapat dimanfaatkan). Dari 6 % air tawar tersebut, 95 % merupakan air tanah, 3,5
% air permukaan dan 1,5 % kelembaban tanah. Keterdapatan air tanah di Indonesia sebesar 712 milyar
m³/tahun yang tersedia pada 421 Cekungan Air Tanah ( CAT ). Dengan pola ketersediaan air di bumi
tersebut, banyak para ahli di dunia berpendapat bahwa air tanah merupakan air masa depan untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup manusia yang jumlahnya makin meningkat.
PENGERTIAN
AIR SUMBER AIR
Adalah semua air yang terdapat pada, Adalah tempat atau wadah air alami
di atas, atau di bawah permukaan dan/atau buatan yang terdapat pada, di
tanah, termasuk dalam pengertian ini air atas, ataupun di bawah permukaan
permukaan, air tanah, air hujan dan air tanah
laut yang berada di darat

AIRTANAH AIR PERMUKAAN


Adalah air yang terdapat dalam lapisan Adalah semua air yang terdapat pada
tanah atau batuan di bawah permukaan permukaan tanah
tanah

IRIGASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


Adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan Adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
pembuangan air irigasi untuk menunjang memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, pengendalian daya rusak air
irigasi pompa dan irigasi tambak
PENGERTIAN
AKUIFER CEKUNGAN AIRTANAH
Adalah lapisan batuan jenuh air tanah Adalah suatu wilayah yang dibatasi
yang dapat menyimpan dan oleh bats hidrogeologis , tempat semua
meneruskan air tanah dalam jumlah kejadian hidrogeologis seperti proses
cukup dan ekonomis pengimbuhan, pengaliran dan
pelepasan air tanah berlangsung.

PENGELOLAAN AIRTANAH DAERAH IMBUHAN AIRTANAH


Adalah upaya merencanakan, melaksanakan, Adalah daerah resapan air yang mampu
memantau, mengevaluasi penyelenggaraan menambah air tanah secara alamiah
konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah pada cekungan air tanah
dan pengendalian daya rusak air tanah

REKOMENDASI DAERAH LEPASAN AIRTANAH


Adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat Adalah dae
dalam pemberian izin pemakaian air tanah atau
izin pengusahaan air tanah
PENGERTIAN
INVETARISASI AIRTANAH KONVERSASI AIRTANAH
Adalah kegiatan untuk memperoleh data Adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan
dan informasi air tanah keadaan, sifat dan fungsi air tanah agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhuk hidup, baik pada waktu
sekarang maupun yang akan datang

HAK GUNA AIR DARI PEMANFAATAN


PENDAYAGUNAAN AIRTANAH
AIRTANAH
Adalah hak guna air untuk memperoleh dan Adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
memakai atau mengusahakan air tanah untuk penggunaan, pengembangan, dan
berbagai keperluan pengusahaan air tanah secara optimal agar
berhasil guna dan berdayaguna

PENGENDALIAN DAYA RUSAK


PENGEBORAN AIRTANAH
AIRTANAH
Adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah Adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi,
yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan
teknis sebagai sarana eksplorasi, pengambilan, yang disebabkan oleh daya rusak air tanah
pemakaian dan pengesusahaan, pemantuan atau
imbuhan air tanah
PENGERTIAN
PETANI PEMAKAI AIR MASYARAKAT PETANI
Adalah semua petani yang mendapatkan manfaat Adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang
sesara langsung dari pengelolaan air dan jaringan pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi
irigasi, termasuk irigasi pompa yang meliputi pemilik perkumpulan petani pemakai air maupun petani lainnya
sawah, penggarap, penyakap sawah, pemilik kolam yang belum tergabung dalam organisasi perkumpulan
ikan yang mendapat air irigasi , dan badan usaha di petani pemakai air
bidang pertanian yang memanfaatkan air irigasi

EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN


JARINGAN IRIGASI AIRTANAH
Adalah serangkaian upaya pengaturan air irigasi
air tanah termasuk upaya menjaga serta
mengamankan jaringan irigasi air tanah selalu
dapat berfungsi dengan baik
2. PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

1. PERMEN ESDM NO. 31 TAHUN


1. PP NO. 22 TAHUN 1982,
1. UUD 45 TAHUN 1945, ( Pasal : 33 ) 2018, TENTANG PEDOMAN
TENTANG TATA PENGATURAN AIR
PENETAPAN ZONE KONSERVASI
( Psl. 6, )
AIR TANAH

2. UU NO 11 TAHUN 1974, TENTANG 2. PP NO. 23 TAHUN 1982,


2. PERMEN ESDM NO. 2 TAHUN
PENGAIRAN ( Psl. 1, 2, 3, 10 ) 2017, TENTANG CEKUNGAN AIR
TENTANG IRIGASI ( Psl.)
TANAH DI INDONESIA

3. UU NO 23 TAHUN 2014, TENTANG 3. PP NO. 121 TAHUN 2015, 3. PERMEN ESDM 1451 TAHUN
PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENGUSAHAAN SDA 2000, TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PENYELENGGARAAN
TUGAS PEMERINTAH DI BIDANG
PENGELOLAAN AIR BAWAH
TANAH

4. PERMEN PUPR NO. 9 TAHUN


2015, TENTANG PENGGUNAAN
SUMBER DAYA AIR

5. SE : 03/SE/Da/2019: PEDOMAN
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI SUMUR AIR TANAH
UNTUK MENDUKUNG
PENYEDIAAN AIR BAKU
UUD 1945, Pasal 33 UU 1974, Pasal 1

Bumi dan air dan kekayaan


alam yang terkandung di Air adalah semua air yang
dalamnya dikuasai oleh negara terdapat di dalam dan atau
dan diperginakan sebesar – berasal dari sumber – sumber
besarnya untuk kemakmuran air, baik yang terdapat di atas
rakyat secara adil dan merata. maupun dibawah permukaan
tanah, tidak termasuk dalam
pengertian ini air yang terdapat
dilaut.
UU 1974, Pasal 2

Air beserta sumber –


sumbernya, termasuk
kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya,
undang – undang ini
mempunyai fungsi sosial
serta digunakan untuk
sebesar – besar
kemakmuran rakyat.
UU 23/2014, pada lampiran ESDM PP 22/1982, Pasal 3

Pemerintah Pusat : Untuk menjamin


a. Penetapan CAT terselenggaranya tata
b. Penetapan zone konservasi Air pengaturan air secara nasional
Tanah pada CAT lintas yg dpt memberikan manfaat yg
Propinsi dan Lintas Negara sebesar besarnya bagi
c. Penetapan Kawasan lindung kepentingan masyarakat
geologi dan warisan disegala bidang kehidupan dan
geologi (geoheritage) penghidupan ditetapkan pola
Pemerintah Propinsi untuk perlindungan,
a. Penetapan zona konservasi air pengembangan dan
tanah pada CAT dalam penggunaan air dan/atau
daerah Propinsi sumber air yg didasarkan atas
b. Penerbitan izin pengeboran, WS, wewenang dan tanggung
penggalian, pemakaian, jawab atas sumber air serta
dan pengusahaan air tanah perencanaan perlindungan,
dalam daerah propinsi pengembangan dan
c. Penetapan nilai perolehan air penggunaan air dan/atau
tanah dalam daerah sumber air
propinsi
PP 22/1982, Pasal 13 PP 23/1982, Pasal 4

Air untuk keperluan minum Air irigasi disediakan untuk


merupakan prioritas utama di dapat memenuhi kebutuhan air
atas segala keperluan lain. bagi usaha pertanian dalam
jumlah dan waktu yang
diperlukan sesuai dengan
kebutuhan bagi semua
tanaman menurut tata tanam
yang telah ditetapkan.
PP 23/1982, Pasal 1 PP 121/2015, Pasal 1 ayat (2)

Point (i) : Irigasi adalah usaha


penyediaan dan pengaturan air Air adalah semua air yang
untuk menunjang pertanian. terdapat pada, di atas atau
Point (j) : Jaringan irigasi adalah di bawah permukaan tanah,
saluran dan bangunan yang termasuk air laut yang
merupakan satu kesatuan dan berada di darat.
diperlukan untuk pengaturan air
irigasi mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya.
PP 121/2015, Pasal 4, ayat (1), (2), (3) PP 121/2015, Pasal 5 ayat (4)

Dalam hal rencana pengelolaan


Ayat (1) :Pengusahaan Sumber Sumber Daya Air belum ditetapkan,
Daya Air dilakukan pada sumber pengusahaan Sumber Daya Air yang
Daya Air Permukaan dan Air menggunakan media dan/atau materi
Tanah dapat dilakukan sesuai izin
Ayat (2) : Pengusahaan Sumber pengusahaan Sumber Daya Air atau
Daya Air sebagaimana izin pengusahaan Air Tanah yang
dimaksud ayat (1), ditetapkan berdasarkan jumlah air
mengutamakan Sumber Daya yang tersedia
Air Permukaan PP 121/2015, Pasal 5 ayat (5)
Ayat (3) : Pengusahaan Sumber
Daya Air sebagaimana
Izin pengusahaan Sumber Daya
dimaksud ayat (1) dapat
Air atau izin pengusahaan Air
diselenggarakan apabila air
Tanah sebagaimana dimaksud
untuk kebutuhan pokok sehari-
ayat (4) memuat kuota air
hari dan pertanian rakyat telah
sementara yang akan ditinjau
terpenuhi, serta sepanjang
kembali setelah Rencana
ketersediaan air masih
Pengelolaan Sumber Daya Air
mencukupi.
ditetapkan.
PERMEN 9/2015, Penggunaan SDA

Pasal 7
(1)Ketepatan dalam penggunaan sumber daya air dan prasarananya sebagai media
diwujudkan oleh :
a. pengelola sumber daya air dengan :
1. pemberian rekomendasi teknis sesuai dengan zona pemanfaatan sumber daya air
yang ditetapkan; dan
2. pengawasan pelaksanaan penggunaan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan
oleh instansi terkait dengan penggunaan sumber daya air.
b. pengguna dengan :
1. pemanfaatan sesuai dengan zona pemanfaatan sumber daya air yang ditetapkan;
dan
2. penggunaan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh instansi terkait dengan
penggunaan sumber daya air.
Pasal 17 :
(1)Penggunaan air dan daya air sebagai materi dilakukan dengan cara mengambil sejumlah
air dari sumber air guna memenuhi kebutuhan air baku.
(2)Kebutuhan air baku diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan air minum rumah tangga
dan kebutuhan air lainnya untuk rumah tangga, irigasi, penggelontoran rutin, usaha
penyediaan air minum, usaha industri, usaha akomodasi, atau kegiatan usaha lain.
(3)Penggunaan air dan daya air sebagai materi dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
penghematan penggunaan,ketertiban dan keadilan, ketepatan penggunaan, keberlanjutan
penggunaan, serta penggunaan yang saling menunjang antara air permukaan dan air
tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan.
PERMEN 37/2015, Izin Penggunaan Air dan/atau Sumber Air

Pasal 3 :
(1) Izin penggunaan sumber daya air harus dimiliki oleh instansi pemerintah, badan hukum,
badan sosial, atau perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air.
(2) Izin penggunaan sumber daya air juga harus dimiliki oleh badan hukum, badan sosial, atau
perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air bagi kegiatan usaha.
(3) Izin penggunaan sumber daya air dikecualikan bagi penggunaan sumber daya air untuk :
a. memenuhi keperluan pokok kehidupan sehari-hari dan/atau untuk hewan peliharaan;
dan
b. irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada.
(4) Keperluan pokok kehidupan sehari-hari antara lain keperluan untuk minum, masak, mandi,
dan peribadatan.

Pasal 4 :
(1)Izin penggunaan sumber daya air ditetapkan berdasarkan ketersediaan air dan peruntukan
air sebagaimana tercantum dalam rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan.
(2) Izin diberikan berdasarkan urutan prioritas :
a. pemenuhan keperluan pokok kehidupan sehari-hari yang penggunaannya dalam jumlah
besar pada satu titik pengambilan;
b. pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
c. penggunaan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari melalui
kegiatan usaha sistem penyediaan air minum;
d. kegiatan bukan usaha; dan
e. penggunaan sumber daya air untuk kegiatan usaha lainnya.
PERMEN ESDM : 2/2017, Pasal 2

1. SDA termasuk didalamnya air tanah dikelola


secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan
lingkungan hidup dengan tujuan untuk
mewujudkan kemanfaatan air yang bekelanjutan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
2. Air Tanah dikelola dengan prinsip keterpaduan
dengan air permukaan
3. Pengelolaan air tanah didasrakan pada CAT

PERMEN ESDM :2/2017, Pasal 3

CAT ditetapkan berdasarkan kriteria :


1. Mempunyai batas hidrogeologik yang
dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau
hidraulis air tanah
2. Mempunyai daerah imbuhan dan daerah
lepasan air tanah dalam satu sistem
pembentukan air tanah
3. Memiliki satu kesatuan sistem akuifer
PERMEN ESDM : 31/2018, Pasal 2 dan 3
Pasal 2 : Zona konservasi air tanah disusun berdasarkan Cekungan Air Tanah
(CAT) yang ditetapkan oleh Menteri
Pasal 3
Ayat (1) Dalam melakukan kegiatan penyusunan konservasi air tanah, Badan
Geologi dan/atau Dinas Propinsi yang membidangi air tanah dapat bekerjasama
dengan pihak lain yang memiliki kompetensi di bidang air tanah
Ayat (2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. Kementerian/Lembaga peneliti negara/daerah, b. Lembaga peneliti perguruan
tinggi, c. Badan Usaha

PERMEN ESDM : 31/2018, Pasal 4 dan 6

Pasal 4
1. Kepala Badan menyampaikan usulan penetapan zona konservasi air tanah
kepada Menteri
2. Menteri menentapkan zona konservasi air tanah pada cekungan air tanah
(CAT) lintas daerah prpinsi dan lintas negara
Pasal 6 : Zona konservasi air tanah yang telah ditetapkan diperbaharui paling
lambat 5 tahun sejak tanggal ditetapkan
SE SDA : 03/2019, Tgl. 16 Mei 2019

Pengurusan Perizinan Pemanfaatan Air Tanah


Dalam hal akan melaksanakan konstruksi sumur air tanah/pengeboran
sumur air tanah, pengurusan izin pemanfaatan air tanah/izin pengeboran
air tanah dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
bidang energi dan Sumber Daya Meneral (ESDM). Pengurusan izin
peanfaatan air tanah/izin pengeboran air tanah di berikan oleh Gubernur
cq. Badan pelayanan yang melayani perizinan dan non perizinan yang
proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap
penerbitan dokumen

Tahap Pelaksanaan Pengeboran :


1. Persiapan Pengeboran Sumur Air Tanah
2, Pelaksanaan Pengeboran Sumur Air Tanah
3. Pemantuan dan Pengawasan Konstruksi Sumur Air Tanah
4. Laporan
- Laporan disampaikan ke PPK Air Tanah dan Air Baku
- BBWS/BWS harus menyampaikan laporan setiap 6 (enam)
bulan sekali ke Dirjen SDA cq. Kapus ATAB
Maksud dan Tujuan
Sebagai pedoman bagi BBWS/BWS dalam
membuat konstruksi sumur air tanah untuk
Surat Edaran mendukung penyediaan air baku guna memenuhi
DIRJEN SDA kebutuhan air irigasi, pertanian lahan kering,
domistik pada daerah rawan kering serta kebutuhan
03/SE/Da/2019, lainnya.
Sedangkan tujuan adalah untuk memperjelas
tahapan pelaksanaan konstruksi sumur air tanah
baik dari tahapan pra – persiapan, persiapan dan
pelaksanaan konstruksi sumur air tanah agar dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
• Sumur air tanah merupakan prasarana
MATERI utama dalam pemanfaatan air tanah,
MUATAN karena melalui sumur air tanah dari
akuifer yang ada pada lapisan bawah
tanah.
• Sumur air tanah dibagi 3 jenis :
1) Sumur dalam ( deep well )
2) Sumur menengah ( intermidiate well )
3) Sumur dangkal ( shallow well )
1) Tahapan Pra Konstruksi
a) Pengumpulan data
b) Penyusunan desain awal
c) Pengurusan perizinan pemanfaatan air tanah
2) Tahapan Persiapan Pelaksanaan Kontruksi
a) Persiapan pengeboran
b) Pemelihan peralatan pengeboran dan metode pengeboran
c) Pemilahan material
d) Pemilihan perlengkapan konstruksi lainnya
3) Pelaksanaan konstruksi
4) Pemantuan dan Pengawasan Konstruksi
3. PENGELOLAAN AIR
TANAH BERBASIS CAT

1
KEBIJAKAN
Pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
UMUM Meneral : 2 Tahun 2017 tentang CAT di Indonesia,
disebutkan bahwa CAT menjadi dasr pengelolaan air
tanah di Indonesia dan menjadi dasar penetapan
zona :
- Konservasi air tanah
- Pendayagunaan air tanah
- Pengendalian daya rusak air tanah
a. Batas Tanpa Aliran : merupakan batas cat, pada batas tsb tidak
terjadi aliran air tanah atau aliran tidak berarti jika dibandingkan
2 dengan akuifer utama
b. Batas Muka Air Permukaan : batas cat dapat diketahui
tekanan
BATASAN hidrauliknya, dan besifat tetap atau berubah terhadap waktu
c. Batas Aliran Tanah : batas imbuhan air tanah merupakan
cekungan air tanah, pada batas tsb volume air tanah per satuan
CEKUNGAN waktu ke dalam cat tsb berasal dari lapisan batuan yang tidak
diketahui tekanan hidraulik dan atau keterusnnya.
AIRTANAH d. Muka air Tanah Bebas : merupakan batas cat, pada bataas tsb
diketahui tekanan hidrauik sebesar tekanan udara luar, muka air
tanah bebas disebut muka preatik, merupakan batas vertikal
bagian atas cat
3
Ciri – Ciri Umum Daerah Imbuhan Air Tanah
a. Mempunyai arah umu aliran air tanah secara vertikal ke
DAERAH bawah
b. Aliran meresap kedalam tanah ampai muka tanah
IMBUHAN c. Kedudukan muka preatik lebih dalam dari muka pisometrik
d. Kedudukan muka preatik relatif dalam
e. Daerah singkapan batuan llolos air tidak jenuh air
DAN LEPASAN f. Daerah perbukitan atau pegunungan
g. Kandungan kimia air tanah relatif rendah
AIRTANAH h. Umur air tanah relatif muda
Ciri – Ciri Khusus daerah Imbuhan
a. Daerah tubuh dan puncak kerucut gunung api
b. Daerah karst yang mempunyai retakan dan lubang pelarutan
c. Daerah singkapan batuan akuifer tertekan bagian hulu
3
DAERAH Ciri – Ciri Umum Daerah Lepasan
IMBUHAN a. Mempunyai arah umu aliran air tanah secara vertikal ke
atas
b. Muka air tanah bergerak ke atas mengisi pori tanah pada
DAN LEPASAN zona tidak jenuh air
c. Kedudukan muka preatik lebih dangkal dari muka
AIRTANAH pisometrik pada kondisi alamiah
d. Daerah sekitar hilir bermunculan mata air permanen
e. Kedudukan muka preatik relatif dangkal
f. Kanda air tanah relatif tinggi
g. Umur air tanah relatif tua
h. Daerah dataran
3 Pengelolaan air tanah meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pemantuan , pengevaluasian penyelenggaraan
konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian daya
PENGELOLAAN rusak air tanah berdasarkan cekungan air tanah. Dan tujuan untuk
mewujudkan kelestarian, kesinambungan ketersediaan serta
kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan.
AIRTANAH Sehubungan dengan pelaksanaan desentralisasi pengelolaan air
tanah beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian antara
BERBASIS CAT lain :
1) Penyediaan peta dan informasi tentang air tanah
2) Kesepatan antar Pemda dalam mengelola CAT lintas
propinsi, lintas kabupaten dan kesepakan dengan Gubernur
mencakup iventarisasi potensi, perencanaan pendayagunaan,
peruntukan pemanfaatan, konservasi dan pengendalian
3) Pemberdayaan daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan,
kemampuan teknis SDM, peralatan serta ketersediaan data
informasi tentang sumber daya air tanah
4) Pengaturan terpadu berbagai sektor dalam pemanfaatan air
tanah sehingga tidak terjadi konflik
3 5) Pendayagunaan air tanah yang lebih menekankan pada
pelestarian dan perlindungan sumber air tanah
6) Pengaturan kawasan industri yang memerlukan air tanah
PENGELOLAAN sebagai bahan baku dan proses industri
7) Konsistensi daerah dalam meneruskan kebijakan yang telah
diambil saat ini yaitu pengaturan debit pengambilan
AIRTANAH 8) Rencana jangka panjang atas kebutuhan air untuk
masyarakat luas
BERBASIS CAT 9) Pengadaan dan penambahan jumlah sumur untuk
mengetahui perubahan – perubahan kondisi air tanah akibat
dari pengambilan air tanah
10) Penertiban sumur – sumur pengambilan air tanah yang tidak
berizin, sebagai salah satu upaya mencegah kerusakan air
tanah

Keberhasilan pengelolaan air tanah sangat tergantung pada


fungsi pengawasan dan pengendalian, termasuk fungsi
pembinaan dan keberlanjutan pemanfaatan air tanah dapat
terjamin.
4. DIAGRAM PENGELOLAAN AIR TANAH BERBASIS CAT
LANDASAN PENGELOLAAN AIR TANAH
1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH
2. CEKUNGAN AIR TANAH
3. STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH

RENCANA PENGELOLAAN AIR TANAH

PENGELOLAAN AIR TANAH

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR


KONSERVASI AIR TANAH PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
TANAH

PELAKSANAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMANTUAN DAN EVALUASI

1. PEMBERDAYAAN
SITEM INFORMASI AIR TANAH 2. PENGENDALIAN PEMBIAYAAN
3. PENGAWASAN

PERIZINAN

SANKSI
PENGELOLAAN AIR TANAH
BERBASIS CEKUNGAN AIR TANAH
PENGENDALIAN PENGAWASAN

PELAKSANAAN PEMANTAUAN

PERENCANAAN EVALUASI
5
LANDASAN
PENGELOLAAN
AIRTANAH

Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah, dan


diselenggarakan berlandaskan kebijakan pengelolaan air tanah
dan strategi pengelolaan air tanah
Pengelolaan air tanah berlandaskan pada kebijakan
6 pengelolaan air tanah dan yang ditetapkan oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Meneral, Gubernur dan atau Bupati/Wali
KEBIJAKAN Kota.
Kebijakan pengelolaan air tanah yang ditetapkan berfungsi
sebagai arahan dalam penyelenggaraan konservasi air tanah,
PENGELOLAAN pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah
AIRTANAH dan sistem informasi air tanah.
Kebijakan teknis pengelolaan air tanah nasional disusun dan
ditetapkan oleh Menteri ESDM dengan mengacu pada
kebijakan nasional sumber daya air. Kebijakan teknis
pengelolaan air tanah kabupaten/kota yang disusun dan
ditetapkan bupati/walikota dengan mengacu pada kebijakan
teknis pengelolaan air tanah propinsi dan berpedoman pada
kebijakan pengelolaan sumber daya air kabupaten/kota
Ditujukan sebagai AIR TANAH
KEBIJAKAN
arahan dalam PENGELOLAAN
AIR TANAH

1. Penyelenggaran konservasi air tanah Terintegrasi dalam


2. Pendayagunaan air tanah Kebijakan Pengelolaan
3. Pengendalian daya rusak air tanah Sumber Daya Air
4. Sistem informasi air tanah
Dengan memperhatikan kondisi air
tanah setempat

Dijabarkan Dalam

1. Kebijakan Teknis
Pengelolaan Air Tanah
Nasional
Dasar Penyusunan 2. Kebijakan Teknis
Strategi Pelaksanaan Pengelolaan Air Tanah
Pengelolaan Air Tanah Propinsi
3. Kebijakan Teknis
Pengelolaan Air Tanah
Kabupaten/Kota

DIAGRAM ALIR KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH


KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH DISUSUN DAN
6 DIRUMUSKAN SEBAGAI BEIKUT :

KEBIJAKAN 1. Penyelenggaraan pengelolaan berdasarkan pada


prinsip kelestarian
PENGELOLAAN
2. Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air
AIRTANAH tanah
3. Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air secara
terpadu
4. Pemanfaatan air tanah diutama untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidup diatas semua peruntukan lain
STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH
7 Pengelolaan air tanah diselenggarakan berlandaskan pada
strategi pelaksanaan pengelolaan air tanah dengan prinsip
keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan
STRATEGI air tanah. Strategi pengelolaan tersebut dilaksanakan secara
menyeluruh, seimbang antara upaya konservasi dan
PENGELOLAAN pendayagunaan air tanah, terpadu dalam penggunaan air tanah
berisikan tentang tujuan jangka panjang, ketentuan umum
AIRTANAH pengelolaan, kebijakan umum pengelolaan, dan strategi yang
diambil dalam pengelolaan
Strategi pengelolaan air tanah disusun dan ditetapkan secara
integrasi dalam pola pengelolaan sumber daya air, berfungsi
sebagai kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi air tanah,
pendayagunaan air tanah, dan pengendalian daya rusak air
tanah pada cekungan air tanah ( CAT )
DIAGRAM ALIR STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH

Merupakan
Kerangka Dasar
Dalam

Merencanakan,
Melaksanakan, Terintegrasi Dalam Pola
Memantau dan Pengelolaan Sumber Daya
Mengevaluasi Air Pada Wilayah Sungai
Kegiatan
Konservasi Air
Tanah,
Pendayagunaan Air
Tanah, dan
Pengendalian Daya
Rusak Air Tanah Dijabarkan Dalam
Pada Cekungan Air
Tanah

Disusun 1. Strategi Pelaksanaan Memuat :


Berdasarkan : Pengelolaan Air
Tanah Nasional 1. Tujuan dan
1. Potensi Air Sasaran
2. Strategi Pelaksanaan
Tanah dan 2. Skenario yang
Pengelolaan Air
Karakteristik dipilih
Tanah Propinsi
Hidrogeologi 3. Dasar
3. Strategi Pelaksanaan
CAT pertimbangan
Pengelolaan Air
2. Proyeksi 4. Tindakan/langkah
Tanah
Kebutuhan Air – langkah
Kabupaten/Kota
3. Perubahan operasional
Kondisi dan
Lingkungan Air
Tanah
8 8. Tata Cara Pengelolaan Air Tanah
Tata cara pengelolaan air tanah merupakan rangkaian
TATA CARA ketentuan yang perlu ditaati agar hasil pengelolaan air tanah
tersebut dapat bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
PENGELOLAAN Pelaksanaan kegiatan tersebut secara teknis perlu disesuaikan
dengan prilaku air tanah, meliputi keterdapatan, penyebaran,
AIRTANAH potensi mencakup kuantitas dn kualitas air tanah serta kondisi
lingkungan air tanah.
Akan tetapi karena air tanah terletak di dalam batuan, maka
pembentukannya sudah barang tentu berkaitan erat dengan
proses geologi dan hidrogeologi.
Pengaturan pengelolaan air tanah mencakup pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, pemantuan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian daya rusak.
BAGAN ALIR TAHAP KEGIATAN PENGELOLAAN AIR TANAH

Inventarisasi air tanah

Penetapan zone
PERENCANAAN
konservasi

Penyusunan dan
penetapan rencana
pengelolaan air tanah

Pelaksanaan Konstruksi

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Operasi
dan Pemeliharaan

EVALUASI Pengamatan,
pencatatan, perekaman,
PEMANTAUAN pemeriksaan laporan,
ANALISIS DAN dan/atau peninjauan
PENILAIAN secara langsung
KONSEP PENGELOLAA AIR TERPADU
Pengelolaan
air permukaan Utama
berdasar daerah
1. Konservasi Sumber Daya Air
aliran sungai
(DAS) x Perlindungan dan pelestarian sumber air
x Pengawetan air
x Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan
air tanah x Pengendalian pencemaran air
(groundwater 2. Pendayagunaan Sumber Daya Air
dan soil water) x Penatagunaan sumber daya air
berdasar
x Penyediaan sumber daya air
cekungan air
x Penggunaan sumber daya air
tanah (CAT)
x Pengembangan sumber daya air
x

Aspek Pengelolaan
Pengusahaan sumber daya air
Pola Pengelolaan Pengelolaan
Sumber Daya Air air tanah 3. Pengendalian Daya Rusak Air
(sebagai acuan) (soil water) x Upaya pencegahan
berdasar wilayah berdasar x Upaya penanggulangan
sungai (WS) Non-CAT x Upaya pemulihan

Pengelolaan
air hujan Pendukung
berdasar DAS,
CAT, Non-CAT 4. Sistem Informasi Sumber Daya Air
dan Ruang x Pengelolaan sis informasi hidrologi,
Udara x Pengelolaan sis infor hidrometeorologi
x Pengelolaan sis infor hidrogeologi
Pengelolaan 5. Pemberdayaan dan Peran Masyarakat
air laut di darat
berdasar DAS, x Pendidikan dan pelatihan,
CAT dan Non- x Penelitian dan pengembangan,
CAT x Pendampingan.
Perencanaan pengelolaan air tanah yang baik adalah
9 perencanaan yang lentur, bias berubah sesuai dengan
perubahan dimasa depan. Kondisi hidrologi dimasa
PERENCANAAN depan tidak pasti, keadaan ekonomi, sosial, hukum
yang sah akan terus berubah, kelenturan dari
perencanaan dan penyesuaian hasil pengawasan
AIRTANAH adalah kunci suksesnya perencanaan pengelolaan air
tanah.
Perencanaan pengelolaan air tanah ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan :
1) Pertimbangan ekonomi
2) Pertimbangan sosial dan kelembagaan
3) Pertimbangan hukum
PERENCANAAN PENGELOLAAN AIR TANAH

DATA YANG DIPEROLEH :


I Pemetaan a. Sebaran dan potensi
N CAT
V b. Dimensi dan geometri
E Penyelidikan
akuifer
N c. Parameter akuifer
T d. Daerah imbuhan dan
A Penelitian derah lepasan air tanah
R e. Keterdapatan dan
I jumlah ketersediaan air
S Eksplorasi
tanah
A f. Mutu air tanah
S g. Jumlah pengambilan air
Evaluasi
I tanah

ZONA KONSERVASI AIR TANAH

ZONA PERLINDUNGAN ZONA PEMANFAATAN


( Daerah Imbuhan ) ( Daerah lepasan : aman, rawan, kritis, rusak )

RENCANA PENGELOLAAN AIR TANAH


10
10. Sebaran Cekungan Air Tanah ( CAT )
Sebaran cekungan air tanah ditentukan oleh batas lateral cekungan
SEBARAN air tanah berikut tipenya dan bats vertikal cekungan air tanah yang
meliputi batas bagian atas dan bagian bawah
CEKUNGAN Dengan tidak berimpitnya batas cekungan air tanah dengan batas
administrasi, maka konsekuensinya akan terdapat areal cakupan
AIRTANAH cekungan air tanah berdasarkan Permen ESDM no. 2 Tahun 2017
1. CAT Dalam kabupaten/kota : 205 CAT (48 %)
(CAT)
2. CAT Lintas kabupaten/kota : 176 CAT (42 %)
3. CAT Lintas provinsi : 36 CAT ( 9 %)
4. CAT Lintas negara : 4 CAT ( 1 %)
----------------------
Total : 421 CAT
10 Cekungan Air Tanah ( CAT ) meliputi :
• Cekungan Air Tanah Dalam Wilayah Propinsi
SEBARAN • Cekungan Air Tanah Lintas Propinsi
ƒ Cekungan Air Tanah Lintas Negara Oleh
CEKUNGAN Menteri

AIRTANAH Posisi Ditjen SDA melalui BBWS/BWS adalah selaku


“Pihak Lain” dan dapat melakukan inventarisasi air
(CAT) tanah, studi potensi air tanah, maupun pelaksanaan
konstruksi sumur apabila ada penugasan dari pihak
yang mempunyai kewenangan

Cekungan Air Tanah ( CAT ) dijadikan acuan oleh Menteri dan Gubernur
sesuai dengan kewenangannya dalam penetapan zone konservasi air tanah,
pemakaian air tanah, pengusahan air tanah, dan pengendalian daya rusak air
tanah. mpunyai kewenangan
4
STATUS CEKUNGAN AIR TANAH
Akuifer pada Cekungan Air Tanah ( CAT ) secara umum dibeakan menjadi 2 ( Dua ) yaitu Akuifer Bebas ( Unconfined Aquifer ) dan
Akuifer Tertetekan ( Confined Aquifer ). Total besaran potensi air tanah pada cekungan air tanah mencapai pada akuifer bebas
sebesar 494.390 m³/tahun dan pada akuifer tertekan sebesar 20.903 juta/tahun
PERBEDAAN DAERAH CAT DAN NON CAT

Daerah CAT
Daerah Non CAT
a. Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh
kondisi geologis dan/atau kondisi hidraulik air tanah
b. Mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah a. Tidak mempunyai batas hidrogeologis
dalam satu sistem pembentukan air tanah b. Tidak mempunyai daerah imbuhan dan daerah
c. Memiliki satu kesatuan sistem akuifer: yaitu kesatuan lepasan air tanah
susunan akuifer, termasuk lapisan batuan kedap air yang c. Tidak memiliki satu kesatuan sistem akuifer
berada di dalamnya
Java
5. LANDASAN PENGELOLAAN AIR TANAH

1) Sumber daya air yang termasuk di dalamnya


air tanah dikelola secara menyeluruh,
terpadu dan berwawasan lingkungan hidup
dengan tujuan untuk mewujudkan
kemanfaatan air yang berkelanjutan
2) Air Tanah dikelola dengan prinsip
keterpaduan dengan air permukaan
3) Pengelolaan air tanah didasarkan pada
cekungan air tanah yang diselenggarakan
berlandaskan pada kebijakan pengelolaan
dan strategi pengelolaan air tanah
KESEIMBANGAN KONSERVASI
CEKUNGAN AIR TANAH DAN PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
• Batas hidrogeologis yang di kontrol - Keberlanjutan Air Tanah
kondisi geologis dan/atau hidraulik air - Terpenuhinya Kebutuhan Air Masyarakat
tanah
• Memiliki Daerah Imbuhan & Lepasan
• Satu Kesatuan Akuifer

AIR
PERMUKAAN AIR TANAH

KETERPADUAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN STRATEGIS
• Otonomi Daerah
• Perkembangan Penduduk
• Perkembangan Ekonomi
• Menurunnya DAS KEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR
• Infrastruktur Air Permukaan Terbatas YANG BERKELANJUTAN
• Variabilitas potensi air permukaan
UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT
6. KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH
Pengelolaan air tanah berlandaskan pada kebijakan pengelolaan
air tanah dan yPengelolaan air tanah berlandaskan pada kebijakan
pengelolaan air tanah dan yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan
Sumber Daya Meneral, Gubernur. Kebijakan pengelolaan air tanah
yang bersifat mendasar untuk tujuan, melakukan kegiatan atau
mengatasi masalah tertentu dalam rangka pengelolaan air tanah.
Kebijakan pengelolaan air tanah yang ditetapkan berfungsi sebagai
arahan dalam penyelenggaraan konservasi air tanah,
pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah dan
system informasi air tanah.
Kebijakan Pengelolaan Air Tanah
kebijakan nasional air tanah ditetapkan oleh Menteri Landasan Pengelolaan Air Tanah:
dengan mengacu kepada kebijakan nasional SDA
1 Kebijakan Pengelolaan Air Tanah
sebagai arahan dalam penyelenggaraan 2 Cekungan Air Tanah
kebijakan pengelolaan air tanah provinsi ditetapkan
Kebijakan konservasi air tanah, pendayagunaan air 3 Strategi Pengelolaan Air Tanah
oleh Gubernur dengan mengacu pada kebijakan
Pengelolaan tanah, sistem informasi air tanah, dan
nasional air tanah dan berpedoman pada kebijakan
Air Tanah pemberdayaan masyarakat di tingkat
pengelolaan SDA provinsi
nasional, provinsi, dan kab/kota Rencana Pengelolaan Air Tanah

kebijakan pengelolaan air tanah kab/kota ditetapkan


oleh Bupati/ Walikota dengan mengacu pada kebijakan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air
pengelolaan air tanah provinsi dan berpedoman pada Pengelolaan Air Tanah
tanah yang berkelanjutan untuk sebesar-
kebijakan PSDA kab/kota besarnya kemakmuran rakyat

Konservasi Air Pendayagunaan Air Pengendalian Daya


Tanah Tanah Rusak Air
Rumusan Kebijakan Tata Pengelolaan Air Tanah
1. Menyelenggarakan pengelolaan air tanah berdasarkan pada
prinsip kelestarian Pelaksanaan Operasi dan Pemantauan dan Evaluasi
2. Melaksanakan pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan Pemeliharaan
air tanah
3. Mendorong penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang
terpadu
4. Prioritas pemanfaatan untuk keperluan air minum di atas semua Pemberdayaan
peruntukkan lain Sistem Informasi Air Pengendalian
Pembiayaan
Tanah Pengaw asan
5. Strategi pengelolaan air tanah sebagai dasar pengembangan
sumber daya air tanah Perizinan
6. Perencanaan pengelolaan air tanah
7. Pelaksanaan Sanksi
8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan air tanah
PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
ZONA
PEMANFAATAN AT
1. PENATAGUNAAN
PENGELOLA

PERUNTUKAN AT

URUTAN
PRIORITAS
2. PENYEDIAAN
RENCANA
HAK GUNA AT
PENYEDIAAN AT

HAK GUNA
PEMAKAIAN AT
PAKAI AT
3. PENGUNAAN
PENGGUNA

5. PENGUSAHAAN HAK GUNA


AT USAHA AT

PENINGKATAN
4. PENGEMBANGAN
FUNGSI AT
Arahan Pengelolaan Air Tanah
1. Pengelolaan air tanah wajib
mengacu kebijakan pengelolaan air
tanah pada cekungan air tanah.
2. Kebijakan pengelolaan air tanah
ditetapkan oleh Menteri dan
Gubernur, sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
3. Kebijakan pengelolaan air tanah
merupakan bagian dari kebijakan
sumber daya air (SDA).
4. Kebijakan SDA disusun dan
dirumuskan oleh wadah koordinasi
pengelolaan SDA (Dewan SDA) yang
ditetapkan oleh Presiden.
Arahan Pengelolaan Air Tanah
1. Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan
penghidupan rakyat Indonesia, mengingat fungsinya dalam mendukung
penyediaan air baku sebagai salah satu kebutuhan pokok.
2. Air tanah harus dikelola secara bijaksana, menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
3. Pengelolaan air tanah secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku
air tanah meliputi keterdapatan, penyebaran, ketersediaan, dan kualitas
air tanah serta lingkungan keberadaannya.
4. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya
konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam
kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air.

5. Kegiatan utama dalam pengelolaan air tanah yang mencakup konservasi


dan pendayagunaan air tanah diselenggarakan untuk mewujudkan:
a. Kelestarian dan kesinambungan ketersediaan
air tanah
b. kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan

sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat


Kebijakan Pengelolaan Air Tanah Disusun Berdasarkan:

01 Potensi air tanah dalam CAT, mencakup kuantitas dan kualitas.

Kebutuhan air bagi penduduk dan berbagai sektor. 02

03 Rencana pengembangan wilayah.


Kebijakan Pengelolaan Air Tanah Memperhatikan Prinsip :

Keadilan dalam memenuhi


kebutuhan air;

Penggunaan yang saling menunjang


antara air tanah dan air permukaan
dengan mengutamakan penggunaan air
permukaan;
Keseimbangan antara konservasi
dan penggunaan air tanah.
Kelestarian kondisi dan
lingkungan air tanah;

Prioritas kebutuhan air pokok


hidup sehari-hari dan pertanian
rakyat;

Kesejahteraan masyarakat
provinsi atau kabupaten/kota
pada CAT;
Strategi Pengelolaan Air Tanah
1. Menyiapkan pengaturan dan perencanaan pengelolaan air tanah (NSPM).
2. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan air tanah.
3. Menyediakan data dan informasi air tanah.
4. Melakukan pengendalian penggunaan air tanah.
5. Menerapkan perizinan penggunaan air tanah.
6. Melaksanakan kegiatan konservasi air tanah.
7. Menyelesaikan sengketa dalam pengelolaan air tanah.
8. Pemberdayaan masyarakat.

One Basin One Management


11. MANAGEMEN AIR TANAH BERBASIS CEKUNGAN AIR TANAH

Pengelolaan Pengelolaan air tanah yang dilakukan secara menyeluruh,


terpadu dan berwawasan lingkungan memerlukan tata cara pengelolaan
sebagai pegangan bagi para pengelola dalam menjalankan tugasnya.
Kegiatan pengelolaan air tanah meliputi inventarisasi, konservasi dan
pendayagunaan air tanah, pengendalian dan pengawasan air tanah dan
kegiatan ini ditujukan untuk mewujudkan kestarian, kesinambungan
ketersediaan serta kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan.
Potensi air tanah dalam cekungan air tanah, termasuk kemampuan
penyediaan air tanah dari akuifer yang terdapat dalam cekungan air tanah.
Dengan melaksanakan pengelolaan didasarkan pada cekungan air tanah,
seluruh kegiatan pengelolaan air tanah yang meliputi inventarisasi, konservasi
dan pendayagunaan air tanah, mencakup pengendalian dan pengawasan air
tanah akan dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
11. MANAGEMEN AIR TANAH BERBASIS CEKUNGAN AIR TANAH

Pada prinsipnya perencangan pengelolaan air tanah merupakan penggabungan dari


pengembangan opsi, sumber daya, interaksi antar manusia, yang merupakan bagian
dari perancangan pengelolaan sumber daya air.
Proses perancangan sumber daya air dilakuakn dengan tahapan sebagai berikut :
x Pembuatan pola pengelolaan sumber daya air : merupakan kerangka dasar dalam
pembangunan mulai ari studi, perencanaan, pelaksanaan, operasi da
pemeliharaan, monitoring dan evaluasi
x Perencanaan pengelolaan air tanah : merupakan perencanaan yang menyeluruh
dan terpadu
x Pemograman pengelolaan air tanah oleh instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat
x Pelaksanaan
x Organisasi dan Pemeliharaan
x Monitoring dan Evaluasi
Aspek – aspek pengelolaannya meliputi : konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah,
pemantuan air tanah dan sistem informasi air tanah
Manajemen air tanah berbasis konservasi, sebagai salah satu alternatif
pengelolaan air tanah, merupakan peragdigma pengelolaan air tanah
yang berbasis sumur produksi. Dalam pengelolaan ini lebih dititik
12 beratkan bagaimana mengusahakan agar air yang jatuh ke bumi dapat
diserap secara maksimal oleh tanah, sehingga cekungan air tanah yang
merupakan wadah air tanah dapat terisi dengan maksimal. Daerah
MANAGEMENT pengisian air tanah yang paling besar adalah daerah hutan linding,
yang disebut juga daerah imbuhan air tanah.
Konservasi air tanah ditujukan tidak hanya meningkatkan volume air
AIRTANAH tanah, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaannya, sekaligus
memperbaiki kuantitas maupun kualitasnya sesuai dengan
BERBASIS KONSERVASI peruntukannya.
Dalam kontek sumber daya air, konservasi juga mempunyai efek
berganda, diantaranya mengurangi biaya akibat banjir, menambah
kapasitas air tanah dan air permukaan, mengurangi biaya pengolahan
air, mengurangi ukuran jaringan pipa dan lain sebagainya.
Kegiatan konservasi air tanah meliputi :
a. Perlindungan dan pelestarian air tanah
b. Pengawetan air tanah
c. Pengelolaan kualitas dan pengendalian pecemaran air tanah
Penanaman pohon, atau kayu
kayuan, perdu ,rumput secara
• Vegetatif permanen atau tanaman
penutup tanah lainnya

Metode Bercocok tanam dan


Penyelenggara • Agronomi pemeliharaan tanaman agar
Konservasi tanaman dpt tumbuh dg subur
produktifitas tinggi
tanah dan Air

Pembuatan sengketdan,
• Sipil Teknik guludan, sumur resapan,
kolam retensi, dam
pengendali
adalah terjaganya keberlanjutan
• kelangsungan keberadaan air tanah dan
keberadaan sumber air tanah, termasuk
potensi yang terkandung di
dalamnya
Konservasi
air tanah
adalah kemampuan air tanah
ditujukan • daya dukung, untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup
untuk lainnya.
menjaga :
• daya tampung, adalah kemampuan air tanah
untuk menyerap zat, energi,
dan fungsi air dan/atau komponen lain yang
tanah masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
39
Konservasi air tanah dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan air tanah.

PERLINDUNGAN DAN
TUJUAN :
PELESTARIAN
ESTARIAN AIR melindungi dan melestarikan
TANAH kondisi dan lingkungan serta
fungsi air tanah

Konservasi air tanah


dilakukan secara TUJUAN :
menyeluruh pada cekungan untuk menjaga
air tanah yang mencakup PENGAWETAN AIR keberadaan dan
daerah imbuhan dan kesinambungan ketersediaan
daerah lepasan air tanah, air tanah
melalui:

PENGOLAHAN KUALITAS TUJUAN :


DAN PENGENDALIAN mempertahankan dan
PENCEMARAN AIR memulihkan kualitas air tanah
sesuai dengan kondisi alaminya

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib menyelenggarakan kegiatan
konservasi air tanah dengan mengikutsertakan masyarakat
35
Perlindungan dan Pelestarian
Pelaksanaan perlindungan dan pelestarian air tanah dilakukan dengan :
a. mempertahankan kemampuan imbuhan air tanah;
a. menjaga daya dukung dan b. melarang melakukan kegiatan pengeboran, penggalian
fungsi daerah imbuhan air atau kegiatan lain dalam radius 200 meter dari lokasi
pemunculan mata air;
tanah; c. membatasi penggunaan air tanah, kecuali untuk
pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

b. menjaga daya dukung Dilakukan dengan mengendalikan kegiatan yang dapat


mengganggu sistem akuifer.
akuifer; dan/atau
a. melarang pengambilan air tanah baru dan mengurangi
c. memulihkan kondisi dan secara bertahap pengambilan air tanah baru pada zona
lingkungan air tanah pada kritis air tanah;
b. melarang pengambilan air tanah pada zona rusak air
zona kritis dan zona tanah; dan
rusak. c. menciptakan imbuhan buatan.
Mempertahankan kemampuan imbuhan air tanah

Imbuhan air tanah dapat


dipertahankan, baik secara
alami maupun dengan
buatan manusia
TINGKAT KERUSAKAN KONDISI AIR TANAH

a. Berdasarkan pertimbangan penurunan muka air tanah, tingkat kerusakan kondisi air
tanah dapat dibagi 4 (empat) tingkatan yaitu :

Aman : penurunan muka air tanah < 40%


Rawan : penurunan muka air tanah 40% - 60%
Kritis : penurunan muka air tanah > 60% - 80%
Rusak : penurunn muka air tanah >80%

Perubahan/penurunan pisometrik maupun phreatik trsebut dihitung dari kondisi awal


sebagi titik referensi.

1. Tingkat kerusakan kondisi air tanah tidak tertekan


Aman : penurunan muka phreatik < 40%
Rawan : penurunan muka phreatik 40% - 60%
Kritis : penurunan muka phreatik > 60% - 80%
Rusak : penurunan muka phreatik > 80%

2. Tingkat kerusakan kondisi air tanah tertekan


Aman : penurunan muka pisometrik < 40%
Rawan : penurunan muka pisometrik 40% - 60%
Kritis : penurunan muka pisometrik > 60% - 80%
Rusak : penurunan muka pisometrik > 80%
b. Berdasarkan pertimbangan penurunan kualitas air tanah, tingkat kerusakan kondisi air
tanah tertekan maupun tidak tertekan dapat dibagi 4 (empat) tingkatan yaitu :

Aman : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) kurang 1.000 mg/lt atau DHL < 1.000 μS/cm
Rawan : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) antara 1.000 – 10.000 mg/lt atau DHL 1.000 – 1.500 μS/cm
Kritis : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) antara 10.000 – 100.000 mg/lt atau DHL > 1.500 - 5.000
μS/cm
Rusak : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut ( total
dissolved solid ) lebih dari 100.000 mg/lt atau tercemar oleh logam berat dan
atau bahan berbahaya dan beracun atau DHL > 5.000 μS/cm

Tingkat Kerusakan Lingkungan Air Tanah


Berdasarkan pertimbangan ada tidaknya amblesan tanah, tingkat kerusakan lingkungan air tanah
dapat dibagi 2 (dua) yaitu :

Aman : apabila pemanfaatan air tanah telah berdampak terjadinya amblesan tanah

Kritis : apabila pemanfaatan air tanah belum berdampak terjadinya amblesan tanah penurunan
Upaya Memperbaiki Peringkat Kerusakan Air Tanah
Langkah yang perlu diambil dalam upaya menurunkan peringkat kerusakan dan memperbaiki kondisi
Dan lingkunan air tanah :
a. Rehabilitasi daerah imbuhan air tanah, dengan pengaturan kembali penggunaan lahan,
penghutanan dan penanaman dengan tanaman untuk meningkatkan kemampuan resapan air.
b. Pembuatan imbuhan air tanah buatan dapat dilakukan di daerah imbuhan maupun di daerah
lepasan air tanah, dengan cara pembuatan sumur resapan atau sumur injeksi, alur atau kolam
atau kolam penampung, seperti danau, telaga, situ atau embung
c. Pengendalian pemanfaatan air tanahdi daerah lepasan air tanah sangat tergantung pada peringkat
kerusakannya, yaitu :
Aman : - Perencanaan konservasi air tanah
- Perencanaan pemanfaatan dan pemanfaatan air tanah
Rawan : - Perencanaan ulang pemanfaatandan pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan pemanfaatan air tanah
- Pengambilan air tanah tidak ditambah
Kritis : - Perencanaan ulang pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan
- Pemanfaatan air tanah dikurangi
- Mengusahakan alternative lain sumber air
Rusak : - Perencanaan ulang pemanfaatan air tanah
- Penentuan ulang prioritas peruntukan
- Pemanfaatan alternative lain sumber air
- Pembuatan resapan buatan
Pemantauan Air Tanah untuk mendukung Konservasi Air Tanah
Sehingga dapat diketahui perubahan kuantitas, kualitas, dan/atau lingkungan air tanah
Sumur pantau wajib disediakan dan dipelihara oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota
p sesuai dengan g kewenangannya. g y

Pemantauan Dilakukan Pada Sumur Pantau dan Sumur Produksi

DASAR PENETAPAN
PEMANTAUAN JARINGAN
STANDAR
AIR TANAH
a. kondisi geologis dan
hidrogeologis CAT
b. sebaran sumur produksi dan
intensitas pengambilan air JARINGAN
tanah
c. kebutuhan pengendalian
penggunaan air tanah.
Upaya pemantauan air tanah dilakukan secara berkala atau terus menerus dan berkesinambungan meliputi :
PEMANTAUAN AIR TANAH
pengukuran, pencatatan, pengamatan dan analisis terhadap perubahan kuantitas maupun kualitas air tanah
serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh terjadinya perubahan terebut.
Hasil pemantuan tersebut dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan air tanah
oleh pemerintah.
Mengingat pentingnya pemantauan tersebut dalam pengelolaan air tanah, maka pemerintah daerah dlam
melaksanakan kegiatan ini memerlukan adanya panduan yang memberi acuan tentang cara pemantuan air
tanah.

Obyek Pemantuan Air Tanah

1. Pemantauan kondisi air tanah


a. Pemantuan kuantitas air tanah :
- Muka air tanah
- Debit mata air
- Debit aliran air tanah/sungai bawah tanah
- debit pemanfaatan air tanah

b. Pemantauan kualitas air tanah :


- Sifat fisik air tanah
- Kandungan kimia air tanah
- Kandungan mikrobiologi air tanah
2. Pemantauan lingkungan keberadaan air tanah
PEMANTAUAN AIR TANAH

Pemanfaatan air tanah alam dengan sumur bor dapat menyebabkan dampak lingkungan berupa
keringnya sumur dangkal atau sumur penduduk di sekitar sumur bor dalam, instrusi air laut, serta
amblesan tanah. Oleh karena itu parameter lingkungan keberadaan air tanah yang menjadi obyek
pemantuan adalah muka air tanah dangkal serta kualitasnya pada sumur penduduk, serta permukaan
tanah yang menunjukan gejala amblesan.

3. Pemnatauan dampak lingkungan akibat pemanfaatan air tanah

Pemanfaatan air tanah oleh industry menggunakan sumur bor diizinkan untuk air tanah dalam. Namun
pemanfaatan air tanah yang instensif pada sumur bor produksi dapat mengakibatkan dampak lingkungan
berupa susutnya air tanah dangkal atau bahkan mengalami kekeringan, selain itu juga dapat menimbulkan
pencemaran pada air tanah dangkal, misalnya instrusi air laut serta amblesan tanah.

Pemantauan amblesan tanah dilakukan pada titik ikat yang dibuat di daerah yang menunjukan gejala
amblesan atau bila belum memungkinkan dilakukan pengukuran maka dilakukan pengamatan pada gejala
amblesan tanah yang meliputi :
a. Pemantauan kedalaman muka air tanah pada sumur penduduk di sekitar sumur produksi
b. Pemantauan pencemaran air tanah pada sumur penduduk dipantau di sekitar sumur produksi
c. Pemantaauan amblesan tanah :
1. Pemantauan pada sumur panau amblesan tanah
2. Pemantauan pada titik ikat di daerah amblesan tanah
3. Pemantauan pada gejala amblesan tanah.
4.2. Pemantauan Air Tanah untuk mendukung Konservasi Air Tanah

dilakukan pada sumur pantau dengan cara:


a. mengukur dan merekam kedudukan muka air
tanah;
b. memeriksa sifat fisika, kandungan unsur
kimia, biologi atau radioaktif dalam air tanah;
SISTEM
INFORMASI c. mencatat jumlah volume air tanah yang
AIR TANAH dipakai atau diusahakan; dan/atau
d. mengukur dan merekam perubahan
lingkungan air tanah seperti amblesan tanah.

Dilakukan Pada Sumur Pantau dan Sumur Produksi


USAHA YANG AKAN DILAKUKAN:

• IDENTIFIKASI KAWASAN IMBUHAN


Balai segera
• PEMBUATAN SUMUR IMBUHAN menyusun Studi
• PEMBUATAN SUMUR PANTAU Kawasan dan DED
• PERLINDUNGAN SUMBER AIR Konservasi serta
• PEMBUATAN TAMPUNGAN2 SUMBER AIR
data dan informasi
air tanah dan air
• PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI KONDISI baku
BANGUNAN AIR TANAH DAN AIR BAKU
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

Tahapan dalam pengembangan dan pemanfaatan air tanah meliputi tahap studi, tahap pengembangan
dan operasi dan pemeliharaan. Tahapan tersebut perlu diikuti antara kegagalan dan pengembangan air
tanah, dan dampak kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan air tanah dapat dihindari.
Agar pemanfaatan air tanah tidak melibihi kapasitas cekungan air tanah, maka harus dilakukan studi
terlebih dahulu untuk mengetahui batas areal cekungan air tanah, kondisi geologi, perkiraan kapasitas,
kualitas dan kuantitas dan lain – lain yang perlu serta prioritasnya kegiatan apa saja dalam rangka
memanfaatan air tanah tersebut. Kegiatan untuk mengembangkan air tanah untuk tujuan pengairan/irigasi,
air minum, maka kegiatan yang harus dilakukan berupa survai dan investagasi, dengan disiplin ilmu :
geologi, geofisika, geohidrologi, hidrologi, irigasi, pertanian, sosio – ekonomi dan lain – lain. Penggunaan
air tanah untuk irigasi degan menggunakan sumur pompa, dilakukan dalam tingkat – tingkatan
pengembangan air tanah, karena terdapat pertimbangan yang harus diperhatikan seperti teknis, ekonomis
dan keadaan sosial.
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
Pemilihan daerah untuk pengembangan irigasi air tanah, dengan menggunakan

Kriteria :

1) Daerah pertanian yang intensif dan berpenduduk padat

2) Daerah kekurangan air, dimana air air permukaan tidak memadai atau tidak ada

sama sekali

3) Petani mempunyai tanggapan yang baik terhadap air tanah dan mau

menggunakan air tanah dengan cara iuran untuk eksploitasi dan pemeliharaan

untuk pompa

4) Pada studi penjajakan sudah menunjukkan potensi air tanah yang baik
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
Tahapan studi tersebut adalah :
ƒ Studi potensi air tanah yang biasa disebut dengan survai geofisika/geolistrik, dengan studi in akan
diperoleh indikasi ada atau tidaknya air tanah, dengan melihat pada lapisan batuan yang ada.
ƒ Pembuatan sumur eksplorasi, untuk mendapatkan data yang lebih akurat tentang batuan, sehingga
akan diketahui keberadaan akuifer, dengan mengambil contoh batuan pada saat pemboran.
ƒ Pemboran sumur uji.
Pemboran sumur uji untuk mengetahui kapasitas akuifer, dari sumur uji tersebut dilakukan
pemompaan uji (pumping test) untuk mengetahui salain kapasitas juga karakteristik dari akuifer itu
sendiri dan karakteristik sumurnya.
Dengan dibuatnya sumur uji berarti studi potensi sudah selesai yaitu dengan didapatnya kapasitas dan sifat
– sifat dari akuifer dan sumurnya maka dengan demikian sudah dapat ditentukan kapasitas masing –
masing sumur produksi yang akan dibuat beserta jumlahnya sumur produksi yang akan dibangun pada
cekungan air tanah yang disurvai tersebut.
Dari studi diatas, ditambah dengan data sumur yang telah ada sebelumnya di cekungan air tanah
tersebut maka dapat ditentukan batas cekungan air tanah, recharge area (daerah imbuhan), potensi air
tanah, jumlah pengambilan dan batas pengambilan air tanah pada cekungan air tanah.
4. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

Pemanfaatan Air Tanah

Pemanfaatan sumber daya air digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat, air tanah
merupakan sumber daya air yang ketersediaannya mengikuti daur / siklus hidrologi, oleh karena itu
dalam pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan harus terpadu dengan air permukaan

Tahap Studi Air Tanah


1. Studi Pendahuluan
2. Studi Sosial Ekonomi
3. Studi Geofisika/Geolistrik
4. Pembuatan Sumur Eksplorasi
5. Pembuatan Sumur Uji
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH

KEBUTUHAN

STUDI HIDROGEOLOGI
Aspek Hidrogeologi, Potensi Air
Tanah, Geofisika

PEMBORAN
1. TAHAPAN STUDI AspeK Teknis Sumur Eksplorasi, Test
Well, Pumping Test

STUDI AGROSOSEK
Aspek Agrososek, Kelembagaan,
Hukum YA

KAJI
LAYAK BERHENTI
ULANG
TIDAK

PEMBORAN SUMUR PRODUKSI


Aspek Konstruksi, Pumping Test

DEBIT KECIL
AIR
2. TAHAPAN PERENCANAAN LAYAK MINUM
DEBIT BESAR
Perencanaan Irigasi AT, Pola Tanam,
Kebutuhan Air, Luas Areal, Rencana
JIAT, Rumah Pompa, Box , Pemilihan
Pompa dan Mesin Penggerak

Tahap Konstrusi,JIAT, Rumah Pompa Monitoring dan


3. TAHAPAN IMPLEMENTASI , Pompa dan Mesin Penggerak Evaluasi

OP : Persiapan OP, OP ,
4. TAHAPAN O DAN P Usaha tani, HVC, Pembinaan P3AT,
OP : Sumur, JIAT dan Mesin Pompa
ADA POTENSI PETANI MAU
AIR TANAH DAN MAMPU KRITERIA DAN PERTIMBANGAN
YANG AMAN BERPATISIPASI PENGEMBANGAN IRIGASI
DIMANFAAT MEMBIAYAI OP
AIR TANAH
KAN SUMUR POMPA

SAWAH TADAH
HUJAN LAHAN ADANYA USAHA
KERING TANI IRIGASI AIR
BERORIENTASI TANAH
AGRIBISNIS
DENGAN HVC
LAHAN
IRIGASI RUTIN
KEKURANGAN
AIR DI MUSIM ADANYA
KEMARAU PERMINTAAN FASILITA
ATAU S UNTUK
PENUGASAN KEBUTUH
DAN AN AIR
LANGKA AIR BAKU
IRIGASI DAN DUKUNGAN
LANGKA AIR DARI
BAKU PEMPROV/PEM
KAB.KOTA
5.1. Umum
Keberhasilan pembangunan prasarana air tanah tidak
hanya diukur dari keberhasilan pengeboran dengan debit
5. yang mencukupi, namun kesemua jenis prasarana yang
KELEMBAGAAN telah dibangun dapat saling bersinergi untuk dapat
memberikan manfaat bagi penerima manfaat.
PENGELOLAAN Prasaran yang telah dibangun selanjutnya akan
AIR TANAH diserahkan pengelolaan dan pemeliharaannya kepada
penerima manfaat, sehingga penerima manfaat harus
disiapkan sedini mungkin , bagaimana pengoperasiannya
dan pemeliharaan prasarana air tanah dengan benar,
Masa transisi untuk persiapan operasi dan pemeliharaan
agar penerima manfaat siap dan mandiri, yang selanjutnya
disebiut “ Preparation Of Operation and Manintenance “
( PROM )
5.2. Maksud dan Tujuan
Pembentukan kelembagaan pengelolaan air tanah ( KPAT ) atau

5. Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah ( P3AT ) ini adalah

KELEMBAGAAN memberikan pedoman kepada pengelola, pelaksana dan petugas


operasi dan pemeliharaan air tanah dengan benar dan sesuai
PENGELOLAAN
dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ( AD/ART ) di
AIR TANAH dalam mengelola prasaran air tanah.

Tujuan pedoman ini agar kegiatan pembentukan kelembagaan


pengelola air tanah atau Perkumpulan Petani Pemekai Air Tanah
dapat terwujud secara partisipatif dan mandiri dalam mengelola
dan memelihara prasarana air tanah
5.3. Kelompok Sasaran
Pemilik, Alamat Pemilik, Luas Kepemilikan
Penggarap, Alamat Penggarap, Luas Garapan
5.
KELEMBAGAAN 5.4. Tata Cara Pembentukan Kelembagaan
PENGELOLAAN 1. Sosialisasi
AIR TANAH 2. Profil Sosio, Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan
3. Pendaftaran Calon Anggota Kelembagaan
4. Rapat Anggota Kelembagaan
5. Pengajunan Pengesahan Kelembagaan ke
Bupati/Walikota
PROM AIR TANAH
5.1. Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan PrOM
Air Tanah dan Air Baku
x Tahap awal dalam proses persiapan OP adalah tahap pembentukan tim PrOM, rapat koordinasi, penyusunan
rencana kerja PrOM, sosialisasi kepada petugas dan calon pengguna.

x Tahap berikutnya menunjuk tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator untuk melakukan pendampingan
dalam rangka pembentukan kelembagaan pengelola ATAB (Tatacara pembentukan Kelembagaan Pengelola ATAB
dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 dari pedoman ini).

x Setelah tebentuk Kelembagaan ATAB, pendamping dapat membantu untuk mendapatkan pengesahan dari
Bupati/Walikota di wilayah yang bersangkutan.

x Kelembagaan Pengelola ATAB ini dapat dikembangkan dalam bentuk badan usaha untuk mendapatkan legalitas,
harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat untuk mendapatkan status hukum.

x Tenaga pendamping bersama pengurus kelembagaan pengelola ATAB melakukan penelusuran lapangan untuk
dapat disusun profil sosio,ekonomi, teknis, kelembagaan (PSETK), untuk dapat memberikan input dalam finalisasi
perencanaan/DED.
Gambar 1.
Masa PrOM 2 Tahun
Serah Terima Awal Serah Terima Akhir
termasuk uji coba OP

SIDLAC Pemeriksaan Melengkapi Pelaksanaan


Kesiapan OP Kekurangan OP

Gambar 1
Kesiapan OP Menurut Tahapan SIDLACOM
Manual OP mulai
disusun
(Pompa&Penggerak
Tatacara Pelaksanaan Persiapan OP (Prom) Air Tanah dan
Air Baku
• B. Tugas dan fungsi Tim PrOM

x Memberikan masukan kepada bidang/seksi perencanaan dalam penyusunan manual OP.


x Memeriksa kelengkapan dokumen administrasi pada saat kegiatan PrOM dilaksanakan.
x Memeriksa kelengkapan prasarana fisik, berfungsi tidakanya prasarana yang sudah dibangun atau direhabilitasi.
x Memeriksa keandalan konstruksi, melaksanakan uji pengaliran dan uji hidrolis.
x Memeriksa kesiapan manajemen sehingga secara kelembagaan, SDM dan pembiayaan siap dilaksanakan OP nya.
x Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan OP, termasuk SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan OP semasa
PrOM.
x Komunikasi dan koordinasi dengan bidang/seksi perencanaan agar apayang direncanakan oleh bidang/seksi perencanaan
sudah dipikirkan bagaimana mengOPkannya di masa yang akan datang.
x Pemberian masukan pada waktu penyusunan dan pembahasan manual OP yang dibuat oleh bidang/seksi perencanaan.
x Kegiatan pemantauan dan evaluasi pada saat kegiatan PrOM dan kegiatan OP sangat penting kegiatandapat dilakukan
secara benar.
Pemahaman Terhadap Bagan Alir PrOM Air Tanah dan Air
Baku
• 5.3. Pemahaman Terhadap Bagan Alir PrOM Air Tanah dan Air Baku

• Setiap anggota wajib memahami Bagan Alir Persiapan OP (PrOM) ATAB, karena bagan alir ini merupakan kerangka pikir
untuk melaksanakan PrOM Air tanah dan Air baku. Berikut dibawah ini Bagan Alir yang merupakan acuan bagi Tim PrOM
untuk melaksanakannya.
BAGAN ALI R PER SI APAN OP (PrOM) AI R T ANAH DAN AI R BAK U

Pe m be nt ukan
T i m PrOM

R apat
K o o rdi nasi PrOM T ugas Pe nuh
T i m PrOM

Pe ny usunan R e nc ana
SURVEI, INVESTIGASI, DESIGN

K e rja PrOM

So si ali sasi
Masy , Pt gs OP,

Pe m be nt ukan Pe nat aan


K P AT AB Pe m be rday aan & Me kani sm e K e rja OP
Pe lat T e kni s,
K lb, Pe m bi ay aan

Pe ne lusuran Jar AT AB

PSET K Fi nal DED Manual OP

Pe laksanaan
K o nst ruksi
KONSTRUKSI

PHO
T ahap 1

A
A

Pemeriksaan Adm. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Sharing Biaya BBM

1. Dok. Pemilikan 1. Pemeriksaan 1. Terbentuknya KP


Bulan Ke B/BWS Pengelola
Tanah Sumur ATAB
2. Dok Perijinan 2. Pemeriksaan dan 2. Kesiapan PATAB
Tugas Penuh Tim Prom

3. Dok Perencanaan Uji coba Mesin 3. Kapasitas SDM 0-6 80% 20%
4. Dok Pelaksanaan Penggerak 4. Pelatihan TKK 7-12 60% 40%
5. Manual OP 3. Pemeriksaan dan 5. Penetapan
13-18 40% 60%
PERSIAPAN OP ( PrOM )

Ujicoba Pompa Pengelola


4. Pemeriksaan dan 6. Penetapan 19-24 20% 80%
Ujicoba jar. Sharing
distribusi > 24 bln 0% 100%
Pembaiayaan

Tidak
Tidak Tidak
Semua Semua Semua
OK OK OK
Tim PrOM Memantau

Ya
Ya Ya

PHO Tahap Akhir


OP

Kegiatan OP
x Setelah melalui proses pengadaan tanah dan jasa konstruksi, kontraktor yang ditunjuk dalam proses pelaksanaannya
wajib dipantau oleh Tim PrOM agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan yang diberikan.
x Selanjutnya apabila konstruksi sudah selesai dan akan dilakukan penyerahan pekerjaan tahap 1 / PHO 1 dimana
sebelum berita acara di tandatangani antara direksi pekerjaan dan pihak kontraktor, Tim PrOM wajib memeriksa dan
memberikan masukan.
x Tim PrOM memeriksa dan menilai kesiapan prasarana dan sarana ATAB yang meliputi : pemeriksaan dan penilaian
administrasi, teknis dan manajemen. dengan menggunakan blanko yang telah dipersiapkan (periksa lampiran 3 dan
lampiran 4).,
x Masa PrOM ditetapkan 2(dua) tahun, pada masa ini digunakan untuk melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan
terhadap prasarana dan sarana ATAB agar siap dioperasikan.
x Sejalan dengan melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan fisik prasarana ATAB, juga dilaksanakan kegiatan uji
coba OP ATAB, melengkapi temuan administrasi, temuan manajemen dan penerapan sharing pembiayaan OP selama
2 tahun yan g utamanya sharing terhadap pembiayaan operasional bahan bakar minyak (BBM).
x Masa PrOM maksimum 2 tahun, kemudian diharapkan PHO tahap akhir dapat dilaksanakann dan dinyatakan dengan
berita acara antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan.
x Tim Prom juga menyampaikan laporan hasil PrOM dan melengkapi dengan catatan-catatan untuk diserahkan kepada
Kepala Balai yang menugasi.
x Apabila PrOM dalam masa 2 (dua) tahun belum siap maka kegiatan PrOm tetap dilanjutkan dengan pembiayaan dari
APBN/APBD untuk pos OP,.
1. Rapat Kordinasi PrOM ATAB
Karena begitu kompleksnya kegiatan PrOM ATAB dengan batasan waktu hanya 2 (dua) tahun maka
perlu dilakukan koordinasi yang efektif.
Koordinasi internal diantara anggota Tim Prom dilakasanakan 1 (satu) minggu sekali sedangkan
koordinasi eksternal yang melibatkan pembina dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan calon
pkelompok pengelola dilakukan 1(satu) bulan sekali.

2. Sosialisasi PrOM kepada Para Pembina OP dan Calon Pengurus


Kelompok Pengelola ATAB
Tim PrOM perlu mensosialisasikan kegiatan PrOM kepada para petugas OP di lapangan dan kepada
pengurus kelompok pengelola ATAB. Materi sosialisasi berkaitan dengan kesiapan prasarana untuk
di OP kan, SDM yang kom peten bagi petugas OP dan calon pengelola, serta sharing pembiayaan
OP semasa PrOM 2 tahun dan kelanjutan pembiayaan OP oleh pengelola ATAB.
3. Pembentukan Kelompok Pengelola ATAB
Dapat dilihat pada Lampiran 1 untuk Pembentukan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pengelola Air
Tanah dan Lampiran 2 untuk Pembentukan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pengelola Air Baku.
4. Penataan Mekanisme Kerja Para petugas OP di lapangan
Peranan air tanah dan air baku bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta lingkungan sangatlah
penting dan merupakan kebutuhan pokok, karenanya dalam pengelolaan/OP air tanah dan air baku perlu adanya
penanganan yang teratur, sistimatik dan berkesinambungan.
Kelembagaan OP air tanah dan air baku ada di balai, dinas PU/PSDA/SDA provinsi dan dinas PU/PSDA/SDA
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya serta kelembagaan pengelola ATAB yang anggotanya meliputi
para pengguna air tanah atau air baku. Kalau saja kelembagaan OP diberbagai tingkat ini dapat saling bersinergi
maka OP ATAB akan lebih efisien dan efektif dan dampaknya terhadap terjaganya kelestarian prasarana dan
sarana serta lingkungan SDA.
Kelembagaan dapat berkembang dengan baik apabila ada infrastruktur kelembagaan (wadah), penataan
kelembagaan,
(struktur) dan mekanisme kerja (aturan) dalam melakukan pembinaan terhadap pengelola OP ATAB.. Dimana
aturan disepakati bersama dan jelas tugas dan fungsinya dalam operasi dan pemeliharaan air tanah dan air
baku..
Hingga saat ini kelembagaan operasi dan pemeliharaan belum berjalan sebagaimana mestinya baik, sehingga
perlu dilakukan penataan, perkuatan terhadap lembaga, sumber daya manusia dan dukungan pembiayaan yang
memadai.
Kelembagaan Pengelola Air Tanah dan Air Baku perlu dibentuk dan dikembangkan sejak awal pembangunan,
peningkatan atau rehabilitasi prasarana air tanah dan air baku karena sangat dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan opeasi dan pemeliharaan prasarana air tanah dan air baku.
Kelembagaan air tanah dan air baku dibentuk berdasarkan kesepakatan kolektif (norma) dengan prinsip aturan
yang dibuat dapat dilakukan dan dapat dijalankan berdasarkan kesepakatan bersama
5. Pemberdayaan dan Pelatihan Kepada Petugas OP dan Calon
Pengurus Pengelola ATAB
Kebutuhan sumber daya manusia yang berpotensi dan kredibel serta wawasan yang luas dan
mempunyai peran yang cukup penting dalam jalannya roda operasi dan pemeliharaan air tanah dan air
baku.

Kebutuhan sumber daya manusia dari segi jumlah masih belum memadai, juga kualitasnya senantiasa
perlu ditingkatkan melalui serangkaian pelatihan, pemberdayaan baik tekinis OP, maupun manajemen dan
pembiayaan.

Air tanah dan air baku merupakan air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga
dan industri. Air siap dikonsumsi (portable water) berupa air yang aman dan sehat karena air rentan
terhadap penyebaran penyakit (water borne desease), karena itu pengelolaannya perlu sumber daya
manusia yang mampu menjawab kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang.

Balai Besar Wilyah Sungai/Balai Wilayah sungai (BBWS/BWS) membentuk Tim PrOM Air Tanah dan Air
Baku dimana keanggotaan tim meliputi dari unsur OP, unsur perencanaan, unsur pelaksanaan, satker, PPK
termasuk pengawas pelaksana pekerjaan dan unsur OP dari dinas provinsi dan kabupaten/kota.
A. Pemberdayaan dan pelatihan ATAB untuk Petugas OP (Balai, Provinsi, Kabupaten / Kota)
Materi meliputi : proses menjadi pelatih/instruktur, aspek teknis, aspek kelembagaan dan aspek pembiayaan.
Pelatih/Instruktur : dari Pusat yang mempunyai kualifikasi sebagai Ahli Utama SDA, Widya Iswara Utama SDA,
Konsultan/Narasumber SDA.

B. Pemberdayaan dan pelatihan ATAB untuk Calon Pengurus Pengelola ATAB


Materi meliputi : aspek teknis OP, aspek manajemen organisasi, aspek pembiayaan OP ATAB
Pelatih/Instuktur : dari Provinsi, Kabupaten/Kota yang telah dilatih dan bersertifikat.

Penelusuran Jaringan ATAB

Pendamping bersama pengurus pengelola ATAB melakukan penelusuran lapangan untuk memahami
rencana pembangunan ATAB di wilayahnya yang nantinya akan dikelola oleh kelompok masyarakat pengguna.
Pengelolaan harus menguasai teknis, manajemen organisasi,melakukan penyadaran pengelolaan ATAB yang
didukung iuran pengguna yang didasarkan pada kesepakatan, dinamika usaha bersama, dan pemahaman
kepada pengguna berkaitan dengan sharing pembiayaan dengan pemerintah.
7. Pemantauan dan Pemberian Input Terhadap Manual OP ATAB
Sejak tahap desain/perencanaan, Tim PrOM memantau dan memberikan
masukan terhadap penyusunan manual OP. Pada prinsipnya manual OP
harus disusun secara menyeluruh, sederhana dan mudah dipahami.

8. Pemantauan dan Pemberian input terhadap proses desain /


perencanaan ATAB
x Sering dijumpai pada proses perencanaan data yang ada kurang akurat, menimbulkan masalah
pada kegiatan pelaksanaan dan OP.
x Tim PrOM sebaiknya mendiskusikan dengan perencana, mencari solusi agar tetap dapat
dikerjakan namun tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
9. Pemantauan dan pemberian Input Terhadap Proses Pelaksanaan
Konstruksi
x Pada waktu pelaksanaan konstruksi sering ada perubahan disesuaikan dengan kondisi
lapangan, untuk itu harus dibuat as built drawing yang merupakan dokumen perencanaan yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan.
As built drawing ini merupakan dokumen yang tidak dapat dipisahkan dengan dokumen
perencanaan dan merupakan salah satu dokumen kelengkapan administrasi yang harus
diperiksa oleh Tim PrOM..
10. Pemantauan dan Pemberian Input Pada PHO1
x Tim PrOM ikut memantau kelengakapan prasarana dan sarana ATAB sebelum berita acara
serah terima tahap 1/PHO 1 dilaksanakan.
x Tim PrOM memberikan catatan hasil pemantauannya kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan
melengkapi kekurangan, memperbaiki dan menyempurnakan prasarana dan sarana ATAB
.
11. Pemeriksaan oleh Tim PrOM
A. Pemeriksaan Administrasi
B. Dokumen pemilikan tanah berupa sertifikat HM/HGB,
C. Dokumen perijinan berupa Surat Izin Pembangunan SDA,
D. Dokumen Perencanaan berupa DED dan laporannya, FS dan laporannya,
E. Dokumen pelaksanaan berupa SB Drawing, Catatan lapangan, Foto lapangan dan dokumentasi
lainnya,
F. Manual OP Prasarna Air Baku.
B. Pemeriksaan Fisik Prasarana ATAB
1) Pemeriksaan Sumur,
x Apakah ada kebocoran diluar casing
x Apakah ada penurunan debit
x Apakah ada bau dan warna
2) Pemeriksaan dan Uji Coba Mesin Penggerak,
x Tersedianya spare part utk perbaikan
x Kondisi pelumasan
x Adanya kerusakan berat yg harus dioverhaul
3) Pemeriksaan dan Uji Keandalan Pompa,
x Adanya kebocoran
x Adanya kerusakan kecil
x Adanya kerusakan besar
x Adanya kerusakan peralatan pelengkap pompa
4) Pemeriksaan dan Uji Coba Jaringan Distribusi Air Baku
x Adanya kerusakan rumah pompa
x Adanya kerusakan bak ukur
x Adanya kerusakan saluran dan boks bagi
C. Pemeriksaan Terhadap Kesiapan Manajemen
x Penyiapan Kelembagaan OP Prasarana Air Baku,
x Terbentuknya Kelompok Masyarakat Yg mampu mengelola scr mandiri,
x Pola tanam yang menguntungkan petani,
x Peningkatan kapasitas SDM OP Prasarana Air Baku,
x Penetapan SDM pengelola,
x Pelatihan SDM pengelola,
x Penyiapan Pembiayaan OP Prasarana Air Baku,
x Biaya operasi,
x Biaya Pemeliharaan (rutin, berkala, darurat),
x Biaya rehab ringan, sedang, berat,
x Biaya peningkatan prasarana Air Baku,
x Gaji/Upah tenaga OP,
x Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA),
x Biaya Pemulihan Untuk OP,
x Biaya Pemulihan Untuk Investasi.
SHARINGPEMBIAYAAN
7. SHARING PEMBIAYAAN OP
OPAIR
AIRTANAH
TANAHDAN
DANAIR BAKU
AIR BAKU
Diharapkan sejak awal para penggunaair sejak awal mereka memahami
bahwa pengoperasian dan pemeliharaan prasarana air baku
membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga segenap pengguna air
sadar dan memahami bahwa “ no money, no water”.Membentuk
kelembagaan pengelolaan air tanah dan air baku serta membangun
komitmen para anggotanya merupakan proses yang harus ditangani
secara serius mengingat masa PrOM paling lama 2 (dua) tahun.
Jenis Kelembagaan pengelola air tanah dan air baku antara lain :
Kelompok Masyarakat, PDAM, swasta/dunia usaha.

7.1 Matrik Sharing Pembiayaan Op Air Tanah Dan Air Baku

No Uraian Pembiayaan Pusat Pengelola


(B/BWS)
1. Pembiayaan PrOM Tahun 1
x Biaya operasional PrOM selama 1 Tahun √
x Biaya Penataan Kelembagaan OP Pusat
dan Pengelola √
x Biaya Pelatihan Petugas Pengelola √ √
x Biaya OP (BBM, Olie, perawatan) masa √ √
PrOM Tahun 1

2. Pembiayaan PrOM Tahun 2 Æ Supervisi Uji


Coba OP
x Biaya Bimbingan PrOM di kelas √ √
x Biaya Bimbingan PrOM di lapangan √ √
x Biaya OP(BBM, Olie, perawatan) masa √ √
PrOM Tahun 2
1. Tata Cara Pembentukan Kelembagaan PengelolaAir Tanah (KPAT)
a. Sosialisasi
Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, sosialisasi dan
konsultasi publik perlu dilaksanakan sedini mungkin. Hal ini
dikarenakan penggunaan air tanah merupakan hal yang relatif baru
13. bagi masyarakat. Aspek Operasi dan pemeliharaan berbeda dengan
operasi dan pemeliharaan irigasi permukaan, terutama menyangkut
TATA CARA masalah biaya operasi.

PEMBENTUKAN b. Profil Sosio, Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK)


x Di wilayah yang seperti ini pada umumnya kondisi sosial
KELEMBAGAAN dan ekonomi masyarakat serba kekurangan dan
ketersediaan air terbatas.
x Sumur Bor dibangun di tempat yang memang benar-benar
membutuhkan air tanah karena supplai air dari permukaan
tidak ada atau kurang.
x Untuk mengelola prasarana air tanah ini perlu ada
kelembagaan yang kredibel seperti KPAT.
c. Pendaftaran Calon Anggota Kelembagaan Pengelola Air Tanah
x Setiap penerima manfaat harus menjadi anggota KPAT
x Setiap anggota KPAT wajib membayar iuran yang besarnya telah
disepakati.
x Setiap anggota wajib mentaati apa yang diatur dalam AD/ART
13. x Karena itu, pendaftaran untuk menjadi anggota KPAT menjadi
penting biala tidak maka hak atas jatah air akan hilang.
TATA CARA d. Rapat Anggota Kelembagaan Pengelola Air Tanah
x Pembentukan Formatur Kelembagaan Pengelola Air Tanah
PEMBENTUKAN Tim formatur terdiri dari 3 0rang : Ketua, Sekretaris dan Pelaksana.
KELEMBAGAAN Tugas Tim ini adalah menginventarisir calon –calon pengurus,
membentuk pengurus
dan menyampaikan tugas-tugas pengurus KPAT.
x Formatur Memfasilitasi Rapat Pembentukan dan Susunan
Pengurus KPAT
Dari beberapa nama penerima manfaat serta diamati adanya tokoh
masyarakat dan dengan arahan Kepala Desa/Kelurahan maka dapat
diiinventarisir calon-calon pengurus KPAT, untuk selanjutnya akan
diajukan dan dipilih dalam rapat pleno pembentukan dan penetapan
pengurus KPAT
Calon pengurus yang disiapkan adalah :
x Ketua
x Wakil Ketua

13. x Sekertaris
x Bendahara
TATA CARA x Bagian Teknis
PEMBENTUKAN x Ketua-ketua Blok
x Operator
KELEMBAGAAN x Calon Ketua Memimpin Rapat Untuk Pengesahan Pengurus dan
Anggota KPAT
Calon Ketua mengumumkan pengurus KPAT secara definitif
sekaligus mengesahkan anggota KPAT.
x Ketua memimpin pembahasan dan perumusan AD/ART dari KPAT
Ketua dibantu pengurus lainnya memimpin rapat anggota untuk
membahas dan merumuskan AD/ART dari KPAT.
x Kelembagaan KPAT terbentuk, diketahui Kepala Desa/ Kelurahan
Setempat
AD/ART yang sudah dirumuskan dan disetujui dala rapat
anggota, sudah sah sebagai AD/ART KPAT.
a. Pengajuan Pengesahan KPAT kepada Bupati/Walikota di
Wilayahnya
x AD/ART disampaikan kepada Kepala Desa/Kelurahan untuk mendapat
persetujuan, dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Walikota
untuk mendapat pengesahan.
x Bila AD/ART sudah di sahkan oleh Bupati atau Walikota sesuai
kewenangannya maka secara legal KPAT sudah berbadan hukum.
CONTOH ORGANISASI KELEMBAGAAN
R
Pengelolaan air tanah yang terbaik didasarkan pada cekungan air tanah. Secara alamiah
cekungan air tanah dibatasi oleh batas hidrogeologi yang dikontrol oleh kondisi geologi A
dan/atau hidrolikka air tanah, serta pada umumnya tidak sama dengan bats wilayah
pemerintahan. Oleh karena itu, berdasarkan pelamparannya, terdapat cekungan air tanah
yang utuh di dalam kabupaten/ kota, lintas kabupaten/ kota, lintas propinsi dan bahkan
N
lintas Negara.
Tahapan dalam pengembangan dan pemanfaatan air tanah meliputi tahap studi, tahap
G
pengembangan dan operasi dan pemeliharaan. Tahapan tersebut perlu diikuti antara
kegagalan dan pengembangan air tanah, dan dampak kerusakan lingkungan akibat
K
pemanfaatan air tanah dapat dihindari.
Agar pemanfaatan air tanah tidak melibihi kapasitas cekungan air tanah, maka harus U
dilakukan studi terlebih dahulu untuk mengetahui batas areal cekungan air tanah, kondisi
geologi, perkiraan kapasitas, kualitas dan kuantitas dan lain – lain yang perlu serta M
prioritasnya kegiatan apa saja dalam rangka memanfaatan air tanah tersebut.
A
N
SOAL – SOAL
1. Apa yang anda ketahui tentang konsep
Uniformitarianisme? L
2. Apa yang anda ketahui tentang kilap (luster) suatu
mineral? A
3. Apakah batuan beku Intrusi itu?
4. Apakah Batuan Sedimen Fluvial itu? T
5. Bagaimana mekanisme pergerakan lempeng benua
maupun samudera, uraikan dengan singkat. I
6. Apakah ciri ciri kekar kolom, umumnya pada batuan
apa terjadi? H
7. Apa yang disebut Facies? Uraikan dengan singkat
8. Apakah maksud mempelajari sandi stratigrafi? A
9. Apa yang dimaksud dengan proses geomorfik?
10.Apa yang dimaksud dengan legenda peta? N
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai