Anda di halaman 1dari 3

Nama: Adib Samudra Putra

Nim : 21924011

“Self Driving Mindset Dalam Menghadapi New Normal”

Self driving dalam new normal adalah sesuatu yang bisa menggerakkan kita untuk
melakukan perubahan.Gelombang perubahan menuntut manusia untuk bersifat adaptif dan
reflektif terkait perubahan yang terjadi. Sifat adaptif dan reflektif ini timbul akibat “pertarungan”
masa lalu dengan masa depan. Era globalisasi mendorong lahirnya perubahan teknologi yang
lebih maju. Perubahan yang besar akan memulai disrupsi yaitu sebuah era terjadinya inovasi dan
perubahan besar-besaran yang secara fundamental yang mengubah semua sistem yang telah
berakar kuat.

Perubahan ini bersifat simple,lebih murah,sharing resources (mempermudah


akses),bersifat lebih terjangkau,lebih cepat dan memiliki serta mengolah maha data yang
besar.Kompetisi yang terjadi dan berjalan berbasis teknologi,yang menguasai teknologi akan
lebih survive/bertahan terhadap perbuahan di era globalisasi. Perubahan besar yang terjadi akan
menimbulkan 3 kelompok yaitu pemenang,yang kalah (korban) dan perubahan
social,teknologi,profesi,kebiasaan baru maupun tata cara manjemen baru. Perubahan baru pasti
akan membuat kekacauan dan kebingungan pada sistem yang telah ada.akan melahirkan orang-
orang yang merasa ahli.

Sebagai pelaku perubahan individu harus meghilangkan rasa takut akan perubahan itu
sendiri,rasa ketidakpastian,merubah cara berfikir/mindset,dan harus selalu belajar.Yang tidak
kalah penting adalah kita harus berusaha keluar dari zona nyaman,supaya tidak terjadi kepanikan
akan perubahan yang terjadi. Tanpa disadari perubahan yang terjadi menuntun individu harus
belajar dan beradapatasi dengan perubahan yang ada.

Terkait dengan lingkungan kerja,individu bisa berperan sebagai agent of change.


Perubahan yang akan dijalanin tentu tidak serta merta berjalan dengan baik.Akan ada
pertentangan dan kritikan yang diarahakan kepada mereka yang menginkan perubahan lebih
baik. Bagi individu yang bermental maju,kritikan akan diterima untuk membangun bukan
menjadikan dia semakin terpuruk.

Penulis yang dalam hal ini bekerja dalam lingkup instansi pemerintah juga tidak luput
dari perubahan-perubahan yang terjadi. Satu contoh yang bisa diambil adalah kemajuan
teknologi dalam pembaruan data-data pegawai negeri sipil. Data-data yang akan diperbaharui
dikelola dengan teknologi menggunakan aplikasi yang disebut MY SPAK. Semua data
pribadi,riwayat pendidikan,riwayat pekerjaan maupun instansi harus di input dalam aplikasi
tersebut. Secara tidak langsung menuntut penulis untuk beradapatasi untuk mengelola dan
memperbaharui data di aplikasi tersebut.

Masalah timbul terutama pada pegawai angkatan lama dan yang tidak melek teknologi.
Mereka akan kesulitan untuk menginput data-data yang dibutuhkan maupun untuk sekedar
mengakses aplikasi tersebut. Penulis yang sedikit mengerti akan mencoba untuk membantu
mereka. Peran sebagai “driver” perubahan data teknologi,bukan sekedar menginputkan data-data
pegawai tersebut,melainkan bagaimana membantu mereka untuk bisa mengakses dan menginput
data mereka sendiri. Kita tidak harus “menyuapi” para pegawai hingga tau beres,tapi bagaimana
kita mengajarkan mereka mulai dari mengakses,mengisi data,menginput data dan mengupload
data-data yang dibutuhkan supaya mereka menjadi terbiasa dan paham jika sewaktu-waktu
mengisi kekurangan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi tersebut.

Bagi yang mengerti tentang teknologi,tidak perlu menjadi jumawa atau merasa pintar
sendiri,justru dengan kemampuan yang dimiliki digunakan untuk berbagi pengetahuan sehingga
bisa sedikit banyak membuat perubahan yang ada di lingkungan kerja. Perubahan apa yang akan
terjadi? Tentu saja para pegawai akan termotivasi untuk mencoba dan belajar tentang aplikasi my
spak khususnya dan teknologi pada umumnya.

Lingkup kerja pemerintahan memang sulit untuk dirubah,karena kegiatan yang ada sudah
berakar kuat sejak dulu. Dengan program “disrupsi” ASN yang ber-ANEKA diharapakan bisa
merubah kebiasaan-kebiasaan lama. Prinsip ASN yang ber ANEKA diharapkan para ASN dapat
bersifat Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika public,Komitmen mutu,Antikorupsi. Tergantung dari
pribadi sendiri,apakah mau bersifat idealis dengan konsekuensi menjadi tergerus bahkan
tersisih,atau mau menjadi sosok yang mengikuti arus. Jika bertindak sebagai agent of change kita
tidak serta merta menolak kebiasaan yang telah ada di lingkup pekerjaan. Tapi bagaimana kita
bisa untuk beradaptasi dan merefleksikan yang telah ada untuk dirubah secara perlahan menuju
kebaikan bersama. Tanpa mengurangi rasa hormat dan sopan santun terhadap manajemen
pegawai maupun kinerja yang telah ada. Insha Allah jika dilakukan dengan cara dan bicara yang
baik,maka hasilnya yakinlah pasti akan baik untuk kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai