Disusun Oleh :
Kelompok 8
2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
LAMPIRAN .........................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah klasik namun sangat krusial yang dihadapi oleh guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah adalah masih sulitnya mereka menerapkan
produk-produk penelitian dan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran yang
direkomendasikan oleh pemerintah. Akibatnya hingga saat ini seringkali kinerja guru
masih saja dipersoalkan oleh berbagai pihak. Namun demikian bukan berarti bahwa
kualitas kompetensi profesional guru tidak dapat ditingkatkan atau persoalan-persoalan
yang dihadapi guru tidak dapat dipecahkan.
Salah satu upaya strategis yang dilakukan guna mengatasi permasalahan di atas adalah
menggeser paradigma pendidikan dari bersifat top down menuju botomup yang bersifat
konstruktivis, realistik pragmatis. Perubahan paradigma ini membawa konsekuensi logis
bahwa guru tidak lagi ditempatkan sebagai penerima pembaharuan, namun guru juga turut
bertanggungjawab dan berperan aktif dalam melakukan pembaharuan pendidikan serta
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya, khususnya dalam pengelolaan
pembelajarannya di dalam kelas. Salah satunya pembekalan ketrampilan penelitian
tindakan kelas. Melalui upaya ini (penelitian tindakan kelas) masalah-masalah
pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan secara konstruktivis oleh guru, sehingga proses
pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan
secara sistematis.
3
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Bidang dan topic PTK
d. Untuk Mengetahui Apa Kelebihan dan Kekurangan PTK
e. Untuk Mengetahui Bagaimana Asas-asas PTK
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang
ahli psikologi sosial Amerika pada tahun 1946. Inti gagasan Kurt Lewin kemudian
dikembangkan oleh ahli lainnya, antara lain: Stephen Kemmis, Robin Mc. Taggart, Jhon Elliot,
Dave Ebbut, dkk. Sedangkan di Indonesia, PTK baru dikenal pada akhir dekade 80-an.
Belakangan ini penelitian tindakan kelas semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh
profesional sebagai salah satu upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu diberbagai
bidang. Awal mulanya, PTK dilakukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial seperti
pengangguran, kenakalan remaja, dll. Sebelum PTK jauh dikenal sebagai salah satu metode
penelitian, sudah ada penelitian yang berkaitan dengan penelitian kelas (yang dikenal dengan
istilah (Classroom Research) dan penelitian tindakan (Action Research). Kedua jenis penelitian
ini merupakan dasar penelitian tindakan kelas, Penelitian tindakan (action research) pada
proses perkembangannya menekuni salah satu kawasan dunia pendidikan, yang dikenal dengan
kelas.
Dalam dunia pendidikan, Sebenarnya PTK sudah dilaksanakan oleh guru sejak ada
proses pembelajaran secara klasikal, meskipun tidak disadari oleh guru. Pada saat itu sudah
dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas, namun pada saat itu belum
dinamakan PTK. Sejak ada proses pembelajaran, praktis PTK sudah ada, hanya saja belum ada
laporan secara tertulis tentang upaya perbaikan pembelajaran di dalam kelas.
5
Pada pelaksanaannya, khususnya kegiatan pembelajaran PTK berkembang sebagai
suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat
menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri (bukan kelas orang Iain), yaitu
dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.
Selain itu, PTK sebagai penelitian terapan, dimana guru tetap melaksanakan tugas
utamanya sebagai pengajar dengan tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi, PTK
merupakan suatu penclitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru
di lapangan. Intinya, dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) guru memiliki
peran ganda yang berpadu dalam suatu kegiatan yaitu sebagai praktisi dan peneliti.
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian kelas (PTK),
yakni penelitian, tindakan, dan kelas.
Pertama penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara
sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang
runtut sesuai dengan aturan tertentu.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan guru.
Dengan demikian dalam PTK bukan didorong hanya sekedar ingin tahu sesuatu, akan
tetapi disemangati. Oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal. Inilah yang menjadi ciri khas PTK yang tidak
akan ditemukan dalam jenis penelitian yang lain.
6
Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti
PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan penelitan
secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang
real tanpa direkayasa. Oleh karena itu kewajaran kelas dalam proses penelitian
merupakan itu, kewajaran kelas dalam proses penelitian merupakan kekhasan dalam
PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru yang bertanggung
jawab terhadap kelasnya.
Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas (PTK) yang di dalarn bahasa Inggris
disebut classroom action research (CAR) secara jelas perlu dikemukakan sejumlah batasan
tentang penelitian tersebut. Dave Ebbun, sebagaimana dikutip Hopkins (1993), menyatakan
bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik
pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan
melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut.
Menurut Hopkins (1993), PTK memiliki karakteristik sebagai berikut (1) perbaikan proses
pembelajaran dari dalam (an inguiry om practice from within), (2) usaha kolaboratif antara
guru dan dosen (a collaborative effort berween scholl teachers and teacher educators): dan (3)
bersifat fleksibel (a reflective practice made public).
Secara umum, menurut Rochman Natawidjaya (1977) tujuan penelitian tindakan kelas
adalah sebagai berikut: (1) untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, (2) untuk
memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah (3) untuk
melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, (4) untuk memasukkan
unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit untuk
ditembus oleh pembaharuan pada umumnya: (5) untuk membangun dan meningkatkan mutu
komunikasi dan interaksi antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademis, dan (6) untuk
perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi
pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenaraikan prinsip PTK yaitu (1) Tidak
mengganggu komitmen mengajar: (2) Tidak terlalu menyita waktu, (3) Masalah nyata dihadapi
guru: (4) Dimulai dari hal-hal yang sederhana: (5) Metodenya andal, yaitu identifikasi dan
rumusan hipotesis — meyakinkan dan strategi dapat diterapkan di kelas: (6) Pilihan tindakan
dapat dilaksanakan, (7) Terikat oleh waktu (terencana), (8) Konsisten terhadap prosedur ctika,
9) Berorientasi pada perbaikan masalah: (10) Proses belajar sistematik, (11) Guru periu
membuat jurnal untuk mencatat perubahan, dan (12) Guru memiliki kemampuan reflektif.
Secara umum kriteria karya ilmiah adalah asli, perlu, ilmiah, dan konsisten. Asli artinya
buatan sendiri, tidak dibuatkan oleh orang lain, dan tidak merupakan reproduksi dari karya
ilmiah lain, seperti skripsi atau tesis. Perlu artinya masalah yang diangkat atau topik yang
8
dipilih memang benar-benar perlu diteliti, tidak mengada-ada, dan tidak biasa dilakukan oleh
guru dalam proses belajar-mengajar sehari-hari. Ilmiah artinya didukung oleh tumber-sumber
dan data yang terpercaya, serta ditulis dengan sistematika dan tata tulis yang sesuai dengan
kaidah. Konsisten artinya sejalan dengan bidang yang digeluti sehari-hari oleh peneliti,
Misalnya, seorang guru SD meneliti di SMP, itu artinya tidak konsisten. demikian juga jika
ada Guru Bahasa Indonesia melakukan penelitian dalam bidang Matematika, misalnya.
Selain kriteria yang bersifat umum tersebut, dalam memilih topik juga harus
diperhatikan syarat-syarat yang lain, yaitu harus spesifik. Artinya, topik yang diangkat dalam
PTK tidak boleh terlalu luas. Dalam bidang studi, kita dapat memilih satu kompetensi dasar
atau setidaknya satu standar kompetensi. Hampir tidak mungkin jika kita mengambil lingkup
satu mata pelajaran. Kecuali untuk topik yang berkaitan dengan minat, motivasi, alau
sejenisnya, kita dapat menggunakan lingkup yang lebih luas.
1. Kelebihan PTK
Pertama, PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai pelaksana
tindakan sekaligus sebagai peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain
sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, ahli peneliti yang biasanya orang-orang
LPTK dan siswa itu sendiri. Kerjasama semacam itu akan memberikan kepercayaan
khususnya untuk guru dalam menghasilkan sesuatu yang lebih berarti. Disamping itu,
kerja sama merupakan cirri khas dari kehidupan modem, yang memiliki saling
ketergantangan antar-individu.
Kedua, kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan
sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif, sebab setiap yang terlibat memiliki
kesempatan untuk memunculkan pandangan-pandangan kritisnya.
Ketiga, hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak
khususnya antara guru sebagai peneliti dengan mitranya, demikian akan
meningkatkan validitas dan reabilitas hasil penelitian.
Keempat, PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan
demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung
diterapkan oleh guru.
2. Keterbatasan PTK
9
Pertama, keterbatasan dari aspek peneliti atau guru itu sendiri. Guru-guru dalam
melaksanakan tugas pokonya cenderung konvensional. Mereka biasanya sulit untuk
mengubah kebiasaan mengajarnya, apabila diajak untuk meneliti. Banyak guru yang
beranggapan bahawa tugas mereka terbatas pada pelaksanaan mengajar. Mereka
tidak dibekali dengan berpikir ilmiah, sehingga dalam pelaksanaan PTK tidak secara
otomatis dapat dilakukan. Mereka biasanya akan menggantungkan diri dari berbagai
petunjuk dari orang yang dianggap ahli dalam melakukan penelitian yakni orang-
orang dari LPTK.
Kedua, PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi
oleh guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang
berlaku umum.
Ketiga, PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang
bersifat longgar yang kadang-kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode
ilmiah secara ajek, dengan demikian banyak orang yang meragukan PTK sebagai
suatu kerja penelitian ilmiah.
E. Asas-Asas PTK
1) Asas reflektif
PTK tidak berangkat dari keinginan peneliti untuk membuktikan sesuatu, akan tetapi
berangkat dari semangat untuk memperbaiki kinerja guru itu sendiri. Melakukan refleksi
adalah langkah utama dan pertama dalam menemukan berbagai kelemahan yang dilakukan
oleh guru itu sendiri, misalnya dengan menelaah hasil observasi, hasil wawancara dan
mungkin menelaah hasil tes. Hasil penelaahan itu akan memberikan gambaran atau data-
data penting untuk menemukan berbagai persoalan yang memerlukan tindak lanjut.
Misalnya berdasarkan catatan Observasi ternyata sebagian besar siswa tidak memerhatikan
guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Hamper setengahnya siswa menunjukkan
gejala-gejala yang lemah dan lesu sehingga tidak bergairah untuk belajar. Demikian juga
basil tes yang diberikan ternyata siswa hanya memiliki nilai rata-rata dibawah enam. Hasil
refleksi itu menunjukkan siswa tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2) Asas kolaboratif
Minimal ada tiga kelompok penting dalam melakukan PTK yakni guru itu sendiri
yang melakukan tindakan, observer yaitu orang-orang yang bertindak sebagai pengamat
10
untuk memberikan masukan pada guru selama tindakan dilakukan, serta siswa itu sendiri
sebagai kelompok belajar yang keberhasilan belajarnya tanggung jawab guru. Tiga
kelompok ini memegang peran dan tugas yang berbeda. Guru sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan PTK harus mampu bekerja sama dengan
mendorong mereka untuk memberikan data yang objektif agar PTK menghasilkan sesuatu
yang berarti. Untuk menjamin terjalinnya kolaborasi, semua pihak yang terlibat perlu
memandang dari sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan perluasan
pandangan sehingga tindakan yang dilakukan guru lebih bermakna. Asas kolaborasi tidak
berarti untuk mencapai kesepakatan penilaian yang sama, akan tetapi semua pihak dapat
memberikan penilaian dari sudut pandang yang berbeda.
3) Asas risiko
Asas risiko memiliki pengertian bahwa guru sebagai peneliti harus berani menanggung
berbagai kemungkinan yang terjadi, yakni:
Analisis Buku I:
Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas (PTK) yang di dalarn bahasa
Inggris disebut classroom action research (CAR) secara jelas perlu dikemukakan sejumlah
batasan tentang penelitian tersebut. Dave Ebbun, sebagaimana dikutip Hopkins (1993),
menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan
11
mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka
lakukan dan melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut.
Kelebihan PTK diantaranya yaitu PTK dilaksanakan oleh seorang guru akan tetapi
dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai
pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain
sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, kemudian kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK
memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan lebih inovatif, hasil dari
kesimpulan yang diperoleh semua pihak khususnya antara guru dan sebagai peneliti akan
meningkatkan validitas dan reabilitas hasil penelitian tersebut dengan demikian hasil yang
diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru tersebut.
Keterbatasan PTK diantaranya yaitu keterbatasan dari aspek penelitian atau guru itu
sendiri, PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi oleh seorang
guru kemudian dengan inilah kesimpulan dapat dihasilkan kan, PTK juga bersifat situasional
dan conditional yang bersifat longgar dan kadang-kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip
metode ilmiah secara acak. Lalu Asas-asas PTK adat 3 yang pertama yaitu asas refleksi yang
kedua Asad kolaboratif dan Yang ketiga asas resiko asas-asas ini merupakan and1 yang
berperan penting dalam pelaksanaan PTK.
12
B. Manfaat Dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum, penelitian yang dilakukan oleh guru memiliki banyak manfaat baik
secara individual maupun kelembagaan. Diantara kepentingan melakukan penelitian adalah
:
1. Demi Profesionalisme
Karena profesi tidak dapat dilepaskan dari ilmu pengetahuan, maka upaya
peningkatannyapun harus dilakukan secara sistematis dan obyektif sebagai esensi ilmu,
yang salah satunya melalui penelitian sebagai media dalam meningkatkan profesionalisme
pada profesi apapun termasuk guru. Hal ini seperti tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional noor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
yang menunutut guru mampu mengembangkan kompetensinya salah satunya melalui
penelitian tindakan.
2. Demi Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu "Evaluation", yaitu suatu tindakan
atau suatu proses menentukan nilai tentang sesuatu. Contohnya: rerata siswa cukup baik
memahami mata pelajaran Bahasa Inggris. Kalimat cukup baik ini merupakan penilaian
dari rentang skor antara 5,5 7,0 yang merupakan hasil pengukuran penelitian. Penelitian
tindakan kelas dapat dilakukan sebagai bagian dalam proses evaluasi tentang keberhasilan
proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan selanjutnya.
3. Demi Utility (Kegunaan tertentu)
Bahwa penelitian tidak hanya berguna dalam bidang pendidikan, akan tetapi hampir
semua disiplin ilmu memerlukannya.. Kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
guru sangat bermanfaat untuk perbaikan proses pendidikan yang memiliki manfaat dan
yang memiliki manfaat dan tujuan sebagai berikut :
a. Sebagai angka kredit bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil untuk
kepentingan kenaikan pangkat. Bersamaan dengan itu, lahirnya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) nomor 16 tahun 2009 tentang
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya yang efektif diberlakukan 1 Januari
2013 menuntut kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah
satu bentuk karya ilmiah untuk persyaratan kenaikan pangkat dari satu jenjang ke
jenjang berikutnya yang lebih tinggi.
b. Pengembangan profesionalisme guru sehingga melakukan aktivitas edukatif secara
professional. Profesi guru menuntut pembaharuan penguasaan keilmuan secara
terus menerus
13
c. Meningkatan mutu pendidikan (isi, proses, dan hasil ) pembelajaran. Melalui
penelitian praktis sebagai upaya problem solving menerus seiring dengan laju
percepatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
d. Menumbuhkan budaya akademik di lingkungan sekolah dengan harapan terjadi
perbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
C. Prinsip dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat tiga aspek yang menyangkut cakupan yang perlu dipertimbangkan dalam
melakukan penelitian, yaitu:
1. Width (kelebaran informasi yang relevan)
Penelitian memerlukan data untuk dibuat generalisasi, data penelitian berupa
informasi dalam bentuk angka maupun pernyataan. Jenis, jumlah dan luasnya
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian sangat bergantung pada tujuan apa
yang direncanakan dalam penelitian. Semakin luas tujuan yang direncanakan maka
semakin kompleks pula informasi atau data yang diperlukan, semakin banyak
waktu yang dibutuhkan, semakin besar biaya yang diperlukan.
2. Depth (kedalaman pembahasan)
Kedalaman pembahasan dalam penelitian sangat bergantung pada tujuan yang
direncanakan dan kemampuan peneliti melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh selama peneliti melakukan observasi di lapangan.
3. Duration (Cukup waktu / tidak asal membuat penelitian)
Dalam penelitian tidak hanya melaporkan hasil akan tetapi kebermaknaan dari hasil
penelitian itu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan maupun upaya perbaikan
lembaga secara operasional.
Penelitian tindakan kelas bagi guru tidak lepas dari prinsip prinsip ilmiah seperti
dalam penelitian lainnya, akan tetapi penelitian tindakan kelas ini memiliki karakteristik
tersendiri, diantaranya yaitu :
1) Kegiatan yang dilakukan pengamatan atau penelitian adalah kegiatan nyata dalam
situasi rutin belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas
pembelajaran.
2) Obyek penelitian dalam PTK adalah kelompok siswa dalam kelas pembelajaran
sehingga semua siswa yang ada dalam kelas tersebut menjadi obyek penelitian tanpa
harus dilakukan sampling. Jadi dalam PTK tidak ada istilah populasi dan jadurs nun8
untuk berupaya
14
3) Dituntut memperbaiki pola belajar mengajarmya sehingga proses pembelajaran
semakin berkualitas yang pada akhirnya output pendidikan dapat dicapai dengan lebih
baik. Sikap terbuka ini menjadi kunci adanya sharing antar guru atau dengan lainnya
serta budaya akademis yang memungkinkan sikap saling menerima dan memberi
informast terkait dengan perkembangaan pendidikan
4) Analisis SWOT sebagai dasar berpijak dalam melakukan penelitian tindakan, yaitu
dengan mengidentifikasi faktor internal berupa kekuatan (strengih) dan kelemahan
(weukness) yang dimiliki individu maupun lembaga, dan faktor eksternal berupa
tantangan (threat) dan peluang (opportunity) sehingga mendorong perlunya penelitian
dengan melakukan percobaan dan upaya-upaya yang lebih baik
5) Dilakukan secara empiris dan sistematik untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di
kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan nyata dalam kelas dengan tidak
mengubah jadwal dan jumlah jam belajarnya, oleh karena itu. dalam pelaksanaannya,
PTK harus direncanakan secara sistematis agar mendapatkan data yang sebenarnya dan
target pembelajaran dalam program semester tidak terganggu.
6) Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bebetapa siklus dan setiap siklus terdiri dar
beberapa pertemuan muka Banyak sedikitnya jumlah siklus dalam PTK sangat
bergantung pada besaran materi pelajaran pada setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta ketenediaan wakn Dalam satu kali penelitian, minimal terdiri
dari 2 sikhus dan setiap sikluanya 2 kali tatap muka jadi total pertemuan sildus 1 dan 2
sebanyak 4 kali pertemuan Akan tetapi menarut kebiasaan yang umum terdiri dari
minimal 2 sklus dan setiap siklusnya 3 kali pertemuan sehingga jumlah pertemuan pada
siklus 1 dan 2 sebanyak 6 kali pertemuan
7) Perencanaan penelitian tindakan kelas mengikuti prinsip "SMART", yaitu:
a. Specific, yaitu materi yang dijadikan focus penelitian tidak terlalu unum sulit
menjangkaunya
b. Managable, yaitu proses pelaksanaan penelitian dapat dikelola dan dilaksanakan
secara baik dengan tidak mengurangi inti dari proses pembelajaran tersebut.
c. Acceptable, yaitu materi dan proses pelaksanaan penelitian dapat diterima
lingkungan seperti guru, siswa, dan kepala sekolah atau dapat dicapai menghasilkan
pembelajaran.
d. Realistic, yaitu mudah dijangkau oleh peneliti dan memungkinkan untuk dilakukan
penelitian
15
e. Timebound, yaitu berada dalam kurun waktu tertentu sesual jadual yang
memungkinkan dilakukan penelitian.
Analisis Jurnal karya Ani Widayati Tahun 2008 enelitian Tindakan Kelas JURNAL
PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 – Tahun 2008Hal. 87 – 93.
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam peningkatan kualitas pembelajaran adalah
dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan
penelitian untuk memecahkan permasalahan- permasalahan pembelajaran. Dengan melakukan
penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian
terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Kegiatan ini memberikan manfaat bagi guru terutama
dalam mendorong guru agar proses pembelajaran yang dihadirkannya dapat berjalan efektif
dan efisien. Penelitian tindakan kelas bersifat siklis di mana dalam satu siklus terdiri dari
beberapa tahap yakni perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
tindakan kelas dengan demikian merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru untuk menjaga profesionalitas kinerjanya. Kegiatan ini memungkinkan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan
nasional.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan
profesionalitas guru. Perubahan kualitas pendidikan tergantung dari apa yang dipikirkan dan
dilakukan oleh guru. Untuk itu kompetensi guru sangat diperlukan dalam meningkatkan
profesionalitas guru agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Undang-Undang
No 14 Tahun 2005 kemudian diberlakukan untuk memenuhi tuntutan profesionalitas guru.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut guru dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal dan kompetensi profesional.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan melalui
penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, pembelajaran yang dihadirkan
oleh guru akan menjadi lebih efektif.
16
PTK mempunyai karaktaristik yang berbeda dengan penelitian yang lain. PTK
merupakan penelitian kualitatif meski data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif.
Beberapa karakteristik PTK diantaranya sebagai berikut :
17
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu langkah nyata yang dilakukan oleh guru
dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Hal ini didasari pada
permasalahan yang dihadapi oleh guru saangat beragam dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan harus diidentifikasi dan diformulasi untuk dicarikan upaya pemecahan dalam
wadah penelitian tindakan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara
efektif. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu kemampuan yang harus dimilliki dan
dilakukan oleh guru untuk menjaga profesionalitas kinerjanya. Dengan penelitian tindakan
kelas dimungkinkan terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
memperbaiki pula kualitas pendidikan nasional. Dengan demikian penelitian tindakan kelas
merupakan slah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK secara berkesinambungan
menjadikan kalangan guru makin professional dalam hal ini menjadi lebih mandiri, percaya
diri, dan berani mengambil resiko dalam mencoba hal-hal yang baru untuk perbaikan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukannya, guru
dapat membangun pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang
dibangunnya dari pengalaman tersebut akan menjadi suatu teori tentang praktik. Pengalaman
melakukan PTK tidak menutup kemungkinan guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dari bawah (hal ini sangat sesuai dengan konsep KTSP).
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk
menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau
sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK
memang penting dan perlu dipahami serta dilaksanakan oleh guru. Guru sendiri yang akan
melakukan, melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang
selama ini dilakukan telah memiliki keefektifan yang tinggi. Dalam pelaksanaan PTK, peneliti
perlu memahami karakteristik dan prinsip yang ada dalam PTK agar kegiatan dapat
dipertanggungjawabkan. Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan PTK antara lain kualitas
praktik pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Sedangkan manfaatnya secara umum dapat dilihat dari dua segi yaitu
segi akademik dan segi praktis.
B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terapat kekurangan karena
keterbatasan saya, untuk itu kritikan dan saran amat kami harapkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Syarif. dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: PT PUSTAKA MANDIRI
20
LAMPIRAN
21