Laporan Pendahuluan Ruptur Perineum
Laporan Pendahuluan Ruptur Perineum
RUPTUR PERINEUM
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Ruptur perineum adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin ata bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk ruptur biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit
Robekan jalan lahir adalah perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir
lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut
2. Etiologi
Ruptur pada perineum diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena
proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan (Rukiyah, 2010).
Menurut Sarwono (2011) bahwa perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam 3
tingkatan, yaitu :
a. Tingkat I, bila perlukaan perineum hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit
perineum. Pada perlukaan tingkat I, bila hanya berupa luka lecet, tidak diperlukan
penjahitan.
b. Tingkat II, jika perlukaan yang lebih dalam dan bisa meluas ke vagina
c. Tingkat III, perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam dari tingkat II yang
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 (dua) bagian yaitu bagian dalam
1) Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orifisium urethra
Lapisan lemak di bagian anterior simfisis pubis. Pada masa pubertas daerah ini
Ligamentum rotudum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, yang tidak berambut dan memiliki
jaringan serat sensorik yang luas dan sangat peka karena mengandung ujung saraf
5) Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada
clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, dan sangat sensitif
6) Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, berasal dari sinus urogenitalia. Terdapat 6
ductus glandulae bartolini kanan dan kiri dan duktus skene kanan dan kiri.
7) Introitus/orifisium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
sabit, bulat, oval, dll. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan
8) Vagina
serviks uteri yaitu rongga di bagian cranial dorsal sampai ke vulva dibagian
caudal ventral. Daerah di sekitar serviks disebut fornix. Vagina memiliki dinding
ventral dan dinding dorsal yang elastic. Dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid. Bagian atas vagina terbentuk ductus Mulleri,
bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
9) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot diafragma
1) Uterus
Suatu organ muscular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus , isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari corpus,
2) Serviks Uteri
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama
yaitu : otot polos, jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaituportio servicis uteri (dinding) dengan lubang ostium
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptide dan air. Ketebalan
3) Corpus Uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat
dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi
ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan
5) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterine cabang arteri hypogastrica / iliaca interna, serta arteri
6) Tuba Fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri
dan kanan, panjang 8–14 cm, berfungsi sebagai jalan transfortasi ovum dari
: serosa, muscular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba Fallopii terdiri atas pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis dan pars
7) Ovarium
Ovarium adalah organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri dan kanan. Dilapisi oleh mesovarium, sebagai jaringan
ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri atas korteks dan medulla.
a) Vulva terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,
pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab. Bibir dalam
kemaluan (Labia minora) memiliki jaringan serat sensorik yang luas dan
sangat peka karena mengandung ujung saraf. Pada Clitoris terdapat reseptor
androgen, banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, dan sangat
sensitif. Hymen normal tedapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi,
dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, dll. Akibat coitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan
robekan.
b) Perineum
5. Pemeriksaan Diagnostik
langsung pada tempat terjadinya perlukaan dimana akan timbul perdarahan yang bisa
6. Penatalaksanaan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan anti septik
c. Jepit dengan ujung klem sumber perdaraan dan ikat dengan benang yang dapat
diserap.
d. Lakukan penjahita luka mulai dari yang paling distal terhadap operator.
e. Khusus ruptur perineum komplit (hingga anus dan sebagian rektum) dilakukan
penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum, sebagai berikut:
1) Setelah prosedur aseptik dan anti septik, pasang busi rektum hingga ujung
robekan.
2) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul submukosa,
4) Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara submukosal dan subkutikuler.
Terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka tampak kotor atau
(Prawirohardjo, 2010).
a. Saat mandi
berikut ini :
a. Infeksi: Kondisi perineum yang terkena lokhia dan lembab akan sangat menunjang
perineum.
b. Komplikasi: munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran
kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat munculnya infeksi
menyebabkan kematian pada ibu post partum mengingat kondisi ibu post partum
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Biodata yang perlu dikaji adalah biodata ibu dan suami yang terdiri dari :
Data biologi – fisiologis mencakup tentang riwayat kesehatan ibu pada saat
b. Riwayat Keluarga
baik menular atau tidak. Begitu juga dengan status genogram keluarga yang
c. Riwayat Reproduksi
Hal yang ditanyakan pada klien atau keluarga adalah siklus haid, durasi haid,
riwayat haid : kapan pertama haid dan terakhir haid, ini dilakukan untuk
mengetahui kelahiran sesuai bulan atau tidak. Hal yang perlu ditanyakan adalah
riwayat obstetric yang terdiri atas apakah pernah hamil dan melakukan persalinan
pada masa lalu, jumlah anak, keadaan ibu dan anak, dan bagaimana jenis
persalinannya. Hal lain yang perlu ditanyakan adalah apakah ibu pernah ber –
1) Kebutuhan nutrisi
2) Kebutuhan istirahat
ibu sulit untuk beristirahat. Ibu baru biasa merasa cemas akan
kemampuannya dalam merawat bayinya atau sering merasa nyeri . Hal ini
3) Personal Hygiene
Setelah ibu mampu mandi sendiri, biasanya daerah perineum dicuci sendiri
4) Kebutuhan eliminasi
Buang Air Besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga
e. Pemeriksaan Fisik
ibu
Beberapa perubahan tanda – tanda vital bisa terlihat jika wanita dalam
e) Inspeksi Wajah
Wajah pada umumnha tidak ada edema namun ekspresi wajah akan
- Payudara
lahir
- Perut
multipara karena uterus yang teregang penuh dua kali lipat jauh
(Rukiyah,2010)
- Serviks :
Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu
di daerah perineum.
sendi lain kembali ke keadaan normal sebelum hamil, kaki wanita tidak
Selama 72 jam pertama setelah bayi lahir, volume plasma yang hilang lebih
besar daripada sel darah yang hilang. Penurunan volume plasma dan epningkatan
sel darah merah dikaitkan dengan peningkatan hematokrit pada hari ke -3 sampai
hari ke -7 pascapartum.
faktor penyebab
kala persalinan
rupture perineum
derajat 1( robek pada jaringan derajat 2 ( robek mengenai derajat 3( otot yang robek luar
dan jaringan kulit ) otot-otot) sampai dengan elevator ani
4. Perencanaan
Intervensi :
penurunan Hb, prosedur invasif, ruptur ketuban lama, malnutrisi. Tujuan : Klien
ditandai dengan luka yang bebas dari drainase purulent, bebas infeksi, tidak
Intervensi :
menyentuh genetal
vulva/perineum
Intervensi :
tidak adekuat
2) Monitor status sirkulasi, warna kulit, turgo kulit,suhu kulit, ritm nadi dan
CRT
Ai Yeyeh Rukiyah, 2012, Asuhan Kebidanan Patologi, Trans Info Media, Jakarta