Untuk pemberian antibiotik sebelum hasil Radang di parenkim dan pelvis ginjal
kultur dinyatakan + Infeksi terjadi secara ascending dan hematogen
Antibiotik paling sensitive:
a. Oral Kuman ascending: E. coli, Proteus, Klebsiella,
Nitrofurantoin, sefalosporin gen 2&3 Streptococcus, Enterococcus
Fluoroquinolone, aminopenicilin + BLI Kuman hematogen: Staphylococcus (jarang)
(beta lactamase inhibitor)
b. Parenteral Klinis:
Carbapenem, sefalosporin gen 2, Berat
(cefotiam), gen 3a (ceftriaxone), gen 3b Demam tinggi, menggigil, nyeri perut dan
(cefoperazone), aminoglikosida pinggang disertai mual-muntah, nyeri ketok
CVA
ISK NON KOMPLIKATA AKUT PADA Iritasi buli: isuria, frekuensi, urgensi
WANITA Lab: LED >, leukositosis, feel ginjal menurun,
bacteriuria, pyuria, hematuria, kultur +
Nonkomplikata: tidak ada resiko dan kelainan BNO/FPA: psoas line kabur/hilang, batu (?)
structural dan fungsional dari saluran kemih
IVP: ginjal membeesar, fungsi melambat-hilang
SISTITIS AKUT
DD: pankreatitis, appendicitis, kolesistitis,
diverticulitis, pneumonitis, PID
Infeksi ascending lewat uretra, lering pada
wanita (karena uretranya lebih pendek( Terapi:
Pathogen: E. coli, enterococcus, proteus, Bedrest, hidrasi cukup, antibiotik analgetik
staphylococcus
Antibiotik: bakterisidal, broad spectrum,
penetrasi ke ginjal dan kadar dalam urin tinggi
Klinis:
7-14 hari
Honeymoon cystitis a. Aminopenisilin, kombinadi dgn
Frekuensi akibat mukosa buli hipersensitif klavulanat/sulbatam, sefalosporin,
Nyeri suprapubic fluoroquinolone
Hematuri b. IV selama 1 minggu, lanjut oral 2 minggu
Jarang disertai demam, mual, dan muntah c. Evaluasi antibotik 48-72 jam
Klinis: Tatalaksana
Nyeri pinggang, demam, menggigil, anoreksia, 1. Tergantnng keparahan gejala
malas, lemah 2. Wajib!
a. Antibiotik
Keluhan miksi kalau kuman berasal dari sal
b. Selama 7-14 hari, bisa sampai 21 hari
kemih
c. Penanganan kelainan saluran kemih
Massa di pinggang (abses peri dan pararenal)
Urinalisis: piuri, hematuri, kultur +
BAKTERIURIA ASIMTOMATIS
Lab darah: leukositosis, LED>
BNO: psoas line kabur/hilang, scoliosis, batu Diagnosis:
USG: cairan abses Sample midstream
CT scan: untuk bedakan cairan nanah intra, peri, 2x kultur pada wanita
pararenal 1x kultur pada pria
Bakteri ≥105 cfu/ml
Tindakan
Drainase abses
Tatalaksana
Antibiotik
Tidak perlu antibiotik, kecuali:
Evaluasi penyebab Wanta hamil, anak dengan neutropeni berat,
penderita yang akan dilakukan intervensi dan
ISK KOMPLIKATA penderita predisposisi infeksi tinggi (missal
transplantasi, DM)
Sudah ad abnormalitas struktur/fungsional saluran Terapi selama 7 hari, follow up 1-4 minggu
kemih atau ada penyakit yang mendasari sehingga setelah terapi
meningkatkan risiko infeksi atau kegagalan terapi
ISK REKURENS
a. Dapat dihilangkan
Batu, kateter = ISK komplikata atau nonkomplikata dengan
b. Tidak dapat dihilangkan serangan 3x/th atau 2x pada 6 bulan terakhir
Neurogenic bladder
a. Reinfeksi : kalo kuman penyebabnya beda
Diagnosis harus memenuhi 2 kriteria b. Relapse : kalo kumannya sama
1. Kultur urin +
Diagnosis: kultur bakteri ≥105 cfu/ml Terapi (kombinasi karena infeksinya disertai infeksi
Clamidia trachoma)
Tatalaksana:
Antibiotik profilaksis dosis rendah selama 6 a. Urethritis GO
bulan I. Ceftriaxone 1 gr iv/im SD + azithromycin 1-
Trimethroprim-sulfat 40/200 mg/hr atau 1.5 gr p.o SD
3x/minggu II. Ceftriaxone 400 mg p.o SD + azithromycin
Ciprofloxacin 125 mg/hr 1-1.5 gr p.o SD
Cefuroxime 400mg po, ciprofloxacine 500mg
URETRITIS po, levofloxacin 250 mg po
b. Uretritis Non-GO
= peradangan saluran uretra I. Doksisiklin 2x100 mg 7-10 hati
II. Azithromycin 0.5 gr po pada hari 1, 250 mg
Bisa terjadi primer (dari uretra langsung) atau po pada hari 2-5
sekunder (dari tempat lain) Erythromycin 4x500 mg 7 hari, ofloxacin
2x300 mg atau levofloxacine 1x500 mg 7
Etiologic: hari, evaluasi partner sex
Neisseria gonorrhoea
C. trachoma, ureaplasma U, Trichomonas UROSEPSIS
vaginalis
Akibat hubungan sex Gawat darurat
PROSTATITIS
Sign & Symptoms
Penyebab: bakteri dan non bakteri Akut dan kronis (minimal 3 bulan(
Nyeri prostat/perineum, scrotum dan atau testis,
Diagnose: Uji 4 tabung Meares-Stamey: VB1, VB2, penis, kandung kemih, punggung
EPS, VB4 LUTS
Kategori: Diagnosis
1. Prostatitis bacterial akut (ABP) Metode urin 4 porsi (Stamey-Meares)
Infeksi secara ascending, refluks urin,
limfogen, hematogen Tatalaksana
Pasien tampak sakit, demam, menggigil, Akut
gangguan miksi, seit di perineal Antibiotik parenteral dosis tinggi:
RT: prostat bengkak, hangat, nyeri Aminoglikosid dan penisilin/sefalosporin gen 3,
Bisa terjadi abses prostat, urosepsis p.o fluorokuinolon 10 hari
Tatalaksana dengan antibiotik parenteral Kronis
dilanjutkan peroral 30 hari Fluorokuinolon/trimethoprim 2 minggu bisa 4-6
Kalau retensi: sistostomi minggu
2. Prostatitis bacterial kronik (CBP)
Dysuria, frekuensi, nyeri perineal, FOURNIER GANGRENE
hematospermi
Terapi: antibiotik jangka panjang sampai Onset cepat, cepat berkembang jadi gangrene
kultur dinyatakan - Infeksi polimikroba, soft tissue perineum,
3. Prostatitis non-bacterial (CPPS) perianal, dan fascilitis nekrotikan di genitalia
a. Inflammatory CPPS eksterna pria
Kelainan px fisik (-), kultur (-), EPS leukosit Penyebab pasti belum diketahui
>, oval fat body (+), ureaplasma/chlamydia Predisposisi: DM, sirosis, keganasan, malnutrisi,
b. Non-inflammatory CPPS penyakit vaskuler daerah pelvis dan alcohol
Fisik (-), kultur (-), tanda radang (-)
Diduga berhubungan dengan stress (obat Klinis:
alfa blocker) Demam, syok, toksikemia, delirium
4. Prostatitis inflamasi asimtomatik/histological Status lokalis: bengkak, nyeri, hangat, eritema
prostatitis Gangrene, bau, menjalar ke perineum, abdomen
Klinis (-), diketahui dari: Analisa sperma, bawah, krepitasi + kalau Clostridium sp.
PA operasi Nekrosis luas, plak hitam dan hijau, secret
Tidak perlu terapi sangat bau
Pria mandul: perlu antibiotik Infeksi polimikroba: Staphylococcus,
Streptococcus, Clostridium, Bacteroides,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus
Prostat: indurasi atau nodul
Terapi
Suportif: perbaikan KU, antibiotik, debridement Pemeriksaan penunjang:
Antibiotik sesuai kultur kuman atau spektrum Tes tuberculin
luas Pemeriksaan urin
Debridement jaringan nekrotik Eritrosit, leukosit
Kultur urin: 20% disertai infeksi bakteri
TUBERCULOSIS UROGENITAL Pemeriksaan mikroskopik bakteri tahan asam
(ZN)
Memberi respon spesifik granulomatosa kronik Kultur media khusus (media Lowenstaein
Jensen dan pyruvic egg) urin pagi hari, 3-5 hari
Pathogenesis: berturut-turut
Penyebaran secraa hematogen pada ginjal, PCR sensitivitas dan spesivisitas 80%
prostat, dan epididymis
Organ lain secara perkontinuitatum melalui Radiologis
urin Untuk menentukan derajat kerusakan
Penyebaran ke ginjal sangat ambat, focus Fotopolos abdomen, IVP, RPG, USG, CT scan
infeksi berupa tuberkel kecil-lesi nekrosis-
kavitas-vistula-fibrotik dan keloid-kalsifikasi- Endoskopi
otonefrektomi Untuk menilai kondisi buli, mengambil sampel urin
dan ginjal
Diagnosis
Sulit, tidak spesifik Biopsi
Riwayat TB Pada buli dan epididymis
Riwayat gangguan miksi dan urgensi kronik K.I: TB sistitis akut
yang tidak respon thdp antibiotik
Gejala lain: nyeri punggung, pinggang, Penatalaksanaan
suprapubic, hematuria, frekuensi dan nocturia, Terapi anti TB minimal 6 bulan
demam, penurunan BB, keringat malam WHO & Depkes untuk TB sal kemih: kategori 1