Setelah persalinan, residu cairan alveoli akan dibersihkan melalui sirkulasi pulmonar dan limfatik pulmonar. Dengan
digantikannya cairan oleh udara di dalam paru, tekanan vaskular paru akan menurun dan tahanan aliran darah akan
menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah arteri pulmonal dan penutupan duktus arteriosus.
Saat kepala bayi dilahirkan baik secara pervaginam maupun cesar, muka bayi diusap, mulut danhidung disuction
dengan menggunakan syringe karet yang lembut. Setelah tali pusat dipotong, bayi diletakan dalam posis terlentang
dengan kepala terletak lebih rendah lalu diletakkan di unit pemanas dengan pengaturan suhu yang sesuai. Untuk
meminimalisasi hilangnya panas tubuh, bayi diseka kering.
Sebelum dan selama persalinan, harus diketahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir yaitu :
1. Status kesehatan ibu
2. komplikasi prenatal, termasuk malformasi bayi
3. komplikasi persalinan
4. usia kehamilan
5. durasi persalinan dan selaput ketuban
6. tipe, jumlah, waktu dan rute pemberian obat-obatan
7. jenis dan durasi anestesi
8. kesulitan saat persalinan
Bayi diinspeksi untuk mencari adanya abnormalitas yang dapat terlihat. Pengawasan bayi baru lahir meliputi denyut
nadi dengan auskultasi atau palpasi dasar tali pusat, dengan nilai normal > 100x/menit. Jiak terjadi bradikardi, tindakan
resusitasi harus segera dilakukan. Bayi normal akan bernafas dalam beberapa detik setellah dilahirkan dan menangis
dalam setengah menit. Jika respirasi tidak teratur, dilakukan suction mulut dan faring, diikuti dengan menepuk telapak
kaki dan mengelus punggung untuk menstiulasi pernafasan. Pernafasan yang adekuat memerlukan resusitasi aktif
segera.
SKOR APGAR
Skor APGAR adalah metode klinis untuk menilai neonatus yang memerlukan resusitasi, juga untuk menilai keefektifan
resusitasi.
Skor total merupakan penjumlahan poin dari 5 komponen tersebut di atas saat menit pertama dan menit kelima setelah
bayi dilahirkan. Skor Apgar menit pertama merefleksikan kebutuhan akan resusitasi segera. Sementara skor Apgar di
menit kelima untuk melihat perubahan skor antara menit pertama dengan menit kelima, sehingga dapat dijadikan
patokan untuk menilai keefektifan usaha resusitasi. Skor Apgar menit kelima juga memiliki nilai prognosis untuk
ketahanan hidup neonatus.
Bayi yang lahir dalam kondisi yang baik memiliki skor APGAR 7 sampai 10, sehingga cukup dilakukan tindakan
suctyion nasofaringeal sederhana dan tidak memerlukan resusitasi. Bayi dengan skor APGAR 4 sampai 6 menunjukan
adanya depresi respirasi, fasiditas dan pucat (berwarna kebiruan), namun denyut jantung dan refleks baik, memerlukan
resusitasi. Sementara bayi dengan skor APGAR 0 sampai 3, harus segera dilakukan tindakan resusitasi yang agresif.
Darah diambil dari pembuluh darah umbilikus, untuk menilai status metabolik fetus. Hasil pemeriksaan gas darah tali
pusat lebih bermakna daripada skor APGAR pada bayi yang prematur.
Perawatan Preventif
Profilaksis infeksi mata terhadap Neisseria gonorrhoeae dengan pemberian satu tetes laurtan perak nitrat 1% pada bayi
lahir pervaginam atau dengan pembedahan. Rekomendasi terkini dari CDC 2002, selain perak nitrat juga diberikan
salep mata eritromicin 0,5% atau tetrasiklin 1%. Namun pemberian obat topikal tersebut dinilai kurang adekuat untuk
mencegah konjungtivitis chlamydia.
CDC merekomendasikan pemberian imunisasi Hepatitis B rutin pada neonatus sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
Untuk mencegah perdarahan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin K, diberikan vitamin K intramuskular dosis
tunggal saat 1 jam setelah lahir.
Rujukan :
1. Wlliams edisi 21
2. Williams edisi 22
3. Obsgyn Outline