4.1 Umum
Jumlah air hujan atau bentuk presipitasi lainnya yang berlebihan, dapat mengakibatkan banjir
sehingga dapat menimbulkan bahaya kerusakan berat dan korban jiwa.
Sumber daya air bumi ini harus dikelola dengan tepat agar dapat memenuhi kebutuhan manusia
dan juga agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian. Pengelolaan yang tepat sangat dibutuhkan
agar kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan di bumi ini dapat terpenuhi dengan baik. Dengan
analisa dan perancangan yang baik jumlah air yang berlebih dari sisa presipitasi dapat
diperhitungkan sehingga tidak menimbulkan limpasan yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan banjir di permukaan.
4-1
Tabel 4.1 Daerah Aliran Sungai di Kota Bandung
4-2
Panjang Saluran Drainase Luas Catchment Area
No Lokasi Sistem Drainase
(m) (km2)
4-3
Gambar 4.1 Peta Catchment Area Saluran Drainase Kota Bandung
4-4
Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai Kota Bandung
4-5
4.3 Analisis Curah Hujan (Rainfall Analysis)
4.3.1 Data Hujan Harian
Data hujan yang digunakan adalah data hujan stasiun Bandung Raya dengan periode
pengamatan data tahun 2011 sampai dengan 2020 (10 tahunan).
Tabel 4.2 Debit Curah Hujan Bulanan (mm)
10
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
TAHUN
Jan 63.00 82.90 216.90 253.90 167.30 391.50 68.30 190.80 231.40 207.60
Feb 76.70 303.70 249.60 81.50 179.70 188.70 196.30 239.30 269.30 336.60
Mar 89.40 155.50 304.80 246.60 264.50 376.20 396.50 292.00 223.30 290.30
Apr 381.50 290.80 285.80 195.10 231.00 523.00 210.80 297.50 298.90 271.40
Mei 193.40 257.10 170.90 176.70 208.10 317.80 222.30 123.90 243.00 292.30
Jun 117.60 60.50 231.50 173.00 50.40 139.30 68.40 33.40 26.50 30.30
Jul 77.20 34.20 159.10 164.80 0.30 182.30 7.90 0.30 13.40 63.70
Agt 3.10 0.00 74.30 119.80 6.90 128.70 45.70 38.90 0.20 41.60
Sep 102.80 27.00 171.70 0.60 43.20 286.20 90.80 40.80 55.00 35.90
Okt 103.60 125.00 35.80 60.80 34.50 362.30 345.30 124.80 84.20 326.30
Nov 321.40 537.00 64.10 246.80 419.40 442.50 442.00 483.20 270.90 207.30
Des 259.00 636.90 325.60 235.50 307.40 61.60 129.90 322.90 315.50 261.80
Tahun 1,788.70 2,510.60 2,290.10 1,955.10 1,912.70 3,400.10 2,224.20 2,187.80 2,031.60 2,365.10
Sumber: Hasil Survey dan Analisis, 2021
Tahunan 175 182 184 169 124 253 192 175 177 188
Sumber: Hasil Survey dan Analisis, 2021
4-6
Secara klimatologis jika dilihat dari data di atas Bandung Raya memiliki curah hujan tahunan
sekitar 1.900 – 3.500 mm per tahun. Periode musim hujan dalam setahun terjadi pada bulan
Januari – Mei dan bulan Oktober – Desember, jumlah hujan harian terbanyak terjadi pada bulan
Januari – Mei dengan curah hujan yang tinggi dan bulan Oktober – Desember dengan curah
hujan cukup tinggi.
4.3.2 Analisis Curah Hujan Rancangan (Design Rainfall Analysis)
Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.
Sebaliknya, periode ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui.
Analisis ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh
probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang dengan anggapan bahwa sifat statistik
kejadian hujan di masa akan datang akan masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa
lalu.
Ada beberapa jenis metode distribusi untuk menentukan analisa curah hujan rancangan yaitu
distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log Normal, dan distribusi Normal. Berikut akan disajikan
hasil analisa curah hujan rancangan dengan masing-masing metode dengan periode 2, 5, 20, 50,
100 tahunan:
1. Metode Distribusi Gumbel
Cara yang di gunakan untuk menentukan besarnya hujan rencana pada metode ini
biasanya digunakan untuk analisis limpasan permukaan dan frekuensi banjir pada suatu
DAS. Data yang dihasilkan menggunakan metode ini berupa data curah hujan
maksimum periode tahunan. Hujan maksimum merupakan data yang penting diketahui
karena merupakan salah satu karakteristik faktor yang dapat menyebabkan banjir
maksimum pada suatu DAS. Data curah hujan maksimum juga dapat digunakan untuk
menentukan rencana bangunan pengendali hujan pada suatu sungai. Data hujan periode
tahunan juga bermanfaat untuk perancangan desain bendungan, jaringan irigasi, saluran
drainase dan sebagainya. Berikut ini merupakan hasil analisa perhitungan rumus
perhitungan analisis hujan rencana dengan metode distribusi Gumbel yang di adobsi dari
buku (Loebis, 1984).
dimana :
Xt = hujan rencana (mm)
4-7
X = nilai rata-rata dari hujan
S = Standar deviasi dari data hujan
K = Faktor frekuensi Gumbel :
4-8
Nilai Yt yang diambil lampiran
Analisa perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun
dengan Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Data Hujan Maksimum 10 Tahunan
Curah Hujan Xi
Tahun (Xi-X)²
(mm)
4-9
2015 159.39 869.76
2016 283.34 8922.38
2017 185.35 12.48
2018 182.32 43.12
2019 169.30 383.51
2020 197.09 67.38
Jumlah 1888.83 12975.77
Rata-rata (X) 188.88
Standar Deviasi (S) 37.97
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Keterangan rumus :
Log Xt = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T
∑
( )
4-10
Hitung nilai rata-rata Log X :
∑
̅̅̅̅̅̅̅
∑
( )
Analisa perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun dengan
Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera dalam tabel di bawah ini
:
Tabel 4.6 Data Hujan Maksimum 10 Tahunan
Curah
Tahun Hujan Xi Log Xi (Log Xi - Log Rata-rata)² (Log Xi - Log Rata-rata)³
(mm)
4-11
2011 149.05833 2.17336 0.00922 -0.00088
2012 209.21667 2.32060 0.00263 0.00013
2013 190.84167 2.28067 0.00013 0.00000
2014 162.92500 2.21199 0.00329 -0.00019
2015 159.39167 2.20247 0.00447 -0.00030
2016 283.34167 2.45231 0.03347 0.00612
2017 185.35000 2.26799 0.00000 0.00000
2018 182.31667 2.26083 0.00007 0.00000
2019 169.30000 2.22866 0.00166 -0.00007
2020 197.09167 2.29467 0.00064 0.00002
Jumlah 1888.83333 22.69353 0.05558 0.00484
Rata-Rata 188.88333 2.26935 0.00556 0.00048
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Tabel 4.7 Perhitungan Hujan Rencana dengan Distribusi Probabilitas Log Pearson III
Periode Faktor
Hujan Rencana
Ulang S Log X Cs Frekuensi Log X
(mm) (Xt)
(tahun) (kt)
2 0.03 2.47 -0.35 2.26 181.98
5 0.03 2.47 0.54 2.28 190.55
20 0.03 2.47 2.26 2.33 213.80
50 0.03 2.47 3.02 2.35 223.88
100 0.03 2.47 3.80 2.37 234.43
Sumber: Hasil Analisis, 2021
4-12
Analisa perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun
dengan Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Data Hujan Maksimum 10 Tahunan
Curah
Tahun Hujan Xi (Xi-X) (Xi-X)²
(mm)
2 0.00 188.88
5 0.84 220.78
20 1.64 251.15
4-13
50 2.05 266.72
100 2.33 277.35
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Analisa perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun
dengan Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Data Hujan Maksimum 10 Tahunan
Curah
Tahun Hujan Xi Log Xi (X-Log Xi)²
(mm)
4-14
2018 182.32 2.26 0.0000727
2019 169.30 2.23 0.0016562
2020 197.09 2.29 0.0006408
Jumlah 22.69 0.06
Rata-rata (X) 2.27
Standar Deviasi (S) 0.026195
Sumber: Hasil Analisis, 2021
∑ ̅̅̅
√
4-15
Rumus :
∑ ̅̅̅
̅
Untuk menghitung rumus faktor – faktor tersebut, diperlukan hasil perhitungan analisa metode
distribusi yang dihitung dengan menggunakan data curah hujan, perhitungan faktor – faktor
tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Metode Distribusi Gumbel
Curah Hujan
No (Xi-X) (Xi-X)² (Xi-X)³ (Xi-X)⁴
Xi (mm)
Curah Hujan
No (Xi-X) (Xi-X)² (Xi-X)³ (Xi-X)⁴
Xi (mm)
4-16
1 283.34 94.46 8922.38 842792.84 79608806.62
2 209.22 20.33 413.44 8406.70 170936.31
3 197.09 8.21 67.38 553.05 4539.62
4 190.84 1.96 3.84 7.51 14.71
5 185.35 -3.53 12.48 -44.11 155.86
6 182.32 -6.57 43.12 -283.16 1859.43
7 169.30 -19.58 383.51 -7510.34 147077.58
8 162.93 -25.96 673.84 -17491.64 454053.70
9 159.39 -29.49 869.76 -25650.62 756479.68
10 149.06 -39.83 1586.03 -63163.67 2515493.14
Jumlah 1888.83 0.00 12975.77 737616.55 83659416.65
Rata-rata
188.88
(X)
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Curah Hujan (Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi - Log
No Log Xi
Xi (mm) X) X)² X)³ X)⁴
4-17
Tabel 4.15 Metode Distribusi Log Normal
Curah Hujan (Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi - Log
No Log Xi
Xi (mm) X) X)² X)³ X)⁴
Dari hasil perhitungan metode distribusi tabel di atas dapat dihitung uji distribusi melalui
pengukuran dispersi sebagai berikut.
PENGUKURAN DISPERSI
Harga Rata-Rata Standar Deviasi Koefisien Swekness Koefisien Curtosis Koefisien Variasi
Jenis Distribusi
(X) (Sx) (Cs) (Ck) (Cv)
4-18
Dari hasil analisa dengan Pengukuran Dispersi di atas didapatkan bahwa distribusi frekuensi
yang sesuai adalah Metode Log Pearson III dengan uji distribusi statistik seperti disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 4.17 Uji Distribusi Statistik
∑[ ]
Di mana :
X2Cr = harga Chi Kuadrat
Efi = banyaknya frekuensi yang diharapkan
Ofi = frekuensi yang terbaca pada kelas i
N = jumlah data
4-19
4. Hitunglah banyaknya Of untuk masing – masing kelas.
5. Hitung nilai X2Cr untuk setiap kelas kemudian hitung nilai total X2Cr dari tabel untuk
derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan parameter derajat
kebebasan.
Perhitungan :
K 4.322
DK 3.000
α 0.050
X²Cr 7.815
Δx 0.070
1/2 Δx 0.035
2.138
2.208
2.278
(X)awal
2.348
2.417
2.487
Tabel 4.18 Perhitungan Chi Kuadrat
Hitungan X²Cr
Nilai Batas Tiap Kelas Ef Of (Ef - Of)² (Ef - Of)²/Ef
2.138 < Ri < 2.208 2 2 0.00 0.00
2.208 < Ri < 2.278 2 1 1.00 0.50
2.278 < Ri < 2.348 2 1 1.00 0.50
2.348 < Ri < 2.417 2 5 9.00 4.50
2.417 < Ri < 2.487 2 1 1.00 0.50
Jumlah 10 10 6
4-20
X²Cr < X²Cr 6 < 7.815 Log Pearson III di ijinkan
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Logaritma data pada interval pengulangan atau kemungkinan presentase yang terpilih
LogR = Log ̅ + k ∗ S
Cs = 1,043 dengan periode ulang 50 tahun, nilai k = 3,023.
Log X 2.269
Sx 0.079
Cs 1.043
Periode Ulang 50
K 3.023
Tahunan
Log R 2.508
R 322.107 mm
4-21
Dimana:
C = koefisien limpasan air hujan
I = intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Q = debit maksimum (m3/det)
Intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus Mononobe :
( )
Dimana:
R = hujan maksimum (mm)
tc = waktu konsentrasi (jam)
Angka koefisien limpasan (c) merupakan indikator apakah suatu DAS telah mengalami
gangguan. Besar kecilnya nilai C tergantung pada permebilitas dan kemampuan tanah dalam
menapung air. Nilai C yang besar menunjukkan bahwa banyak air hujan yang menjadi limpasan.
Perhitungan selengkapnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.19 Perhitungan Metode Rasional
METODE RASIONAL
4-22
METODE RASIONAL
4-23
METODE RASIONAL
Pola aliran yang ada umumnya mengikuti terhadap kemiringan topografi area terendah, menuju
ke pembuangan sistem drainase makro (sungai) sebagai badan air penerima yang menampung
aliran air baik dari saluran drainase alam ataupun saluran drainase buatan. Pada daerah-daerah
tertentu terutama pada daerah cekungan, aliran air terakumulasi mengakibatkan luapan air dan
genangan.
4-24
4 BAB 4 ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE............................................. 4-1
4.1 Umum ......................................................................................................................... 4-1
4.2 Daerah Aliran Sungai (Catchment Area) .................................................................... 4-1
4.3 Analisis Curah Hujan (Rainfall Analysis) ..................................................................... 4-6
4.3.1 Data Hujan Harian .............................................................................................. 4-6
4.3.2 Analisis Curah Hujan Rancangan (Design Rainfall Analysis) ............................... 4-7
4.3.3 Uji Pemilihan Distribusi Frekuensi .................................................................... 4-15
4.3.4 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi (Uji Chi Kuadrat) ...................................... 4-19
4.3.5 Curah Hujan Rancangan Yang Digunakan ........................................................ 4-21
4.4 Debit Rancangan ...................................................................................................... 4-21
Gambar 4.1 Peta Catchment Area Saluran Drainase Kota Bandung .......................................... 4-4
Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai Kota Bandung .............................................................. 4-5
4-25