Anda di halaman 1dari 44

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG

LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GASTRITIS

Disusun oleh :

NAMA : PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA


NIM : P17230184099

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MALANG
PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099
Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
LEMBAR PENGESAHAN

LaporanP endahuluan dan Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah ini


telah di response dan disetujui pembimbing pada:
Hari:
………………………………………………………………………………………………
…………
Tanggal:
………………………………………………………………………………………………
…………
Judul:… Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gastritis

Pembimbing Institusi

…………………………….

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gastritis ialah suatu inflamasi yang mengenai daerah dinding lambung
terutama pada mukosa gaster (Hadi, S. 2013). Gastritis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut,kronik difus, atau lokal dengan karakteristik
anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Suratun &
Lusianah, 2010).
Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang hadir
dengan inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks,
2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang disebabkan oleh
iritasi pada mukosa lambung. (Lemonne, Priscilla dkk 2015)
Gastritis adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada mukosa
lambung sehingga mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung bahkan
hingga lepasnya epitel mukosa superfisial yang menyebabkan gangguan saluran
pencernaan (Sukarmin, 2017).
B. Etiologi
Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat anti inflamasi nonsteroid, sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan
digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri seperti Helico bacteri. pylor (paling sering), Helico
heilmanii, streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies,
Ecercia coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalo virus ,
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus
lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting alkali
untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung
sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung. (Hadi.H,2017)

C. KLASIFIKASI PENYAKIT

Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya sebagai berikut:

1. Gastritis akut adalah inflamsi akut dari lambung, biasanya terdapat pada mukosa.
Dan secara garis besar gastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu gastritis
eksogen akut dan gastritis endogen akut. Bahan kimia, termis, mekanis iritasi
bacterial adalah faktor-faktor penyebab biasanya terjadi pada gastritis eksogen akut.
Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab gastritis endogen
akut.
2. Gastritis kronis didefinisikan sebagai peradangan mukosa kronis yang akhirnya
menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel (Robbins,2013). Lambung yang
mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari
tipe yang spesifik disebut gastritis kronis. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai
tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimun, misalnya anemia
pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori)
mengenai antrum dan pylorus. Tipe ini berkaitan dengan bakteria H.pylori. Faktor
diit seperti minuman panas, bumbu penyebab, penggunaan obat, alcohol, merokok
dan refluks isi usus ke dalam lambung (Abata, 2014).

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
D. Pathway

H.phylori Makanan dan minuman Obat – obatan ( aspirin,


iritatif steroid)

Difusi asam lambung dan


pepsin

Iritasi mukosa Erosi mukosa


lambung lambung

Peradangan mukosa Menurunkan tonus dan


lambung peristaltik lambung

Refluk isi
Nyeri epigastrium duodenum ke
lambung

Nyeri akut Masukan nutrient


Mual, muntah
inadekuat

Masukan cairan
tidak adekuat Defisit Nutrisi

Kekurangan
volume cairan

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
E. TANDA DAN GEJALA

Gambaran klinis pada gastritis yaitu:


1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi: dapat terjadi ulserasi superfisial dan
dapat menimbulkan hemoragi, rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia, disertai muntah dan cegukan. Beberapa pasien
menunjukkan asimptomatik. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi
tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus. Pasien biasanya pulih kembali sekitar
sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari.
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi
vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ),
nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah
(Hadi.H, 2017).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang gastritis sebagai berikut :
1. Radiology sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoskopy gastroscopy ditemukan mukosa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofago Gastri Duodeno skopi): tes diagnostik kunci untuk
perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat
ulkus jaringan atau cider
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster (Amelia, 2018).

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
G. PENATALAKSANAAN

Pengobatan pada gastritis meliputi: Antikoagulan: bila ada pendarahan pada


lambung. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis
yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat. Histonin: ranitidin dapat diberikan
untuk menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi
lambung. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan
iritasi. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi, Gastrojejunuskopi/reseksi
lambung: mengatasi obstruksi pilorus. (Hadi.H, 2017)
A. Penatalaksanaan Pada Gastritis Secara Medis Meliputi:
1. Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol
dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi yang dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur
yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan
oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisasi asam, digunakan
antasida umum ( misal : alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus
lemon encer atau cuka encer. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari
karena bahaya perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative,
antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
2. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat,
mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. Helico bakteri Pilory data diatasi dengan
antibiotic ( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ).
(Sukarmin, 2010).
B. Penatalaksanaan Secara Keperawatan
Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi tirah baring, mengurangi stress, diet air teh,
air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada interval yang sering.
Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat
ditoleransi setelah 12 – 24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan
secara bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang kronis biasanya berespon
terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang berbumbu banyak atau
berminyak. (Pamela, K. 2011).

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
II. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur, jenis
kelamin) dan penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang
dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi, penggunaan
obat-obatan tertentu.
b. Keluhan utama : nyeri di ulu hati
c. Riwayat penyakit saat ini : meliputi perjalanan penyakit nya, awal dari gejala
yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap,
factor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu : meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
e. Riwayat psikososial pasien : biasanya ada rasa stress , kecemasan yang sangat
tinggi yang dialami pasien menegnai kegawatan pada saat krisis.
f. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi makan, minum, porsi , keluhan
Gejala : Nafsu makan menurun, adanya penurunan berat badan, mual,
muntah.
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi frekuensi,
warna, konsisisten dan keluhan yang dirasakan. Gejala : BAB berwarna
hitam ,lembek
g. Pola kebersihan diri
Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan rambut, telinga, mata, mulut,
kuku.
h. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan
i. Pola kognitif- persepsi sensori
Keadaan mental yang di alami, berbica, bahasa, ansietas, pendengaran,
penglihatan normal atau tidak.
j. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
k. Pola koping dan nilai keyakinan

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
2. Pengkajian Fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi berbagai system
tubuh, maka akan ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a) Keadaan umum
Pada klien yang dimoblisasi perlu dilihat dalam hal keadaan umumnya meliputi
penampilan postur tubuh, kesadaran keadaan umum klien, tanda-tanda vital,
perubahan berat badan, perubahan suhu, bradikardia, labilitas emosional.
b) System kardiovaskuler.
Kaji adanya penurunan tekanan darah, tachycardia, peningkatan JVP, konjungtiva
pucat, perubahan jumlah hemoglobin/hematocrit dan leukosit dan bunyi jantung.
c) System pernafasan
Nilai ukuran dan kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, warna
mukosa edema, nyeri tekan pada sinus. Nilai-nilai ukuran, bentuk dan kesimetrisan
dada, adanya nyeri, ekspansi paru, pola pernafasan, penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan, sianosis, bunyi nafas dan frekuensi nafas.
d) System gastrointestinal
Kaji adanya lesi pada bibir, kelembaban mukosa, dan keluhan waktu menguyah.
Amati bentuk abdomen, lesi, nyeri tekan adanya massa, bising usus dan penurunan
peristaltik. Biasanya ditemukan keluhan mual dan muntah dan adanya nyeri
abdomen.
e) System genitourinary
Kaji terhadap kebutuhan dari genetalia, terjadinya perubahan pada pola eliminasi
BAK, jumlah urine outputbiasanya menurun, warna perasaan nyeri atau terbakar.
Kaji adanya retensia atau inkontensia urine dengan cara palpasi abdomen bawah atau
pengamatan terhaap pola berkemih dan keluhan klien.
f) System muskuloskeleta
Kaji pergerakan ROM dari pergerakan sendi mulai dari kepala sampai anggota gerak
bawah, kaji nyeri pada waktu klien bergerak.
g) System endokrin
Kaji adanya pembesaran tiroid, kaji adakah riwayat DM pada klien dan keluarganya.

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
h) Sistem persyarafan
Kaji tingkat kesadaran, penurunan sensori, nyeri, refleks, fungsi syaraf kranial dan
fungsi syaraf serebal.
i) System integrumen
Kaji keadaan kulit meliputi tektur, kelembaban, turgor, warna dan fungsi perabaan,
kaji turgor kulit dan perubahan suhu.

2. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (SDKI, D.0077)
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(SDKI, D.0019)
3) Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala penyakit (SDKI,
D.0074)

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Rencana Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Kriteria
Keperawat Intervensi Rasional
Standart
an

Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi


berhubunga tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengefektifkan
n dengan selama 2x24 jam karakteristik dan tindakan perawatan dan
agen diharapkan tingkat nyeri intensitas nyeri mengetahui tingkat
pencedera pasien berkurang dengan 2. Identifikasi skala ketidaknyamanan
fisiologis kriteria hasil: nyeri 2. Mengetahui tingkat
(SDKI, 1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon ketidaknyamanan
D.0077) menurun nyeri non verbal 3. Mengetahui respon
2. Meringis 4. Identifikasi faktor pasien terhadap nyeri
menurun yang memperberat 4. Mengetahui faktor yang
3. Frekuensi nadi dan memperingan berpengaruh terhadap
membaik nyeri nyeri pasien
4. Gelisah menurun Terapeutik 5. Membantu mengurangi
(SLKI, L.08066) 5. Lakukan kompres nyeri dan
dingin ketidaknyamanan
6. Kontrol lingkungan 6. Membantu mengurangi
yang memperberat nyeri dan
rasa nyeri ketidaknyamanan
7. Fasilitasi istirahat 7. Meminimalkan
dan tidur stimulasi nyeri dan
Edukasi meningkatkan relaksasi
8. Jelaskan penyebab 8. Meningkatkan
nyeri pada pasien pengetahuan pasien
dan keluarga tentang penyebab nyeri
9. Jelaskann strategi 9. Meningkatkan
meredakan nyeri pemahaman pasien
pada pasien dan tentang strategi
keluarga meredakan nyeri
(SIKI, 1.08238)

Setelah dilakukan
Defisit tindakan keperawatan Obsevasi 1. Mengetahui kebutuhan

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
nutrisi selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi pasien
berhubunga diharapkan status nutrisi nutrisi 2. Mengetahui kebutuhan
n dengan membaik dengan kriteria 2. Identifikasi kalori dan jenis nutrien
ketidakma hasil kebutuhan kalori dan 3. Mengetahui asupan
mpuan 1. Porsi makanan yang jenis nutrient makanan yang
menelan dihabiskan 3. Monitor asupan dibutuhkan
makanan meningkat makanan 4. Mengetahui penurunan
(SDKI, 2. Nafsu makan 4. Monitor berat badan BB
D.0019) membaik Terapeutik 5. Menentukan kebutuhan
3. Berat badan 5. Fasilitasi diet yang dibutuhkan
membaik menentukan pasien
(SLKI, L.03030) pedoman diet 6. Memenuhi kebutuhan
6. Berikan makanan nutrisi
tinggi kalori dan 7. Untuk memenuhi
tinggi protein kebutuhan nutrisi
Edukasi 8. Untuk memenuhi
7. Ajarkan diet yang jumlah kalori dan
diprogramkan nutrient yang
Kolaborasi dibutuhkan
8. Kolaborasi dengan (SIKI, 1.03119)
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
(SIKI. 1.03119)
Gangguan Setelah dilakukan 1. Mendeteksi
Rasa tindakan keperawatan Observasi pengalaman mual
Nyaman selama 1x24 jam 1. Identifikasi 2. Mengetahui dampak
(mual) b.d. diharapkan Tidak ada pengalaman mual dari mual (mis nafsu
Gejala gangguan rasa nyaman 2. Identifikasi dampak makan, aktivitas dan
Penyakit dengan kriteria hasil: mual terhadap tidur)
(SDKI, 1. Keluhan tidak kualitas hidup 3. Mengetahui penyebab
D.0074) nyaman 3. Identifikasi faktor dari mual
berkurang penyebab mual 4. Mengetahui frekuensi,
2. Keluhan mual 4. Monitor mual (mis. tingkat dan lamanya
berkurang Frekuensi, durasi, mual

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
(SLKI, L.08064) dan tingkat) 5. Mencegah kekurangan
keparahan) nutrisi dan kalori
5. Monitor asupan 6. Untuk menjauhkan
nutrisi dan kalori lingkungan pencetus
Terapeutik mual
1. Kendalikan faktor 7. Mengurangi perasaan
lingkungan penyebab yang membuat mual
mual (mis. Bau tak 8. Agar klien terjaga
sedap, suara, dan nutrisinya
rangsangan visual 9. Untuk mengurangi
yang tidak perasaan mual
menyenangkan) 10. Untuk mengurangi
2. Kurangi atau mual dengan cara
hilangkan keadaan istirahat dan tidur yang
penyebab mual (mis. cukup
Kecemasan, 11. Agar mulut terjaga
ketakutan, kelelahan) kebersihannya
3. Berikan makan 12. Untuk mengurangi
dalam jumlah kecil mual dan tetap terjaga
dan menarik nutrisi
4. Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak berbau
dan tidak berwarna,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan istirahat
dan tidur yang cukup
2. Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
3. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
4. Ajarkan penggunaan
Teknik

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (mis.
Biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
pemberian
antienemik, kalau
perlu
(SIKI, 1.03117)

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
DAFTAR PUSTAKA

Hadi .H. 2017. Studi Komparasi Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Keperawatan
Universitas Aisyiyah. Yogyakarta

Hadi, S. 2013. Gastroenterologi. Bandung: P.T. Alumni

Ida, M. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan System Pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.

Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks. 2014. Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta :
Salemba Medika

Lemonne, Priscilla dkk 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Respirasi.
Jakarta : EGC.

Pamela, K. 2011. Pedoman Keperawatan Emergensi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:


EGC.

Sukarmin. 2010. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Sukarmin. 2017. Buku Ajar Keperawatan : Teori Mengenai Gastritis Dengan Penangan
Gastritis, Semarang, EGC

Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Kien Dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
indikator diagnostic. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan pengurus pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
pengurus pusat PPNI.

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG

FORMAT
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GASTRITIS

Disusun oleh :

NAMA : PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA


NIM : P17230184099

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
BIODATA

Nama : Ny. Suratin


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Status Perkawinan : menikah
Agama : islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : -
No. Regester : -
Tanggal MRS : -
Tanggal Pengkajian : 19 April 2021

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit : Perut sebah, tidak bisa BAB
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Gastritis
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Gastritis
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur : Sebelum sakit tidur selama 7- 8 jam, tidur malam pada pukul
20.30 dan tidur siang pada pukul 12.00
Selama sakit tidur selama 6 jam dan sering terbangun karena
merasakan nyeri.
2. Waktu Bangun : klien terbangun ketika ingin minum
3. Masalah tidur : sering terbangun karena nyeri
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
Sebelum tidur klien mendengarkan musik terlebih dahulu

5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun :


Selama sakit pasien sering terbangun karena merasakan nyeri pada ulu hati

B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : biasanya 1 kali sehari, Kuning kecoklatan. Saat ini klien
merasa kesulitan untuk BAB
2. BAK : 3-5 x/hari, kuning jernih
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak mengalami kesulitan BAK

4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut :


Klien mencoba menarik nafas Panjang ketika nyeri ulu hati
C. POLA MAKAN DAN MINUM :
1. Jumlah dan jenis makanan :

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari
selama sakit, pasien makan 3x sehari makan habis ¼ porsi
2. Waktu Pemberian Makan :
Pagi, siang, sore

3. Jumlah dan Jenis Cairan :


3- 6 gelas/ hari, air putih 1lt/hari
4. Waktu Pemberian Cairan :
Pada saat makan dan pasien ingin minum
5. Pantangan :
Tidak ada pantangan untuk makan. Klien tidak mempunyai alergi makanan
6. Masalah Makan dan Minum :
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada
b. Kesulitan menelan : tidak ada
c. Mual dan Muntah : klien mengatakan nafsu makan berkurang karena
sering mual
d. Tidak dapat makan sendiri : bisa makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah : memberikan makan dalam porsi sedikit namun sering
dan menghindari makanan pedas dan masam

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :


1. Pemeliharaan Badan :
Klien mengatakan hanya dilap dengan air hangat 2 x/hari dibantu oleh suaminya.
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut :
Klien gosok gigi 2x/hari.
3. Pemeliharaan Kuku :
Kuku klien Bersih, bentuk kuku : normal

E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :


pasien mengatakan sebelum sakit pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri. Sedangkan pola aktivitas pasien selama sakit seperti makan, minum, mandi, toileting,
berpakaian, mobilitas, ROM, ambulasi dibantu dengan orang lain

DATA PSIKOSOSIAL

A. Pola Komunikasi :
Respon berbicara klien baik

Bahasa yang dikuasai bahasa Indonesia dan jawa

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
B. Orang yang paling dekat dengan Klien :
Suami dan kedua anaknya.

C. Rekreasi : jalan-jalan bersama keluarganya ketika sehat


Hobby : pasien senang berkebun didepan rumahnya
Penggunaan waktu senggang : klien mengatakan ketika waktu senggang menghabiskan
waktunya bersama keluarga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tidak ada masalah

E. Hubungan dengan orang lain / Interaksi social :


Klien mengatakan Hubungan dengan tetangga atau orang disekitarnya baik

F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :


Suami pasien

DATA SPIRITUAL

A. Ketaatan Beribadah :
Klien taat dalam beribadah dan dibantu oleh anaknya

B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :


Pasien yakin bahwa penyakitnya akan sembuh atas kehendak Tuhannya

C. Keyakinan terhadap penyembuhan :


Klien mengatakan selalu berdoa dan yakin sembuh atas kehendak Tuhannya

PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum :
a. Kesadaran (kualitatif) : compos mentis, GCS 456
b. Kondisi secara umum : tampak lemah

c. Pengkajian Nyeri :
P : gastritis
Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: Perut bagian kiri atas (abdomen kuadran 2)
S: skala nyeri 4
T: hilang timbul
B. Tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,8 o C Nadi : 72 x/menit
Tekanan darah : 150 / 90 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 168 cm Berat Badan : 54 kg
Spo2 : 97 %
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
a. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : oval, simetris
Ubun-ubun : tidak ada benjolan/ pembengkakan
Kulit kepala : kulit kepala bersih dan tidak ada lesi
b. Rambut :
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata dan keadaan rambut bersih
Bau : tidak bau
Warna : hitam
c. Wajah :
Warna kulit : sawo matang
Struktur Wajah : simetris

b. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : kedipan cepat tidak ada pembengkakan/
edema,simetris
c. konjunctiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis, warna merah muda, warna
sclera icterus
d. P u p I l : bentuk pupil isokor, ada reaksi pupil terhadap cahaya
e. Kornea dan Iris : normal.
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : baik
g. Tekanan Bola Mata : normal, berkisar 10-21 mmHg

c. H I d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Simetris
b. Lubang Hidung :
Lubang hidung simetris kanan kiri, sumbatan (-), inflamasi (-)

c. Cuping Hidung : normal

d. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris kanan kiri
Ukuran Telinga : normal
Ketegangan telinga : tidak ada kelainan, berdengung (-)
b. Lubang Telinga :

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
tidak ada pembengkakan/ radang, tidak ada luka/lesi, tidak ada serumen, tidak ada
cairan dari telinga
c. Ketajaman pendengaran :
Normal, fungsi pendengaran normal
e. Mulut dan Faring :
a. Keadaan Bibir :
Lembab, warna pucat, tidak ada luka/sariawan
b. Keadaan Gusi dan Gigi :
Gusi : tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan, tidak ada luka/sariawan
Gigi : tidak ada perdarahan, tidak ada gigi berlubang
c. Keadaan Lidah :
Warna merah muda, tidak ada luka
f. Leher :
a. Posisi Trakhea : ditengah
b. Tiroid : tidak membesar
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
e. Vena Jugularis : berdenyut
f. Denyut Nadi Coratis : teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit ) :


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : akral hangat
c. Warana : pucat
d. Turgor : baik/ elastis
e. Tekstur : lembut dan halus
f. Kelembapan : lembab
g. Kelainan pada kulit : tidak ada
h. Skor risiko decubitus :
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak :

a. Ukuran dan bentuk payudara :


bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
b. Warna payudara dan Areola :
warna areola coklatan kehitaman

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
c. Kelainan-kelainan Payudara dan Putting :
Tidak ada
d. Axila dan Clavicula :
Nyeri tekan tidak ada, pembesaran kelenjar limfe tidak ada
F. Pemeriksaan Thorak / Dada :
a. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal,simetris
b. Pernafasan
- Frekuensi : 22x/menit
- Irama : eupnea
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : - .
b. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus )
tidak terdengar suara abnormal, vocal fremitus teraba kanan dan kiri sama
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
- Suara nafas : vesikuler

- Suara Ucapan : normal.

- Suara Tambahan : wheezing (-), ronkhi (-)

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : Normal, ada denyutan
- Ictus Cordis : normal di ICS V Midclavicula kiri selebar 1 cm
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : Batas jantung tidak ada pembesaran
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Bunyi Jantung II : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Bising/murmur : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Frekuensi Denyut Jantung : teratur

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : simetris
- Benjolan/massa : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 8 x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : nyeri epigastrium (+)
- Benjolan /massa : tidak ada
- Tanda-tanda Ascites : tidak ada
- Hepar : tidak teraba
- Lien : tidak ada
- Titik Mc. Burne : tidak nyeri tekan
d. Pekusi
- Suara Abdomen : timpani
- Pemeriksaan Ascites : tidak ada
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis : bersih
b. Meatus Urethra : normal
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal :
tidak ada
2. Anus dan Perineum
a. Lubang Anus : Ada
b. Kelainan-kelainan pada anus : tidak ada
c. Perenium : -

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimis )


a) Kesimestrisan otot : simetris ekstremitas atas bawah kiri dan kanan
b) Pemeriksaan Oedema : tidak ada
c) Kekuatan otot : 5 5
5 5

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
d) Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : tidak ada
e) Skor risiko jatuh : 12
J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS :
4-5-6
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) :
Normal/ tidak ada indikasi/komplikasi
3. Fungsi Motorik :
normal . Berbicara, menggenggam, menelan sampai bernafas, pasien ke kamar mandi
butuh bantuan
4. Fungsi Sensorik :
Klien dapat mendengar mengenal bau dan merasakan sesuatu secara fisik, mampu
merasakan suhu udara,panas,dingin, pasien mampu merasakan getaran, suatu tekanan
atau tekstur dari suatu benda.
5. Refleks :
a) Refleks Fisiologis : bisep (+)
trisep (+)
patella (+)
Achilles (+)
a) Refleks Patologis : refleks Babinski (-)
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi emosi/Perasaan :
emosi klien tampak stabil dan berbicara dengan nada rendah
b. Orientasi :
pasien menyadari apa yang dirasakan
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) :
koheren
d. Motifikasi ( kemampuan ) :
pasien masih memiliki motivasi untuk sembuh
e. Persepsi :
perseepsi pasien terhadap kondisinya bahwa penyakitnya akan membaik dengan
pengobatan
f. Bahasa :
bahasa mudah dipahami.

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosa Medis : Gastritis


B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboratorium :

Hematocrit Hasil Satuan Normal


SGOT 14,0 gr % LK 13-18 Pr 12-16
SGPT 18,0 /mm3 4.000- 11.000
Serum Kreatinin 2,91 /mm3 4,5-6,0

2. Rontgen : Hasil dalam batas normal


3. ECG :
4. USG :
5. Lain – lain :

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Terapi
Infus Asering 20 tpm
Ranitidin 3x50 mg (IV)
Omeprazole 2x40 mg (IV)
Injeksi cefo 2 x 1 gram
Supositoria 1x

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA
(SKALA MORSE)

NO RISIKO SKALA SCORE

1. Mempunyai riwayat jatuh, baru atau 3 bulan terakhir 0

a. Tidak 0
b. Ya
25

2. Diagnosis sekunder >1 0

a. Tidak 0
b. Ya
25

3. Ambulasi berjalan 0

a. Bedrest / dibantu perawat 0


b. Penyangga/ tongkat/ walker/ kursi roda
15
c. Mencengkeram furniture
30

4. Terpasang IV line/ pemberian anti koagulan (Heparin) / obat 0


lain yang digunakan mempunyai side effects jatuh

a. Tidak
0
b. Ya
20

5. Cara berjalan / berpindah 10

a. Normal/ bedrest/ immobilisasi 0


b. Kelelahan dan lemah
10
c. Keterbatasan / terganggu
20

6. Status mental 0

a. Normal / sesuai kemampuan diri 0


b. Lupa keterbatasan diri / penurunan kesadaran
15

TOTAL SKOR

Nama & Paraf Petugas yang melakukan penilaian 10

Tingkat Risiko :

Skor 0-24 : Tidak Berisiko, Perawatan yang baik

Skor 25-50 : Risiko Rendah, Lakukan intervensi jatuh standar

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Skor ≥ 51 : Resiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh resiko tinggi

IDENTIFIKASI RISIKO DEKUBITUS DENGAN MENGGUNAKAN SKALA


NORTON

Indikator Temuan Nilai


Baik 4
Kondisi fisik Cukup 3
Buruk 2
Sangat buruk 1

Waspada 4
Kondisi mental Apatis 3
Bingung 2
Stupor/pingsan/tidak sadar 1

Dapat berpindah 4
Aktivitas Berjalan dengan bantuan 3
Terbatas di kursi 2
Terbatas di tempat tidur 1

Penuh 4
Mobilitas Agak terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tidak/sulit bergerak 1

Tidak ngompol 4
Inkontinensia Kadang-kadang 3
Biasanya urine 2
Kencing dan kotoran 1

Sumber: (Potter & Perry, A. G, 2005)

Keterangan: skor 14: berisiko terjadi luka dekubitus , skor <12: resiko tinggi

Urutan 4 3 2 1

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Kondisi mental Sadar Apatis Bingung Stupor
(orientasi (letargik, pelupa, (disorientasi (disorientasi total,
terhadap waktu, mengantuk, pasif, waktu, tempat, tidak berespon
tempat, dan tak bertenaga, tidak dapat terhadap nama,
orang. Berespon depresi, mampu beristirahat, perintah sederhana
terhadap semua mematuhi agresif, cemas) atau stimulus
stimulus dan perintah verbal)
mengerti sederhana)
penjelasan)
Aktivitas Dapat Berjalan dengan Terbatas di kursi Terbatas di
berpindah bantuan (ambulasi hanya di tempat tidur
(mampu (mampu ambulasi kursi, memerlukan (terbatas di tempat
berjalan tanpa
dengan bantuan bantuan untuk tidur selama 24
bantuan, mampu
bangkit dari orang lain) ambulasi di atas jam sehari)
tempat tidur kursi atau
tanpa bantuan,
mampu ambulasi terbatas
ambulasi secara, di kursi roda)
mandiri)

Mobilitas Penuh Agak terbatas Sangat terbatas Tidak/sulit


(mampu (mampu (kadang-kadang bergerak
menggerakkan mengontrol dan melakukukan (tidak mampu
seluruh
menggerakkan perubahan kecil membantu diri
ekstremitas)
seluruh pada posisi tubuh sendiri untuk
ekstremitas tetapi dan ekstremitas, merubah posisi
memliki derajat tetapi tidak apapun tanda
keterbatasan. mampu adanya bantuan,
Membutuhkan melakukan dan sangat
bantuan orang perubahan yang bergantung kepada
lain untuk sering secara orang lain untuk
berputar, mandiri) bergerak)
mendorong,
keseimbangan,
dan/mendapatkan
posisi duduk
sesuai
keinginannya)

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Inkontinensia Tidak ngompol Kadang-kadang Biasanya urine Kencing dan
(kontrol total (inkontinensia (inkontinensia urin kotoran
terhadap urin urin dan/ feses atau feses (inkontinensia urin
dan feses)
tidak lebih dari sedikitnya 1 kali dan feses secara
sekali setiap 48 setiap 21 jam) terus menerus)
jam atau
memiliki kateter
foley dan
inkontinensia
feses

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI

No. KETERANGAN SKALA


1. Tidak nyeri 0

2. Nyeri ringan 1-3


Secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik

3. Nyeri sedang 4-6


Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
dengan baik

4. Nyeri berat 7-9


Secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi

5. Nyeri sangat berat 10


Klien tidak mampu berkomunikasi dengan baik,
berteriak histeris tidak dapat dikendallikan,
menarik-narik apa saja yang dapat digapai,
memukul-mukul benda disekitarnya, tidak responsif
terhadap tindakan dan tidak dapat menunjukkan
lokasi nyeri

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. S

Umur :50 Th

No. Reg. : 2477

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


DS : Nyeri akut Iritasi lambung
pasien mengeluh nyeri pada ulu
hati sejak dua hari yang lalu
Peradangan mukosa
DO : lambung
- pasien tampak menahan nyeri
- pasien tampak gelisah Nyeri Epigastrium
- keadaan umum composmentis
- GCS 456 Nyeri Akut
- TTV : TD : 150/90mmHg
N : 72 x/menit
RR : 22 x/ menit
Suhu : 36⁰C
-P : gastritis
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Perut bagian kiri atas
(abdomen kuadran 2)
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Menurunkan tonus dan
DS : Defisit Nutrisi peristaltik lambung
Klien mengatakan nafsu makan
menurun, mual dan muntah 5
kali
Refluk isi duodenum ke
lambung
DO:
- Porsi makan tidak habis,
hanya ½ setiap kali makan
Mual, muntah
- Membrane mukosa pucat
- Klien tampak lemas
- Berat badan menurun.
Masukan nutrient
(54- 52 kg) inadekuat

Defisit Nutrisi

Penurunan tonus otot


dan peristaltik lambung
Ds: pasien mengeluh mual dan
minum hanya sedikit
Gangguan rasa nyaman :
Do:
Mual
- pasien tampak pucat Refluks isi duodenum
ke lambung
- keadaan umum lemah
- GCS 456
- TTV : TD : 150/90 mmHg
Rangsangan mual
N : 72 x/menit
RR : 22 x/ menit
Suhu : 36⁰C

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur :55 Th

No. Reg. : 2477

MASALAH MASALAH
DITEMUKAN TERATASI
NO. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tgl Paraf Tgl Paraf

1. Nyeri akut berhubungan dengan 19-04- 19-04-


2021 2021
agen pencedera fisiologis

Prinanda Prinanda

Defisit nutrisi berhubungan 19-04- 19-04-


2.
dengan faktor psikologis 2021 2021
(keenganan untuk makan)
nurfadila s.d nurfadila s.d

19-04-
3.
Gangguan Rasa Nyaman 2021
19-04-
berhubungan gejala penyakit
2021
Prinanda Prinanda
nurfadila s.d nurfadila s.d

Prinanda Prinanda
nurfadila s.d nurfadila s.d

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur :55 Th

No. Reg. : 2477

NO. TANGGAL DIAGNOSIS KEPERAWATAN TT


1. 19-04-2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis

Defisit nutrisi berhubungan dengan


2. 19-04-2021
faktor psikologis (keenganan untuk
makan)

3. 19-04-2021 Gangguan Rasa Nyaman berhubungan


dengan Gejala Penyakit

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099
Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur :55 Th

No. Reg. : 2477

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA


TANGGAL INTERVENSI RASIONAL TT
DX KEPERAWATAN STANDART
19-04-2021 1 Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Untuk mengefektifkan
berhubungan dengan 1. Identifikasi
tindakan perawatan dan
agen pencedera selama 1x24 jam lokasi, mengetahui tingkat
diharapkan tingkat nyeri ketidaknyamanan
fisiologis karakteristik
pasien berkurang dengan 2. Mengetahui tingkat
dan intensitas
kriteria hasil: ketidaknyamanan
nyeri 3. Mengetahui respon
1. Keluhan nyeri
2. Identifikasi pasien terhadap nyeri
menurun
skala nyeri 4. Mengetahui faktor yang
2. Meringis berpengaruh terhadap
menurun 3. Identifikasi nyeri pasien
3. Frekuensi nadi respon nyeri
membaik non verbal
4. Gelisah menurun 4. Identifikasi
faktor yang
memperberat

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
dan
5. Membantu mengurangi
memperingan
nyeri dan ketidaknyamanan
nyeri 6. Membantu mengurangi
Terapeutik nyeri dan ketidaknyamanan
5. Lakukan
kompres hangat
6. Kontrol
7.Meminimalkan stimulasi
lingkungan yang
nyeri dan meningkatkan
memperberat rasa
relaksasi
nyeri
7. Fasilitasi
8. Meningkatkan
istirahat dan tidur
pengetahuan pasien tentang
Edukasi
penyebab nyeri
8. Jelaskan
penyebab nyeri
pada pasien dan
9. Meningkatkan
keluarga
pemahaman pasien tentang
9. Jelaskan strategi
strategi meredakan nyeri
meredakan nyeri
pada pasien dan
keluarga
10. Ajarkan tehnik

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
relaksasi napas
dalam 10. Mengurangi rasa nyeri
pasien

19-03-2020 2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi


berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Identifikasi status 1. Mengetahui status
faktor psikologis selama 1x24 jam nutrisi pada pasien
nutrisi
(keenganan untuk diharapkan status
2. Mengetahui alergi dan
makan) nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi
dengan kriteria hasil intoleransi makanan
dan intoleransi
1. Porsi makanan yang pada pasien
dihabiskan meningkat makanan
2. Nafsu makan 3. Mengetahui kebutuhan
3. Identifikasi
membaik kalori dan jenis nutrient
3. Berat badan kebutuhan kalori
4. Mampu Mengetahui
membaik
dan jenis nutrient jumlah intake makanan
4. Membran mukosa
membaik 4. Monitor asupan yang dikonsumsi pasien
makanan 5. Mampu mengetahui
5. Monitor berat badan perkembangan berat
badan pada pasien
Terapeutik
6. Fasilitasi
menentukan
pedoman diet 6. Mengetahui diet yang
7. Berikan makanan cocok untuk pasien

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi 7. Mencegah konstipasi
pada pasien
8. Beikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi 8. Meningkatkan asupan
9. Anjurkan diet yang makanan pada pasien
diprogramkan

Kolaborasi 9. Memberikan
10. Kolaborasi pengetahuan tentang diet
pemberian medikasi makanan kepada pasien
sebelum makan
11. Kolaborasi dengan
10. Mengopttimalkan
ahli gizi untuk
asupan makanan pada
menentukan jumlah
pasien
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan 11. Membantu mengatur
pemberian jumlah
asupan makanan yang

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
diprogramkan pada
pasien

19 – 04 – 2021 3 Gangguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan Observasi


(mual) b.d. Gejala tindakan keperawatan 1. Identifikasi
1) Mendeteksi
Penyakit (SDKI) selama 1x24 jam pengalaman mual
pengalaman mual
diharapkan Tidak ada 2. Identifikasi dampak
2) Mengetahui
gangguan rasa nyaman mual terhadap kualitas
dampak dari mual
dengan kriteria hasil: hidup
(mis nafsu makan,
1. Keluhan tidak 3. Identifikasi faktor
aktivitas dan tidur)
nyaman penyebab mual
3) Mengetahui
berkurang 4. Monitor mual (mis.
penyebab dari mual
2. Keluhan mual Frekuensi, durasi, dan
4) Mengetahui
berkurang tingkat) keparahan)
frekuensi, tingkat
5. Monitor asupan nutrisi
dan lamanya mual
dan kalori
5) Mencegah
Terapeutik
kekurangan nutrisi
5. Kendalikan faktor
dan kalori
lingkungan
6) Untuk menjauhkan
penyebab mual
lingkungan
(mis. Bau tak
pencetus mual
sedap, suara, dan
7) Mengurangi
rangsangan visual
perasaan yang

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
yang tidak membuat mual
menyenangkan) 8) Agar klien terjaga
6. Kurangi atau nutrisinya
hilangkan keadaan 9) Untuk mengurangi
penyebab mual perasaan mual
(mis. Kecemasan, 10) Untuk mengurangi
ketakutan, mual dengan cara
kelelahan) istirahat dan tidur
7. Berikan makan yang cukup
dalam jumlah kecil 11) Agar mulut terjaga
dan menarik kebersihannya
8. Berikan makanan 12) Untuk mengurangi
dingin, cairan mual dan tetap
bening, tidak terjaga nutrisi
berbau dan tidak
berwarna, jika
perlu
Edukasi
5. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
6. Anjurkan sering
membersihkan

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
mulut, kecuali jika
merangsang mual
7. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
8. Ajarkan
penggunaan
Teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (mis.
Biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
pemberian
antienemik, kalau
perlu

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099


Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099
Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099
Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Anda mungkin juga menyukai

  • Sintia Rizky-P17230184090
    Sintia Rizky-P17230184090
    Dokumen10 halaman
    Sintia Rizky-P17230184090
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen14 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen6 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen3 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen18 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen11 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen39 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen36 halaman
    Tugas
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen3 halaman
    TUGAS
    p17230184099 PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA
    Belum ada peringkat