LP Gastritis Prinanda N.S.D KMB
LP Gastritis Prinanda N.S.D KMB
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GASTRITIS
Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MALANG
PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA/P17230184099
Program Studi D-III KeperawatanBlitar
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Institusi
…………………………….
C. KLASIFIKASI PENYAKIT
1. Gastritis akut adalah inflamsi akut dari lambung, biasanya terdapat pada mukosa.
Dan secara garis besar gastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu gastritis
eksogen akut dan gastritis endogen akut. Bahan kimia, termis, mekanis iritasi
bacterial adalah faktor-faktor penyebab biasanya terjadi pada gastritis eksogen akut.
Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab gastritis endogen
akut.
2. Gastritis kronis didefinisikan sebagai peradangan mukosa kronis yang akhirnya
menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel (Robbins,2013). Lambung yang
mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari
tipe yang spesifik disebut gastritis kronis. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai
tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimun, misalnya anemia
pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori)
mengenai antrum dan pylorus. Tipe ini berkaitan dengan bakteria H.pylori. Faktor
diit seperti minuman panas, bumbu penyebab, penggunaan obat, alcohol, merokok
dan refluks isi usus ke dalam lambung (Abata, 2014).
Refluk isi
Nyeri epigastrium duodenum ke
lambung
Masukan cairan
tidak adekuat Defisit Nutrisi
Kekurangan
volume cairan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang gastritis sebagai berikut :
1. Radiology sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoskopy gastroscopy ditemukan mukosa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofago Gastri Duodeno skopi): tes diagnostik kunci untuk
perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat
ulkus jaringan atau cider
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster (Amelia, 2018).
2. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (SDKI, D.0077)
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(SDKI, D.0019)
3) Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala penyakit (SDKI,
D.0074)
Diagnosa
Tujuan Kriteria
Keperawat Intervensi Rasional
Standart
an
Setelah dilakukan
Defisit tindakan keperawatan Obsevasi 1. Mengetahui kebutuhan
Hadi .H. 2017. Studi Komparasi Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Keperawatan
Universitas Aisyiyah. Yogyakarta
Ida, M. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan System Pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.
Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks. 2014. Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta :
Salemba Medika
Lemonne, Priscilla dkk 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Respirasi.
Jakarta : EGC.
Sukarmin. 2017. Buku Ajar Keperawatan : Teori Mengenai Gastritis Dengan Penangan
Gastritis, Semarang, EGC
Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Kien Dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
indikator diagnostic. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan pengurus pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
pengurus pusat PPNI.
FORMAT
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GASTRITIS
Disusun oleh :
1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit : Perut sebah, tidak bisa BAB
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Gastritis
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Gastritis
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada
B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : biasanya 1 kali sehari, Kuning kecoklatan. Saat ini klien
merasa kesulitan untuk BAB
2. BAK : 3-5 x/hari, kuning jernih
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak mengalami kesulitan BAK
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Respon berbicara klien baik
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Klien taat dalam beribadah dan dibantu oleh anaknya
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum :
a. Kesadaran (kualitatif) : compos mentis, GCS 456
b. Kondisi secara umum : tampak lemah
c. Pengkajian Nyeri :
P : gastritis
Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: Perut bagian kiri atas (abdomen kuadran 2)
S: skala nyeri 4
T: hilang timbul
B. Tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,8 o C Nadi : 72 x/menit
Tekanan darah : 150 / 90 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 168 cm Berat Badan : 54 kg
Spo2 : 97 %
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
b. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : kedipan cepat tidak ada pembengkakan/
edema,simetris
c. konjunctiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis, warna merah muda, warna
sclera icterus
d. P u p I l : bentuk pupil isokor, ada reaksi pupil terhadap cahaya
e. Kornea dan Iris : normal.
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : baik
g. Tekanan Bola Mata : normal, berkisar 10-21 mmHg
c. H I d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Simetris
b. Lubang Hidung :
Lubang hidung simetris kanan kiri, sumbatan (-), inflamasi (-)
d. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris kanan kiri
Ukuran Telinga : normal
Ketegangan telinga : tidak ada kelainan, berdengung (-)
b. Lubang Telinga :
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : Normal, ada denyutan
- Ictus Cordis : normal di ICS V Midclavicula kiri selebar 1 cm
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : Batas jantung tidak ada pembesaran
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Bunyi Jantung II : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Bising/murmur : tunggal, tidak ada bunyi tambahan
- Frekuensi Denyut Jantung : teratur
Terapi
Infus Asering 20 tpm
Ranitidin 3x50 mg (IV)
Omeprazole 2x40 mg (IV)
Injeksi cefo 2 x 1 gram
Supositoria 1x
a. Tidak 0
b. Ya
25
a. Tidak 0
b. Ya
25
3. Ambulasi berjalan 0
a. Tidak
0
b. Ya
20
6. Status mental 0
TOTAL SKOR
Tingkat Risiko :
Waspada 4
Kondisi mental Apatis 3
Bingung 2
Stupor/pingsan/tidak sadar 1
Dapat berpindah 4
Aktivitas Berjalan dengan bantuan 3
Terbatas di kursi 2
Terbatas di tempat tidur 1
Penuh 4
Mobilitas Agak terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tidak/sulit bergerak 1
Tidak ngompol 4
Inkontinensia Kadang-kadang 3
Biasanya urine 2
Kencing dan kotoran 1
Keterangan: skor 14: berisiko terjadi luka dekubitus , skor <12: resiko tinggi
Urutan 4 3 2 1
Umur :50 Th
Defisit Nutrisi
Umur :55 Th
MASALAH MASALAH
DITEMUKAN TERATASI
NO. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tgl Paraf Tgl Paraf
Prinanda Prinanda
19-04-
3.
Gangguan Rasa Nyaman 2021
19-04-
berhubungan gejala penyakit
2021
Prinanda Prinanda
nurfadila s.d nurfadila s.d
Prinanda Prinanda
nurfadila s.d nurfadila s.d
Umur :55 Th
Umur :55 Th
Kolaborasi 9. Memberikan
10. Kolaborasi pengetahuan tentang diet
pemberian medikasi makanan kepada pasien
sebelum makan
11. Kolaborasi dengan
10. Mengopttimalkan
ahli gizi untuk
asupan makanan pada
menentukan jumlah
pasien
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan 11. Membantu mengatur
pemberian jumlah
asupan makanan yang