NIM : 185120401111002
2. Evolusi strategi berawal dari gelombang pertama atau disebut dengan strategi
klasik yang dipolopori oleh Sun Tzu. Strategi sebagai seni perang bukan hanya
untuk memenangkan perang namun lebih kepada bagaimana cara mencapai
tujuan militer dengan cara tercepat dan termurah serta meminimalisir resiko
pertumpahan darah . Strategi dalam gelombang ini lebih menekankan pada
aspek psikologis (target sebenarnya) lawan yang mana dengan mengandalkan
skill politik, manuver, kecepatan serta menimbulkan efek keterkejutan pada
musuh sehingga jika aspek psikologis lawan dapat dilumpuhkan maka tidak ada
keinginan untuk berperang. Selain sun stuz ada clausewitz yang menekankan
pada absolute war yang mana kendali tertinggi ada pada negara. Tujuan perang
dalam strategi klasik ini adalah untuk mengalahkan musuh secepatnya melalui
perang yang menentukan dan kekuatan fisik baik secara offense ataupun defense
yang akan menentukan center of gravity lawan. Selanjutnya strategi kalisk
berkembang menjadi strategi modern. Pada strategi modern kita akan mengenal
naval, air , dan nuclear power selain land power. Naval power adalah
penggunana kekuatan laut dalam berperang yang fokus penyerangannya adalah
pada perdagangan lintas batas lawan. Air power adalah penggunaan kekuatan
udara dalam berperang yang mana kunci kemenangan dari air power ini terletak
pada efek kejutan dari serangan udara yang mampu secara efektif melumpuhkan
lawan. Selanjutnya nuclear power yang juga cukup berbahaya bagi lawan dengan
penggunanan mirror image concept serta memiliki multi advanteges dan dapat
digunakan secara offense maupun defense. Adapun land power yang mana
dengan menyerang pusat terpenting lawan yang sering kali berada di daratan.
3. Dimensi doktrin militer dibagi menjadi dua yakni orientation dan character.
Dimensi orintation adalah bagaimana doktrin militer ini memnadang suatu
ancaman jadi lebih kepada persepsi ancaman dan lingkungan strategic. Dimensi
ini dalam memandang ancaman lawan dapat dilihat dari inward looking ataupun
outward looking. Sedangkan dimensi character adalah bagaimana militer
mengambil sikap entah secara offense, defense, atau deterence. Militer dapat
menggunakan strategi offense untuk menghancurkan atau melucuti senjata
lawan dengan melancarkan serangan-serangan pertama maupun
menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara, contohnya adalah peristiwa di
pearl harbour dan penggunaan strategi blitzkrieg(german). militer dapat
menggunakan strategi defense untuk menolak atau bertahan dengan serangan
pendahuluan dan mendirikan perlindungan tanah, tembokbesar dan lainnya,
serta mengandalkan strategi dan geografis yang dimiliki, contohnya indonesia
(strategi defense aktif). selanjutnya militer dapat menggunakan strategi
deterence untuk menghukum lawan dengan cara pembalasan maupun
pemberian hukuman, contohnya menggunakan nuclear power (france).