Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Salsabila

NIM : 185120401111002
Kelas : Negosiasi Internasional/A-4

REVIEW WEEK 14
THIRD PARTY NEGOTIATOR

Intervensi oleh pihak ketiga dalam situasi konflik manusia memiliki sejarah
panjang dan beragam bentuk dan fungsi. Salah satu metode yang difokuskan dalam
buku ini adalah metode mediasi. Mediasi merupakan bentuk intervensi yang paling
umum dipelajari dan diterapkan didalam konflik. Mediasi didefinisikan sebagai
bentuk intervensi dari perantara atau pihak ketiga yang terampil dan tidak memihak
untuk memfasilitasi penyelesaian negosiasi yang dapat diterima bersama tentang
masalah yang merupakan substansi sengketa antara para pihak. Mediasi adalah
pendekatan konflik yang pasif, tidak koersif, dan tidak mengikat. Bentuk intervensi
pihak ketiga atau mediasi sudah dipekerjakan dihampir semua fase sejarah yang
tercatat. Mediasi internasional sering dilakukan oleh perwakilan resmi suatu negara,
organisasi regional atau perserikatan bangsa-bangsa.
Tentunya pihak ketiga perlu berpikir dengan hati-hati tentang siapa mereka,
atribut mereka, dan minat yang mereka bawa dalam situasi tawar menawar. Mediator
dibedakan dengan tidak memiliki identitas yang sama dengan pihak yang terkait dan
tidak memiliki kepentingan langsung dalam perselisihan antar pihak yang akan
dimediasikan. Dengan begitu identitas serta motif tiap mediator juga beranekaragam.
Terdapat tiga jenis mediator menurut Christhoper moore yakni mediator jejaring
sosial, mediator independen, dan mediator otoraatif.
Selain itu kulaitas mediator juga diperhatikan. Identitas mediator harus berfungsi
untuk memunculkan kepercayaan dari pihak-pihak yang sedang dinegosiasikan.
Dengan begitu kredibilitas mediator yakni sejauh mana para pihak meyakini
kemampuan mediator sebagai penengah konflik merupakan elemen penting dalam
proses mediasi. Seorang mediator harus memiliki pengetahuan terkait dengan konflik
yang dimediasikan. Mereka harus memiliki pemahaman yang menyeluruh dari para
pihak, masalah-masalah substantif yang memecah mereka, proses negosiasi itu
sendiri, dan sistem yang lebih luas dimana ia tertanam. Adapun kategori perilaku
mediator yakni komunikasi, formulasi, dan manipulasi. Ada berbagai indikator dalam
menilai keefektifan dari mediasi yakni tingkat tingkat penyelesaiaan konflik, tingkat
kepatuhan terhadap perjanjian, dan tingkat kepuasan.

Bentuk dan Fungsi Intervensi Pihak ke Tiga

A Taxonomy of Methods
1. Konsiliasi : di mana pihak ketiga yang tepercaya menyediakan tautan komunikasi
informal antara antagonis untuk tujuan mengidentifikasi masalah, menurunkan
ketegangan dan mendorong interaksi langsung, biasanya dalam bentuk negosiasi.
2. Konsultasi : di mana pihak ketiga bekerja untuk memfasilitasi penyelesaian
masalah secara kreatif komunikasi dan analisis, memanfaatkan keterampilan
hubungan manusia dan sosial-ilmiah memahami etiologi dan dinamika konflik.
3. Mediasi Murni : di mana pihak ketiga bekerja untuk memfasilitasi penyelesaian
yang dinegosiasikan masalah substantif melalui penggunaan penalaran, persuasi,
kontrol informasi yang efektif, dan saran alternatif.
4. Mediasi Daya : yang mencakup mediasi murni tetapi juga bergerak di luarnya
untuk memasukkan penggunaan leverage atau paksaan dari pihak mediator dalam
bentuk hadiah yang dijanjikan atau ancaman hukuman, dan mungkin juga melibatkan
pihak ketiga sebagai pemantau dan penjamin persetujuan.
5. Arbitrase : di mana pihak ketiga memberikan putusan yang mengikat sampai pada
pertimbangan masing-masing kelebihan dari posisi yang berlawanan dan kemudian
memaksakan penyelesaian yang dianggap adil dan adil.
6. Pemelihara perdamaian : di mana pihak ketiga menyediakan personil militer untuk
memantau gencatan senjata atau kesepakatan antara antagonis, dan mungkin juga
terlibat dalam kegiatan kemanusiaan yang dirancang untuk memulihkan kenormalan
bersama dengan personel sipil, yang mungkin juga membantu dalam pengelolaan
proses pengambilan keputusan politik seperti pemilihan umum.

A Contingency Approach to Intervention


Model kontingensi menantang pihak ketiga untuk selalu mempertimbangkan
pendekatan ini dengan cermat. Saya sendiri belum begitu memahami mengenai model
kontingensi ini.
Terdapat berbagai masalah dalam intervensi pihak ketiga yakni diantaranya
budaya, power asymmetries, Third party bias, timing and ripeness in mediation,
coordination of interventions, effectiveness of third party interventions dan the ethics
of intervension.

Anda mungkin juga menyukai