NOMOR 26 TAHUN-2013
DUR PENGELOLAAN
. •, ,_
BUPAT! JAYAPURA
PERATURAN BUPATI JAYAPURA
NOMOR 26 TAHUN 2013
TENTANG
BUPATI JAYAPURA,
1
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502);
3
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
4
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Jayapura Tahun 2009 Nomor 14);
MEMUTUSKAN
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal1
5
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan keuangan daerah.
'
12. Organisasi adalah unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari DPRD, Kepala
Daerah!Wakil Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
13. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
keuangan daerah.
14. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
Kepala Satuan Kerj_a Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut
. .
dengan SKPKD yang mempunyai tugas melaksanaan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
15. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
16. Pengguna Anggaran adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Pengguna
Anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
17. Pengguna Barang adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Penggunaan
Barang Milik Daerah.
18. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD
adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas bendahara umum
daerah.
19. Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
20. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-
SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha keuangan pada
SKPD.
21. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada Unit Kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
22. Bendahara Penerimaan adalah Pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang Pendapatan . Daerah dalam rangka
Pelaksanaan APBD pada SKPD.
6
23. Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
24. Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan
wajib menyampaikan Laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan.
25. Entitas Akuntansi adalah Unit Pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun
laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
26. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
27. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
28. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD)," adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
29. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim
yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpih oleh Sekretaris
Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan
Kepala Daerah dalam Penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat
Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
30. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disebut KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasari untuk periode 1 (satu) tahun.
31. Prioritas dan Plafon yang selanjutnya disingkat PPA adalah program prioritas
dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah
disepakati dengan DPRD.
32. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana
pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
33. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
34. Prakiraan Maju (forward estimate) ada!ah perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
7
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.
35. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
36. Pengganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana
keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis
belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
37. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional
38. Urusan Pemerintah adalah fungsi-fungsi Pemerintah yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur
dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangan dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
39. Program adalah penj~baran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi
satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan surriber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
40. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumber daya tersebut sebagai masukan _(input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
41. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
42. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kegiatan.
43. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan-kegiatan dalam satu program.
44. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
45. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.
46. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
8
47. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
48. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
49. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
50. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
51. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
52. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
53. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari Pemerintah Negara Asing,
Badan/Lembaga Dalam Negeri atau perorangan baik dalam bentuk devisa
rupiah maupun barang atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak
perlu dibayar kembali.
54. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
55. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak
lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
56. Piutang Daerah adalah sejumlah uang yang wajib dibayar kepada PElmerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau sebab lainnya yang sah.
57. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah daerah
dan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan
sebab lainnya yang sah.
58. Dana Cadangan adalah dana yang disisikan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran
59. lnvestasi adalah penggunaan asset untuk memperoleh manfaat ekonomis
seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan atau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
60. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD
adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran
9
61. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjulnya DPPA-
SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan Pendapalan, Belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan angggaran
oleh pengguna anggaran.
62. Anggaran Kas adalah dokumen Perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan per'kiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegialan dalam seliap periode.
63. Sural Penyediaan Dana yang selanjulnya disingkal SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penertiban SPP.
64. Sural Perminlaan Pembayaran yang selanjulnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabal yang bertanggungjawab alas
pelaksanaan kegialan/bendahara pengeluaran unluk mengajukan permintaan
pembayaran.
65. SPP Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPP-UP adalah dokumen
yang diajukan oleh· bendahara pengeluaran unluk permintaan uang muka kerja
yang bersifal pengisian kembali (revolving) yang lidak dapat dilakukan
pembayaran langsung.
66. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkal SPP-GU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan
pengganli uang persediaan yang lidak dapal pengisian kembali (revolving) yang
lidak dapal dilakukan pembayaran langsung.
67. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan
lambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifal
mendesak dan tidak dapal digunakan untuk pembayaran langsung dan uang
persediaan.
68. SPP Langsung yang selanjulnya disingkal SPP-LS adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan pembayaran langsung
kepada pihak keliga alas dasar perjanjian konlrak kerja alau surat perintah
kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima peruntukan, dan
waklu pembayaran lertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
69. Sural Perinlah Membayar yang selanjulnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/dilerbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penertiban SP20 alas beban pengeluaran DPA-SKPD.
70. Sural Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPM-
UP adalah dokumen yang diterbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran unluk penertiban SP2D atas beban-beban pengeluaran
DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan unluk mendanai
kegiatan.
10
71. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan selanjutnya disingkat SPM-
GU adalah untuk penertiban oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah
dibelanjakan.
72. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penertiban SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah
batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
73. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak
ketiga.
74. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh
BUD berdasarkan SPM.
75. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau perolehan lainnya yang sah.
76. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun !alai.
77. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUO adalah
SKPD/unit kerja pada SKPD dilingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktifitas.
Pasal 2
11
(3) Uraian Sistem dan Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Pasal3
Pasal4
Ditetapkan di Sentani
pada tanggal 11 Desember 2013
BUPATI JAYAPURA
ttd
MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si
Diundangkan di Sentani
pada tanggal 13 Desember 2013
ttd
12
( DAFTAR lSi l
Halaman
Bab I. Pendahuluan
1.1 La tar Belakang .. .. ... .... .. ..... ....... .. ... .. .. ..... .. ...... .. .. .. ... .... . ... ... ... .... ... .... .. . 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................. ........... .......... ..................... ....... ... .... ... 1
1.3 Prinsip dan Azas Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah . .. 2
1.4 Tug as dan Fungsi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ........ ....... 4
1.4.1 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah ... .. .. .. .. ... ... .... ... .... 4
1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ....................... :........... 5
1.4.3 Pejabat Pengelola Keuangan SKPD .. ............................. .......... 6
Babll. Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran .. .. .. .. .. ...... .. .. .. .. ...... .. .. .. ..... ... 15
2.1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) .............................. ... 15
2.1.1 Fungsi DPA SKPD ..................................................................... 16
2.1.2 Penyusunan DPA-SKPD ........................................................... 17
2.2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ....................... 18
2.2.1 Fungsi DPPA-SKPD .................................................................. 18
2.2.2 Format DPPA-SKPD ................................................................. 19
2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD ................. 20
2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)-SKPD ................ 20
2.3.1 Fungsi DPAL-SKPD .................................................................. 20
2.3,2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan DPAL-SKPD ................. 21
2.4 Anggaran Kas ............ .... .... .............. .................. ............. ............. ........ 23
2.4.1 Fungsi Anggaran Kas ................. ........... ........ .... ..... .. .............. ... 23
2.4.2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan Anggaran Kas .............. 23
2.5 Sural Penyediaan Dana (SPD) .................................................... ........ 25
2.5.1 Fungsi SPD ............................................................................... 25
2.5.2 Pihal<. yang terkait da.lam Pembuatan SPD ........ ....................... 2.5
Bab Ill. Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah .......... ............................. 26
3.1 Penatausahaan Penerimaan .................. ...... ........ .............. .... ............. 26
3.1.1 Prosedur Penerimaan, Penyetoran Kas, dan Pencatatan
Pendapatan Asli Daerah .......... ............. ........ ..................... .... ... 26
3.1 .1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara
3.1.1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara
Penerimaan ... ... ...................... ..... . .. ..... .. .. .. ... . ....... ...... .. 26
3.1.1.2 Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan
Pembantu ......................... ...... .. .... ............. ............ ....... 31
3.1.1.3 Prosedur Penerimaan melalui Bank ....... ...... ...... ... ....... 36
3.1.1.4 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan .......... 41
3.2 Penatausahaan Pengeluaran .. ... ...... ....................... ......... .. .......... ....... 53
3.2.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) ..... ... ...... ................. 53
3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan
(UP) .....................................................................:..................... 55
3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU) ......... 60
3.2.4 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang
(SPP-TU) ................................................................................... 65
3.2.5 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Lang sung (LS) .. .......... 69
3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD) ............ .. .............. ... ...... .... ... ... .. .. 79
3.2.7 Pembukuan Belanja ................................................... :.............. 80
Bab IV. Laporan Pertanggungjawaban ................................................................... 108
4.1 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerimaan . .. .. .... . .. .. .. .......... .. ... ...... ...... .... .... ..... ....... ... .. ........ ... .. ...... .. 108
4.1.1 Pertanggungjawaban Administratif········································'···· 108
4.1.2 Pertanggungjawaban Fungsional ............... ... ... .. ... ..... ...... ...... ... . 109
4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerimaan Pembantu SKPD .. ................. ... .......... ............... ...... ...... . . 111
4.3 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerima PPKD ........ ... ....... ...... ...... ...... ........ ..... ........ .. .. ................. .. .. 116
4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Pengeluaran .. .. ... ...... .. ........ .. .. .. .. .. ....... ... ... ... ...... ...... .... .. ... .... .. .... ...... .. 120
4.5 Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/ Bendahara
Pembantu .. ...... ..... ... ............. .. .. ........... ... ... ... .... .. ...... ........ .. ... .. .... .... .. .. 124
4.6 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
PPKD ................................................................................................... 126
Bab V. Akuntansi Pelaporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 129
5.1 Transaksi Keuangan dalam Pelaksanaan APBD . .... .. ........ ... .. .... ..... .. . 129
5.1.1 Dokumen Transaksi . ... ........ .. ...... ... .... ...... ...... ... ... ...................... 130
5.1.2 Catatan Akuntansi ........ ................. ........... .. ........ ....................... 130
5.1.3 Basis Pencatatan ....................................................................... 131
5.1.4 Sistem Pencatatan Berpasangan .... ...... .... ... .. .... ...... ................. 132
5.2 Laporan Keuangan .. ...... ... ... ....... ... ......... ...... ... .... ...... .......................... 133
5.2.1 Laporan Realisasi Anggaran ........... ...... ... ...... .... ...... ................. 135
5.2.2 Neraca ......... .. ... .... .. .......... ............ ... ... ........ .. ...... ....................... 137
5.2.3 Laporan Arus Kas ....... ...... ............... ....... ... ... .. ........... ............ .... 137
5.2.4 Catatan atas Laporan Keuangan .......... ......... .. ....... ... ................ 138
5.3 Akuntansi Pendapatan . ... .... .. .. ... .. ... .. .............. .. .... .. .... ...................... .. 138
5.3.1 Azas Bruto ...................................................: ........ .... ........... .. .... 139
5.3.2 Dokumen Pendapatan ···········································'··················· 139
5.3.3 Transaksi Penerimaan Kas pad a SKPD .... ............... .......... ....... 139
5.3.4 Penyetoran Kas ke Kasda ......................................................... 140
5.3.5 Penerimaan Kas yang berasa\ dari penjualan Aset ................... 140
5.3.6 Koreksi Pengemba\ian atas Ke\ebihan Penerimaan ................. 140
5.4 Akuntansi Belanja . ..... .. .. .. ..... ...... .. .......... ... .......... ......... .. .. ...... ... .. . .. ... . . 141
5.4.1 Akuntansi Belanja UP/GUfTU .................................................... 141
5.4.2 Akuntansi Belanja Langsung (LS) ............................................. 142
5.5 Akuntansi Selain Kas ........................................................................... 144
5.5.1 Pihak-pihak yang terkait ........ .... ...... ....... .. .......... ...... ...... ... ........ 145
5.5.2 Peristiwa Akuntansi Se\ain Kas ................................................. 145
5.5.3 Pengakuan aset, Hutang dan Ekuitas ....................................... 145
5.5.4 Jurnal Terkait dengan Transaksi yang bersifat Accrual dan
Repayment .... .................................. .. ........ ............. .. ................. 146
5.5.5 Dokumen Akuntansi Se\ain Kas ................................................ 147
5.5.6 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Akuntansi Selain Kas .... 147
5.6 Akuntansi Aset ..................................................................................... 147
5.6.1 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Aset ............................... 148
LAMPIRAN: PERATURAN BUPATI JAYAPURA
NOMOR 26 TAHUN 2013
TANGGAL 11 DESEMBER 20.13
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KABUPATENJAYAPURA
BABI
PENDAHULUAN
•w
2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi,
pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban APBD agar ten.vujud
keterpaduan serta keserasian dalam melaksanakan program kegiatan.
3. Sebagai alat pengendali, pengawasan dan pemeriksaan dalam
pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban APBD.
4. Untuk menciptakan keberlangsungan penalaan pengelolaan keuangan
daerah yang efisien, efektif, lransparan. akuntabel dan auditab/e.
2
menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti menjadi dasar penerimaan dan/atau
pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggungjawab terhadap
kebenaran material dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan surat
bukti tersebut.
7. SKPD penghasil dilarang menggunakan secara langsung penerimaannya
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran, karena penerimaan SKPD
adalah merupakan pendapatan daerah, dan seluruh penerimaan daerah
harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari
sejak uang diterima.
8. SKPD penghasil secara periodik setiap bulan memberikan laporan target
dan realisasi pendapatan kepada SKPD yang membidangi pendapatan.
9. Bunga Deposito dan jasa giro atas penempatan uang daerah di bank
merupakan pendapatan daerah, sehingga langsung disetor ke rekening
Kas Umum Daerah.
10. Bendahara Penerimaan dilarang melakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan
dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut.
11. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara
Penerimaan/Pengeluaran tidak diperbolehkan membuka rekening pribadi
atas nama pribadi pada bank atau giro dengan tujuan pelaksanaan
APBD.
12. Bendahara Penerimaan tidak diperbolehkan menyimpan uang, cek, atau
surat berharga lainnya lebih dari 1 (satu) hari kerja.
13: Pad a SKPD yang mengelola penerimaan daerah hanya terdapat 1 (satu)
orang Bendaraha Penerimaan.
14. Pada SKPD hanya 1 (satu) orang Bendahara Pengeluaran kecuali pada
SKPD bertindak selaku SKPKD.
15. Kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD dapat ditunjuk Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang, PPTK, dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
Pembantu.
3
16. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, .Bendahara
Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran
Pembantu diusulkan oleh SKPD masing-masing untuk kemudian
ditetapkan oleh Bupati.
17. Sistem lnformasi Pengelolaan Keuangan merupakan alat bantu yang
berupa software yang dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan
daerah.
4
1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Kepala SKPKD selalu PPKD mempunyai tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah.
2. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD.
3. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
4. Melaksanakan fungsi BUD.
5. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD
berwenang:
1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaks~naan APBD;
2. Mengesahkan DPA SKPD/DPPA SKPD;
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan
dan pengeluaran kas daerah;
5. Menetapkan SPD;
6. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
3. PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan
kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD yang
terdiri dari :
1. Sekretaris dengan tugas :
1. Memantau pelaksanaan· APBD khusus pada Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Keuangan;
2. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD pada Belanja Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan
Belanja Bantuan Keuangan.
5
2. Bidang Anggaran dengan tugas :
1. Menyiapkan anggaran kas;
2. Menyiapkan SPD;
3. Bidang Perbendaharan dengan tugas :
1. Menerbitkan SP2D;
2. Mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
3. Menyimpan uang daerah;
4. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening kas umum
daerah;
5. Melaksanakan pemberian pinjaman alas nama pemerintah
daerah;
6. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
7. Melaksanakan penempatan uang daerah dan
mengelola/menatausahakan investasi.
4. Bidang Akuntansi dengan tugas :
1. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah;
2. Menyajikan informasi keuangan daerah;
3. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
APBD oleh bank/dan atau lembaga keuangan lainnya yang
ditunjuk;
5. Bidang Aset dengan tugas :
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
6
1. Menyusun RKA SKPD.
2. Menyusun DPAIDPPA/DPAL-SKPD.
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja.
4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran.
6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.
8. Mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pemilik
pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dan dituangkan dalam surat
keputusan Kepala SKPD selaku pengguna anggaran.
9. Menandatangani SPM.
10. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab
SKPD yang dipimpinnya.
11. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.
12. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKf'D yang
dipimpinnya.
13. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
14. Melaksanakan tugas-tugas pengguna · anggaran/pengguna
barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Kepala Daerah.
15. Mengusulkan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara
pengeluaran/Penerimaan, Bend ahara Pengeluaran/
Penerimaan Pembantu.
16. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
7
SKPD, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan
atau pertimbangan objektif lainnya.
Pelimpahan wewenang tersebut ditetapkan dengan Keputusan
Bupati atas usul Kepala SKPD.
8
4. Bertanggungjawab atas pencapaian target, sasaran, manfaat,
pengeluaran atas beban anggaran pada kegiatan yang
dikendalikan;
5. Meneliti dan mengkoreksi dokumen-dokumen kegiatan
(perjanjian kontraklkerjasama, berita acara pemeriksaan
pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, berita acara
pembayaran serta dokumen lainnya) yang akan
ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran;
6. Menyusun rencana jadwal kegiatan;
7. Menyusun harga perhitungan sendiri (HPS), jadwal tata cara
pelaksanaan serta lokasi pengadaan yang dikoordinasikan dan
disusun dengan panitia pengadaan barang dan jasa;
8. Menyiapkan perjanjian kontrak dengan pihak penyedia barang
dan jasa;
9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang
dan jasa kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
10. Memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
perjanjian kontrak kerjasama;
11. Bertanggungjawab kepada Pejabat Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
12. Menyiapkan berita acara serah terima kepada pejabat
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
disampaikan kepada Bupati, apabila terdapat kegiatan yang
didalamnya akan menjadi aset pemerintahan daerah.
4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (Sekretaris)
Dalam hal penatausahaan pada SKPD sebagai dasar penggunaan
anggaran yang tercantum dalam DPA-SKPD, kepala SKPD
menetapkan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD) yang melaksanakan fungsi lata usaha keuangan pada
SKPD, PPK-SKPD dalam melaksanakan fungsinya sebagai
perbendaharaan dan akuntansi tidak boleh merangkap sebagai
pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
Daerah, Bendahara serta PPTK.
9
PPK-SKPD mempunyai tugas :
1. Memverifikasi SPP;
2. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU,
dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang
4. Menyiapkan SPM;
5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
6. Melaksanakan akuntansi SKPD;
7. Menyiapkan Laporan Keuangan SKPD;
8. Melakukan verifikasi atas beban pengeluaran SKPD sebelum
pengesahan SPJ ditandatangani oleh pengguna Anggaran.
5. Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan
Atas usul Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), Bupati
menetapkan Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan dalam
pelaksanaan fungsi kebendaharaan dalam pelaksanaan anggaran
pada SKPD.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah
pejabat fungsional yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
tugasnya secara administratif kepada Pengguna Anggaran dan
secara fungsional kepada PPKD selaku BUD.
Bendahara Pengeluarah dan Penerimaan baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan
seria membuka rekening/g"1ro atau menyimpan uang pada suatu
bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara
penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran
pembantu.
10
A. Bendahara Pengeluaran
a. Bendahara pengeluaran mempunyai tugas yaitu
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD yang bersangkutan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran
SKPD berwenang :
• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan
SPP-UP/GU!TU dan SPP-LS;
• Menerima dan menyimpan uang persediaan;
• Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan
yang dikelolanya;
• Menolak perintah bayar dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan;
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS
yang diberikan oleh PPTK;
• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak
memenuhi syarat/tidak lengkap.
A. 1. Pembantu Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran pada SKPD dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu beberapa
orang pelaksana administrasi (maksimal 2 orang)
yang ditunjuk Kepala SKPD sebagai Pembantu
Bendahara Pengeluaran.
B. Bendahara Penerimaan
a. Bendahara penerimaan mempunyai tugas yaitu
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD yang
bersangkutan.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan SKPD berwenang :
11
• Menerima penerimaan yang bersumber dari
pendapatan asli daerah;
o Menyimpan seluruh penerimaan;
• Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak
ketiga ke rekening kas umum daerah paling lambat 1
hari kerja;
• Mendapat bukti transaksi atas pendapatan yang
diterima melalui Bank.
c. Dalam hal objek pendapatan daerah tersebar secara
geograf1s sehingga wajib pajak atau wajib retribusi
mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya,
dapat ditunjuk satu atau lebih bendahara penerimaan
pembantu untuk melaksanakan tugas dan wewenang
bendahara penerimaan.
C. Bendahara Penerimaan PPKD, bertugas :
a. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh
penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka
pelaksanaan APBD.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan PPKD berwenang mendapatkan
bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui
bank.
c. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas, dan
wewenang bendahara penerimaan dapat dirangkap oleh
bendahara umum daerah.
D. Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan
sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna
anggaran, ditunjuk bendahara penerimaan. pembantu untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara
penerimaan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan SKPD berwenang :
12
" Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak ketiga
ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 hari kerja
beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang telah dibuat.
• Mendapat bukti transaksi alas pendapatan yang diterima
melalui Bank.
" Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam BKU
Penerimaan pembantu dan buku rekapitulasi penerimaan
harian.
• Mempertanggungjawabkan bukti penerimaan dan bukti
penyetoran seluruh uang kas yang diterimanya kepada
bendahara penerimaan paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.
E. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian-
kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran ditunjuk
bendahara pengeluaran pembantu untuk melaksanakan
sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran.
Bendahara Pengeluaran Pembantu mempunyai tugas :
1. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-
UP/GU!TU/LS;
2. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal
dari tambahan uang dan/atau pelimpahan UP dari
bendahara pengeluaran;
3. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolanya;
4. Menyimpan salinan SPD;
5. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK;
6. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak
memenuhi syarat atau tidak lengkap;
7. Menyiapkan lampiran lain yang diperlukan;
8. Membuat SPJ;
9. Membuat sural pengesahan laporan pertanggungjawaban
atas penggunaan dana SPP-UP/GU!TU.
' I'
;_,(
'I
13
''!
I,
;:.'.
F. Bendahara Pengeluaran PPKD (Bendahara Bantuan),
bertugas:
1. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh
pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.
2. Untuk melakukan tugas tersebut bendahara pengeluaran
PPKD berwenang :
• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan
SPP-LS PPKD;
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS
PPKD;
• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD
kepada Pejabat yang terkait, apabila dokumen
tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak
lengkap.
G. Bendahara Umum Daerah (BUD)
Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas
pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.
Laporan yang dimaksud terdiri dari :
1. Laporan Posisi Kas Harian.
2. Rekonsiliasi Bank.
Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Daerah.
14
BAB II
SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ANGGARAN
15
kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dari program dan
kegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
lnformasi yang berkaitan dengan belanja langsung berisi belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal tercantum dalam
DPA-SKPD pada masing-masing SKPD, sedangkan belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan dan belanja tirl::~k tP.rdlJQ::l d::l.!am DPA.-SKPO hanya ada
pada SKPKD.
2.1.1 Fungsi DPA SKPD
DPA SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna
Anggaran.
DPA-SKPD terdiri dari :
1. DPA-SKPD 1
Digunakan . untuk menyusun rencana pendapatan atau
penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan.
2. DPA-SKPD 2.1
Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak
langsung SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan
3. DPA-SKPD 2.2.1
Digunakan untuk merencakanan belanja langsung dari setiap
kegiatan yang diprogramkan.
4. DPA-SKPD 2.2
Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan
kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPA-SKPD
2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut program dan
· perkegiatan SKPD).
5. DPA-SKPD 3.1
Digunakan untuk merencanakan penerimaan pembiayaan
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
6. DPA-SKPD 3.2
Digunakan untuk merencanakC:m pengeluaran pembiayaan
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
16
7. Ringkasan DPA-SKPD
Merupakan kompilasi dari seluruh DPA-SKPD.
17
o Mengesahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui
oleh SEKDA menjadi DPA-SKPD;
• Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD,
lnspektorat, dan BPK Rl.
2. SKPD
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
o Menyusun Rancangan DPA-SKPD;
• ivienyerahkan· Rancangan DPA-SKPD pada PPKD daiam
batas waktu yang telah ditetapkan.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:
" Melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPD bersama
Kepala SKPD;
• Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah lolos
verifikasi kepada SEKDA.
4. SEKDA
Dalam kegiatan ini, SEKDA memiliki tugas untuk menyetujui
Rancangan DPA-SKPD.
18
waktu 3 hari. Kepala SKPD kemudian menyerahkan rancangan
DPPA-SKPD yang telah dibuat kepada TAPD.
TAPD kemudian membahas rancangan DPPA-SKPD dan kemudian
menyerahkan kepada Sekda untuk disetujui. Rancangan DPPA-
SKPD yang telah disetujui, diserahkan ke PPKD untuk disahkan
menjadi DPPA-SKPD.
2.2.2 Format DPPA-SKPD
DPPA-SKPD terdiri dari :
1. DPPA-SKPD 1
Digunakan untuk menyusun rencana perubahan pendapatan
atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
2. DPPA-SKPD 2.1
Digunakan untuk menyusun rencana perubahan kebutuhan
belanja tidak langsung SKPD dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
3. DPPA-SKPD 2.2.1
Digunakan untuk merencanakan perubahan belanja langsung
dari setiap kegiatan yang diprogramkan.
4. DPPA-SKPD 2.2
Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh perubahan program
dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPPA-
SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut
program dan perkegiatan SKPD).
5. DPPA-SKPD 3.1
Digunakan untuk merencanakan perubahan penerimaan
pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
6. DPPA-SKPD 3.2
Digunakan untuk merencanakan perubahan pengeluaran
pembiayaan dalam tahun anggaran direncanakan.
7. Ringkasa DPPA-SKPD
Merupakan kompilasi dari seluruh DPPA-SKPD
I
!
I
L 19
2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD
1. PPKD
PPKD memiliki tugas sebagai berikut :
a. Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan
DPPA-SKPD berdasarkan Perda Perubahan APBD dan Per-
KDH Penjabaran Perubahan APBD.
b. Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.
20
Pekerjaan yang dapat dilanjutkan oleh OPAL harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang telah ada ikatan perjanjian kontrak pada tahun
anggaran berkenaan; dan
b. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakibatkan bukan karena
kelalaian pengguna anggaran/barang atau rekanan, namun
karena akibat dari force major.
DP,\L d:sahkaii o:eh PPKD setelah Uilakukan proses verifikasi
terhadap kebenaran OPAL yang diajukan baik dari segi material
maupun formal, proses verifikasi yang dimaksud meliputi sisa OPA
SKPO yang belum diterbitkan SPO dan/atau belum diterbitkan SP20
atas kegiatan bersangkutan, sisa SPO yang belum diterbitkan SP20,
SP20 yang belum diuangkan.
Rancangan OPAL-SKPO adalah rancangan yang berisi, saldo OPA
tahun awal penganggaran, Keterangan penyebab tidak dapat
diselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, Jumlah
belanja yang telah dilakukan tahun pertama, Jumlah anggaran yang
dilanjutkan ditahun kedua.
Kepala SKPO memberikan rancangan OPAL-SKPO dan laporan
akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik · maupun
keuangan paling lambat pertengahan bulan desember tahun
berjalan.
21
a. Melakukan verifikasi Rancangan DPAL-SKPD yang telah
disetujui Pengguna Anggaran SKPD;
b. Mengesahkan Rancangan DPAL-SKPD yang telah disetujui
oleh SEKDA menjadi DPAL-SKPD;
c. Memberikan tembusan DPAL-SKPD kepada SKPD, Satuan
Kerja Pengawasan Daerah dan BPK.
OA,...A•I •• •- - - -
'-""'-"1"\l~ 1-\L.It( UI"'A
Sural Pemberitahuan
J
,.
Penyusunan Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian
Rincian DPA DPA Belanja Tidak DPA Belanja Penerimaan Pengeluaran
Pendapatan SKPD Langsung SKPD Langsung Program & Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah
Perkegiatan SKPD
..
l DPA·SKPD 1
J l DPA-SKPD 2.1
J [ DPA-SKPD 2.2.1
I DPA-SKPD 3.1
J l DPA-SKPD 3.2
J
Penyusunan Rekapitulasi
Belanja Langsung menurut
Program & Kegiatan SKPD
l J
\..
l DPA-SKPD 2.2
•'\
\..
{ +
Penyusunan Rancangan DPA-
SKPD
Rancangan
DPA-SKPD
J
22
2.4 ANGGARAN KAS
2.4.1 Fungsi Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah dilakukan
guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai
pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana
yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan.
Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna
mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
Dalam proses penatausahaan, anggaran kas mempunyai
peran penting sebagai alat kontrol dan pengendalian. Dokumen ini
dibuat (direkapitulasi) oleh TAPD untuk ditetapkan oleh PPKD selaku
BUD yang dalam tahap berikutnya menjadi dasar pembuatan SPD.
2.4.2 Pihak '!"ang Terkait Dalam Penyusunan Anggaran Kas
1. PPKD selaku BUD
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas melakukan pengesahan
Rancangan Anggaran Kas menjadi Anggaran Kas sebagai dasar
penyusunan SPP di SKPD.
2. SKPD
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas menyusun Rancangan
Anggaran Kas SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD yang
telah dibuat, dengan memperhatikan jadwal kegiatan dan
kebutuhan riil.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan verifikasi Rancangan Anggaran Kas SKPD
bersama kepala SKPD.
b. Melakukan rekapitula·si Rancangan Anggaran Kas dari SKPD.
23
SISTEM PROSEDUR PEMBUATAN ANGGARAN KAS
PPKD
Surat Pemberitahuan
+-l_R_a_n_c_a-ng-a-rn-A_n_g_g_"_'"-"~14-----"------l~>ll_R_a_n_c_an-g-a-n-rD-P-A-S~K-P-D-~-------t>-
B SEKDA
Anggaran Kas
Pemerintah Daerah
24
2.5 Surat Penyediaan Dana (SPD)
2.5.1 Fungsi SPD
SPD adalah Surat Penyediaan Dana, yang dibuat oleh BUD
dalam rangka menajemen kas daerah.
Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur
jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus
mampu memperkirakan kemampuan keuangan Pemda dalam
memenuhi dana SKPD. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi
jumlah dana yang dapat disediakan dalam satu kali pengajuan SPD,
serta periode pengajuan SPD.
SPD digunakan untuk menyediakan dana tiap-tiap SKPD
dalam periode waktu tertentu. lnformasi dalam SPD menunjukkan
secara jelas alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk
setiap kegiatan secara tersendiri. Untuk mengakomodasi belanja
atas kegiatan yang bersifat tetap dan harus dilaksanakan sebelum
DPA-SKPD disahkan, PPKD selaku BUD membuat SPD-nya tanpa
menunggu DPA.
2.5.2 Pihak Yang Terkait Dalam Pembuatan SPD
1. Kuasa BUD
Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Menganalisa DPA SKPD yang ada di database;
b. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per
SKPD;
c. Menyimpan draft SPD;
d. Mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran.
2. PPKD
Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Meneliti draft SPD yang diajukan Kuasa BUD:
b. Melakukan otorisasi SPD
3. Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, PA mempunyai tugas sebagai be;ikut :
a. Mengajukan surat permohonan SPD kepada PPKD;
b. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh Kuasa BUD;
c. Mengarsipkan SPD yang diterima.
25
BAS Ill
PENATAUSAHAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
26
Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD berupa
uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja.
Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan
· penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran
yang rn~njad! t2nggur:gja'.·.'~bnya, secaia adrninistratifl
Bendahara Penerimaan bertanggungjawab pada Kepala
SKPD atas pengelolaan uang yang menjadi tugasnya, namun
secara fungsional bertanggungjawab pada PPKD.
a) Fungsi yang terkait
Dalam prosedur penerimaan pendapatan daerah melalui
Bendahara Penerimaan, fungsilpihak yang terkait adalah :
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD);
b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bendahara Penerimaan
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/retribusi sesuai
dengan yang tertera pada SKPD/SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan
SKP/SKR dari wajib pajak atau retribusi atau pihak
ketiga yang berada dalam pengurusannya.
b. Bendahara penerimaan mempunyai kewajiban
untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian antara
jumlah uang dengan jumlah yang telah ditetapkan.
27
c. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti
lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib
Pajak/Retribusi.
d. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke
Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang
telah dibuat.
e. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan satu bulan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada
PPKD.
3. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak
cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara
Penerimaan.
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
4. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD.
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.
5. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD
berfungsi/berwenang untuk :
28
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas.
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
6. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan· berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas.
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini
digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi
dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor
kepada Bendahara Penerimaan.
2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini
digunakan sebagai Ianda terima alas uang yang
· disetor oleh wajib pajaklretribusi kepada Bendahara
Penerimaan.
3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan
untuk menyetorkan penerimaan daerah dari
Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank.
4. N'ota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.
29
c) Catatan yang digunakan
Catalan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan
catatan untuk merekapitulasi penerimaan (dan
penge!uerar1) kc:s haiian yang diiakukan oleh
Bendahara Penerimaan;
2. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian, merupakan
catatan yang digunal<an oleh Bendahara Penerimaan
untuk merekapitulasi penerimaan dan Penyetoran kas
yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan
lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban;
3. Buku Pembantu Rincian Obyek, merupakan catatan
yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk
mencatat penerimaan kas secara detail sesuai dengan
obyeknya;
4. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan buku
yang digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk
mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban;
5. Buku Besar, merupakan buku untuk. meringkas
transaksi penerimaan kas ke da/am rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang te/ah dicatat da/am Jurnal Penerimaan Kas.
Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;
6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan
30
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Kerja ke rekening Kas Daerah, yang diringkas
dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau
bukti pendukung lainnya yang sah.
Pencatatan dalam buku pembantu diuraikan
berdasarkan rincian obyek pendapatan (digit);
7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.
31
a) Pihak yang terkait
Dalam prosedur penerimaan Pendapatan Daerah melalui
Bendahara Penerimaan Pembantu, fungsi/pihak yang
terkait adalah :
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetap:=m Pajak Daerah
(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD);
b. Menalidatangani SPJ Yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
Pembantu berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi sesuai
dengan yang tertera pada SKPD/SKRD;
b. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti
lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib
Pajak/Retribusi;
c. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke
Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang
telah dibuat;
d. Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam
Buku Penerimaan dan Penyetoran Pembantu dan
Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu;
e. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan atu bulan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya kepada
Bendahara Penerimaan.
3. Bendahara Penerimaan
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
berfungsi/berwenang untuk :
32
a. Meneliti, mencocokkan dan menandatangani SPJ
yang diajukan oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu;
b. Merekapitulasi Buku Penerimaan dan Penyetoran
Pembantu, Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
Pembantu, dan SPJ Pembantu ke dalam Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Buku Pembantu
Rincian Obyek Penerimaan, dan Buk.u
Rekapitulasi Penerimaan Harian;
c. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan satlfDulan
paling lam bat tanggal 10 bulan berikutnya kepada
PPK-SKPD.
4 .. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD·
berfungsilberwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan Pembantu. Apabila
dinyatakan tidak cocok maka dikembalikan lagi
kepada Bendahara Penerimaan Pembantu;
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
5. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD;
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.
33
6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
.
b. Memoostina.., rE'lkenino..,,nP.nrl~n~t~n kP. rl::al::am
-,-----·--·- Rttl<tt
----·-···-----
Besar dan Buku Besar Pembantu.
7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterirna dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini
digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajak/retribusi
dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor
kepada Bendahara Penerimaan;
2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini
digunakan sebagai Ianda terima atas uang yang
disetor oleh wajib pajak/retribusi kepada Bendahara
Penerimaan.
34
3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan
untuk menyetorkan penerimaan daerah dari
Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank;
4. Nota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.
35
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban;
6. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas
transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas.
Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;
7. Buku Besar Pe:nbaiitu, rnerupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Ke~a ke rekening Kas Daerah, yang diringkas
dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau
bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan dalam
buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian obyek
pendapatan (digit);
8. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.
36
jawabkan seluruh uang kas yang diterimanya ~epada kepala
daerah melalui PPKD.
a) Fungsi yang terkait
Dalam prosedur Penerimaan Pendapatan Daerah melalui
bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos, fungsi/pihak yang terkait
adalah:
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD)/Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD).
b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bank yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga
Keuangan dan /atau Kantor Pos
Dalam prosedur kegiatan ini, Bank yang ditunjuk,
Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan dan /atau
Kantor Pos untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi ~esuai
37
a. Mencocokkan SKPD/SKRD yang berasal dari
Kepala SKPD/Pengguna anggaran dengan
SKPD/SKRD dari bank;
b. Mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran, Buku Rekapitulasi dan Buku
Pembantu;
c. Membuat SPJ untuk penerimaan 1 bulan, paling
lam bat tanggal 10 bulan berikutnya.
4. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini. PPK-SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak
cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara
Penerimaan;
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
5. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD;
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.
6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD).
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi-
SKPKD berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
38
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk:
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
b. Memposting rekening pandapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank
pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi (SKRD). Dokumen ini digunakan
sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi dalam
menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor kepada
bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan,
lembaga keuangan dan/atau kantor pos.
2. Slip Setor/Bukti Lain yang sah. Dokumen ini
diterbitkan oleh bank, lembaga keuangan, badan atau
kantor pos sebagai bukti bahwa wajib pajaklretribusi
telah menyetor sejumlah uang ke bank, lembaga,
badan atau kantor pos.
3. Nota Kredit bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.
c) Catatan yang digunakan
Ca~atan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetorc:n kas dan pencatatan pada Sub Sistem
39
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank
pemeriritah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos adalah :
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan
catatan untuk rekapitulasi penerimaan dan penyetoran
kas harian yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan.
2. Buku Rekapitulasi Penerimaan harian. Merupakan
catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan
untuk merekapitulasi penerimaan dan penyetoran kas
yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan
lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban.
3. Buku Pembantu Per Rincian Obyek, merupakan
catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan
untuk mencatat penerimaan kas secara detail sesuai
dengan obyeknya.
4. Buku Jurnal Penerimaan kas, merupakan buku yang
digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk
mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban.
5. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas
transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas,
selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas daerah.
6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Kerja ke rekening Kas Oasrah, yang diringkas
40
ke dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran
atau bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan
dalam buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian
obyek pendapatan (digit)
7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.
41
Bagan Alir Proses Penerimaan Tunai
42
LW wesn•c• ~ .
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran
adalah sebagai berikut :
43
ir Proses Pencatatan dan Penyetoran Penerimaan Secara Tunai
44
b. Pembukuan atas pendapa~an Melalui Rekening Bank
Bendahara Penerimaan
Wajib pajaklwajib retribusi dapat melakukan
pembayaran melalui rekening bendahara penerimaan.
Dalam kondisi tersebut, pencatatan dilakukan saat
bendahara penerimaan menerima informasi dari bank
mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening
bendahara penerimaan hingga penyetorannya.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan
Peyetoran Bendahara Penerimaan pada saat penerimaan
dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang
diterima di rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan menerima pemberitahuan dari
bank (pemberitahuan tergantung dari mekanisme
yang digunakan) mengenai adanya penerimaan di
rekening bendahara penerimaan.
2. Berdasarkan info tersebut dan info pembayaran dari
wajib pajaklretribusi (bila berupa slip setoran atau
bukti lain yang sah), bendahara penerimaan
melakukan verifikasi dari rekonsiliasi atas penerimaan
terse but
3. Setelah melakukan verifikasi dan mengetahui asal
penerimaan, bendahara penerimaan mencatat
penerimaan di Buku Penerimaan dan Penyetoran
pada bagian penerimaan kolom no. Bukti, kolom
tanggal dan kolom cara pembayaran. Pada kolom
cara pembayaran diisi dengan pembayaran melalui
rekening bendahara penerimaan.
4. Kemudian bendahara penerimaan mengisi kolom kode
rekening sesuai dengan jenis pendapatan yang
diterima. Setelah itu bendahara mengisi kolom jumlah
sesuai dengan jumlah penerimaan yang didapat
45
bukuan penerimaan Melalui Rekening Bank Bendahara Penerimaan
46
Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke
rekening kas umum daerah atas penerimaan pendapatan.
melalui rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan
penyetoran pendapatan yang diterimanya dengan cara
transfer melaui rekening bank bendahara penerimaan
ke rekening kas umum daerah;
2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas
umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran
bendahara penerimaan pada bagian penyetoran pada
kolom Tanggal, Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.
47
Setor (STS) dibuat sesuai de:-~gan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP)
daerah, Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Tanda
Setor (STS) di buat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
d. Pembukuan Pendapatan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan
pembantu menggunakan Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Pembantu.
Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendaraha
penerimaan pembantu menggunakan dokumen-dokumen
tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain :
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
3. Surat Tanda Setor
Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat
bendahara penerimaan pembantu menerima pembayaran
tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi.. Apabila
pembayaran menggunakan ceklgiro, maka pencatatan
dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat
cek tersebut diterima. Sedangkan pencatatan transasksi
penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan
pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke
rekening kas umum daerah .
Pencatatan dila.kukan. pade1 Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan pada saat
penerimaan dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain yang sah,
bendahara penerimaan pembantu mengisi Buku
Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan
kolom Tanggal dan kolom Nomor Bukti. Setelah itu
48
bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom cara
pembayaran dengan pembayaran tunai.
2. Kemudian bendahara penerimaan pembantu
mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan.
Lalu bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom
kode rekening.
3. Bendahara penerimaan pembantu mencatat nilai
transaksi pada kolom jumlah.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran
adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan pembantu membuat STS dan
melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya
ke rekening kas umum daerah.
2. Bendahara penerimaan pembantu mencatat
penyetoran ke kas umum daerah pada buku
penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan
pembantu pada bagian penyetoran kolom Tanggal,
Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.
49
2. Berdasarkan slip setoran/bukti lainnya, bendahara
penerimaan mencatat penerimaan pad a Bukti
Penerimaan dan Penyetoran pad a bag ian
penerimaan.
3. Lalu berdasarkan slip setoran/bukti lainnya,
bendahara penerimaan juga mencatat penyetoran
pada buku penerimaan dan penyetoran pada bagian
penyetoran.
so
Bagan Alir Penyetoran Penerimaan di Rekening Bendahara Penerimaan Ke
Kas Daerah
umum d~e·rah
.. ·
~ ...
51
Bagan Alir Penerimaan di rekening Kas Daerah
~~~-"'"
setoranlbukti la1n yang
sah bendahara
penerimaan mencatat
penerimaan di
rekening kasda pada
buku penerimaan dan
penyetoran pada
bagian penerimaan
52
3.2 Penatausahaan Pengeluaran
Sistem pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat
seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas
merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor,
membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang
yang berada dalam pengelolaan SKPKD dan/atau SKPD.
Sistem dan Prosedur Pengeluaran kas terdiri atas 4 sistem yaitu :
1. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS)
2. Sistem Pengeluaran Kas"Pembebanan Uang Persediaan (UP)
3. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU)
4. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Tam bah an Uang Persediaan (TU)
53
MEKANISME PENERBITAN SURAT PENYEDIAAN DANA (SPD)
Anggaran Kas
DPA-SKPD
Permohonan
Penerbitan SPD
Menyiapkan SPD
1
Penerbilan SPD
Pengguna
Anggaran
54
3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP)
Prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas-pembebanan uang
persediaan (UP), meliputi :
1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
3. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)
4. Permintaan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
5. Penggunaan Dana
6. Prosedur Pencatatan Akuritansi
a) Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (SPP-UP)
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan
(UP) setiap awal tahun anggaran .setelah dikeluarkannya SK
Kepala Daerah tentang besaran UP yang akan diterima tiap-
. ·- .
tiap SKPD tanpa pembebanan pada kode rekening tertentu.
SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan (UP)
tiap-tiap SKPD. Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan SPP-GU.
Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-UP adalah
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu SKPD.
55
2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-
UP dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan
diserahkan kepada PPK-SKPD
3. Kelengkapan dokumen SPP-UP terdiri atas :
a. Surat Pengantar SPP-UP;
b. Ringkasan SPP-UP;
c. Rincian SPP-UP;
d. Salinan SPD;
e. Draf surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang
yang dimiliki ticiak dipergunakan untuk keperluan lain
selain uang persediaan/ganti uang
persediaan/tambahan uang persediaan;
f. Lampiran lain yang diperlukan
g. SPP-UP yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar
pertama dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran
yang akan diteruskan ke PPK-SKPD, setelah
ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.
Lembar ketiga diarsipkan oleh Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu).
h. Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-UP yang
diajukan ke dalam register SPP-UP.
b) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Uang
Persediaan (SPM-UP)
SPM-UP dapat diterbitkan jika :
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran
yang tersedia.
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai
peraturan perundangan.
Pihak yarig terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-UP
adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPK-SKPD). PPK-SKPD bertugas
meneliti kelengkapan SPP-UP dan menyiapkan SPM-UP.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan
SPM-UP adalah :
56
1. Surat Permintaan Pembayaran-UP (SPP-UP).
Dokumen yang dikeluarkan oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD ini digunakan sebagai dasar oleh
PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-UP.
2. Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP). Dokumen
yang dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai
dasar penerbitan Sural Perintah Pencairan Dana
(SP2D) oleh PPKD.
Catalan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan
SPM-UP adalah:
a. Register SPP-UP
b. Register Penerbitan SPM-UP
c. Register Penolakan SPP-UP
Prosedur Penerbitan SPM-UP secara rinci meliputi:
1. PPK-SKPD alas nama PNKPA menerima SPP-UP
yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.
2. PPK-SKPD mencatat SPP-UP yang diterima ke
dalam register SPP-UP.
3. PPK-SKPD alas nama kepala SKPD/pengguna
anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP diriyatakan
lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-UP
untuk ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna
anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan
tidak lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak
untuk menerbitkan SPM-UP dan selanjutnya
mengembalikan SPP-UP kepada bendahara
pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SPM-UP paling lambat dua hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-UP yang
dinyatakan lengkap dan sah.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-
SKPD mengembalikan SPP-UP paling lambat satu
57
hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan
SPP-UP yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP ke dalam
register penerbitan SPM-UP
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-
UP ke dalam register penolakan SPP-UP.
Penerbitan SPM-UP terdiri atas 3 lembar yang terdiri
atas:
1. Lembar 1 diarsip oleh PPKD
2. Lembar 2 diarsip oleh bendahara pengeluaran
SKPD.
3. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.
58
c. Register Penolakan SP2D-UP
Prosedur Penerbitan SP2D-UP secara rinci :
1. PPKD menerima SPM-UP yang diajukan oleh kepala
SKPD/pengguna anggaran.
2. PPKD mencatat SPM-UP yang diterima ke dalam
register SPM-UP.
3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP.
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan
lengkap dan sah. PPKD menyiapkan SP2D-UP untuk
diterbitkan SP2D-UP.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk
menerbitkan SP2D-UP dan selanjutnya mengembalikan
SPM-UP kepada PPK-SKPD . untuk dilengkapi dan
diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-UP paling lambat dua hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SP2D-UP yang
dinyatakan lengkap dan sah.
7. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari
kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP
yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-UP ke dalam register
penerbitan SP2D-UP.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke
. dalam regiater penolakan SPM-UP.
Penerbitan SP2D-UP terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :
1. Lembar 1 dikirim ke bank dan arsip oleh bank.
2. Lembar 2 bersama SPM-UP lembar kedua dikirim ke
Bendahara Pengeluaran.
3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD.
4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK SKPD.
5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.
59
3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU)
a) Prosedur Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Ganti-
uang (SPP-GU)
SPP Ganti Uang (SPP-GU) digunakan untuk mengganti UP yang
sudah terpakai dan diajukan ketika UP habis.
Pihak yang terkait dalam pembuatan pertanggungjawaban dan
pengajuan SPP-GU adalah Bendahara Pengeluaran Pembantu-
SKPD dan Bendahara Pengeluaran SKPD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pertangungjawaban
dan Pengajuan SPP-GU adalah :
1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);
2. Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);
Catalan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-GU
adalah: Register SPP-GU, mer~pakan daftar SPP-GU yang telah
diotorisasi oleh Bendahara Pengeluaran. Register SPP-GU
diselenggarakan oleh PPK-SKPD. Prosedur pertanggungjawaban
dan pengajuan SPP-GU secara rinci adalah :
1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural
Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU) dan kemudian
menyerahkannya kepada Bendahara Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU
dan menyerahkannya ke PPK-SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri atas :
a. Salinan SPD
b. Sural Pengantar SPP-GU;
c. Ringkasan SPP-GU;
d. Rincian SPP-GU
e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain
ganti uang persediaan;
f. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban
atas penggunaan dana SPP UP/GU periode sebelumnya:
60
g. Lampiran lain yang diperlukan.
SPP-GU yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri dari :
1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
2.. Lembar 2 diarsipkan oleh PPK-SKPD
3. Lembar 3 diarsipkan· oleh Bendahara Pengeluaran
SKPD.
61
3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran
memveririfikasi keaslian bukti SPJ dan meneliti
kelengkapan dokumen SPP-GU.
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan lengkap
dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-GU untuk
ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk
menerbitkan SPM-GU dan selanjutnya mengembalikan
SPP-GU kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi
dan diperbaiki.
6. Penerbitan SPM-GU paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterima pengajuan SPP-GU yang dinyatakan lengkap
dan sah.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
mengembalikan SPP-GU paling lambat satu hari kerja sejak
diterimanya pengajuan SPP-GU yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-GU ke dalam register
penerbitan SPM-GU
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-GU ke
dalam register penolakan SPP-GU
Penerbitan SPM-GU terdiri alas 3 lembar yang terdiri atas :
1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
2. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
3. Lembar 3 diarsipkan oleh PPK-SKPD
c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Ganti
Uang (SP2D-GU)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SP2D adalah PPKD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbilan SP2D-GU
adalah:
1. Sural Perintah Membayar (SPM-GU).
2. Sural Perinlah Pencairan Dana-GU (SP2D-GU)
3. Folo copy Sural Pertanggungjawaban (SPJ-GU)
62
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU
adalah:
a. Register SPM-GU
b. Register Penerbitan SP2D-GU
c. Register penolakan SP2D-GU
Prosedur Penerbitan SP2D-GU secara rinci:
1. PPKD menerima SPP-GU, SPJ-GU beserta pengesahannya
yang ditandatangani pengguna/kuasa pengguna anggaran, dan
SPM-GU yang diajukan oleh PPK-SKPD.
2. PPKD mencatat SPM-GU yang diterima ke dalam register
SPM-GU
3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti
kelengkapan dokumen SPM-GU
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan lengkap dan
sah, PPKD menyiapkan SP2D-GU untuk diterbitkan SP2D-GU.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-GU
dan selanjutnya mengembalikan SPM-GU kepada PPK-SKPD
untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-GU paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP2D-GU yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-GU paling lam bat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPM-GU yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-GU ke dalam register
penerbitan SP2D-GU
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke dalam
register penolakan SPM-GU.
10. PPK-SKPD menyerahkan SPJ-UP kepada Fungsi Akuntansi
SKPKD.
11. PPKD menyerahkan SP20-GU kepada Bend ahara
Pengeluaran.
12. Penerbitan SP20-GU lerdiri alas 5 lembar yang terdiri alas:
1. Lembar 1 dikirim ke bank
2. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.
63
3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD
4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD.
5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.
d) Prosedur Pencatatan Akuntansi Mekanisme Ganti Uang (GU)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Pencatatan Akuntansi
Pengeluaran Kas meliputi :
a. Fungsi Akuntansi-SKPKD. Berfungsi untuk mencatat seluruh
transaksi pengeluaran kas mekanisme pembebanan GU oleh
SKPKD
b. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD. Berfungsi untuk mencatat
seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan GU
oleh SKPD.
1. Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Bendahara Pengeluaran SKPD.
2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam Prosedur
Akuntansi Pengeluaran Kas adalah Jurnal Umum.
3. Laporan yang dihasilkan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah Laporan Realisasi Pengeluaran
Periodik.
4. Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-GU
diuraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima toto copy berkas
SPJ dari PPK SKPD.
2. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SPJ ke Jurnal
Pengeluaran Kas per tanggal pengesahan SPJ yang
telah diotorisasi dan melakukan peringkasan transaksi-
transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku
Besar.
3. Fungsi Akuntansi-SKPKD juga mencatat transaksi-
transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian
item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu
(dalam rincian objek belanja)
4. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SPJ dari
PPK SKPD. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat berkas-
64
berkas tersebut ke dalam buku Jurnal Pengeluaran Kas
pertanggaiPengesahan.
5. Fungsi Akuntansi PPK SKPD melakukan peringkasan
transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran
kas ke Buku Besar.
6. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD juga mencatat transaksi-
transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian
item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu
(dalam rincian obyek belanja).
65
Prosedur pengajuan SPP-TU secara rinci adalah :
1. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan
persetujuan PPTK mengajukan SPP-TU kepada Bendahara
Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-TU dari
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan SPD
untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-
SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri atas :
a. Surat Pengantar SPP-TU;
b. Ringkasan SPP-TU;
c. Rincian SPP-TU;
d. Salinan SPD;
e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain·uang
persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan;
f. Harus ada surat keterangan yang memuat pehjelasan
keperluan pengisian tambahan uang persediaan;
g. Lampiran lain yang diperlukan;
h. SPP-TU yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar pertama
dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran yang akan
diteruskan ke PPK-SKPD, setelah ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran. Lembar ketiga diarsip oleh
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu);
i. Bendahara pengeluaran mencatat SPP-TU yang diajukan
ke dalam register SPP-TU.
b) Penerbitan SPM-TU
SPM-TU dapat diterbitkan jika:
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia;
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundangan.
66
Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU adalah
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD) PPK-SKPD bertugas meneliti kelengkapan
SPP-TU dan mengesahkan SPM-TU.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Surat Permintaan Pembayaran-TU (SPP-TU). Dokumen yang
dikeluarkan oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD ini digunakan
sebagai dasar oleh PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-TU.
b. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU). Dokumen yang
dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai dasar
penerbitan Surat Perintah Pencairan dana (SP2D) oleh kuasa
BUD.
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Register SPP- TU;
b. Register Penerbitan SPM- TU;
c. Register Penolakan SPP-TU.
Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM-
TU secara rinci meliputi :
1. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna ·anggaran
menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran.
2. PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam register
SPP-TU
3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran
meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan lengkap dan
sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani
oleh kepala SKPD/Pengguna anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-
TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-TU kepada
bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.
67
6. Penerbitan SPM-TU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan SPP-TU yang dinyatakan lengkap dan
sa h.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
mengembalikan SPP-TU paling lambat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPP-TU yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU ke dalam register
penerbitan SPM-TU.
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU ke dalam
register penolakan SPP-TU.
10. Penerbitan SPM-TU terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas :
a. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
b. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran.
c. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD
c) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D-TU)
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang
dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk.
SP2D-UP dapat diterbitkan jika :
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundangan.
Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU adalah
PPKD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU
adalah:
1. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU)
2. Surat Perintah Pencairan Dana-TU (SP2D-TU)
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Register SPM- TU
b. Register Penerbitan SP20- TU
c. Register Peno/akan SP20- TU
Berikut ini merupakan Prosedur Penerbitan SP2D-TU secara rinci :
68
1. PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh kepala
SKPD/pengguna anggaran.
2. PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam register SPM-
UP.
3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan
sah. PPKD menyiapkan SP2D TU untuk diterbitkan SP2D-TU.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-TU
dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada PPK-SKPD
untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-TU paling lambat dua hari k~rja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP2D-TU yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-TU paling lambat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPM-TU yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-TU ke dalam register
penerbitan SP2D-TU.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-TU ke dalam
register penolakan SPM-TU.
10. Penerbitan SP2D-TU terdiri atas lima lembc;~r yang terdiri atas:
· a. Lembar 1 diterima dan diarsipkan oleh bank
b. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran.
c. Lembar 3 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPKD.
d. Lembar 4 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPD.
e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.
69
6. Prosedur Pencatatan Akuntansi
a) Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-
LS)
SPP-LS terdiri.dari dua jenis yaitu :
1. SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
2. SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa
3. SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,
Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Pembiayaan.
Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-LS adalah
Bendahara Penge/uaran atau Bendahara Pengeluaran
Pembantu SKPD. Bendahara Pengeluaran Pembantu
berfungsi untuk membuat SPP-LS (dengan persetujuan PPTK)
berdasar pada SPD. Bendahara Pengeluaran berfungsi untuk
membandingkan SPP.cLS yang diterima dari Bendahara
Pengeluaran Pembantu dengan SPD, kemudian
menandatangani dan mengajukan SPP-LS kepada Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satu<!n Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD).
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-LS:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Surat Permintaan Pembayaran-Pembebanan Langsung
(SPP-LS).
Sedangkan catatan yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan
SPP-LS adalah Register SPP-LS
Deskripsi Prosedur Pengajuan SPP-LS :
a) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,
Bendahara Pengeluaran Pembantu, atas usulan PPTK
membuat SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau
Pengadaan Barang dan Jasa untuk kemudian diajukan
kepada Pengeluaran.
b) Bendahara Pengeluaran membandingkan SPP-LS
Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau Pengadaan Barang
dan Jasa yang diterima dari Bendahara Pengeluaran
Pembantu untuk kemudian ditandatangani dan diajukan
kepada,PPKcSKPD.
70
c) Kelengkapan dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan
tunjangan terdiri atas :
1) Surat Pengantar SPP-LS;
2) Ringkasan SPP-LS;
3) Rincian SPP-LS; dan
4) Lampiran SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
yang mencakup :
a. Pembayaran gaji induk;
b. Gaji susulan;
c. Kekurangan Gaji;
d. Gaji terusan;
e. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan
daftar gaji induklgaji susulan/kekurangan gaji/uang
duka wafat;
f. SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK Kenaikan Pangkat;
i. SK Jabatan;
j. Kenaikan gaji berkala;
k. Surat Pernyataan Pelantikan;
I. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan;
m. Surat Pernyataan Melaksanakan tugas;
n. Daftar Keluarga (KP4);
o. Fotocopy surat nikah;
p. Fotocopy akte kelahiran;
q. SKPP;
r. Daftar Potongan sewa rumah dinas;
s. Surat keterangan masih sekolah/kuliah;
t. Surat perintah;
u. Surat Kematian;
v. SSP PPh pasal 21; dan
w. Kelengkapan terse but digunakan sesuai
peruntukkannya
d) Kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang dan
jasa terdiri atas :
71
1. Surat Pengantar SPP-LS;
2. Ringkasan SPP-LS
3. Rincian SPP-LS; dan
4. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa
mencakup:
a. Salinan SPD;
b. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD teknis
terkait;
c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah
ditandatangani wajib pajak;
d. Surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran mengenai penetapan rekening;
e. Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pihak
ketiga dengan pengguna anggaran/ kuasa
pengguna anggaran yang mencantumkan nomor
rekening pihak ketiga;
f. Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang
dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan non
Bank,
g. Berita acara penyelesaian pekerjaan;
h. Berita acara serah terima barang dan jasa;
i. Berita acara pembayaran;
j. Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani
pihak ke tiga dan PPTK serta disetujui oleh
pengguna anggaran/kuasa penguna anggaran;
k. Dokumen lain yang disyaratkan untuk kontrak-
kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar
negeri;
I. Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh
pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia
pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang
yang diperiksa;
m. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan
barang dilaksanakan diluar wilayah kerja;
72
n. Surat pemberitahuan potongan denda
keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan;
0. Dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian
pekerjaan;
p. Potongan jamsostek;
q. Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan
harganya menggunakan biaya personil; berita acara
prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan
waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian
alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya
berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
r. Kelengkapan tersebut digunakan sesuai
peruntukkannya
SPP-LS yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri
dari:
a) Lembar 1 untuk arsip PPKD.
b) Lembar 2 untuk arsip PPK-SKPD.
c) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mencatat
SPP-LS yang diajukan ke dalam register SPP-LS.
e) Pengajuan SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan
Pembiayaan dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran
PPKD dengan menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada
PPKD melalui PPK-SKPD.
b) Penerbitan Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-
LS)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS yaitu :
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD). Berfungsi mengajukan SPM-LS atas
nama kepala SKPD/pengguna anggaran kepada PPKD.
73
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPM-LS
meliputi:
1. Sural Permintaan Pembayaran-langsung (SPP-LS).
2. Sural Perintah Membayar-Langsung (SPM-LS).
Sedangkan catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan
SPM-LS adalah :
1. Register SPP-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penerimaan SPP-LS dari Bendahara Pengeluaran SKPD.
2. Register Penerbitan SPM-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penerbitan SPM-LS.
3. Register penolakan SPP-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penolakan penerbitan SPM-LS.
Deskripsi Prosedur penerbitan SPM-LS:
a. PPK-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
b. PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam
register SPP-LS.
c. PPK-SKPD memverifikasi kesahihan bukti dan meneliti
kelengkapan dokumen SPP-LS.
d. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap
dan sah. PPK-SKPD menyiapkan SPM-LS untuk
ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.
e. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk
menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan
SPP-LS kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi
dan diperbaiki.
f. Penerbitan SPM-LS paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang dinyatakan
lengkap dan sah.
74
g. Pengembalian SPP-LS paling lambat satu hari · kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang
bersangkutan.
h. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam register
penerbitan SPM-LS.
i. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS ke
dalam register penolakan SPP-LS
Penerbitan SPM LS terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas:
1. Lembar 1 sebagai arsip bendahara pengeluaran pembantu.
2. Lembar 2 sebagai arsip PPKD.
3. Lembar 3 Sebagai arsip PPK-SKPD.
75
•' 4. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap
'
...
.,,. dan sah, PPKD menyiapkan SP20-LS untuk diterbitkan
SP2D-LS.
,,
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan
SP20-LS dan selanjutnya mengembalikan SPM-LS kepada
PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-LS paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP20-LS yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-LS paling lamb at satu hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-LS yang
bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-LS ke dalam register
penerbitan SP2D-LS.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP20-LS ke dalam
register penolakan SPM-LS
10. Penerbitan SP2D-LS terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :
a. Lembar 1 dikirim ke bank.
b. Lembar 2 dikirim ke Bend ahara Pengeluaran Pembantu.
c. Lembar 3 dikirim ke fungsi akuntansi-SKPKD.
d. Lembar 4 diserahkan ke fungsi akuntansi SKPD.
e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.
76
MEKANISME PENATAUSAHAAN KEUANGAN
~
Bendahara
cp
Pengeluaran/Bendahara
Pembaritu untuk SPP
UP/GUffU dan oleh PPTK
untuk SPP-LS
Barang dan Jasa
BENDAHARA
PENGELUARAN
PENERBITAN SPM
Penelitian
1
PENGAJUAN SP2D
Kelengkapan KE BUD
Dokumen dan
SPJ serta
Pengesahannya Lengkap
KUASA BUD
SP2D
BENDAHARA
PENGELUARAN SKPD dan
atau PIHAK KETIGA
77
If..·:.·•.t'
~\'
f:
'
78
~
~,""
:':''"
"
~
79
1. PPTK mengajukan 2 lembar Nota Permintaan Dana (NPD) untuk
melaksanakan kegiatan kepada Penguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran.
2. Pengguna Anggaran meneliti dan menyetujui NPD.
3. NPD yang telah disetujui diberikan kepada PPTK untuk diarsip dan
kepada Bendahara Pengeluaran bersama dengan jumlah uang.
4. Dalam waktu tiga hari, PPTK harus mengembalikan sisa uang yang
digunakan beserta bukti (nota/kuitansi) untuk
dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran.
5. Berdasarkan bukti (nota/kuitansi) dari PPTK, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu· meneliti dan mencatatnya ke
BKU Pengeluaran, Buku Pembantu Pengeluaran per Rincian
Objek, Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu
Simpanan/Bank, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu
Pajak.
6. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu menyiapkan SPJ.
80
1. SP2D UP/GUfTU/LS
2. Bukti transaksi yang sah dan lengkap
3. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang
diatur dalam peraturan yang berlaku.
B. Pembukuan Penerimaan SP2D UP/GU/TU
Pembukuan penerimaam SP2D UP/GU!TU merupakan proses
pencatatan transaksi penerimaan SP2D UP/GU ke dalam BKU dan
buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan dilakukan ketika
bendahara pengeluaran menerima SP2D UP/GUfTU dari
BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang
tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan.
Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP/GU/TU yang
terdapat di bank ke kas tunai. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah
yang dicairkan sebagai pergeseran uang di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom penerimaan
4. Buku pembantu kas tunai pada kolom penerimaan
Apabila ada persetujuan Pengguna Anggaran, bemdahara
pengeluaran melakukan pelimpahan uang persediaan ke
bendahara pengeluaran pembantu Uika diperlukan) maka
pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang dilimpahkan sebagai
pelimpahan UP :
A. BKU pada kolom pengeluaran
B. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
Untuk keperluan pengendalian, bendahara pengeluaran dapat
membuat buku pembantu yang dioperasikan secara khusus untuk
memantau jumlah uang persediaan pada bendahara pembantu.
81
BAGAN ALIR PROSES PENATAUSAHAAN PENERIMAAN SP2D UP/Gt..i/TU
Bendahara
Pengeluaran
melakukan proses
pengisian BKU pada
ko1om penerimaan
Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
plmgisian buku
pembantu
simpanan/Bank pada
kolom penerimaan
82
Bagan Alir Pembukuan Pergeseran Dana dari Rekening Bank Bendatiara
Pengeluaran Ke Kas Tunai Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
mencatat di BKU pada
kolom penge\uaran
Bendahara Penge\uaran
mencatat di BKU pad a kale
penerimaan jum\ah yg dice
sama dengan jum\ah yg
dicatat pada kolom
pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
mencatat di Buku pembantu
simpanan Bank pada kolom
pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
mencatat di buku
pembantu kas tunai pada
kolom penerimaan
83
Bagan AlirPembukuan Pelimpahan Dana UP/GU ke Bendahara Pengeluaran
Pembantu (jika diperlukan)
Bendahara Pengeluaran
Uraian Bendahara Pengeluaran
Pembantu
diperlukan) I
2. Berdasarkan bukti transfer Buku Transfer
bendahara pengeluaran
mencatat di BKU pad a kolom
pengeluaran
Melakukan Pengisian BKU
3. Bendahara pengeluaran Melakukan Pengisian
mencatat dibuku pembantu
Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian Buku BKU
pengeluaran Pembantu Simpanan/Bank
Melakukan Pengisian
4. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat penerimaan Buku Pembantu Simpanan/Bank
diBKU
BKU
5. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat penerimaan BKU
di Buku Pembantu
Simpanan/Bank Buku Pembantu Simpanan/Bank
84
1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar
Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran
membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah
dilakukan, pembayaran dapat saja menggunakan yang ada di
kas tunai maupun uang yang ada direkening bank bendahara
pengeluaran.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara melakukan pembayaran. Atas pembayaran
tersebut, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan
sebesar nilai belanja bruto sebagai belal")ja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening
bank, bendahara melakukan pembukuari sebesar nilai belanja
bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pad a kolom
pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.
Apabila bendahara melakukan pungutan pajak atas transaksi
belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pad a kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.
Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan
pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan
sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran
PPh/PPN di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.
85
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU Rekening Bank Bendahara
Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
Menyiapkan Bukti belanja
dan bukti pembayaran yg
terkait
Bendahara Pengeluaran
melakukan prr.ses
pengisian BKU pada kolom
pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
simpanan/bank pada
kolom pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku Rembantu
rincian objek belanja
86
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GU/TU Kas Tunai Bendahara Penge£uaran
Bendahara Pengeluaran
Menyiapkan BukU belanja
dan bukti pembayaran yg
terkait
Bendahara· Pengetuaran
· metakukan proses
pengisian BKU pada kolom
pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
kas tunai pada kolom
pengeluaran
Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
rincian objek belanja
87
2. Pembukuan Belanja Dengan Uang Panjar
Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan
pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya
.:,:,
pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh
PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran
memberikan uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Berdasarkan Nota
Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan PNKPA, serta
bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara
Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang
yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Apabila pemberian panjiu dilakukan dengan transfer dari
rekening bank, Bendahara Pengeluaran mencatat pemberian
uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
88
Bendahara Pengeluaran kemudir:m mencatat belanja· yang
sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggungjawaban
yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di :
• BKU pada kolom pengeluaran
" Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
2. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja
yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,
atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran mencatat
di:
" Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar jumlah
yang dikembalikan.
3. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada
belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran
membayar kekurangannya kepada PPTK. Atas
pembayaran itu Bendahara Pengeluaran mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank!Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dibayarkan.
89
Bagan Alir Pembukuan Pemberian Uang Panjar
YA
TIDAK
90
Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar
91
pembayaran alas kekurangan tersebut.
Bendahara pengeluaran mencatat
pembayaran tersebut pada buku pembantu
kas tunai atau buku pembantu
simpanan/bank pada kolom pengeluaran
sejumlah kekurangan uang panjar.
92
Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto
(sebelum dikurangi potongan) sebagai "belanja gaji dan
tunjangan" di :
1. SKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja pada kolom
belanja LS, untuk setiap kode rekening belanja.
93
Penatausahaan Belanja SP2D Gaji
Bendahara
SP2D LS Gaji Pengeluaran menerima
SP2D Gaji
94
E. Pembukuan Belanfa Oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
Buku-buku yang digunakan oleh bendahara pengeluaran pembantu
terdiri dari :
1. Buku Kas Umum (BKU)
2. Buku Pembantu BKU yang terdiri dari :
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan Bank;
c. Buku Pembantu Pajak;
d. Buku Pembantu Panjar;
e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan
digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi
keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran pembantu.
Dokumen-dokumen pembukuan apa saja yang digunakan untuk
setiap transaksi akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.
Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan pembukuan adalah :
1. SP2D TU/LS
2. Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang menjadi
kelengkapan masing-masing SP2D sebagaimana yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
1. Pembukuan Penerimaan SP2D TU dan Pelimpahan UP/GU
oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
Pembukuan penerimaan SP2D TU merupakan proses
pencatatan transaksi penerimaan SP2D TU ke dalam BKU dan
buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan menerima
SP2D TU dari BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar
jumlah yang tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :
1. BKU pada kolom penerimaan
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan
Atas persetujuan Pengguna Anggaran, bendahara pengeluaran
melakukan pelimpahan uang persediaan ke bendahara
pengeluaran pembantu. Atas dasar "pelimpahan UP" tersebut,
maka bendahara pengeluaran pembantu mencatat sebesar
jumlah yang dilimpahkan di :
95
1. BKU pada kolom penerimaan
2. Buku Pembantu Simpanan/bank pada kolom penerimaan
Berikut adalah bagan alir untuk menerangkan prosedur di atas :
.. Buku pembantu
Simpanan/Bank
96
Bagan alir Proses Pembukuan Pelimpahan Dana UP/GU dari Bendahara
Pengeluaran Uika diperlukan)
3. Bendahara pengeluaran
mencatat dibuku pembantu Melakukan Pengisian BKU
Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian
pengeluaran
BKU
4. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat Melakukan Pengisian Buku Melakukan Pengisian
penerimaan di BKU Pembantu Simpanan/Bank
Buku Pembantu
5. Bendahara pengeluaran Simpanan/Bank
pembantu mencatat
penerimaan di Buku
Pembantu Simpanan/Bank BKU
BKU
6. Hasil dari proses ini adalah
BKU pembantu dan Buku
Pembantu BKU yang · Buku Pembantu
terupdate Simpanan/Bank Buku Pembantu
Simpanan/Bank
97
F. Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan
Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat
kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran/bendahara
pembantu dalam melakukan pembayaran. Pertama pembayaran
tanpa melalui panjar. Kedua bendahara pengeluaran pembantu
melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada
PPTK.
1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar
Proses pembukuan dimulai ketika bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu membayarkan sejumlah
uang atas belanja yang telah dilakukan, pembayaran dapat saja
menggunakan yang ada di kas tunai maupun uang yang ada
direkening bank bendahara pengeluaran/bendahara pembantu.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembayaran. Alas pembayaran tersebut, bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan
sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.
Apabila oendahara pengeluaran/bendahara pembantu
melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja di atas,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.
98
Ketika penyetoran atas pungutan pajak, bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan
sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran
PPh/PPN di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.
Berikut bagan alir mengenai pembukuan menggunakan uang
persediaan dengan tanpa panjar :
Proses Belanja
1. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu UP/GUITU
menyiapkan bukti belanja dan bukti
pembayaran yang terkait Buku Belanja
Bukti Pembayaran
2. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu
kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan Pengisian
pada kolom pengeluaran BKU
99
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU- Kas Tunai
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu
Bendahara
pengeluaranlbendahara
pembantu menyiapkan
bukti belanja dan bukti
pembayaran
Bendahara pengeluaran
/bendahara pembantu
melakukan pengisian
BKU pada kolom
pengeluaran
Bendahara pengeluarat
/bendahara pembantu
melakukan pengisian
buku pembantu kas tun:
pada kolom penge\uara
Bend ahara
pengeluaran/bendahara
pembantu melakukan
pengisian buku pembantu
rincian objek belanja
1. BKU
2. Buku Pembantu Kas Tunai
3. Buku Pembantu Rincian Objek
100
2. Pembukuan Belanja melalui Uang Panjar
Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan
pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya
pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh
PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran
Pembantu memberikan uang panjar kepada PPTK untuk
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan
PAIKPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah,
Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pemberian uang
panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari
rekening bank, Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat
pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban
uang panjar adalah sebagai berikut :
1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti
pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK
sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban tersebut diterima. Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu mencatat
pengembalian panjar di :
• BKU pada kolom penerimaan
• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan
Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang
pernah diberikan.
2. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu kemudian
mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan
101
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja
tersebut dicatat di :
• BKU pada kolom pengeluaran
• Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
3. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja
yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,
atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pembantu mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar
jumlah yang dikembalikan.
4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada
belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pembantu membayar kekurangannya kepada
PPTK. Atas pembayaran itu Bendahara mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dibayarkan.
Pembukuan Pemberian Uang Panjar
4. Jika uang panjar diberikan melalui rekening Tidak Melakukan pengisian buku
Pembantu kas tunai
bank, maka bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan Melakukan pengisian buku
proses pengisian buku pembantu Simpanan/Bank
103
Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar
104
simpanan/bank pada kolom penerimaan Kurang
sejumlah sisa uang panjar. Suku pembantu kas
Tunai atau pembantu
8. Jika uang pan jar kurang dari nilai belanja,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu
melakukan pembayaran alas kekurangan Melakukan pengisian
tersebut. Bendahara pengeluaran/bendahara Suku pembantu kas
pembantu mencatat pembayaran tersebut Tunai atau pembantu
pada buku pembantu simpanan/bank pada
kolom pengeluaran. sejumlah kekurangan
uang panjar. SKU
Suku pembantu Kas Tunai
9. Hasil akhir dari proses ini adalah SKU dan
Suku pembantu Simpanan/Sank
buku pembantu BKU yang sudah terupdate
Suku pembantu Panjar
Suku pembantu Rincian
Obyek Selanja
105
•'.
Berikut adalah bagan alir penatausahaan pembukuan belanja
SP2D LS barang dan jasa oleh bendahara pengeluaran
pembantu:
SP20 LS Barang
1. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Dan Jasa
menerima SP2D LS barang dan jasa untuk
belanja yang dilakukan
Melakukan pengisian
2. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu BKU pada kolom
kemudian melakukan proses pengisian BKU
pada kolom penerimaan
Melakukan pengisian
3. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu
BKU pada kolom
melakukan proses pengisian BKU pada kolom
pengeluaran. Tanggal dan jumlah yang dicatat
Melakukan pengisian
sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat
Buku pembantu rincian
di kolom penerimaan
106
a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan
b. Rekonsiliasi Bank.
Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada
Kepala Daerah setiap hari kerja pertama setiap minggunya.
Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah
membuat Register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan
SP2D yang telah diterbitkan.
Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya
setiap hari dalam bentuk Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi
Kas Harian.
Langkah-langkah ·dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan
Laporan Posisi Kas Harian adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya
yang sah), setiap hari BUD meyusun laporqn posisi kas
harian.
2. BUD menerima rekening Koran dari Bank setiap hari untuk
transaksi satu hari sebelumnya.
3. Berdasarkan rekening Koran dan laporan posisi kas harian
BUD menyusun rekonsiliasi bank.
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan
saldo kas di Bank menurut Rekening Koran dengan saldo
kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
5. Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut
diserahkan kepada kepala daerah hari pertama setiap
minggunya.
107
BABIV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
108
'' .
109
Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
Berdasarl<an pertanggungjawaban
bendahara penerimaan buku
penerimaan dan penyetoran yg telah
ditutup pada akhir bulan serta
register STS. Bendahara penerimaan
membuat pertanggungjawaban
penerimaan
menyerahkan
pertanggungjawaban
kepada pengguna
anggaran melalui
PPK-SKPD
penerimaan
menyerahkan
pertanggungjawaban
Fungsional
110
4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan
Pembantu SKPD
Bendahara penerimaan pembantu SKPD menerima pembayaran
sejumlah uang yang tertera pada Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah
dan/atau Sural Keterangan Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi
dan/atau pihak ketiga yang berlaku dalam pengurusannya. Bendahara
penerimaan pembantu SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan
pemeriksaan kesesuaian antara jumlah yang telah ditetapkan.
Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian membuat Sural
Tanda 8ukti Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib
pajak/wajib retribusi. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara
penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening kas umum daerah
paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya dengan menggunakan formulir
Sural Tanda Setoran (STS).
Format dokumen Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah, Sural Ketetapan
Retribusi (SKR) dan Surat Tanda Setoran (STS) dibuat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku.
A. Pembukuan Pendapatan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan pembantu
menggunakan Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan Pembantu.
Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan
pembantu menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar
pencatatan antara lain:
1. Sural Tanda Bukti Pembayaran
2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
3. Sural Tanda Setoran
Daftar STS yang dibuat oleh bendahara peneriman pembantu
didokumentasikan dalam Register STS.
Khusus bendahara penerimaan pembantu ada satu prosedur
pembukuan penerimaan dan cara pembayaran yang dilakukan oleh
wajib pajak atau wajib retribusi. Prosedur tersebut adalah pembukuan
alas pendapatan yang dilakukan secara tunai.
111
Pembukuan atas Penerimaan Tunai Bendahara Penerimaan Pembantu
Pembantu menyiapkan
Sural Tanda Bukli
Pembayaranlbukli lain
-
yang sah
112
Pembukuan atas Penyetoran Penerimaan Tunai Bendahara
Pembantu Penerimaan
Bendahara Penerimaan
Pembantu menyiapkan
Bukti Surat Tanda
Setoran ke rekening kas
umum kasda
Register STS
113
Bendahara penerimaan pembantu SKPD menyampaikan
pertanggungjawaban kepada bendahara penerimaan paling lambat pada
tanggal 5 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban ini berupa Buku penerimaan dan Penyetoran yang
!elan dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan :
a. Registrasi STS
b. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap
Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu pada bulan terakhir
tahun anggaran disampaikan paling lambat 5 hari kerja terakhir bulan
terse but.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan pertanggungjawaban
bendahara penerimaan pembantu adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan pembantu melakukan penutupan Buku
Penerimaan dan Penyetoran, melalkukan perhitungan total penerimaan,
total penyetoran dan sisa kas yang dipegang olehnya.
2. Bendahara penerimaan pembantu menyiapkan register STS dan bukti-
bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
3. Bendahara penerimaan pembantu menyampaikan Buku Penerimaan
dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan
Register STS dan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada
bendahara penerimaan SKPD, paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.
114
Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu
Berdasarl<an buku
penerimaan dan penyetoran
yang Ieiah ditutup pada akhir
bulan, register STS dan bukti
pengeluaran yang sah,
bendahara penerimaan
pembantu membuat SPJ
Bendahara penerimaan
pembantu memberikan
pertanggungjawaban paling
lambat tanggal 5 bulan
berikutnya
Bendahara Penerlmaan
Pertanggungjawaban bendahara
penerimaan akan dljadikan
dokumen dalam melakukan
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban di
bendahara penerimaan
115
4.3 Pertanggungjawaban dan penyampaian laporan bendahara penerima
PPKD
Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan dana
perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah dan pembiayaan penerimaan.
Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum
Daerah.
Berdasarkan penerimaan tersebut Bank memberi Nota Kredit yang memuat
informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi tentang
pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara
penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
1) Pembukuan Penerimaan PPKD
Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD
menggunakan Buku Penerimaan Pendapatan PPKD.
Dalam melakukan pembukuan tersebut bendahara penerimaan PPKD
menggunakan dokumen-dokumen tersebut sebagai dasar pencatatan,
antara lain;
1. Nota Kredit
2. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah.
Pembukuan pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan
PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya
penerimaan di rekening kas umum daerah.
Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Nota Kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah,
bendahara penerima PPKD Buku Penerimaan PPKD pada bagian
penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti.
2. Kemudian bendahara penerima PPKD mengidentifikasi jenis dan
kode rekening pendapatan.
3. Bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom
jumlah.
116
Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan,
dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban
bendahara penerima PPKD adalah sebagai berikut :
117
Bagan Alir Proses Pembukuan Penerimaan PPKD
Berdasarl<aan Nota
krediUbukti lain yang sah
bendahara penerimaan
PPKD mencatat
118
Bagan Alir Proses Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD
119
4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.
Pertanggungjawaban tersebut terdiri alas:
1. Pertanggungjawaban penggunaan UP
2. Pertanggungjawaban penggunaan GU
3. Pertanggungjawaban administratif
4. Pertanggungjawaban fungsional
120
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penertiban SPJ-UP adalah:
1. Surat Perintah Pencairan Dana UP (SP2D-UP)
2. Surat Pertanggungjawaban (SPJ-UP)
Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah :
1. Bendahara pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas
belanja yang menggunakan uang persediaan termasuk bukti-bukti
yang dikumpulkan beridahara pengeluaran pembantu.
2. Berdasarkan bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran
merekapitulasi belanja ke dalam laporan pertanggungjawaban
uang persediaan sesuai dengan program dan kegiatan masing-
masing.
3. Laporan pertanggungjawaban tersebut dijadikan lampiran dalam
pengajuan SPP-GU.
4. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu membuat Laporan
Pertanggungjawaban (SPJ-GU) rangkap 3 :
a. Lembar 3 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pembantu;
b. Lembar 1 dan 2 bersama SPP-UP lembar 1 dan 2 dikirim ke
Bendahara Pengeluaran -SKPD.
5. Oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD, SPJ-UP, lembar pertama
kemudian ditandatangani dan diserahkan ke PPK-SKPD.
6. PPK-SKPD memverifikasi kesahan bukti SPJ-UP, lembar pertama
kemudian ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran
sedangkan lembar pertama dikirim ke fungsi akuntansi SKPD.
7. Setelah ke Kepala SKPD/pengguna anggaran, lembar kedua SPJ-
UP kemudian dikirim ke PPKD untuk diverifikasi dan dikirim ke
fungsi akuntansi SKPKD.
121
1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);
2. Sural Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);
Catalan yang digunakan dalan prosedur penertiban SPP-GU adalah :
Register SPP-GU, merupakan daftar SPP-GU yang telah diotorisasi oleh
Bendahara Pengeluaran, Register SPP GU diselenggarakan oleh PPK-
SKPD.
Prosedur pertanggungjawaban dan pengajuan SPP-GU secara rinci
adalah:
1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural Permintaan
Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU), dan kemudian menyerahkannya ·
Bendahara Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU dan
menyerahkannya ke PPK-SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri alas :
A. Surat Pengantar SPP-GU;
B. Ringkasan SPP-GU;
C. Rincian SPP-GU;
D. Draf sural pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan lain selain ganti uang persediaan.
E. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban alas
penggunaan dana SPP-UP/GU periode sebelumnya;
F. Lampiran lain yang diperlukan.
3. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan
disampaikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban administratif terse but berupa
Sural Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran,
realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara komulatif maupun per
kegiatan, SPJ ini merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan :
122
a. Buku Kas Umum
b. Laporan Penutupan Kas; dan
c. SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu
Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara
pengeluaran adalah sebagai berikut :
1) Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas,
2) Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja
dan item terkait lainnya berdasarkan BKU dan buku pembantu BKU
lainya serta khususnya Buku Pembantu Rincian Obyek untuk
mendapatkan nilai belanja per rincian obyek.
3) Bendahara pengeluaran menggabungkan hasil rekapitulasi tersebut
dengan hasil yang ada di SPJ Bendahara pengeluaran pembantu.
4) Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara
pengeluaran membuat SPJ alas pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya.
5) Dokumen SPJ beserta BKU, laporan penutupan kas dan SPJ
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu kemudian diberikan ke
PPK SKPD untuk dilakukan verifikasi.
6) Setelah mendapatkan verifikasi, Pengguna Anggaran menandatangani
sebagai bentuk pengesahan.
4. Pertanggungjawaban Fungsional
Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan
disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lam bat tanggal 10 bulan
berikutnya.
Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang merupakan penggabungan dengan SPJ
Bendahara Pengeluaran Pembantu, SPJ tersebut dilampiri dengan :
o Laporan Penutupan Kas
" SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu
123
Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.
1. Pertanggungjawaban Penggunaan TU
Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya telah
habis/selesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan atau telah
sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.
Didalam melakukan pertanggungjawaban tersebut dokumen yang
disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan. Dokumen itl! dilampirkan dengan bukti-bukti belanja yang sah
dan lengkap.
Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban TU adalah
sebagai berikut:
1) Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mengumpulkan bukti-
bukti belanja yang sah atas penggunaan tambahan uang persediaan.
2) Apabila terdapat TU yang tidak digunakan bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan setoran ke Kas Umum
Daerah. Surat Tanda Setoran atas penyetoran itu dilampirkan sebagai
lampiran laporan pertanggungjawaban TU.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap tersebut dan
bukti penyetoran sisa tambahan uang persediaan (apabila tambahan
uang persediaan melebihi belanja yang dilakukan) bendahara
124
pengeluaran/bendahara pembantu merekapitulasi belanja ke dalam
Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan sesuai
dengan program dan kegiatannya yang dicantumkan pada awal
pengajuan TU.
Buku Setoran
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan
bukti setoran sisa dana TU ke rekening
Buku Belanja
kas umum daerah dan bukti belanja atas
penggunaan dana TU
Buku Seta ran Buku Setoran
Buku Setoran
Buku Belanja
Buku Belanja
Laporan Penggunaan
4. PNKPA melakukan proses pengesahan Tambahan uang Laporan Penggunaan
atas laporan pertanggungjawaban persediaan Tambahan uang
penggunaan tambahan uang persediaan persediaan
Buku Setoran
Proses Pengesahan
Buku Belanja
5. PAIKPA kemudian memberikan laporan
pertanggungjawaban tambahan uang
persediaan kepada Bendahara Buku Setoran Laporan Pengguna
Pengeluaran Tambahan uang
125
2. Pertanggungjawaban Fungsional
Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu dan disampaikan paling lambat tanggal
5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban (SPJ) dilampiri dengan :
a. Buku Kas Umum
b. Laporan Penutupan Kas
Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan
tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.
126
Pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran PPKD menerima
SP2D-LS PPKD dari BUD/ Kuasa BUD.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembukuan bendahara
pengeluaran PPKD adalah :
1. Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD
2. Buku Pembantu SKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang terdiri
dari:
Buku Rekapitulasi Pengeluaran per rincian obyek-Bendahara Pengeluaran
PPKD.
Langkah-langkah dalam membukukan SP2D-LS PPKD yang diterima
adalah .sebagai berikut :
1. Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD menggunakan BKU-
Bendahara Pengeluaran PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran
per Obyek.
2. Terhadap SP2D-LS PPKD yang diterima oleh bendahara pengeluaran
PPKD.
Transaksi tersebut dicatat di BKU-Bendahara Pengeluaran PPKD
pada kolom penerimaan. Nilai yang dicatat sebesar jumlah kotor
(Gross). Kemudian bendahara pengeluaran PPKD mencatat di BKU
bendahara pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dicatat sebelumnya di kolom penerimaan.
3. Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
PPKD selain di catat pada SKU - Bendahara pengeluaran PPKD,
belanja-belanja tersebut juga perlu di catat di Buku Pembantu Rincian
per Obyek.
127
1. Buku Kas Umun (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD
2. Ringkasan Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran
PPKD yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas
pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum dalam
ringakasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud.
Disamping laporan pertanggungjawaban di atas bendahara pengeluaran
PPKD membuat register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan SP2D
yang telah diterbitkan.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara
PPKD adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan BKU - Bendahara PPKD dan Buku Pembantu BKU
lainnya, bendahara pengeluaran PPKD membuat SPJ atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
2) Dokumen SPJ _bendahara pengeluaran PPKD dan perlengkapannya
tersebut kemudian diberikan ke PPK SKPKD untuk dilakukan verifikasi.
3) Setelah mendapatkan verifikasi dokumen SPJ bendahara pengeluaran
PPKD dan kelengkapannya tersebut kem.udian diberikan ke PPKD
untuk kemudian mendapatkan pengesahan.
Apabila disetujui, PPKD mengesahkan SPJ bendahara pengeluaran PPKD
dan kemudian memberikan dokumen SPJ yang sudah ditanda tangani
tersebut kepada bendahara pengeluaran PPKD.
128
BAB V
AKUNTANSIPELAPORAN
129
Berdasarkan uraian tersebut, media untuk melaksanakan proses
akuntansi meliputi : Dokumen atau bukti transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar
dan Buku Pembantu.
TransaksiKeuangan Dokumen/Bukti
1 Penerimaan Kas Surat Keputusan Pajak Daerah,
Surat Keputusan Retribusi Daerah,
Surat Tanda Setoran, Kuitansi
Penerimaan Kas, dll
2 Pengeluaran Kas SP2D, SPJ, Kuitansi Pengeluaran
Kas, Faktur/Nota Pembelian,dll
3 Selain Kas Bukti Memorial
130
1) Buku besar yaitu merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi sebagai media untuk :
1) Meringkas catatan transaksi keuangan yang telah di golongkan
ke rekening-rekening (Akun),
2) Memberikan informfisi saldo rekening-rekening dimaksud
secara akumulatif. Catalan akuntansi berupa kumpulan
rekening-rekening dalam buku besar selanjutnya secara
periodik disusun ke dalam laporan keuangan.
3) Disusun Neraca Saldo yang memuat saldo-saldo dari akun-
akun yang ada di dalam buku besar, tujuan penggunaan neraca
saldo untuk menguji apakah transaksi telah diposkan dengan
benar dan mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya.
4) Disusun worksheeU kertas kerja yaitu menyesuaikan akun-akun
yang nilainya/ saldonya mengalami perubahan pada akhir
periode. Contoh penghapusan piutang.
5) Buku Pembantu merupakan catatan akuntansi yang
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi sebagai media yang
melengkapi (merinci atau menjabarkan) informasi rekening
tertentu dalam buku besar, dan menjadi alat uji silang terhadap
rekening tertentu dimaksud dalam buku besar.
131
'
',\ .··~
realisasi APBD. Sedangkan, untuk penyajian neraca daerah digunakan
basis akrual dan penyesuaian terhadap rekening-rekening APBD
tertentu (belanja modal dan pembiayaan) ke rekening-rekening aktiva,
hutang dan ekuitas dana.
(1) P-B=-PT+PK
(2) P + PT =B + PK
132
lain. Karena pencatatan transaksi pelaksanaan APBD, maka golongan
rekening lain yang menjadi pasangan salah satu dari empat golongan
rekening APBD tersebut adalah rekening Kas.
133
2. Pengguna eksternal
Pengguna Eksternal meliputi para pegawai negeri sipil, para pimpinan
disetiap SKPD dan komponen lain dalam pemerintah daerah. Bagi pegawai
negeri sipil memerlukan laporan keuangan karena mereka berkepentingan
untuk melihat hasil kinerja tiap SKPD dan realisasi pencapaiannya. Pimpinan
memerlukan laporan keuangan untuk mampu melakukan kontrol atau kendali
atas kegiatan yang dilaksanakan.
Pengguna Eksternal meliputi masyarakat secara luas antara lain,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lnstansi Pajak, lnstansi Pemeriksa,
Lembaga Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan · Rakyat, Pemerintah
Pus at.
Sesuai amanat undang-undang .nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi
akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis
akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan
laporan keuangan pemerintah sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi
pemerintahan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Dual Basis.
Yang dimaksud dengan Dual Basis adalah Pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran menggunakan basis kaS,
sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca
menggunakan basis akrual.
Hasil dari proses akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan
dalam bentuk laporan. Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan
informasi keuangan yang terstruktur yang dikeluarkan 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun anggaran yaitu laporan semesteran yang dimulai pada bulan
Januari s/d Juni dan Laporan tahun Y!'lnQ dimulai pada bulan Juli s/d
Desember mengenai :
1) Laporan Realisasi Anggaran;
2) Neraca;
3) Laporan Arus Kas; dan
4) Catalan alas Laporan Keuangan.
134
Untuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik badan, dinas atau
kantor kewajiban yang harus dilaksanakan adalah menyusun komponen
laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan oleh
PPK- SKPD yang terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Realisasi Anggaran
c. Catatan atas Laporan Keuangan
135
e. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
danlatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam tenggang pengganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran.
f. Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran
Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPNSiKPA) adalah
selisih lebih I kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
APBN I APBD selama satu periode pelaporan.
Periode Pelaporan
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas
berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan
suatu periode yang. lebih pc:njang atau pendek dari satu tahun, entitas
mengungkapkan informasi sebagai berikut :
a. Alasan pengguna periode pelaporan tidak satu tahun
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan realisasi
anggaran dan catatan- catatan terkait tidak dapat diperbandingkan .
. Suatu entitas pelaporan menyajikan laporan realisasi anggaran
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
136
Pas, Judul, dan Sub Jumlah lainnya disajikan dalam laporan
realisasi anggaran . apabila diwajibkan oleh pernyataan standar
akuntansi pemerintahan ini, atau apabila penyajian tersebut diperlukan
untuk menyajikan laporan relisasi anggaran secara wajar.
5.2.2 Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu.
137
5.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catalan Alas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang
tak terpisahkan dari Laporan Keuangan yang menyajikan lnformasi
tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai, CaLK ditunjuk agar Laporan Keuangan
dapat dipahami dan dibandingkan dengan Laporan Keuangan Entitas
lainnya. CaLK sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai
berikut:
1. lnformasi tentang kebijakan fiskal I keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target undang-undang APBN I Perda APBD, berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target ;
2. lkhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan selama tahun pelaporan;
3. lnformasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan alas
transaksi -transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
4. Pengungkapan lnformasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
5. Pengungkapan lnformasi untuk pos-pos asset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akru<!l atas
pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan
basis kas;
6. lnformasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
138
Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung
sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi dan I atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau
pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta
pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya
merupakan pendapatan daerah.
Pendapatan Daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan.
139
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas Bendahara
Rp ...............
Penerimaan
140
5.4 Akuntansi Belanja
Menurut PP No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Sedangkan menurut peraturan menteri dalam negeri Nomor 13
tahun 2006 yang telah diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun
2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, belanja daerah
didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemda.
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 yang telah
diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011. Pengklasifikasian
belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, program,
kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara
yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD.
Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (Uang
Persediaan) I GU (Ganti Uang) I TU (Tambah Uang) dan Akuntansi belanja LS
(Langsung).
141
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
142
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Belanja Rp ...............
R/K PPKD Rp ..............
143
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Hutang Rp .........
Ekuitas-Diinve~.tasikan Rp ..............
dalam Aset tetap
144
5.5.1 Pihak-pihak yang terkait
Pihak-pihak yang terkait dengan akuntansi selain kas antara lain :
1. Ditingkat satuan kerja perangkat daerah adalah PPKD
2. Ditingkat SKPKD adalah Fungsi akuntansi
5.5.2 Peristiwa akuntansi selain kas
Peristiwa ataupun transaksi yang menyebabkan terjadinya event
akuntansi selain kas pada SKPD ataupun di SKPKD meliputi
setidaknya:
1. Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal
yang telah di posting ke dalam Buku Besar.
Contoh:
26 Januari 2011 dilakukan koreksi atas kesalahan pencatatan
belanja yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2011. Pada tanggal
tersebut dilakukan belanja ATK senilai Rp. 5 juta, namun dicatat ke
kode rekening 5.2.2.01.02 (belanja dokumen).
1. Jurnal Awalnya
2.Jurnal Koreksinya
145
Contoh:
28 Mei 2011 SKPD Setda menerima hibah satu unit mobil kendaraan
dinas seharga 120 juta.
1. Jurnal pengakuan atas perolehan aset
2. Jurnal Depresi~si
Contoh:
Pada akhir tahun 2011 SKPD Setda masih belum dapat membayar
biaya listrik bulan Desember sebesar 10 juta pad a PLN.
146
I
1. Pengakuan Kewajiban (accrual)
147
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
Aset tetap terdiri dari :
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, lrigasi, dan Jaringan
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam Pengerjaan.
148
2. Dalam kasus penambahan nilai asset, berdasarkan bukti memorial
tersebut, PPK-SKPD mengakui penambahan aset dengan menjurnal
"Aset sesuai jenisnya" di Debit dan "diinvestasikan dalam aset tetap"
di Kredit. Penambahan aset atau perolehan aset dapat melalui
berbagai cara :
a. Perolehan pembelian
b. Hibah/Donasi
c. Membangun sendiri.
149
Tgl Urai::m Ref Debit Kredit
Ekuitas - Diinvestasikan dalam Rp . ... .....
Aset tetap
Konstruksi dalam Rp . ...... ...
Pengerjaan
150
WWMNNN¥j
Jurnal untuk mengakui kas yang diterima
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Bendahara Rp . ... .....
Penerimaan
Lain-lain PAD yang sah Rp . .........
BUPATI JAYAPURA
ttd
MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si
151