Anda di halaman 1dari 167

PERATURANBUPATIJAYAPURA

NOMOR 26 TAHUN-2013

DUR PENGELOLAAN

. •, ,_
BUPAT! JAYAPURA
PERATURAN BUPATI JAYAPURA
NOMOR 26 TAHUN 2013

TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JAYAPURA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan daerah telah


ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 14 Tahun 2009;

b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah


berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud
pada huruf a diperlukan Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Jayapura
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah;

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang


Pembentukan Provinsi Otonomi Irian Barat dan
Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu~ 1969 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2907);

1
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Repu~lik
Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang


Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah kedua kali dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);

2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara RepubHk !ndonesi<'!.Nomor 4503);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang


Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4574);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang


Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Laporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah.
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

3
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang


lnvestasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4812);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun


2010 tentang Pengadaan 8an=mg/J<:~s8 Pemerintah
Perubahan 1 Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011
dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007


tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah;

21. ·Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008


lenlang Tala Cara Penalausahaan dan Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannnya;

22. Peraluran Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011


tentang Pembentukan Peraturan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
694};

23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 lentang Pokok-


pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Jayapura Tahun 2007 Nomor 2), sebagaimana
Ielah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2007 tenlang Paeraturan Pokok-pokok Pengelolaan

4
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Jayapura Tahun 2009 Nomor 14);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 17 Tahun


2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Barang Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2009
Nomor 17);

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN BUPATI JAYAPURA TENTANG SISTEM DAN


PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Kepala Pemerintahan Kabupaten Jayapura.


2. Daerah adalah Kabupaten Jayapura.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayapura yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat Kabupaten Jayapura.
5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut.
7. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPRD dengan persetujuan bersama Bupati.
B. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,
dan pengawasan keuangan daerah.

5
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan keuangan daerah.
'
12. Organisasi adalah unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari DPRD, Kepala
Daerah!Wakil Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
13. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
keuangan daerah.
14. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
Kepala Satuan Kerj_a Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut
. .
dengan SKPKD yang mempunyai tugas melaksanaan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
15. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
16. Pengguna Anggaran adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Pengguna
Anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
17. Pengguna Barang adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Penggunaan
Barang Milik Daerah.
18. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD
adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas bendahara umum
daerah.
19. Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
20. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-
SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha keuangan pada
SKPD.
21. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada Unit Kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
22. Bendahara Penerimaan adalah Pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang Pendapatan . Daerah dalam rangka
Pelaksanaan APBD pada SKPD.

6
23. Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
24. Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan
wajib menyampaikan Laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan.
25. Entitas Akuntansi adalah Unit Pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun
laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
26. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
27. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
28. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD)," adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
29. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim
yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpih oleh Sekretaris
Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan
Kepala Daerah dalam Penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat
Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
30. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disebut KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasari untuk periode 1 (satu) tahun.
31. Prioritas dan Plafon yang selanjutnya disingkat PPA adalah program prioritas
dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah
disepakati dengan DPRD.
32. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana
pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
33. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
34. Prakiraan Maju (forward estimate) ada!ah perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan

7
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.
35. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
36. Pengganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana
keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis
belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
37. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional
38. Urusan Pemerintah adalah fungsi-fungsi Pemerintah yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur
dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangan dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
39. Program adalah penj~baran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi
satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan surriber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
40. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumber daya tersebut sebagai masukan _(input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
41. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
42. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kegiatan.
43. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan-kegiatan dalam satu program.
44. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
45. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.
46. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

8
47. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
48. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
49. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
50. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
51. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
52. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
53. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari Pemerintah Negara Asing,
Badan/Lembaga Dalam Negeri atau perorangan baik dalam bentuk devisa
rupiah maupun barang atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak
perlu dibayar kembali.
54. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
55. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak
lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
56. Piutang Daerah adalah sejumlah uang yang wajib dibayar kepada PElmerintah
Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang
sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau sebab lainnya yang sah.
57. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah daerah
dan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan
sebab lainnya yang sah.
58. Dana Cadangan adalah dana yang disisikan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran
59. lnvestasi adalah penggunaan asset untuk memperoleh manfaat ekonomis
seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan atau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
60. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD
adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran

9
61. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjulnya DPPA-
SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan Pendapalan, Belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan angggaran
oleh pengguna anggaran.
62. Anggaran Kas adalah dokumen Perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan per'kiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegialan dalam seliap periode.
63. Sural Penyediaan Dana yang selanjulnya disingkal SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penertiban SPP.
64. Sural Perminlaan Pembayaran yang selanjulnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabal yang bertanggungjawab alas
pelaksanaan kegialan/bendahara pengeluaran unluk mengajukan permintaan
pembayaran.
65. SPP Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPP-UP adalah dokumen
yang diajukan oleh· bendahara pengeluaran unluk permintaan uang muka kerja
yang bersifal pengisian kembali (revolving) yang lidak dapat dilakukan
pembayaran langsung.
66. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkal SPP-GU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan
pengganli uang persediaan yang lidak dapal pengisian kembali (revolving) yang
lidak dapal dilakukan pembayaran langsung.
67. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan
lambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifal
mendesak dan tidak dapal digunakan untuk pembayaran langsung dan uang
persediaan.
68. SPP Langsung yang selanjulnya disingkal SPP-LS adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan pembayaran langsung
kepada pihak keliga alas dasar perjanjian konlrak kerja alau surat perintah
kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima peruntukan, dan
waklu pembayaran lertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
69. Sural Perinlah Membayar yang selanjulnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/dilerbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penertiban SP20 alas beban pengeluaran DPA-SKPD.
70. Sural Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPM-
UP adalah dokumen yang diterbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran unluk penertiban SP2D atas beban-beban pengeluaran
DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan unluk mendanai
kegiatan.

10
71. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan selanjutnya disingkat SPM-
GU adalah untuk penertiban oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah
dibelanjakan.
72. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penertiban SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah
batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
73. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak
ketiga.
74. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh
BUD berdasarkan SPM.
75. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau perolehan lainnya yang sah.
76. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun !alai.
77. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUO adalah
SKPD/unit kerja pada SKPD dilingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktifitas.

Pasal 2

(1) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diatur


dalam Peraturan Bupati ini merupakan pedoman bagi semua SKPD dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
(2) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
dimaksud pad a ayat (1) meliputi :
a. tata cara pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;
b. penatausahaan keuangan daerah;
c. akuntansi keuangan daerah;
d.. pelaporan keuangan daerah;
e. pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.

11
(3) Uraian Sistem dan Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

Pasal3

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati atau


Keputusan Bupati yang telah ada dan mengatur tentang sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah yang bertentangan dengan Peraturan Bupati ini
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Jagi.

Pasal4

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan Penempatannya dalam berita Daerah Kabupaten Jayapura.

Ditetapkan di Sentani
pada tanggal 11 Desember 2013

BUPATI JAYAPURA
ttd
MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si

Diundangkan di Sentani
pada tanggal 13 Desember 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

ttd

Drs. YERRY F. OlEN


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP.195901141984101002

BERITA DAERAH KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2013 NOMOR 26

12
( DAFTAR lSi l
Halaman
Bab I. Pendahuluan
1.1 La tar Belakang .. .. ... .... .. ..... ....... .. ... .. .. ..... .. ...... .. .. .. ... .... . ... ... ... .... ... .... .. . 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................. ........... .......... ..................... ....... ... .... ... 1
1.3 Prinsip dan Azas Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah . .. 2
1.4 Tug as dan Fungsi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ........ ....... 4
1.4.1 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah ... .. .. .. .. ... ... .... ... .... 4
1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ....................... :........... 5
1.4.3 Pejabat Pengelola Keuangan SKPD .. ............................. .......... 6
Babll. Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran .. .. .. .. .. ...... .. .. .. .. ...... .. .. .. ..... ... 15
2.1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) .............................. ... 15
2.1.1 Fungsi DPA SKPD ..................................................................... 16
2.1.2 Penyusunan DPA-SKPD ........................................................... 17
2.2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ....................... 18
2.2.1 Fungsi DPPA-SKPD .................................................................. 18
2.2.2 Format DPPA-SKPD ................................................................. 19
2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD ................. 20
2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)-SKPD ................ 20
2.3.1 Fungsi DPAL-SKPD .................................................................. 20
2.3,2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan DPAL-SKPD ................. 21
2.4 Anggaran Kas ............ .... .... .............. .................. ............. ............. ........ 23
2.4.1 Fungsi Anggaran Kas ................. ........... ........ .... ..... .. .............. ... 23
2.4.2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan Anggaran Kas .............. 23
2.5 Sural Penyediaan Dana (SPD) .................................................... ........ 25
2.5.1 Fungsi SPD ............................................................................... 25
2.5.2 Pihal<. yang terkait da.lam Pembuatan SPD ........ ....................... 2.5
Bab Ill. Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah .......... ............................. 26
3.1 Penatausahaan Penerimaan .................. ...... ........ .............. .... ............. 26
3.1.1 Prosedur Penerimaan, Penyetoran Kas, dan Pencatatan
Pendapatan Asli Daerah .......... ............. ........ ..................... .... ... 26
3.1 .1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara
3.1.1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara
Penerimaan ... ... ...................... ..... . .. ..... .. .. .. ... . ....... ...... .. 26
3.1.1.2 Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan
Pembantu ......................... ...... .. .... ............. ............ ....... 31
3.1.1.3 Prosedur Penerimaan melalui Bank ....... ...... ...... ... ....... 36
3.1.1.4 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan .......... 41
3.2 Penatausahaan Pengeluaran .. ... ...... ....................... ......... .. .......... ....... 53
3.2.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) ..... ... ...... ................. 53
3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan
(UP) .....................................................................:..................... 55
3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU) ......... 60
3.2.4 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang
(SPP-TU) ................................................................................... 65
3.2.5 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Lang sung (LS) .. .......... 69
3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD) ............ .. .............. ... ...... .... ... ... .. .. 79
3.2.7 Pembukuan Belanja ................................................... :.............. 80
Bab IV. Laporan Pertanggungjawaban ................................................................... 108
4.1 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerimaan . .. .. .... . .. .. .. .......... .. ... ...... ...... .... .... ..... ....... ... .. ........ ... .. ...... .. 108
4.1.1 Pertanggungjawaban Administratif········································'···· 108
4.1.2 Pertanggungjawaban Fungsional ............... ... ... .. ... ..... ...... ...... ... . 109
4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerimaan Pembantu SKPD .. ................. ... .......... ............... ...... ...... . . 111
4.3 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Penerima PPKD ........ ... ....... ...... ...... ...... ........ ..... ........ .. .. ................. .. .. 116
4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara
Pengeluaran .. .. ... ...... .. ........ .. .. .. .. .. ....... ... ... ... ...... ...... .... .. ... .... .. .... ...... .. 120
4.5 Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/ Bendahara
Pembantu .. ...... ..... ... ............. .. .. ........... ... ... ... .... .. ...... ........ .. ... .. .... .... .. .. 124
4.6 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
PPKD ................................................................................................... 126
Bab V. Akuntansi Pelaporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 129
5.1 Transaksi Keuangan dalam Pelaksanaan APBD . .... .. ........ ... .. .... ..... .. . 129
5.1.1 Dokumen Transaksi . ... ........ .. ...... ... .... ...... ...... ... ... ...................... 130
5.1.2 Catatan Akuntansi ........ ................. ........... .. ........ ....................... 130
5.1.3 Basis Pencatatan ....................................................................... 131
5.1.4 Sistem Pencatatan Berpasangan .... ...... .... ... .. .... ...... ................. 132
5.2 Laporan Keuangan .. ...... ... ... ....... ... ......... ...... ... .... ...... .......................... 133
5.2.1 Laporan Realisasi Anggaran ........... ...... ... ...... .... ...... ................. 135
5.2.2 Neraca ......... .. ... .... .. .......... ............ ... ... ........ .. ...... ....................... 137
5.2.3 Laporan Arus Kas ....... ...... ............... ....... ... ... .. ........... ............ .... 137
5.2.4 Catatan atas Laporan Keuangan .......... ......... .. ....... ... ................ 138
5.3 Akuntansi Pendapatan . ... .... .. .. ... .. ... .. .............. .. .... .. .... ...................... .. 138
5.3.1 Azas Bruto ...................................................: ........ .... ........... .. .... 139
5.3.2 Dokumen Pendapatan ···········································'··················· 139
5.3.3 Transaksi Penerimaan Kas pad a SKPD .... ............... .......... ....... 139
5.3.4 Penyetoran Kas ke Kasda ......................................................... 140
5.3.5 Penerimaan Kas yang berasa\ dari penjualan Aset ................... 140
5.3.6 Koreksi Pengemba\ian atas Ke\ebihan Penerimaan ................. 140
5.4 Akuntansi Belanja . ..... .. .. .. ..... ...... .. .......... ... .......... ......... .. .. ...... ... .. . .. ... . . 141
5.4.1 Akuntansi Belanja UP/GUfTU .................................................... 141
5.4.2 Akuntansi Belanja Langsung (LS) ............................................. 142
5.5 Akuntansi Selain Kas ........................................................................... 144
5.5.1 Pihak-pihak yang terkait ........ .... ...... ....... .. .......... ...... ...... ... ........ 145
5.5.2 Peristiwa Akuntansi Se\ain Kas ................................................. 145
5.5.3 Pengakuan aset, Hutang dan Ekuitas ....................................... 145
5.5.4 Jurnal Terkait dengan Transaksi yang bersifat Accrual dan
Repayment .... .................................. .. ........ ............. .. ................. 146
5.5.5 Dokumen Akuntansi Se\ain Kas ................................................ 147
5.5.6 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Akuntansi Selain Kas .... 147
5.6 Akuntansi Aset ..................................................................................... 147
5.6.1 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Aset ............................... 148
LAMPIRAN: PERATURAN BUPATI JAYAPURA
NOMOR 26 TAHUN 2013
TANGGAL 11 DESEMBER 20.13

TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KABUPATENJAYAPURA

BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Jayapura disusun dalam rangka menciptakan dan mewujudkan pemerintahan
yang baik dan bersih melalui kaidah-kaidah yang baik dalam Pengelolaan
Keuangan Oaerah, yang berorientasi pada ~asil, profesionalitas dan
keterbukaan atas keseluruhan kegiatan yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan
pengawasannya.
Sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu pedoman yang
substansinya tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan disesuaikan dengan kondisi daerah, dimana pedoman ini
merupakan dokumen yang dinamis dan senantiasa terus diperbaharui sesuai
tuntutan regulasi dibidang keuangan daerah.
Untuk itu dalam rangka menciptakan pengelolaan keuangan daerah
yang tertib, efisien, transparan, akuntabel dan auditab/e, perlu disusun
pedoman pengelolaan keuangan yang mencakup penatausahaan, akuntansi
dan pelaporan, serta pertanggungjawaban keuangan daerah.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan disusunnya pedoman pengelolaan keuangan daerah ini
adalah:
1. Untuk menciptakan pemahaman dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

•w
2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi,
pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban APBD agar ten.vujud
keterpaduan serta keserasian dalam melaksanakan program kegiatan.
3. Sebagai alat pengendali, pengawasan dan pemeriksaan dalam
pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban APBD.
4. Untuk menciptakan keberlangsungan penalaan pengelolaan keuangan
daerah yang efisien, efektif, lransparan. akuntabel dan auditab/e.

1.3 Prinsip dan Azas Penata~sahaan Pengelolaan Keuangan Daerah


Struklur Anggaran Pendapalan dan 'Belanja Daerah (APBD), yang
terdiri atas bagian pendapalan, belanja dan pembiayaan serta disusun
dengan pendekatan kinerja, memuat sasaran yang diharapkan menurut
fungsi-fungsi pengelolaan keuangan, dimana proses penyusunan APBD,
Perubahan APBD, Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dimulai dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember yang disebut dengan
Siklus Anggaran.
Dalam proses pelaksanaan APBD terdapat prinsip dan azas yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang . terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan
sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja.
2. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepaslian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan
melaksanakan kegiatan yang belum tersedia alau tidak mencukupi kredil
anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD.
3. Unluk Pengeluaran alas beban APBD lerlebih dahulu dilerbitkan Sural
Penyediaan Dana (SPD) oleh PPKD selaku BUD alau Sural Kepulusan
Bupati Jayapura lainnya yang dipersamakan dengan SPD.
4. Semua Penerimaan dan Pengeluaran dalam lahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dilaksanakan melalui
Rekening Kas Umum Daerah.
5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, Bend ahara
Pengeluaran/Penerimaan dan orang atau badan yang menerima atau

2
menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti menjadi dasar penerimaan dan/atau
pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggungjawab terhadap
kebenaran material dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan surat
bukti tersebut.
7. SKPD penghasil dilarang menggunakan secara langsung penerimaannya
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran, karena penerimaan SKPD
adalah merupakan pendapatan daerah, dan seluruh penerimaan daerah
harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari
sejak uang diterima.
8. SKPD penghasil secara periodik setiap bulan memberikan laporan target
dan realisasi pendapatan kepada SKPD yang membidangi pendapatan.
9. Bunga Deposito dan jasa giro atas penempatan uang daerah di bank
merupakan pendapatan daerah, sehingga langsung disetor ke rekening
Kas Umum Daerah.
10. Bendahara Penerimaan dilarang melakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan
dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut.
11. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara
Penerimaan/Pengeluaran tidak diperbolehkan membuka rekening pribadi
atas nama pribadi pada bank atau giro dengan tujuan pelaksanaan
APBD.
12. Bendahara Penerimaan tidak diperbolehkan menyimpan uang, cek, atau
surat berharga lainnya lebih dari 1 (satu) hari kerja.
13: Pad a SKPD yang mengelola penerimaan daerah hanya terdapat 1 (satu)
orang Bendaraha Penerimaan.
14. Pada SKPD hanya 1 (satu) orang Bendahara Pengeluaran kecuali pada
SKPD bertindak selaku SKPKD.
15. Kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD dapat ditunjuk Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang, PPTK, dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
Pembantu.

3
16. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, .Bendahara
Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran
Pembantu diusulkan oleh SKPD masing-masing untuk kemudian
ditetapkan oleh Bupati.
17. Sistem lnformasi Pengelolaan Keuangan merupakan alat bantu yang
berupa software yang dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan
daerah.

1.4 Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


1.4.1 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Sekretaris Daerah dalam · hal ini adalah koordinator pengelolaan
keuangan daerah, mempunyai peran dan fungsi membantu Bupati
dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan
urusan Pemerintah Daerah termasuk pengelolaan keuangan. Sebagai
koordinator pengelolaan keuangan daerah Sekretaris Daerah
mempunyai tugas dalam hal :
1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD.
2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang
daerah.
3. Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
4. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat
pengawas keuangan daerah.
5. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
Selain mempunyai tugas sebagai koordinator Sekretaris Daerah
mempunyai tugas yaitu dalam hal :
1. Memimpin TAPD.
2. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD.
3. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah.
4. Memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD/DPPA SKPD.
5. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala
Daerah.

4
1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Kepala SKPKD selalu PPKD mempunyai tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah.
2. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD.
3. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
4. Melaksanakan fungsi BUD.
5. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD
berwenang:
1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaks~naan APBD;
2. Mengesahkan DPA SKPD/DPPA SKPD;
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan
dan pengeluaran kas daerah;
5. Menetapkan SPD;
6. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
3. PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan
kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD yang
terdiri dari :
1. Sekretaris dengan tugas :
1. Memantau pelaksanaan· APBD khusus pada Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Keuangan;
2. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD pada Belanja Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan
Belanja Bantuan Keuangan.

5
2. Bidang Anggaran dengan tugas :
1. Menyiapkan anggaran kas;
2. Menyiapkan SPD;
3. Bidang Perbendaharan dengan tugas :
1. Menerbitkan SP2D;
2. Mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
3. Menyimpan uang daerah;
4. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening kas umum
daerah;
5. Melaksanakan pemberian pinjaman alas nama pemerintah
daerah;
6. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
7. Melaksanakan penempatan uang daerah dan
mengelola/menatausahakan investasi.
4. Bidang Akuntansi dengan tugas :
1. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah;
2. Menyajikan informasi keuangan daerah;
3. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
APBD oleh bank/dan atau lembaga keuangan lainnya yang
ditunjuk;
5. Bidang Aset dengan tugas :
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.

Penunjukan Kuasa BUD ditetapkan dengan Keputusan Bupati


dan dalam pelaksanaan tugasnya Kuasa BUD
bertanggungjawab kepada BUD. Dalam hal kuasa BUD
berhalangan yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang
diberi wewenang untuk menandatangani SP2D.

1.4.3 Pejabat Pengelola Keuangan SKPD


1. Pengguna Anggaran
Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran mempunyai tugas yaitu:

6
1. Menyusun RKA SKPD.
2. Menyusun DPAIDPPA/DPAL-SKPD.
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja.
4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran.
6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.
8. Mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pemilik
pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dan dituangkan dalam surat
keputusan Kepala SKPD selaku pengguna anggaran.
9. Menandatangani SPM.
10. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab
SKPD yang dipimpinnya.
11. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.
12. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKf'D yang
dipimpinnya.
13. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
14. Melaksanakan tugas-tugas pengguna · anggaran/pengguna
barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Kepala Daerah.
15. Mengusulkan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara
pengeluaran/Penerimaan, Bend ahara Pengeluaran/
Penerimaan Pembantu.
16. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

Pejabat Pengguna Anggaran dapat melimpahkan sebagian


kewenangannya kepada pejabat Kuasa Pengguna Anggaran
berdasarkan pertimbangan besaran jumlah uang yang dikelola

7
SKPD, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan
atau pertimbangan objektif lainnya.
Pelimpahan wewenang tersebut ditetapkan dengan Keputusan
Bupati atas usul Kepala SKPD.

2. Kuasa Pengguna Anggaran


Mempunyai tugas antara lain yaitu :
1 Me!ak~kan t!ndakan yang mengakibatkan pengeluaran aias

beban anggaran belanja;


2. Melaksanakan anggaran SKPD sesuai dengan
· kewenangannya;
3. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
4. Mengadakan ikata)l/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
5. Menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;
6. Mengawasi pelaksanaan anggaran sesuai dengan
kewenangannya;
7. Melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna
anggaran;
8. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pengguna Anggaran.
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Pejabat pengguna anggaran dalam melaksanakan program dan
kegiatan menunjuk pejabat pada unit SKPD selaku PPTK dengan
melihat pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan,
beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan
objektif lainnya dan mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan;

8
4. Bertanggungjawab atas pencapaian target, sasaran, manfaat,
pengeluaran atas beban anggaran pada kegiatan yang
dikendalikan;
5. Meneliti dan mengkoreksi dokumen-dokumen kegiatan
(perjanjian kontraklkerjasama, berita acara pemeriksaan
pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, berita acara
pembayaran serta dokumen lainnya) yang akan
ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran;
6. Menyusun rencana jadwal kegiatan;
7. Menyusun harga perhitungan sendiri (HPS), jadwal tata cara
pelaksanaan serta lokasi pengadaan yang dikoordinasikan dan
disusun dengan panitia pengadaan barang dan jasa;
8. Menyiapkan perjanjian kontrak dengan pihak penyedia barang
dan jasa;
9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang
dan jasa kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
10. Memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
perjanjian kontrak kerjasama;
11. Bertanggungjawab kepada Pejabat Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
12. Menyiapkan berita acara serah terima kepada pejabat
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
disampaikan kepada Bupati, apabila terdapat kegiatan yang
didalamnya akan menjadi aset pemerintahan daerah.
4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (Sekretaris)
Dalam hal penatausahaan pada SKPD sebagai dasar penggunaan
anggaran yang tercantum dalam DPA-SKPD, kepala SKPD
menetapkan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD) yang melaksanakan fungsi lata usaha keuangan pada
SKPD, PPK-SKPD dalam melaksanakan fungsinya sebagai
perbendaharaan dan akuntansi tidak boleh merangkap sebagai
pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
Daerah, Bendahara serta PPTK.

9
PPK-SKPD mempunyai tugas :
1. Memverifikasi SPP;
2. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU,
dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang

4. Menyiapkan SPM;
5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
6. Melaksanakan akuntansi SKPD;
7. Menyiapkan Laporan Keuangan SKPD;
8. Melakukan verifikasi atas beban pengeluaran SKPD sebelum
pengesahan SPJ ditandatangani oleh pengguna Anggaran.
5. Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan
Atas usul Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), Bupati
menetapkan Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan dalam
pelaksanaan fungsi kebendaharaan dalam pelaksanaan anggaran
pada SKPD.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah
pejabat fungsional yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
tugasnya secara administratif kepada Pengguna Anggaran dan
secara fungsional kepada PPKD selaku BUD.
Bendahara Pengeluarah dan Penerimaan baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan
seria membuka rekening/g"1ro atau menyimpan uang pada suatu
bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara
penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran
pembantu.

10
A. Bendahara Pengeluaran
a. Bendahara pengeluaran mempunyai tugas yaitu
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD yang bersangkutan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran
SKPD berwenang :
• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan
SPP-UP/GU!TU dan SPP-LS;
• Menerima dan menyimpan uang persediaan;
• Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan
yang dikelolanya;
• Menolak perintah bayar dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan;
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS
yang diberikan oleh PPTK;
• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak
memenuhi syarat/tidak lengkap.
A. 1. Pembantu Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran pada SKPD dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu beberapa
orang pelaksana administrasi (maksimal 2 orang)
yang ditunjuk Kepala SKPD sebagai Pembantu
Bendahara Pengeluaran.
B. Bendahara Penerimaan
a. Bendahara penerimaan mempunyai tugas yaitu
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD yang
bersangkutan.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan SKPD berwenang :

11
• Menerima penerimaan yang bersumber dari
pendapatan asli daerah;
o Menyimpan seluruh penerimaan;
• Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak
ketiga ke rekening kas umum daerah paling lambat 1
hari kerja;
• Mendapat bukti transaksi atas pendapatan yang
diterima melalui Bank.
c. Dalam hal objek pendapatan daerah tersebar secara
geograf1s sehingga wajib pajak atau wajib retribusi
mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya,
dapat ditunjuk satu atau lebih bendahara penerimaan
pembantu untuk melaksanakan tugas dan wewenang
bendahara penerimaan.
C. Bendahara Penerimaan PPKD, bertugas :
a. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh
penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka
pelaksanaan APBD.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan PPKD berwenang mendapatkan
bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui
bank.
c. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas, dan
wewenang bendahara penerimaan dapat dirangkap oleh
bendahara umum daerah.
D. Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan
sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna
anggaran, ditunjuk bendahara penerimaan. pembantu untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara
penerimaan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
bendahara penerimaan SKPD berwenang :

12
" Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak ketiga
ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 hari kerja
beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang telah dibuat.
• Mendapat bukti transaksi alas pendapatan yang diterima
melalui Bank.
" Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam BKU
Penerimaan pembantu dan buku rekapitulasi penerimaan
harian.
• Mempertanggungjawabkan bukti penerimaan dan bukti
penyetoran seluruh uang kas yang diterimanya kepada
bendahara penerimaan paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.
E. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian-
kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran ditunjuk
bendahara pengeluaran pembantu untuk melaksanakan
sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran.
Bendahara Pengeluaran Pembantu mempunyai tugas :
1. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-
UP/GU!TU/LS;
2. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal
dari tambahan uang dan/atau pelimpahan UP dari
bendahara pengeluaran;
3. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolanya;
4. Menyimpan salinan SPD;
5. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK;
6. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang
diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak
memenuhi syarat atau tidak lengkap;
7. Menyiapkan lampiran lain yang diperlukan;
8. Membuat SPJ;
9. Membuat sural pengesahan laporan pertanggungjawaban
atas penggunaan dana SPP-UP/GU!TU.

' I'
;_,(
'I
13
''!
I,
;:.'.
F. Bendahara Pengeluaran PPKD (Bendahara Bantuan),
bertugas:
1. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh
pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.
2. Untuk melakukan tugas tersebut bendahara pengeluaran
PPKD berwenang :
• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan
SPP-LS PPKD;
• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS
PPKD;
• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD
kepada Pejabat yang terkait, apabila dokumen
tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak
lengkap.
G. Bendahara Umum Daerah (BUD)
Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas
pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.
Laporan yang dimaksud terdiri dari :
1. Laporan Posisi Kas Harian.
2. Rekonsiliasi Bank.
Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Daerah.

14
BAB II
SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ANGGARAN

2.1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD)


DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja
dan pembiayaan untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
pengguna anggaran/pengguna barang. Dokumen pelaksanaan yang terkait
dengan pendapatan berisi inform:;~si tentang ke!ompok, jenis, objek dan
rincian objek pendapatan daerah yang dipunguUdikelola/diterima oleh SKPD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan
belanja berisi informasi tentang kelompok belanja tidak langsung dan belanja
langsung yang masing-masing diuraikan menurut jenis, objek dan rincian
objek belanja.
Dokumen peiaksanaan yang berkait dengan pembiayaan berisi informasi
tentang kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk
menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk
memanfaatkan surplus APBD dimana masing-masing diuraikan menurut
jenis, objek dan rincian objek pembiayaan untuk menyusun DPA-SKPD
diperlukan informasi yang akurat dan sinkron yang terkait dengan belanja
berdasarkan urusan pemerintahan, organisasi, standar biaya, prestasi kerja
yang dicapai dari program dan kegiatan.
Urusan pemerintahan daerah memuat bidang urusan pemerintah
daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi,
dimana organisasi memuat nama organisasi atau nama SKPD selaku
pengguna anggaran/pengguna barang. Dan prestasi kerja yang hendak
dicapai terdiri atas indikator, tolak ukur kinerja dan target kinerja.
Program memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD
dalam tahun anggaran berkenaan sesuai yang telah disepakati dalam KUA
dan PPA. Sedangkan kegiatan memuat nama kegiatan yang akan
dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan sesuai yang telah
disepakati dalam KUA dan PPA.
lndikator-indikator dalam DPA-SKPD terdiri atas masukan, keluaran
dan hasil. Tolak ukur kinerja yang merupakan ukuran prestasi kerja yang
akan dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan faktor

15
kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dari program dan
kegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
lnformasi yang berkaitan dengan belanja langsung berisi belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal tercantum dalam
DPA-SKPD pada masing-masing SKPD, sedangkan belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan dan belanja tirl::~k tP.rdlJQ::l d::l.!am DPA.-SKPO hanya ada
pada SKPKD.
2.1.1 Fungsi DPA SKPD
DPA SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna
Anggaran.
DPA-SKPD terdiri dari :
1. DPA-SKPD 1
Digunakan . untuk menyusun rencana pendapatan atau
penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan.
2. DPA-SKPD 2.1
Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak
langsung SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan
3. DPA-SKPD 2.2.1
Digunakan untuk merencakanan belanja langsung dari setiap
kegiatan yang diprogramkan.
4. DPA-SKPD 2.2
Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan
kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPA-SKPD
2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut program dan
· perkegiatan SKPD).
5. DPA-SKPD 3.1
Digunakan untuk merencanakan penerimaan pembiayaan
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
6. DPA-SKPD 3.2
Digunakan untuk merencanakC:m pengeluaran pembiayaan
dalam tahun anggaran yang direncanakan.

16
7. Ringkasan DPA-SKPD
Merupakan kompilasi dari seluruh DPA-SKPD.

2.1.2 Penyusunan DPA-SKPD


Rancangan DPA-SKPD berisi sasaran yang hendak dicapai,
program dan kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta
pendapatan yang d~perkirakan.
PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui surat
pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPA-SKPD, terhitung
paling lambat 3 hari setelah APBD ditetapkan. Kepala SKPD
menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6
(enam) hari kerja.
PPKD mengotorisasi Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan
Anggaran Kas SKPD kemudian diserahkan kepada TAPD. TAPD
kemudian melakukan verifikasi atas rancangan DPA-SKPD dan
Rancangan Anggaran Kas tersebut bersama-sama dengan Kepala
SKPD, paling lambat 15 hari kerja sejak ditetapkannya per-KDH
tentang penjabaran APBD.
Berdasarkan hasil verifikasi PPKD mengesahkan Rancangan
DPA-SKPD dengan persetujuan Sekda dan pengesahan Rancangan
Anggaran Kas SKPD dengan persetujuan PPKD. DPA-SKPD yang
telah disahkan disampaikan kepada Kepala SKPD, lnspektorat, dan
BPK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan.

Pihak yang terkait dalam penyusunan DPA-SKPD yaitu :


1. PPKD
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :
• Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan
DPA-SKPD berdasarkan Perda APBD dan Peraturan KDH
Penjabaran APBD;
• Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD;
o Memonitorisasi Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan
Anggaran Kas;

17
o Mengesahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui
oleh SEKDA menjadi DPA-SKPD;
• Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD,
lnspektorat, dan BPK Rl.
2. SKPD
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
o Menyusun Rancangan DPA-SKPD;
• ivienyerahkan· Rancangan DPA-SKPD pada PPKD daiam
batas waktu yang telah ditetapkan.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:
" Melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPD bersama
Kepala SKPD;
• Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah lolos
verifikasi kepada SEKDA.
4. SEKDA
Dalam kegiatan ini, SEKDA memiliki tugas untuk menyetujui
Rancangan DPA-SKPD.

2.2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)


2.2.1 Fungsi DPPA-SKPD
DPPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan perubahan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai
Pengguna Anggaran, rancangan DPPA-SKPD adalah rancangan
yang berisi sasaran yang hendak dicapai, program dan kegiatan,
latar belakang perubahan peneriman pendapatan, belanja atau
pembiayaan, rincian anggaran sebelum dan setelah perubahan,
rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang
diperkirakan.
PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui
sura! pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPPA-SKPD,
terhitung paling lambat 3 hari setelah Perda tentang perubahan
APBD disahkan. SKPD menyusun rancangan DPPA-SKPD
berdasarkan atas Sura! Pemberitahuan Perda Perubahan APBD
tersebut dan Per-KDH penjabaran Perubahan APBD dalam jangka

18
waktu 3 hari. Kepala SKPD kemudian menyerahkan rancangan
DPPA-SKPD yang telah dibuat kepada TAPD.
TAPD kemudian membahas rancangan DPPA-SKPD dan kemudian
menyerahkan kepada Sekda untuk disetujui. Rancangan DPPA-
SKPD yang telah disetujui, diserahkan ke PPKD untuk disahkan
menjadi DPPA-SKPD.
2.2.2 Format DPPA-SKPD
DPPA-SKPD terdiri dari :
1. DPPA-SKPD 1
Digunakan untuk menyusun rencana perubahan pendapatan
atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
2. DPPA-SKPD 2.1
Digunakan untuk menyusun rencana perubahan kebutuhan
belanja tidak langsung SKPD dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
3. DPPA-SKPD 2.2.1
Digunakan untuk merencanakan perubahan belanja langsung
dari setiap kegiatan yang diprogramkan.
4. DPPA-SKPD 2.2
Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh perubahan program
dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPPA-
SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut
program dan perkegiatan SKPD).
5. DPPA-SKPD 3.1
Digunakan untuk merencanakan perubahan penerimaan
pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
6. DPPA-SKPD 3.2
Digunakan untuk merencanakan perubahan pengeluaran
pembiayaan dalam tahun anggaran direncanakan.
7. Ringkasa DPPA-SKPD
Merupakan kompilasi dari seluruh DPPA-SKPD

I
!
I

L 19
2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD
1. PPKD
PPKD memiliki tugas sebagai berikut :
a. Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan
DPPA-SKPD berdasarkan Perda Perubahan APBD dan Per-
KDH Penjabaran Perubahan APBD.
b. Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.

oleh SEKDA menjadi DPPA-SKPD.


d. Memberikan tembusan DPPA-SKPD kepada SKPD.
2. SKPD
SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyusun Rancangan DPPA-SKPD
b. Menyerahkan Rancangan DPPA-SKPD pada PPKD dalam
batas waktu yang telah ditetapkan.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
TAPD memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan otorisasi Rancangan DPPA-SKPD.
b. Menyerahkan Rancangan DPPA-SKPD yang telah
diotorisasi kepada Sekda.
c. Mengesahkan rancangan DPPA-SKPD menjadi DPPA-
SKPD.
4. SEKDA
Sekda memiliki tugas sebagai berikut menyetujui Rancangan
DPPA-SKPD.

2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)-SKPD


2.3.1 Fungsi DPAL-SKPD
DPAL-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan yang belum diselesaikan pada tahun berjalan,
dan sudah melewati batas akhir penyusunan RKA-SKPD untuk tahun
anggaran selanjutnya. DPAL-SKPD hanya untuk pembebanan
kegiatan belanja langsung yang telah diestimasikan tidak selesai
pada waktunya.

20
Pekerjaan yang dapat dilanjutkan oleh OPAL harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang telah ada ikatan perjanjian kontrak pada tahun
anggaran berkenaan; dan
b. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakibatkan bukan karena
kelalaian pengguna anggaran/barang atau rekanan, namun
karena akibat dari force major.
DP,\L d:sahkaii o:eh PPKD setelah Uilakukan proses verifikasi
terhadap kebenaran OPAL yang diajukan baik dari segi material
maupun formal, proses verifikasi yang dimaksud meliputi sisa OPA
SKPO yang belum diterbitkan SPO dan/atau belum diterbitkan SP20
atas kegiatan bersangkutan, sisa SPO yang belum diterbitkan SP20,
SP20 yang belum diuangkan.
Rancangan OPAL-SKPO adalah rancangan yang berisi, saldo OPA
tahun awal penganggaran, Keterangan penyebab tidak dapat
diselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, Jumlah
belanja yang telah dilakukan tahun pertama, Jumlah anggaran yang
dilanjutkan ditahun kedua.
Kepala SKPO memberikan rancangan OPAL-SKPO dan laporan
akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik · maupun
keuangan paling lambat pertengahan bulan desember tahun
berjalan.

2.3.2 Pihak Yang Terkait Dalam Penyusunan DPAL-SKPD


1. SKPD
Oalam kegiatan ini, SKPO memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyusun laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik
dan non fisik maupun keuangan;
b. Menyusun Rancangan OPAL-SKPO;
c. Menyerahkan Rancangan OPAL-SKPO dan laporan akhir
realisasi pada PPKO dalam batas waktu yang telah
ditetapkan.
2. PPKD
Oalam kegiatan ini, PPKO memiliki tugas sebagai berikut :

21
a. Melakukan verifikasi Rancangan DPAL-SKPD yang telah
disetujui Pengguna Anggaran SKPD;
b. Mengesahkan Rancangan DPAL-SKPD yang telah disetujui
oleh SEKDA menjadi DPAL-SKPD;
c. Memberikan tembusan DPAL-SKPD kepada SKPD, Satuan
Kerja Pengawasan Daerah dan BPK.

OA,...A•I •• •- - - -
'-""'-"1"\l~ 1-\L.It( UI"'A

Sural Pemberitahuan
J

,.
Penyusunan Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian
Rincian DPA DPA Belanja Tidak DPA Belanja Penerimaan Pengeluaran
Pendapatan SKPD Langsung SKPD Langsung Program & Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah
Perkegiatan SKPD

..
l DPA·SKPD 1
J l DPA-SKPD 2.1
J [ DPA-SKPD 2.2.1
I DPA-SKPD 3.1
J l DPA-SKPD 3.2
J

Penyusunan Rekapitulasi
Belanja Langsung menurut
Program & Kegiatan SKPD

l J
\..
l DPA-SKPD 2.2

•'\
\..
{ +
Penyusunan Rancangan DPA-
SKPD

Rancangan
DPA-SKPD
J

22
2.4 ANGGARAN KAS
2.4.1 Fungsi Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah dilakukan
guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai
pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana
yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan.
Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna
mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
Dalam proses penatausahaan, anggaran kas mempunyai
peran penting sebagai alat kontrol dan pengendalian. Dokumen ini
dibuat (direkapitulasi) oleh TAPD untuk ditetapkan oleh PPKD selaku
BUD yang dalam tahap berikutnya menjadi dasar pembuatan SPD.
2.4.2 Pihak '!"ang Terkait Dalam Penyusunan Anggaran Kas
1. PPKD selaku BUD
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas melakukan pengesahan
Rancangan Anggaran Kas menjadi Anggaran Kas sebagai dasar
penyusunan SPP di SKPD.
2. SKPD
Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas menyusun Rancangan
Anggaran Kas SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD yang
telah dibuat, dengan memperhatikan jadwal kegiatan dan
kebutuhan riil.
3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan verifikasi Rancangan Anggaran Kas SKPD
bersama kepala SKPD.
b. Melakukan rekapitula·si Rancangan Anggaran Kas dari SKPD.

23
SISTEM PROSEDUR PEMBUATAN ANGGARAN KAS

PPKD

Menerbitkan Surat Pemberitahuan


kepada SKPD untuk penyusunan
Rancangan DPA dan Rancangan
Angycm:m. Kas

Surat Pemberitahuan

6 hari ke~a setelah surat


Rancangan DPA SKPD pemberitahuan
diserahkan kepada
PPKD untuk di otorisasi

Rancangan Anggaran Kas


SKPD

Meneliti rancangan DPA


dan Rancangan
Anggaran Kas

PPKD Kas SKPD


MENYETUJUI

+-l_R_a_n_c_a-ng-a-rn-A_n_g_g_"_'"-"~14-----"------l~>ll_R_a_n_c_an-g-a-n-rD-P-A-S~K-P-D-~-------t>-
B SEKDA

Me nyu sun Anggaran Kas


Pemda dengan merekapitulasi DPA SKPD
Anggaran Kas SKPD

Anggaran Kas
Pemerintah Daerah

24
2.5 Surat Penyediaan Dana (SPD)
2.5.1 Fungsi SPD
SPD adalah Surat Penyediaan Dana, yang dibuat oleh BUD
dalam rangka menajemen kas daerah.
Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur
jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus
mampu memperkirakan kemampuan keuangan Pemda dalam
memenuhi dana SKPD. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi
jumlah dana yang dapat disediakan dalam satu kali pengajuan SPD,
serta periode pengajuan SPD.
SPD digunakan untuk menyediakan dana tiap-tiap SKPD
dalam periode waktu tertentu. lnformasi dalam SPD menunjukkan
secara jelas alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk
setiap kegiatan secara tersendiri. Untuk mengakomodasi belanja
atas kegiatan yang bersifat tetap dan harus dilaksanakan sebelum
DPA-SKPD disahkan, PPKD selaku BUD membuat SPD-nya tanpa
menunggu DPA.
2.5.2 Pihak Yang Terkait Dalam Pembuatan SPD
1. Kuasa BUD
Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Menganalisa DPA SKPD yang ada di database;
b. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per
SKPD;
c. Menyimpan draft SPD;
d. Mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran.
2. PPKD
Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Meneliti draft SPD yang diajukan Kuasa BUD:
b. Melakukan otorisasi SPD
3. Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, PA mempunyai tugas sebagai be;ikut :
a. Mengajukan surat permohonan SPD kepada PPKD;
b. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh Kuasa BUD;
c. Mengarsipkan SPD yang diterima.

25
BAS Ill
PENATAUSAHAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Penatausahaan Penerimaan


Penerimaan Pendapatan Asli Daerah antara lain diperoleh dari transaksi :
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah antara lain me!iputi
penjualan aset daerah yang dipisahkan, penerimaan bunga deposito,
penerimaan jasa giro, denda keterlambatan pelaksanaan kegiatan.
Jaringan prosedur yang membentuk sub sistem ini terdiri darf prosedur
penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan. Prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan merupakan uraian pelaksanaan kegiatan
yang terdiri : fungsi/pihak yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan
yang digunakan, dan deskripsi prosedur.
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat dilaksanakan dengan 3 (tiga)
mekanisme/prosedur, yaitu :
1. Pembayaran langsung melalui Bendahara Penerimaan.
2. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui
Bendahara Penerimaan Pembantu, kemudian Bendahara Penerimaan
Pembantu melaporkan kepada Bendahara Penerimaan.
3. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui Bank
Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan,
dan/atau Kantor Pas.

3.1.1 Prosedur Penerimaan, Penyetoran Kas, dan Pencatatan


Pendapatan Asli Daerah

3.1.1.1 Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan


Semua penerimaan daerah dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintah daerah dikelola dalam
APBD. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut
dan/atau menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan
pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

26
Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD berupa
uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja.
Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan
· penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran
yang rn~njad! t2nggur:gja'.·.'~bnya, secaia adrninistratifl
Bendahara Penerimaan bertanggungjawab pada Kepala
SKPD atas pengelolaan uang yang menjadi tugasnya, namun
secara fungsional bertanggungjawab pada PPKD.
a) Fungsi yang terkait
Dalam prosedur penerimaan pendapatan daerah melalui
Bendahara Penerimaan, fungsilpihak yang terkait adalah :
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD);
b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bendahara Penerimaan
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/retribusi sesuai
dengan yang tertera pada SKPD/SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan
SKP/SKR dari wajib pajak atau retribusi atau pihak
ketiga yang berada dalam pengurusannya.
b. Bendahara penerimaan mempunyai kewajiban
untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian antara
jumlah uang dengan jumlah yang telah ditetapkan.

27
c. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti
lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib
Pajak/Retribusi.
d. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke
Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang
telah dibuat.
e. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan satu bulan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada
PPKD.
3. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak
cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara
Penerimaan.
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
4. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD.
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.
5. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD
berfungsi/berwenang untuk :

28
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas.
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
6. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan· berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas.
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini
digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi
dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor
kepada Bendahara Penerimaan.
2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini
digunakan sebagai Ianda terima alas uang yang
· disetor oleh wajib pajaklretribusi kepada Bendahara
Penerimaan.
3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan
untuk menyetorkan penerimaan daerah dari
Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank.
4. N'ota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.

29
c) Catatan yang digunakan
Catalan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan
catatan untuk merekapitulasi penerimaan (dan
penge!uerar1) kc:s haiian yang diiakukan oleh
Bendahara Penerimaan;
2. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian, merupakan
catatan yang digunal<an oleh Bendahara Penerimaan
untuk merekapitulasi penerimaan dan Penyetoran kas
yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan
lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban;
3. Buku Pembantu Rincian Obyek, merupakan catatan
yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk
mencatat penerimaan kas secara detail sesuai dengan
obyeknya;
4. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan buku
yang digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk
mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban;
5. Buku Besar, merupakan buku untuk. meringkas
transaksi penerimaan kas ke da/am rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang te/ah dicatat da/am Jurnal Penerimaan Kas.
Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;
6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan

30
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Kerja ke rekening Kas Daerah, yang diringkas
dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau
bukti pendukung lainnya yang sah.
Pencatatan dalam buku pembantu diuraikan
berdasarkan rincian obyek pendapatan (digit);
7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.2 Pendapatan Daerah Melalui Bendahara


Penerimaan Pembantu
Dalam satu SKPD hanya akan terdapat satu
bendahara penerimaan Pembantu, tetapi dimungkinkan
terdapat lebih dari satu bendahara penerimaan pembantu.
Hal tersebut disebabkan obyek pendapatan daerah tersebar
atas pertimbangan kondisi geografis wajib pajak dan/atau
wajib retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya
langsung pada badan, lembaga keuangan atau kantor pas
yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
bendahara penerimaan, sehingga ditunjuk bendahara
penerimaan pembantu.
Bendahara penerimaan pembantu wajib menyetor
seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang tersebut
diterima. Bendahara Penerimaan Pembantu melakukan
pembukuan bendaharawan tersendiri dan secara periodik
melakukan pertanggungjawaban disertai bukti penerimaan
dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya
kepada bendaharawan penerimaan. Tala cara pelaksanaan
penerimaan daerah yang dikelola oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu diatur dalam Permendagri 13 Tahun
2006 pasal 190.

31
a) Pihak yang terkait
Dalam prosedur penerimaan Pendapatan Daerah melalui
Bendahara Penerimaan Pembantu, fungsi/pihak yang
terkait adalah :
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetap:=m Pajak Daerah
(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD);
b. Menalidatangani SPJ Yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bendahara Penerimaan Pembantu
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
Pembantu berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi sesuai
dengan yang tertera pada SKPD/SKRD;
b. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti
lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib
Pajak/Retribusi;
c. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke
Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang
telah dibuat;
d. Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam
Buku Penerimaan dan Penyetoran Pembantu dan
Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu;
e. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan atu bulan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya kepada
Bendahara Penerimaan.
3. Bendahara Penerimaan
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
berfungsi/berwenang untuk :

32
a. Meneliti, mencocokkan dan menandatangani SPJ
yang diajukan oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu;
b. Merekapitulasi Buku Penerimaan dan Penyetoran
Pembantu, Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
Pembantu, dan SPJ Pembantu ke dalam Buku
Penerimaan dan Penyetoran, Buku Pembantu
Rincian Obyek Penerimaan, dan Buk.u
Rekapitulasi Penerimaan Harian;
c. Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban untuk penerimaan satlfDulan
paling lam bat tanggal 10 bulan berikutnya kepada
PPK-SKPD.
4 .. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD·
berfungsilberwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan Pembantu. Apabila
dinyatakan tidak cocok maka dikembalikan lagi
kepada Bendahara Penerimaan Pembantu;
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
5. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD;
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.

33
6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
.
b. Memoostina.., rE'lkenino..,,nP.nrl~n~t~n kP. rl::al::am
-,-----·--·- Rttl<tt
----·-···-----
Besar dan Buku Besar Pembantu.
7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterirna dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara
Penerimaan adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini
digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajak/retribusi
dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor
kepada Bendahara Penerimaan;
2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini
digunakan sebagai Ianda terima atas uang yang
disetor oleh wajib pajak/retribusi kepada Bendahara
Penerimaan.

34
3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan
untuk menyetorkan penerimaan daerah dari
Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank;
4. Nota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.

c) Catatan-catatan yang digunakan


Catatan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah :
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran Pembantu,
merupakan catatan untuk merekapitulasi penerimaan
(dan pengeluaran) kas. harian yang dilakukan oleh
Bendahara Penerimaan Pembantu;
2. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu,
merupakan catatan yang digunakan oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu yang merekapitulasi
penerimaan dan penyetoran kas yang telah dilakukan.
Buku ini nantinya dijadikan lampiran dalam Laporan
Pertanggungjawaban;
3. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan
catatan untuk merekapitulasi penerimaan (dan
pengeluaran) kas harian yang dilakukan oleh
Bendahara Penerimaan;
4. Buku Pembantu Rincian Obyek, merupakan catatan
yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk
mencatat pene·rimaan kas secara detail sesuai dengan
obyeknya;
5. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan buku
yang digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) · untuk
mencatat dan menggolongkan transaksi atau .kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penerim3an kas dan

35
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban;
6. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas
transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas.
Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;
7. Buku Besar Pe:nbaiitu, rnerupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Ke~a ke rekening Kas Daerah, yang diringkas
dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau
bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan dalam
buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian obyek
pendapatan (digit);
8. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.3 Prosedur Penerimaan Melalui Bank


Penerimaan daerah dapat disetor ke rekening kas
daerah dengan cara disetor langsung ke bank. Kepala
Daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan
dan/atau kantor pos yang bertugas melaksanakan tugas dan
fungsi bendahara penerimaan. Bank yang ditunj~k tersebut
merupakan bank yang sehat yang ditunjuk secara resmi
dengan Keputusan Kepala Daerah, Badan, Lembaga
Keuangan dan/atau kantor pos menyetor seluruh uang yang
diterimanya ke rekening kas umum daerah paling lama 1 hari
kerja terhitung sejak uang tersebut diterima. Bank, badan,
lembaga keuangan atau kantor pos mempertanggung-

36
jawabkan seluruh uang kas yang diterimanya ~epada kepala
daerah melalui PPKD.
a) Fungsi yang terkait
Dalam prosedur Penerimaan Pendapatan Daerah melalui
bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos, fungsi/pihak yang terkait
adalah:
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD)/Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD).
b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK-
SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan
kepada PPKD.
2. Bank yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga
Keuangan dan /atau Kantor Pos
Dalam prosedur kegiatan ini, Bank yang ditunjuk,
Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan dan /atau
Kantor Pos untuk :
a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang
disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi ~esuai

dengan yang tertera pada SKPD/SKRD;


b. Menerbitkan Slip Setoran/Bukti Lain yang sah dan
Nota Kredit;
c. Menyerahkan Slip Setoran/Bukti Lain yang sah
kepada wajib pajak/Retribusi dan Nota Kredit
kepada BUD;
d. Menyerahkan SKPD/SKRD yang berasal dari wajib
pajak/retribusi kepada Bendahara Penerimaan.
3. Bendahara Penerimaan
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan
berfungsi/berwenang untuk :

37
a. Mencocokkan SKPD/SKRD yang berasal dari
Kepala SKPD/Pengguna anggaran dengan
SKPD/SKRD dari bank;
b. Mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran, Buku Rekapitulasi dan Buku
Pembantu;
c. Membuat SPJ untuk penerimaan 1 bulan, paling
lam bat tanggal 10 bulan berikutnya.
4. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini. PPK-SKPD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan
Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari
Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak
cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara
Penerimaan;
b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban
yang telah dinyatakan cocok.
5. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD
berfungsi/berwenang untuk :
a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari
kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.
Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada
Kepala SKPD;
b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan kepada PPK-SKPD.
6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD).
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi-
SKPKD berfungsi/berwenang untuk :
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;

38
b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD
berfungsi/berwenang untuk:
a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang
diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal
Penerimaan Kas;
b. Memposting rekening pandapatan ke dalam Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu.
b) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank
pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos adalah :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat
Ketetapan Retribusi (SKRD). Dokumen ini digunakan
sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi dalam
menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor kepada
bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan,
lembaga keuangan dan/atau kantor pos.
2. Slip Setor/Bukti Lain yang sah. Dokumen ini
diterbitkan oleh bank, lembaga keuangan, badan atau
kantor pos sebagai bukti bahwa wajib pajaklretribusi
telah menyetor sejumlah uang ke bank, lembaga,
badan atau kantor pos.
3. Nota Kredit bank. Bank menggunakan dokumen ini
untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.
c) Catatan yang digunakan
Ca~atan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,
penyetorc:n kas dan pencatatan pada Sub Sistem

39
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank
pemeriritah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan dan/atau kantor pos adalah :
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan
catatan untuk rekapitulasi penerimaan dan penyetoran
kas harian yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan.
2. Buku Rekapitulasi Penerimaan harian. Merupakan
catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan
untuk merekapitulasi penerimaan dan penyetoran kas
yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan
lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban.
3. Buku Pembantu Per Rincian Obyek, merupakan
catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan
untuk mencatat penerimaan kas secara detail sesuai
dengan obyeknya.
4. Buku Jurnal Penerimaan kas, merupakan buku yang
digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk
mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan
penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan
Laporan Pertanggungjawaban.
5. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas
transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang
terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas,
selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari
Bendahara Penerimaan ke rekening Kas daerah.
6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan
akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci
dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari
Satuan Kerja ke rekening Kas Oasrah, yang diringkas

40
ke dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran
atau bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan
dalam buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian
obyek pendapatan (digit)
7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
merupakan buku PPKD yang digunakan untuk
mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas
daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.4 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan


a. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai.
Proses pencatatan dimulai dari saat bendahara
penerimaan menerima pembayaran tunai dari wajib pajak
atau wajib retribusi.
Apabila pembayaran menggunakan cek!giro maka
pencatatan dilakukan ketika c~k tersebut diuangkan
bukan pada saat cek tersebut diterima.
Pencatatan dilakukan pada buku penerimaan dan
penyetoran bendahara penerimaan pada saat penerimaan
dan penyetoran.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan
tunai sebagai berikut :
1. Berdasarkan bukti penerimaan/bukti lain yang sah,
bendahara penerimaan mengisi buku penerimaan dan
penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal
dan kolom nomor bukti, setelah itu bendahara mengisi
kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai;
2. Bendahara penerimaan mengidentifikasikan jenis dan
kode rekening pendapatan dan bendahara
penerimaan mengisi kolom kode rekening;
3. Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada
kolom jumlah.

41
Bagan Alir Proses Penerimaan Tunai

Berdasarkan Dokumen Bukti


Pembayaran/Bukti Lain Yang
Sah tersebut, Bendahara
Penerimaan melakukan
Pengisian Buku Penerimaan
dan Penyetoran Bendahara
Penerirnaan pada Bagian
penerimaan. Kolom yang disi
ialah no. bukti, tanggal
transaksi, cara pembayaran.
kode rekening, uraian dan
jumlah

42

LW wesn•c• ~ .
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran
adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan


penyetoran pendapatan yang diterima ke rekening kas
umum daerah;
2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas
umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran
bendahara penerimaan pada bagian penyetoran kolom
tanggal, Nomor STS dan jumlah penyetor.
Selain pembukuan pada buku penerimaan dan penyetoran
bendahara penerimaan, bendahara penerimaan mengisi
register STS.

43
ir Proses Pencatatan dan Penyetoran Penerimaan Secara Tunai

44
b. Pembukuan atas pendapa~an Melalui Rekening Bank
Bendahara Penerimaan
Wajib pajaklwajib retribusi dapat melakukan
pembayaran melalui rekening bendahara penerimaan.
Dalam kondisi tersebut, pencatatan dilakukan saat
bendahara penerimaan menerima informasi dari bank
mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening
bendahara penerimaan hingga penyetorannya.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan
Peyetoran Bendahara Penerimaan pada saat penerimaan
dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang
diterima di rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan menerima pemberitahuan dari
bank (pemberitahuan tergantung dari mekanisme
yang digunakan) mengenai adanya penerimaan di
rekening bendahara penerimaan.
2. Berdasarkan info tersebut dan info pembayaran dari
wajib pajaklretribusi (bila berupa slip setoran atau
bukti lain yang sah), bendahara penerimaan
melakukan verifikasi dari rekonsiliasi atas penerimaan
terse but
3. Setelah melakukan verifikasi dan mengetahui asal
penerimaan, bendahara penerimaan mencatat
penerimaan di Buku Penerimaan dan Penyetoran
pada bagian penerimaan kolom no. Bukti, kolom
tanggal dan kolom cara pembayaran. Pada kolom
cara pembayaran diisi dengan pembayaran melalui
rekening bendahara penerimaan.
4. Kemudian bendahara penerimaan mengisi kolom kode
rekening sesuai dengan jenis pendapatan yang
diterima. Setelah itu bendahara mengisi kolom jumlah
sesuai dengan jumlah penerimaan yang didapat

45
bukuan penerimaan Melalui Rekening Bank Bendahara Penerimaan

46
Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke
rekening kas umum daerah atas penerimaan pendapatan.
melalui rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan
penyetoran pendapatan yang diterimanya dengan cara
transfer melaui rekening bank bendahara penerimaan
ke rekening kas umum daerah;
2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas
umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran
bendahara penerimaan pada bagian penyetoran pada
kolom Tanggal, Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.

c. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Bank


Bendahara Penerimaan Pembantu.
Bendahara penerimaan membantu SKPD
menerima pembayaran sejurnlah uang yang tertera pada
Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat
Ketetapan Retribusi (SKR) daerah dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak
dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada
dalam pengurusannya. Bendahara penerimaan pembantu
SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan
pemeriksaan kesesuaian antara jumlah uang dengan
jumlah yang telah ditetapkan.
Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian
membuat Surat. Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang
sah untuk diberikan kepada·wajib pajak!wajib retribusi.
Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara
penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening
kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja
berikutnya dengan menggunakan formulir Sural Tanda
Setor (STS).
Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP)
daerah, Surat Ketetapan retribusi (SKR) dan Surat Tanda

47
Setor (STS) dibuat sesuai de:-~gan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP)
daerah, Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Tanda
Setor (STS) di buat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

d. Pembukuan Pendapatan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan
pembantu menggunakan Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Pembantu.
Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendaraha
penerimaan pembantu menggunakan dokumen-dokumen
tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain :
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
3. Surat Tanda Setor
Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat
bendahara penerimaan pembantu menerima pembayaran
tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi.. Apabila
pembayaran menggunakan ceklgiro, maka pencatatan
dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat
cek tersebut diterima. Sedangkan pencatatan transasksi
penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan
pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke
rekening kas umum daerah .
Pencatatan dila.kukan. pade1 Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan pada saat
penerimaan dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain yang sah,
bendahara penerimaan pembantu mengisi Buku
Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan
kolom Tanggal dan kolom Nomor Bukti. Setelah itu

48
bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom cara
pembayaran dengan pembayaran tunai.
2. Kemudian bendahara penerimaan pembantu
mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan.
Lalu bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom
kode rekening.
3. Bendahara penerimaan pembantu mencatat nilai
transaksi pada kolom jumlah.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran
adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan pembantu membuat STS dan
melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya
ke rekening kas umum daerah.
2. Bendahara penerimaan pembantu mencatat
penyetoran ke kas umum daerah pada buku
penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan
pembantu pada bagian penyetoran kolom Tanggal,
Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.

e. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekeni~g Kas


Umum Daerah
Wajib pajak!wajib retribusi dapat melakukan pembayaran
secara langsung melalui rekening kas umum daerah.
Pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan
menerima informasi BUD mengenai adanya penerimaan
pendapatan pada rekening kas umum daerah.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang
diterima langsung di rekening bank Kas Umum Daerah
adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan menerima slip setoran/ bukti
lain yang sah dari wajib pajak/retribusi atas
pembayaran yang mereka lakukan ke kas umum
daerah.

49
2. Berdasarkan slip setoran/bukti lainnya, bendahara
penerimaan mencatat penerimaan pad a Bukti
Penerimaan dan Penyetoran pad a bag ian
penerimaan.
3. Lalu berdasarkan slip setoran/bukti lainnya,
bendahara penerimaan juga mencatat penyetoran
pada buku penerimaan dan penyetoran pada bagian
penyetoran.

so
Bagan Alir Penyetoran Penerimaan di Rekening Bendahara Penerimaan Ke
Kas Daerah

umum d~e·rah
.. ·
~ ...

51
Bagan Alir Penerimaan di rekening Kas Daerah

~~~-"'"
setoranlbukti la1n yang
sah bendahara
penerimaan mencatat
penerimaan di
rekening kasda pada
buku penerimaan dan
penyetoran pada
bagian penerimaan

52
3.2 Penatausahaan Pengeluaran
Sistem pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat
seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas
merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor,
membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang
yang berada dalam pengelolaan SKPKD dan/atau SKPD.
Sistem dan Prosedur Pengeluaran kas terdiri atas 4 sistem yaitu :
1. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS)
2. Sistem Pengeluaran Kas"Pembebanan Uang Persediaan (UP)
3. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU)
4. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Tam bah an Uang Persediaan (TU)

3.2.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)


SPD adalah Surat Penyediaan Dana yang dibuat oleh BUD/kuasa
BUD dalam rangka manajemen kas daerah berdasarkan pengajuan dari
SKPD. SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap kegiatan
periode waktu tertentu. lnformasi dalam SPD menunjukkan secara jelas
alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk setiap kegiatan
secara tersendiri.
Untuk mengakomodasi belanja atas kegiatan yang sifatnya wajib dan
mengikat dan harus dilaksanakan sebelum DPA-SKPD disahkan,
dengan menerbitkan Peraturan Bupati dan BUD/kuasa BUD membuat
SPD-nya tanpa menunggu DPA disahkan.
SPD yang diterbitkan terdiri atas 3 lembar, terdiri atas :
1. Lembar 1 diterima oleh Bendahara Pengeluaran;
2. Lembar 2 diterima oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;
3. Lembar 3 sebagai arsip BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD mencatat SPD yang diterbitkan ke dalam register SPD.
Pihak yang terkait dalam penerbitan SPD adalah Bendahara Umum
Daerah (BUD!KuasaBUD). Dokumen yang dugunakan meliputi :
1. Sural Penyediaan Dana (SPD)
2. Register SPD

53
MEKANISME PENERBITAN SURAT PENYEDIAAN DANA (SPD)

Anggaran Kas

DPA-SKPD

Permohonan
Penerbitan SPD

Menyiapkan SPD

1
Penerbilan SPD

Pengguna
Anggaran

54
3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP)
Prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas-pembebanan uang
persediaan (UP), meliputi :
1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
3. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)
4. Permintaan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
5. Penggunaan Dana
6. Prosedur Pencatatan Akuritansi
a) Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (SPP-UP)
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan
(UP) setiap awal tahun anggaran .setelah dikeluarkannya SK
Kepala Daerah tentang besaran UP yang akan diterima tiap-
. ·- .
tiap SKPD tanpa pembebanan pada kode rekening tertentu.
SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan (UP)
tiap-tiap SKPD. Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan SPP-GU.
Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-UP adalah
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-


UP adalah:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan (SPP-UP)
Catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-
UP adalah: Register SPP-UP, merupakan daftar SPP-UP
yang telah diotorisasi oleh Bendahara Pengeluaran.
Register SPP-UP diselenggarakan oleh Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu Pencatat Dokumen.
Prosedur Pengajuan SPP-UP secara rinci adalah:
1. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan
SPD, Bendahara Pengeluaran membuat SPP-UP.

55
2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-
UP dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan
diserahkan kepada PPK-SKPD
3. Kelengkapan dokumen SPP-UP terdiri atas :
a. Surat Pengantar SPP-UP;
b. Ringkasan SPP-UP;
c. Rincian SPP-UP;
d. Salinan SPD;
e. Draf surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang
yang dimiliki ticiak dipergunakan untuk keperluan lain
selain uang persediaan/ganti uang
persediaan/tambahan uang persediaan;
f. Lampiran lain yang diperlukan
g. SPP-UP yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar
pertama dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran
yang akan diteruskan ke PPK-SKPD, setelah
ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.
Lembar ketiga diarsipkan oleh Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu).
h. Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-UP yang
diajukan ke dalam register SPP-UP.
b) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Uang
Persediaan (SPM-UP)
SPM-UP dapat diterbitkan jika :
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran
yang tersedia.
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai
peraturan perundangan.
Pihak yarig terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-UP
adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPK-SKPD). PPK-SKPD bertugas
meneliti kelengkapan SPP-UP dan menyiapkan SPM-UP.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan
SPM-UP adalah :

56
1. Surat Permintaan Pembayaran-UP (SPP-UP).
Dokumen yang dikeluarkan oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD ini digunakan sebagai dasar oleh
PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-UP.
2. Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP). Dokumen
yang dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai
dasar penerbitan Sural Perintah Pencairan Dana
(SP2D) oleh PPKD.
Catalan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan
SPM-UP adalah:
a. Register SPP-UP
b. Register Penerbitan SPM-UP
c. Register Penolakan SPP-UP
Prosedur Penerbitan SPM-UP secara rinci meliputi:
1. PPK-SKPD alas nama PNKPA menerima SPP-UP
yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.
2. PPK-SKPD mencatat SPP-UP yang diterima ke
dalam register SPP-UP.
3. PPK-SKPD alas nama kepala SKPD/pengguna
anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP diriyatakan
lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-UP
untuk ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna
anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan
tidak lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak
untuk menerbitkan SPM-UP dan selanjutnya
mengembalikan SPP-UP kepada bendahara
pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SPM-UP paling lambat dua hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-UP yang
dinyatakan lengkap dan sah.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-
SKPD mengembalikan SPP-UP paling lambat satu

57
hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan
SPP-UP yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP ke dalam
register penerbitan SPM-UP
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-
UP ke dalam register penolakan SPP-UP.
Penerbitan SPM-UP terdiri atas 3 lembar yang terdiri
atas:
1. Lembar 1 diarsip oleh PPKD
2. Lembar 2 diarsip oleh bendahara pengeluaran
SKPD.
3. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.

c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana


Uang Persediaan (SP2D-UP)
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang
dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang
ditunjuk. SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya
dibuat untuk satu SPM saja.

SP2D-UP dapat diterbitkan jika:


1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran
yang tersedia.
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai
peraturan perundangan. Pihak yang terkait dalam
prosedur penerbitan SP2D-UP adalah PPKD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan


SP2D-UP adalah :
1. Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP)
2. Surat Perintah Pencairan Dana-UP (SP2D-UP).
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-
UP adalah:
a. Register SPM-UP
b. Register Penerbitan SP2D-UP

58
c. Register Penolakan SP2D-UP
Prosedur Penerbitan SP2D-UP secara rinci :
1. PPKD menerima SPM-UP yang diajukan oleh kepala
SKPD/pengguna anggaran.
2. PPKD mencatat SPM-UP yang diterima ke dalam
register SPM-UP.
3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP.
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan
lengkap dan sah. PPKD menyiapkan SP2D-UP untuk
diterbitkan SP2D-UP.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk
menerbitkan SP2D-UP dan selanjutnya mengembalikan
SPM-UP kepada PPK-SKPD . untuk dilengkapi dan
diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-UP paling lambat dua hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SP2D-UP yang
dinyatakan lengkap dan sah.
7. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari
kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP
yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-UP ke dalam register
penerbitan SP2D-UP.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke
. dalam regiater penolakan SPM-UP.
Penerbitan SP2D-UP terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :
1. Lembar 1 dikirim ke bank dan arsip oleh bank.
2. Lembar 2 bersama SPM-UP lembar kedua dikirim ke
Bendahara Pengeluaran.
3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD.
4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK SKPD.
5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.

59
3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU)
a) Prosedur Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Ganti-
uang (SPP-GU)
SPP Ganti Uang (SPP-GU) digunakan untuk mengganti UP yang
sudah terpakai dan diajukan ketika UP habis.
Pihak yang terkait dalam pembuatan pertanggungjawaban dan
pengajuan SPP-GU adalah Bendahara Pengeluaran Pembantu-
SKPD dan Bendahara Pengeluaran SKPD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pertangungjawaban
dan Pengajuan SPP-GU adalah :
1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);
2. Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);
Catalan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-GU
adalah: Register SPP-GU, mer~pakan daftar SPP-GU yang telah
diotorisasi oleh Bendahara Pengeluaran. Register SPP-GU
diselenggarakan oleh PPK-SKPD. Prosedur pertanggungjawaban
dan pengajuan SPP-GU secara rinci adalah :
1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural
Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU) dan kemudian
menyerahkannya kepada Bendahara Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU
dan menyerahkannya ke PPK-SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri atas :
a. Salinan SPD
b. Sural Pengantar SPP-GU;
c. Ringkasan SPP-GU;
d. Rincian SPP-GU
e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain
ganti uang persediaan;
f. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban
atas penggunaan dana SPP UP/GU periode sebelumnya:

60
g. Lampiran lain yang diperlukan.
SPP-GU yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri dari :
1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
2.. Lembar 2 diarsipkan oleh PPK-SKPD
3. Lembar 3 diarsipkan· oleh Bendahara Pengeluaran
SKPD.

b) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Ganti Uang


(SPM-GU)
Pihak yang terkait dalam Pprosedur Penerbitan SMP-GU adalah
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD).
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU
adalah:
1. Surat Permintaan Pembayaran-GU (SPP-GU). Dokumen
yang dikeluarkan · oleh Bendahara Pengeluaran SKPD ini
digunakan sebagai dasar oleh PPK-SKPD untuk menerbitkan
SPM-GU.
2. Surat Perintah membayar-GU (SPM-GU). Dokumen yang
dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai dasar
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh PPKD.
3. Surat Pertanggungjawaban (SPJ);
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU
adalah:
1. Register SPP-GU
2. Register Penerbitan SPM-GU
3. Register Penolakan SPP-GU
Prosedur Penerbitan SPM-GU secara rinci meliputi :
1. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran
menerima SPP-GU dan SPJ yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran.
2. PPKD-SPJ mencatat SPP-GU yang diterima ke dalam
register SPP-GU.

61
3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran
memveririfikasi keaslian bukti SPJ dan meneliti
kelengkapan dokumen SPP-GU.
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan lengkap
dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-GU untuk
ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk
menerbitkan SPM-GU dan selanjutnya mengembalikan
SPP-GU kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi
dan diperbaiki.
6. Penerbitan SPM-GU paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterima pengajuan SPP-GU yang dinyatakan lengkap
dan sah.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
mengembalikan SPP-GU paling lambat satu hari kerja sejak
diterimanya pengajuan SPP-GU yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-GU ke dalam register
penerbitan SPM-GU
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-GU ke
dalam register penolakan SPP-GU
Penerbitan SPM-GU terdiri alas 3 lembar yang terdiri atas :
1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
2. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
3. Lembar 3 diarsipkan oleh PPK-SKPD
c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Ganti
Uang (SP2D-GU)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SP2D adalah PPKD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbilan SP2D-GU
adalah:
1. Sural Perintah Membayar (SPM-GU).
2. Sural Perinlah Pencairan Dana-GU (SP2D-GU)
3. Folo copy Sural Pertanggungjawaban (SPJ-GU)

62
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU
adalah:
a. Register SPM-GU
b. Register Penerbitan SP2D-GU
c. Register penolakan SP2D-GU
Prosedur Penerbitan SP2D-GU secara rinci:
1. PPKD menerima SPP-GU, SPJ-GU beserta pengesahannya
yang ditandatangani pengguna/kuasa pengguna anggaran, dan
SPM-GU yang diajukan oleh PPK-SKPD.
2. PPKD mencatat SPM-GU yang diterima ke dalam register
SPM-GU
3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti
kelengkapan dokumen SPM-GU
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan lengkap dan
sah, PPKD menyiapkan SP2D-GU untuk diterbitkan SP2D-GU.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-GU
dan selanjutnya mengembalikan SPM-GU kepada PPK-SKPD
untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-GU paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP2D-GU yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-GU paling lam bat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPM-GU yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-GU ke dalam register
penerbitan SP2D-GU
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke dalam
register penolakan SPM-GU.
10. PPK-SKPD menyerahkan SPJ-UP kepada Fungsi Akuntansi
SKPKD.
11. PPKD menyerahkan SP20-GU kepada Bend ahara
Pengeluaran.
12. Penerbitan SP20-GU lerdiri alas 5 lembar yang terdiri alas:
1. Lembar 1 dikirim ke bank
2. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

63
3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD
4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD.
5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.
d) Prosedur Pencatatan Akuntansi Mekanisme Ganti Uang (GU)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Pencatatan Akuntansi
Pengeluaran Kas meliputi :
a. Fungsi Akuntansi-SKPKD. Berfungsi untuk mencatat seluruh
transaksi pengeluaran kas mekanisme pembebanan GU oleh
SKPKD
b. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD. Berfungsi untuk mencatat
seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan GU
oleh SKPD.
1. Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Bendahara Pengeluaran SKPD.
2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam Prosedur
Akuntansi Pengeluaran Kas adalah Jurnal Umum.
3. Laporan yang dihasilkan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah Laporan Realisasi Pengeluaran
Periodik.
4. Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-GU
diuraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima toto copy berkas
SPJ dari PPK SKPD.
2. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SPJ ke Jurnal
Pengeluaran Kas per tanggal pengesahan SPJ yang
telah diotorisasi dan melakukan peringkasan transaksi-
transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku
Besar.
3. Fungsi Akuntansi-SKPKD juga mencatat transaksi-
transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian
item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu
(dalam rincian objek belanja)
4. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SPJ dari
PPK SKPD. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat berkas-

64
berkas tersebut ke dalam buku Jurnal Pengeluaran Kas
pertanggaiPengesahan.
5. Fungsi Akuntansi PPK SKPD melakukan peringkasan
transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran
kas ke Buku Besar.
6. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD juga mencatat transaksi-
transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian
item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu
(dalam rincian obyek belanja).

3.2.4 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-


TU)
a) Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU)
Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak,
yang harus dikelola oleti· bendahara pengeluaran, dan uang
persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan untuk
kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP-TU. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus
memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan. Jumlah
dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggungjawabkan t~rsendiri dan bila tidak habis, harus
disetorkan kembali.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam
1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke rekening kas
umum daerah. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambahan
uang dikecualikan untuk:
a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;
b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah
ditetapkan yang diakibatkan oleh peristwa diluar kendali
PNKPA.
Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-TU adalah Bendahara
Penge/uaran Pembantu SKPD atau Bendahara Penge/uaran
SKPD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-UP
adalah:

65
Prosedur pengajuan SPP-TU secara rinci adalah :
1. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan
persetujuan PPTK mengajukan SPP-TU kepada Bendahara
Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-TU dari
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan SPD
untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-
SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri atas :
a. Surat Pengantar SPP-TU;
b. Ringkasan SPP-TU;
c. Rincian SPP-TU;
d. Salinan SPD;
e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang
diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain·uang
persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan;
f. Harus ada surat keterangan yang memuat pehjelasan
keperluan pengisian tambahan uang persediaan;
g. Lampiran lain yang diperlukan;
h. SPP-TU yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar pertama
dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran yang akan
diteruskan ke PPK-SKPD, setelah ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran. Lembar ketiga diarsip oleh
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu);
i. Bendahara pengeluaran mencatat SPP-TU yang diajukan
ke dalam register SPP-TU.
b) Penerbitan SPM-TU
SPM-TU dapat diterbitkan jika:
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia;
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundangan.

66
Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU adalah
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD) PPK-SKPD bertugas meneliti kelengkapan
SPP-TU dan mengesahkan SPM-TU.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Surat Permintaan Pembayaran-TU (SPP-TU). Dokumen yang
dikeluarkan oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD ini digunakan
sebagai dasar oleh PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-TU.
b. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU). Dokumen yang
dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai dasar
penerbitan Surat Perintah Pencairan dana (SP2D) oleh kuasa
BUD.
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Register SPP- TU;
b. Register Penerbitan SPM- TU;
c. Register Penolakan SPP-TU.
Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM-
TU secara rinci meliputi :
1. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna ·anggaran
menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran.
2. PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam register
SPP-TU
3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran
meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU
4. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan lengkap dan
sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani
oleh kepala SKPD/Pengguna anggaran.
5. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-
TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-TU kepada
bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.

67
6. Penerbitan SPM-TU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan SPP-TU yang dinyatakan lengkap dan
sa h.
7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
mengembalikan SPP-TU paling lambat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPP-TU yang bersangkutan.
8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU ke dalam register
penerbitan SPM-TU.
9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU ke dalam
register penolakan SPP-TU.
10. Penerbitan SPM-TU terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas :
a. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD
b. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran.
c. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD
c) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D-TU)
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang
dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk.
SP2D-UP dapat diterbitkan jika :
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundangan.
Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU adalah
PPKD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU
adalah:
1. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU)
2. Surat Perintah Pencairan Dana-TU (SP2D-TU)
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU
adalah:
a. Register SPM- TU
b. Register Penerbitan SP20- TU
c. Register Peno/akan SP20- TU
Berikut ini merupakan Prosedur Penerbitan SP2D-TU secara rinci :

68
1. PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh kepala
SKPD/pengguna anggaran.
2. PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam register SPM-
UP.
3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan
sah. PPKD menyiapkan SP2D TU untuk diterbitkan SP2D-TU.
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap
dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-TU
dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada PPK-SKPD
untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-TU paling lambat dua hari k~rja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP2D-TU yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-TU paling lambat satu hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPM-TU yang bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-TU ke dalam register
penerbitan SP2D-TU.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-TU ke dalam
register penolakan SPM-TU.
10. Penerbitan SP2D-TU terdiri atas lima lembc;~r yang terdiri atas:
· a. Lembar 1 diterima dan diarsipkan oleh bank
b. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran.
c. Lembar 3 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPKD.
d. Lembar 4 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPD.
e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

3.2.5 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung (LS)


Prosedur sub sistem pengeluaran kas-pembebanan langsung (LS).
Meliputi:
1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
3. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)
4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
5. Penggunaan Dana

69
6. Prosedur Pencatatan Akuntansi
a) Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-
LS)
SPP-LS terdiri.dari dua jenis yaitu :
1. SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
2. SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa
3. SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,
Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Pembiayaan.
Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-LS adalah
Bendahara Penge/uaran atau Bendahara Pengeluaran
Pembantu SKPD. Bendahara Pengeluaran Pembantu
berfungsi untuk membuat SPP-LS (dengan persetujuan PPTK)
berdasar pada SPD. Bendahara Pengeluaran berfungsi untuk
membandingkan SPP.cLS yang diterima dari Bendahara
Pengeluaran Pembantu dengan SPD, kemudian
menandatangani dan mengajukan SPP-LS kepada Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satu<!n Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD).
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-LS:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Surat Permintaan Pembayaran-Pembebanan Langsung
(SPP-LS).
Sedangkan catatan yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan
SPP-LS adalah Register SPP-LS
Deskripsi Prosedur Pengajuan SPP-LS :
a) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,
Bendahara Pengeluaran Pembantu, atas usulan PPTK
membuat SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau
Pengadaan Barang dan Jasa untuk kemudian diajukan
kepada Pengeluaran.
b) Bendahara Pengeluaran membandingkan SPP-LS
Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau Pengadaan Barang
dan Jasa yang diterima dari Bendahara Pengeluaran
Pembantu untuk kemudian ditandatangani dan diajukan
kepada,PPKcSKPD.

70
c) Kelengkapan dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan
tunjangan terdiri atas :
1) Surat Pengantar SPP-LS;
2) Ringkasan SPP-LS;
3) Rincian SPP-LS; dan
4) Lampiran SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
yang mencakup :
a. Pembayaran gaji induk;
b. Gaji susulan;
c. Kekurangan Gaji;
d. Gaji terusan;
e. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan
daftar gaji induklgaji susulan/kekurangan gaji/uang
duka wafat;
f. SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK Kenaikan Pangkat;
i. SK Jabatan;
j. Kenaikan gaji berkala;
k. Surat Pernyataan Pelantikan;
I. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan;
m. Surat Pernyataan Melaksanakan tugas;
n. Daftar Keluarga (KP4);
o. Fotocopy surat nikah;
p. Fotocopy akte kelahiran;
q. SKPP;
r. Daftar Potongan sewa rumah dinas;
s. Surat keterangan masih sekolah/kuliah;
t. Surat perintah;
u. Surat Kematian;
v. SSP PPh pasal 21; dan
w. Kelengkapan terse but digunakan sesuai
peruntukkannya
d) Kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang dan
jasa terdiri atas :

71
1. Surat Pengantar SPP-LS;
2. Ringkasan SPP-LS
3. Rincian SPP-LS; dan
4. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa
mencakup:
a. Salinan SPD;
b. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD teknis
terkait;
c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah
ditandatangani wajib pajak;
d. Surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa
pengguna anggaran mengenai penetapan rekening;
e. Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pihak
ketiga dengan pengguna anggaran/ kuasa
pengguna anggaran yang mencantumkan nomor
rekening pihak ketiga;
f. Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang
dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan non
Bank,
g. Berita acara penyelesaian pekerjaan;
h. Berita acara serah terima barang dan jasa;
i. Berita acara pembayaran;
j. Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani
pihak ke tiga dan PPTK serta disetujui oleh
pengguna anggaran/kuasa penguna anggaran;
k. Dokumen lain yang disyaratkan untuk kontrak-
kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar
negeri;
I. Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh
pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia
pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang
yang diperiksa;
m. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan
barang dilaksanakan diluar wilayah kerja;

72
n. Surat pemberitahuan potongan denda
keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan;
0. Dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian
pekerjaan;
p. Potongan jamsostek;
q. Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan
harganya menggunakan biaya personil; berita acara
prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan
waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian
alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya
berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
r. Kelengkapan tersebut digunakan sesuai
peruntukkannya
SPP-LS yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri
dari:
a) Lembar 1 untuk arsip PPKD.
b) Lembar 2 untuk arsip PPK-SKPD.
c) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mencatat
SPP-LS yang diajukan ke dalam register SPP-LS.
e) Pengajuan SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan
Pembiayaan dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran
PPKD dengan menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada
PPKD melalui PPK-SKPD.
b) Penerbitan Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-
LS)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS yaitu :
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD). Berfungsi mengajukan SPM-LS atas
nama kepala SKPD/pengguna anggaran kepada PPKD.

73
Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPM-LS
meliputi:
1. Sural Permintaan Pembayaran-langsung (SPP-LS).
2. Sural Perintah Membayar-Langsung (SPM-LS).
Sedangkan catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan
SPM-LS adalah :
1. Register SPP-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penerimaan SPP-LS dari Bendahara Pengeluaran SKPD.
2. Register Penerbitan SPM-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penerbitan SPM-LS.
3. Register penolakan SPP-LS, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat
penolakan penerbitan SPM-LS.
Deskripsi Prosedur penerbitan SPM-LS:
a. PPK-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
b. PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam
register SPP-LS.
c. PPK-SKPD memverifikasi kesahihan bukti dan meneliti
kelengkapan dokumen SPP-LS.
d. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap
dan sah. PPK-SKPD menyiapkan SPM-LS untuk
ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.
e. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk
menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan
SPP-LS kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi
dan diperbaiki.
f. Penerbitan SPM-LS paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang dinyatakan
lengkap dan sah.

74
g. Pengembalian SPP-LS paling lambat satu hari · kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang
bersangkutan.
h. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam register
penerbitan SPM-LS.
i. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS ke
dalam register penolakan SPP-LS
Penerbitan SPM LS terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas:
1. Lembar 1 sebagai arsip bendahara pengeluaran pembantu.
2. Lembar 2 sebagai arsip PPKD.
3. Lembar 3 Sebagai arsip PPK-SKPD.

c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana


langsung (SP2D-LS)
Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SP20-LS adalah
PPKD, berfungsi menerbitkan SP2D-LS atas nama Bendahara
Umum Daerah (BUD) kepada Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
Sedangkan Dokumen yang digunakan dalam Prosedur
Penerbitan SP2D-LS meliputi :
1. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).
2. Surat Perintah Pencairan Dana-Langsung (SP2D-LS).
Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS
adalah:
1. Register SPM-LS
2. Register Penerbitan SP2D-LS
3. Register SP20-LS
Prosedur Penerbitan SP2D-LS secara rinci adalah :
1. PPKD menerima SPM-LS yang diajukan oleh
SKPD/pengguna anggaran
2. PPKD mencatat SPM-LS yang diterima ke dalam register
SPM-LS.
3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti
kelengkapan dokumen SPM-LS.

75
•' 4. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap
'
...
.,,. dan sah, PPKD menyiapkan SP20-LS untuk diterbitkan
SP2D-LS.
,,
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak
lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan
SP20-LS dan selanjutnya mengembalikan SPM-LS kepada
PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki.
6. Penerbitan SP2D-LS paling lambat dua hari kerja terhitung
sejak diterimanya pengajuan SP20-LS yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7. Pengembalian SPM-LS paling lamb at satu hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-LS yang
bersangkutan.
8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-LS ke dalam register
penerbitan SP2D-LS.
9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP20-LS ke dalam
register penolakan SPM-LS
10. Penerbitan SP2D-LS terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :
a. Lembar 1 dikirim ke bank.
b. Lembar 2 dikirim ke Bend ahara Pengeluaran Pembantu.
c. Lembar 3 dikirim ke fungsi akuntansi-SKPKD.
d. Lembar 4 diserahkan ke fungsi akuntansi SKPD.
e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

76
MEKANISME PENATAUSAHAAN KEUANGAN

[ s;=J Dokumen disiapkan oleh

~
Bendahara

cp
Pengeluaran/Bendahara
Pembaritu untuk SPP
UP/GUffU dan oleh PPTK
untuk SPP-LS
Barang dan Jasa

BENDAHARA
PENGELUARAN

PENERBITAN SPM

Penelitian
1
PENGAJUAN SP2D
Kelengkapan KE BUD
Dokumen dan
SPJ serta
Pengesahannya Lengkap

KUASA BUD

SP2D

BENDAHARA
PENGELUARAN SKPD dan
atau PIHAK KETIGA

77
If..·:.·•.t'
~\'
f:
'

d) Prosedur Pencatatan Akuntansi


Pihak yang terkait dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
adalah:
1. Fungsi Akuntansi - SKPKD. Berfungsi untuk mencatat
seluruh transaksi pengeluaran kas mekanisme
pembebanan langsung oleh PPKD.
2. Fungsi Akuntansi- PPK SKPD. Berfungsi untuk mencatat
seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan
langsung oleh PPK SKPD.
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung melip-uti :
1. Surat Perintah Pencairan Dana - Beban Langsung
(SP2D-LS)
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen utama untuk
pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas oleh fungsi
Akuntansi-PPKD dan fungsi Akuntansi -SKPD.
2. Cek, dokumen ini digunakan sebagai dokumen untuk
mencairkan dana di bank.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam Prosedur
Akuntansi Pengeluaran Kas adalah :
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Jurnal Umum
3. Buku Besar
4. Buku Besar Pembantu
Laporan yang dihasilkan dalam Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah Laporan Rea/isasi Penge/uaran
Periodik. Laporan ini diselenggarakan oleh Fungsi
Akuntansi untuk melaporkan realisasi pengeluaran dalam
periode tertentu (bulanan/triwulanan/tahunan).
Sedangkan Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran
Kas - Mekanisme Pembebanan Langsung (LS) secara rinci
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Akuntansi - SKPKD menerima berkas SP20-LS
lembar 3 dari PPKD. Fungsi Akuntansi -SKPKD
mencatat SP2D-LS yang diotorisasi oleh PPKD dan

78
~
~,""
:':''"
"
~

melakukan peringkasan transaksi-transaksi (posting)


dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar. Fungsi
Akuntansi - SKPKD juga mencatat transaksi-transaksi
ke dalam buku pembantu yang berisi rincian item buku
besar setiap rekening yang dianggap perlu (dalam
rincian obyek belanja).
2. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SP2D-
LS lembar ke 4 dari PPKD. Fungsi Akuntansi-PPK
SKPD mencatat SP2D-LS pembayaran gaji dan
tunjangan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas dan
SP2D-LS pengadaan barang dan jasa ke dalam buku
jurnal umum per tanggal pengesahan SP2D-LS yang
telah diotorisasi oleh PPKD dan melakukan peringkasan
transaksi-transaksi (postin~) dari jurnal pengeluaran kas
dan jurnal umum ke buku besar. Fungsi akuntansi-PPK
· SKPD juga mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku
pembantu yang berisi rincian item buku besar setiap
rekening yang dianggap perlu (dalam rincian objek
be\anja).

3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD)


Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana
adalah Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu.
Dokumen yang digunakan adalah Nota Permintaan Dana (NPD).
Catatan yang digunakan da\am Prosedur Penerbitan Nota Permintaan
Dana ada\ah :
1. Buku Kas Umum Penge\uaran
2. Buku Pembantu Pengeluaran Per Rincian Objek
3. Buku Pembantu Kas Tunai
4. Buku Pembantu Simpanan/Bank (bila diper/ukan)
5. Buku Pembantu Panjar (bila diper/ukan)
6. Buku Pembantu Pajak
Uraian Kegiatan Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana secara
rinci meliputi :

79
1. PPTK mengajukan 2 lembar Nota Permintaan Dana (NPD) untuk
melaksanakan kegiatan kepada Penguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran.
2. Pengguna Anggaran meneliti dan menyetujui NPD.
3. NPD yang telah disetujui diberikan kepada PPTK untuk diarsip dan
kepada Bendahara Pengeluaran bersama dengan jumlah uang.
4. Dalam waktu tiga hari, PPTK harus mengembalikan sisa uang yang
digunakan beserta bukti (nota/kuitansi) untuk
dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran.
5. Berdasarkan bukti (nota/kuitansi) dari PPTK, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu· meneliti dan mencatatnya ke
BKU Pengeluaran, Buku Pembantu Pengeluaran per Rincian
Objek, Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu
Simpanan/Bank, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu
Pajak.
6. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu menyiapkan SPJ.

3.2.7 Pembukuan Belanja


A. Buku-Buku Yang Digunakan Bendahara Pengeluaran
Pembukuan Belanja oleh Bendahara Pengeluaran menggunakan :
1. Buku Kas Umum (BKU).
2. Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti :
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;
c. Buku Pembantu Panjar;
d. Buku Pembantu Pajak;
e. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan
digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi
keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran. Buku apa
saja yang digunakan untuk setiap transaksi akan dijelaskan dalam
bagian berikut :
Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan pembukuan adalah :

80
1. SP2D UP/GUfTU/LS
2. Bukti transaksi yang sah dan lengkap
3. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang
diatur dalam peraturan yang berlaku.
B. Pembukuan Penerimaan SP2D UP/GU/TU
Pembukuan penerimaam SP2D UP/GU!TU merupakan proses
pencatatan transaksi penerimaan SP2D UP/GU ke dalam BKU dan
buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan dilakukan ketika
bendahara pengeluaran menerima SP2D UP/GUfTU dari
BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang
tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan.
Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP/GU/TU yang
terdapat di bank ke kas tunai. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah
yang dicairkan sebagai pergeseran uang di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom penerimaan
4. Buku pembantu kas tunai pada kolom penerimaan
Apabila ada persetujuan Pengguna Anggaran, bemdahara
pengeluaran melakukan pelimpahan uang persediaan ke
bendahara pengeluaran pembantu Uika diperlukan) maka
pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang dilimpahkan sebagai
pelimpahan UP :
A. BKU pada kolom pengeluaran
B. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
Untuk keperluan pengendalian, bendahara pengeluaran dapat
membuat buku pembantu yang dioperasikan secara khusus untuk
memantau jumlah uang persediaan pada bendahara pembantu.

81
BAGAN ALIR PROSES PENATAUSAHAAN PENERIMAAN SP2D UP/Gt..i/TU

Bendahara
Pengeluaran
melakukan proses
pengisian BKU pada
ko1om penerimaan

Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
plmgisian buku
pembantu
simpanan/Bank pada
kolom penerimaan

82
Bagan Alir Pembukuan Pergeseran Dana dari Rekening Bank Bendatiara
Pengeluaran Ke Kas Tunai Bendahara Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
mencatat di BKU pada
kolom penge\uaran

Bendahara Penge\uaran
mencatat di BKU pad a kale
penerimaan jum\ah yg dice
sama dengan jum\ah yg
dicatat pada kolom
pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
mencatat di Buku pembantu
simpanan Bank pada kolom
pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
mencatat di buku
pembantu kas tunai pada
kolom penerimaan

83
Bagan AlirPembukuan Pelimpahan Dana UP/GU ke Bendahara Pengeluaran
Pembantu (jika diperlukan)

Bendahara Pengeluaran
Uraian Bendahara Pengeluaran
Pembantu

1. Bendahara pengeluaran Proses Pergeseran Dana


melakukan transfer dana ke
rekening bank bendahara
.......... .,..,.,l,, ... r-:'ln non-~h'!llnf•• fiil.r':l Nota Kredit
......... :::1 .................. 1"' ............... ~- \J"•-

diperlukan) I
2. Berdasarkan bukti transfer Buku Transfer
bendahara pengeluaran
mencatat di BKU pad a kolom
pengeluaran
Melakukan Pengisian BKU
3. Bendahara pengeluaran Melakukan Pengisian
mencatat dibuku pembantu
Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian Buku BKU
pengeluaran Pembantu Simpanan/Bank
Melakukan Pengisian
4. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat penerimaan Buku Pembantu Simpanan/Bank
diBKU
BKU
5. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat penerimaan BKU
di Buku Pembantu
Simpanan/Bank Buku Pembantu Simpanan/Bank

6. Hasil dari proses ini adalah BKU Buku Pembantu Simpanan/Bank


pembantu dan Buku Pembantu
BKU yang terupdate

C. Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan


Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat
kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran dalam
melakukan pembayaran. Pertama bendahara pengeluaran
melakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua bendahara
melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada
PPTK.

84
1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar
Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran
membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah
dilakukan, pembayaran dapat saja menggunakan yang ada di
kas tunai maupun uang yang ada direkening bank bendahara
pengeluaran.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara melakukan pembayaran. Atas pembayaran
tersebut, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan
sebesar nilai belanja bruto sebagai belal")ja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening
bank, bendahara melakukan pembukuari sebesar nilai belanja
bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pad a kolom
pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.
Apabila bendahara melakukan pungutan pajak atas transaksi
belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pad a kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.
Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan
pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan
sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran
PPh/PPN di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.

85
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU Rekening Bank Bendahara
Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
Menyiapkan Bukti belanja
dan bukti pembayaran yg
terkait

Bendahara Pengeluaran
melakukan prr.ses
pengisian BKU pada kolom
pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
simpanan/bank pada
kolom pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku Rembantu
rincian objek belanja

86
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GU/TU Kas Tunai Bendahara Penge£uaran

Bendahara Pengeluaran
Menyiapkan BukU belanja
dan bukti pembayaran yg
terkait

Bendahara· Pengetuaran
· metakukan proses
pengisian BKU pada kolom
pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
kas tunai pada kolom
pengeluaran

Bendahara Pengeluaran
melakukan proses
pengisian buku pembantu
rincian objek belanja

87
2. Pembukuan Belanja Dengan Uang Panjar
Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan
pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya
.:,:,
pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh
PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran
memberikan uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Berdasarkan Nota
Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan PNKPA, serta
bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara
Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang
yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Apabila pemberian panjiu dilakukan dengan transfer dari
rekening bank, Bendahara Pengeluaran mencatat pemberian
uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban


uang panjar adalah sebagai berikut :
1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti
pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK
sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban -tersebut diterima. Bendahara
Pengeluaran mencatat pengembalian panjar di :
" BKU pada kolom penerimaan
• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan
Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang
pernah diberikan.

88
Bendahara Pengeluaran kemudir:m mencatat belanja· yang
sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggungjawaban
yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di :
• BKU pada kolom pengeluaran
" Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
2. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja
yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,
atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran mencatat
di:
" Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar jumlah
yang dikembalikan.
3. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada
belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran
membayar kekurangannya kepada PPTK. Atas
pembayaran itu Bendahara Pengeluaran mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank!Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dibayarkan.

89
Bagan Alir Pembukuan Pemberian Uang Panjar

Jika uang panjar diberikan


melalui kas tunai,
bendahara pengeluaran
mengisi buku pembantu
kas tunai pada kolom
pengeluaran

YA

TIDAK

Jika uang panjar diberikan


melalui rekening bank,
bendahara pengeluaran
mengisi buku pembantu
simpanan bank pada kolom
pengeluaran

90
Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Uraian Ben ran


pengeluaran menerima bukti
Proses pertanggung jawaban uang panjar
belanjalbukti pengeluaran uang lainnya dari
PPTK dan sejumlah uang yang beasal dari
sisa uang panjar

2. Bendahara pengeluaran kemudian


melakukan proses pengisian BKU pada
kolom penerimaan jumlah yang dicatat
sebesar jumlah uang pan jar yang pernah
diberikan

3. Kemudian bendahara pengeluaran


melakukan proses pengisian buku pembantu
panjar pad a kolom penerimaan sebesar uang
pan jar yang pernah diberikan

4. Bendahara pengeluaran kemudian mencatat


belanja di BKU pada kolom pengeluaran Melakukan pengisian Buku Pembantu
Rincian Objek Belanja
jumlah yang dicatat sebesar
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK

5. Bendahara pengeluaran mencatat belanja


pada buku pembantu rincian obyek

6. Proses selanjutnya adalah pencatatan aktual


belanja yang dilakukan apakah uang panjar
kurang dari jumlah belanja atau lebih dari
jumlah belanja. Melakukan pengisian Buku Pembanlu Kas
Tunai atau Pembantu

7. Jika uang panjar lebih besar dari pada


belanja, maka PPTK wajib mengembalikan
Melakukan pengisian Buku Pembantu Kas
sisa uang pen jar terse but. Berdasarkan Tunai atau Pembantu

pengeluaran mencatat pengembalian uang


pan jar dalam buku pembantu kas tunai atau
buku pembantu simpanan/bank pada kolom
penerimaan sejumlah sisa uang panjar

8. Jika uang panjar kurang dari nilai belanja


bendahara pengeluaran melakukan Buku Pembanlu Rincian Obyek
Belanja

91
pembayaran alas kekurangan tersebut.
Bendahara pengeluaran mencatat
pembayaran tersebut pada buku pembantu
kas tunai atau buku pembantu
simpanan/bank pada kolom pengeluaran
sejumlah kekurangan uang panjar.

9. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU -


bendahara pengeluaran dan buku pembantu
BKIJ - 8o;.nd"h""' !"'""(J"I"'"'m Y"ng sudah
terupdate.
.I
D. Pembukuan Belanja LS
1. Pembukuan SP2D LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang
dan jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima
SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD melalui
Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah
belanja bruto (sebelum dikurangi potongan) sebagai belanja
pengadaan barang dan jasa di :
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada
tanggal yang sama
2. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang terkait pada
kolom belanja LS.
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan
barang dan jasa, bendahara pengeluaran melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada
tanggal yang sama
2. Buku Pembantu Pajak pacta kolom penerimaan dan kolom
pengeluaran pada tanggal yang sama.
2. Pembukuan SP2D LS untuk pembayaran Gaji dan
Tunjangan
Pembukuan atas SP2D LS untuk pembayaran gaji dan
tunjangan dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima
SP2D LS Gaji dari BUD atau Kuasa BUD melalui Pengguna

92
Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto
(sebelum dikurangi potongan) sebagai "belanja gaji dan
tunjangan" di :
1. SKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja pada kolom
belanja LS, untuk setiap kode rekening belanja.

Bagan Alir Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa

Proses penerbitan SP2D LS


Barang dan Jasa
Bend ahara
Pengeluaran
menerima SP2D
LS Barang dan
Jasa

Melakukan pengisian BKU pada kolom


Tanggaldan
jumtah sama
dengan yang
dicatat dalam
kolom
penerimaan

Melakukan pengisian Buku Pembantu

93
Penatausahaan Belanja SP2D Gaji

Bendahara
SP2D LS Gaji Pengeluaran menerima
SP2D Gaji

Melakukan pengisian BKU pada


kolom penerimaan

Melakukan pengisian BKU pada kolom


pengeluaran

Melakukan pengisian Buku pembantu


rincian obyek belanja

94
E. Pembukuan Belanfa Oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
Buku-buku yang digunakan oleh bendahara pengeluaran pembantu
terdiri dari :
1. Buku Kas Umum (BKU)
2. Buku Pembantu BKU yang terdiri dari :
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan Bank;
c. Buku Pembantu Pajak;
d. Buku Pembantu Panjar;
e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan
digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi
keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran pembantu.
Dokumen-dokumen pembukuan apa saja yang digunakan untuk
setiap transaksi akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.
Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan pembukuan adalah :
1. SP2D TU/LS
2. Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang menjadi
kelengkapan masing-masing SP2D sebagaimana yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
1. Pembukuan Penerimaan SP2D TU dan Pelimpahan UP/GU
oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
Pembukuan penerimaan SP2D TU merupakan proses
pencatatan transaksi penerimaan SP2D TU ke dalam BKU dan
buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan menerima
SP2D TU dari BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar
jumlah yang tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :
1. BKU pada kolom penerimaan
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan
Atas persetujuan Pengguna Anggaran, bendahara pengeluaran
melakukan pelimpahan uang persediaan ke bendahara
pengeluaran pembantu. Atas dasar "pelimpahan UP" tersebut,
maka bendahara pengeluaran pembantu mencatat sebesar
jumlah yang dilimpahkan di :

95
1. BKU pada kolom penerimaan
2. Buku Pembantu Simpanan/bank pada kolom penerimaan
Berikut adalah bagan alir untuk menerangkan prosedur di atas :

Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D TU

Pembukuan Penerimaan SP2D TU


Uraian Bendahara Pengeluaran Pembantu

Proses penerbitan SP20 TU


1. Bendahara pengeluaran pembantu menerima
SP2DTU SP2DTU

2. Bendahara pengeluaran pembantu kemudian


melakukan proses pengisian BKU pada kolom Melakukan pengisian
penerimaan BKU

3. Kemudian bendahara pengeluaran pembantu


Melakukan pengisian
melakukan proses pengisian buku pembantu
Buku pembantu
simpanan/bank pada kolom penerimaan
Simpanan/Bank

4. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan


buku pembantu simpanan/bank yang sudah
BKU
terupdate

.. Buku pembantu
Simpanan/Bank

96
Bagan alir Proses Pembukuan Pelimpahan Dana UP/GU dari Bendahara
Pengeluaran Uika diperlukan)

Proses Pelimpahan Dana UP/GU dari Bendahara Pengeluaran


Bendahara Pengeluaran
Uraian Bendahara Pengeluaran
Pembantu
1. Bendahara pengeluaran
melakukan transfer dana ke Proses Pergeseran Dana
rekening bank bendahara
pengeluaran pembantu Uika
diperlukan) Nota Kredit

2. Berdasarkan bukti transfer


bendahara pengeluaran Bukti Transfer
mencatat di BKU pada
kolom pengeluaran

3. Bendahara pengeluaran
mencatat dibuku pembantu Melakukan Pengisian BKU
Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian
pengeluaran
BKU
4. Bendahara pengeluaran
pembantu mencatat Melakukan Pengisian Buku Melakukan Pengisian
penerimaan di BKU Pembantu Simpanan/Bank
Buku Pembantu
5. Bendahara pengeluaran Simpanan/Bank
pembantu mencatat
penerimaan di Buku
Pembantu Simpanan/Bank BKU
BKU
6. Hasil dari proses ini adalah
BKU pembantu dan Buku
Pembantu BKU yang · Buku Pembantu
terupdate Simpanan/Bank Buku Pembantu
Simpanan/Bank

97
F. Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan
Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat
kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran/bendahara
pembantu dalam melakukan pembayaran. Pertama pembayaran
tanpa melalui panjar. Kedua bendahara pengeluaran pembantu
melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada
PPTK.
1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar
Proses pembukuan dimulai ketika bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu membayarkan sejumlah
uang atas belanja yang telah dilakukan, pembayaran dapat saja
menggunakan yang ada di kas tunai maupun uang yang ada
direkening bank bendahara pengeluaran/bendahara pembantu.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembayaran. Alas pembayaran tersebut, bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan
sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.
Apabila oendahara pengeluaran/bendahara pembantu
melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja di atas,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.

98
Ketika penyetoran atas pungutan pajak, bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan
sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran
PPh/PPN di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.
Berikut bagan alir mengenai pembukuan menggunakan uang
persediaan dengan tanpa panjar :

Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GU/TU- Rekening Bank


Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Pembukuan Belanja UP/GUITU- Rekening Bank Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu


Uraian Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Proses Belanja
1. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu UP/GUITU
menyiapkan bukti belanja dan bukti
pembayaran yang terkait Buku Belanja
Bukti Pembayaran
2. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu
kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan Pengisian
pada kolom pengeluaran BKU

3. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu


Melakukan Pengisian
melakukan proses pengisian Buku pembantu
Buku Pembantu
Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
Simpanan/Bank

4. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara


Melakukan Pengisian
pembantu melakukan proses pengisian buku
Buku Pembantu rincian
pembantu rincian obyek belanja
Obyek belanja
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan
buku pembantu BKU yang sudah ter update BKU

Buku Pembantu Simpanan/Bank


Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

99
Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU- Kas Tunai
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Bendahara
pengeluaranlbendahara
pembantu menyiapkan
bukti belanja dan bukti
pembayaran

Bendahara pengeluaran
/bendahara pembantu
melakukan pengisian
BKU pada kolom
pengeluaran

Bendahara pengeluarat
/bendahara pembantu
melakukan pengisian
buku pembantu kas tun:
pada kolom penge\uara

Bend ahara
pengeluaran/bendahara
pembantu melakukan
pengisian buku pembantu
rincian objek belanja

1. BKU
2. Buku Pembantu Kas Tunai
3. Buku Pembantu Rincian Objek

100
2. Pembukuan Belanja melalui Uang Panjar
Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan
pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya
pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh
PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran
Pembantu memberikan uang panjar kepada PPTK untuk
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan
PAIKPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah,
Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pemberian uang
panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari
rekening bank, Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat
pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban
uang panjar adalah sebagai berikut :
1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti
pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK
sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban tersebut diterima. Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu mencatat
pengembalian panjar di :
• BKU pada kolom penerimaan
• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan
Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang
pernah diberikan.
2. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu kemudian
mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan

101
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja
tersebut dicatat di :
• BKU pada kolom pengeluaran
• Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
3. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja
yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,
atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pembantu mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar
jumlah yang dikembalikan.
4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada
belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pembantu membayar kekurangannya kepada
PPTK. Atas pembayaran itu Bendahara mencatat di :
• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu
Bank/Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dibayarkan.
Pembukuan Pemberian Uang Panjar

Pembukuan Pemberian Uang Panjar


Uraian Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

1. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Proses pemberian uang panjar

menyiapkan NPD, memo persetujuan, bukti


NPD
pembayaran/bukti lainnya yang sah Memo persetujuan
Bukti pembayaran

2. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu


Melakukan pengisian
kemudian melakukan proses pengisian BKU
BKU
pada kolom pengeluaran

3. Jika uang panjar diberikan melalui kas tunai, Apakah pemberian


uang panjar melalui
maka bendahara pengeluaran pembantu
kas tunai
melakukan proses pengisian buku pembantu
kas tunai kolom pengeluaran Ya

4. Jika uang panjar diberikan melalui rekening Tidak Melakukan pengisian buku
Pembantu kas tunai
bank, maka bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan Melakukan pengisian buku
proses pengisian buku pembantu Simpanan/Bank

simpanan/bank kolom pengeluaran


Melakukan pengisian buku
Pembantu
5. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara
pembantu melakukan proses pengisian buku BKU
pembantu pan jar pada kolom pengeluaran Buku Pembantu Panjar
Buku Pembantu Simpanan/Bank
6. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu Kas Tunai

buku pembantu SKU yang sudah terupdate

103
Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar


Uraian Bendahara Pengel.uaran/Bendahara Pembantu

1. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Proses pertanggungjawaban


Pembantu menerima bukti belanja/bukti Uang panjar
pengeluaran uang lainnya dari PPTK dan
sejumlah uang yang berasal dari sisa uang Buku Belanja
pan jar Uang

2. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu


kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan Pengisian
pada kolom penerimaan, jumlah yang dicatat BKU
sebesar jumlah uang panjar yang diberikan

3. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara


pembantu melakukan proses pengisian buku
Melakukan Pengisian
pembantu panjar pada kolom penerimaan
Buku Pembantu Panjar
sebesar uang panjar yang pernah diberikan

4. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu


kemudian mencatat belanja di BKU pada
Melakukan Pengisian.
kolom pengeluaran jumlah yang dicatat
BKU
sebesar pertanggungjawaban yang diberikan
PPTK

5. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu


Melakukan Pengisian
mencatat belanja pada buku pembantu rincian
Buku Pembantu Rincian
objek
Obyek Belanja

6. Proses selanjutnya adalah pencatatan actual


belanja yang dilakukan. Apakah uang panjar Apakah uang
kurang dari jumlah belanja atau lebih dari
jumlah belanja Panjar lebih

7. Jika uang panjar lebih besar dari pad a


belanja, maka PPTK wajib mengembalikan
Lebih
sisa uang pan jar tersebut. Bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu mencatat
pengembalian uang panjar dalam buku
Melakukan pengisian
pembantu kas tunai atau buku pembcintu

104
simpanan/bank pada kolom penerimaan Kurang
sejumlah sisa uang panjar. Suku pembantu kas
Tunai atau pembantu
8. Jika uang pan jar kurang dari nilai belanja,
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu
melakukan pembayaran alas kekurangan Melakukan pengisian
tersebut. Bendahara pengeluaran/bendahara Suku pembantu kas
pembantu mencatat pembayaran tersebut Tunai atau pembantu
pada buku pembantu simpanan/bank pada
kolom pengeluaran. sejumlah kekurangan
uang panjar. SKU
Suku pembantu Kas Tunai
9. Hasil akhir dari proses ini adalah SKU dan
Suku pembantu Simpanan/Sank
buku pembantu BKU yang sudah terupdate
Suku pembantu Panjar
Suku pembantu Rincian
Obyek Selanja

3. Pembukuan SP2D LS Barang dan Jasa


Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang
dan jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran pembantu
menerima SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa
BUD melalui Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan
sebesar jumlah belanja bruto (sebelum dikurangi potongan)
sebagai belanja pengadaan barang dan jasa di :
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada
tanggal yang sama
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada
kolom belanja LS.
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan
barang dan jasa, bendahara pengeluaran pembantu melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
pemotongan PPh/PPN di :
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada
tanggal yang sama .
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom
pengeluaran pada tanggal yang sama.

105

•'.
Berikut adalah bagan alir penatausahaan pembukuan belanja
SP2D LS barang dan jasa oleh bendahara pengeluaran
pembantu:

Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa

Uraian Bendahara Pengeluaran Pembantu

SP20 LS Barang
1. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Dan Jasa
menerima SP2D LS barang dan jasa untuk
belanja yang dilakukan
Melakukan pengisian
2. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu BKU pada kolom
kemudian melakukan proses pengisian BKU
pada kolom penerimaan
Melakukan pengisian
3. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu
BKU pada kolom
melakukan proses pengisian BKU pada kolom
pengeluaran. Tanggal dan jumlah yang dicatat
Melakukan pengisian
sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat
Buku pembantu rincian
di kolom penerimaan

4. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu


Buku Bendahara
melakukan proses pengisian buku pembantu
Pengeluaran
rincian obyek belanja
Buku Pembantu Rincian
5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Obyek Belanja
buku pembantu BKU yang sudah ter update

4. Penyusunan Laporan Bendahara Umum Daerah


Bendahara Umum Daerah membuat laporan atas kas umum
daerah yang berada dalam pengelolaannya. Bendahara Umum
Daerah menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala
Daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh
penatausahaan dan bukti-bukti transaksi pada kas umum
daerah akan dijadikan dasar dalam membuat laporan BUD.
Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk :

106
a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan
b. Rekonsiliasi Bank.
Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada
Kepala Daerah setiap hari kerja pertama setiap minggunya.
Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah
membuat Register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan
SP2D yang telah diterbitkan.
Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya
setiap hari dalam bentuk Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi
Kas Harian.
Langkah-langkah ·dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan
Laporan Posisi Kas Harian adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya
yang sah), setiap hari BUD meyusun laporqn posisi kas
harian.
2. BUD menerima rekening Koran dari Bank setiap hari untuk
transaksi satu hari sebelumnya.
3. Berdasarkan rekening Koran dan laporan posisi kas harian
BUD menyusun rekonsiliasi bank.
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan
saldo kas di Bank menurut Rekening Koran dengan saldo
kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
5. Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut
diserahkan kepada kepala daerah hari pertama setiap
minggunya.

107
BABIV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan


4.1.1 Pertanggungjawaban Administratif
Bendahara Penerimaan wajib mempertanggungjawabkan
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya secara administratif
kepada Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD paling lambat pada
tanggal 10 bulan berikutnya.
Laporan pertanggl.mgjawaban (LPJ) bendahara penerimaan
memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan
saldo kas yang ada di bendahara. LPJ tersebut dilampiri dengan :
a. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir
bulan berkenaan
b. Register STS
c. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan SKPD melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis kebenaran bukti-bukti pertanggungjawaban yan!;J akan
disampaikan kepada PA/KPA oleh bendahara penerimaan pembantu
SKPD
2. Bendahara penerimaan membuat pertanggungjawaban penerimaan
SKPD pembantu yang sudah diverifikasi.
3. Bendahara penerimaan memberikan laporan pertanggungjawaban
kepada PA/KPA melalui PPK SKPD.
4. Atas pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara
penerimaan, maka PPK SKPD akan melakukan verifikasi kebenaran
terhadap laporan pertanggungjawaban tersebut.
5. Apabila disetujui, maka Pengguna Anggaran akan menandatangani
Laporan Pertanggungjawaban (administratif) sebagai bentuk
pengesahan.

108
'' .

4.1.2 Pertanggungjawaban Fungsional


Bendahara penerimaan juga menyampaikan
pertanggungjawaban secara fungsional kepada PPKD paling lambat
pada tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan format LPJ yang sama
dengan pertanggungjawaban administratif. LPJ fungsional ini dilampiri
dengan:
a. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir
bulan berkenaan
b. Register STS
c. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan adalah sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang dibuat
oleh bendahara pengeluaran pembantu SKPD paling lambat tanggal
5 bulan berikutnya.
2. Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis
kebenaran bukti-bukti pertanggungjawaban.
3. Bendahara penerimaan menggunakan data pertanggungjawaban
yang sudah diverifikasi untuk proses pembuatan laporan
pertanggungjawaban penerimaan SKPD.
4. Bendahara dapat menyempurnakan laporannya apabila terdapat
masukan dari PPK SKPD ketika melakukan verifikasi atas
pertanggungjawaban administratif.
5. Bendahara penerimaan menyerahkan 1 (satu) lembar laporan
pertanggungjawaban kepada PPKD sebagai bentuk
pertanggungjawaban fungsional paling lam bat tanggal 10 bulan
berikutnya.
PPKD kemudian melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis dalam
rangka rekonsiliasi pendapatan.

109
Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

Berdasarl<an pertanggungjawaban
bendahara penerimaan buku
penerimaan dan penyetoran yg telah
ditutup pada akhir bulan serta
register STS. Bendahara penerimaan
membuat pertanggungjawaban

penerimaan
menyerahkan
pertanggungjawaban
kepada pengguna
anggaran melalui
PPK-SKPD

penerimaan
menyerahkan
pertanggungjawaban
Fungsional

110
4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan
Pembantu SKPD
Bendahara penerimaan pembantu SKPD menerima pembayaran
sejumlah uang yang tertera pada Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah
dan/atau Sural Keterangan Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi
dan/atau pihak ketiga yang berlaku dalam pengurusannya. Bendahara
penerimaan pembantu SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan
pemeriksaan kesesuaian antara jumlah yang telah ditetapkan.
Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian membuat Sural
Tanda 8ukti Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib
pajak/wajib retribusi. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara
penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening kas umum daerah
paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya dengan menggunakan formulir
Sural Tanda Setoran (STS).
Format dokumen Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah, Sural Ketetapan
Retribusi (SKR) dan Surat Tanda Setoran (STS) dibuat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku.
A. Pembukuan Pendapatan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan pembantu
menggunakan Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan Pembantu.
Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan
pembantu menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar
pencatatan antara lain:
1. Sural Tanda Bukti Pembayaran
2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
3. Sural Tanda Setoran
Daftar STS yang dibuat oleh bendahara peneriman pembantu
didokumentasikan dalam Register STS.
Khusus bendahara penerimaan pembantu ada satu prosedur
pembukuan penerimaan dan cara pembayaran yang dilakukan oleh
wajib pajak atau wajib retribusi. Prosedur tersebut adalah pembukuan
alas pendapatan yang dilakukan secara tunai.

111
Pembukuan atas Penerimaan Tunai Bendahara Penerimaan Pembantu

Pembantu menyiapkan
Sural Tanda Bukli
Pembayaranlbukli lain

-
yang sah

<asarkan sural Ianda bukli


/ p:::ayaran/bukti lain yang sah,
bendahara penerimaan pembantu
melakukan pengisian buku
penerimaan/penyetoran bendahara
penerimaan pada bagian
penerimaan

112
Pembukuan atas Penyetoran Penerimaan Tunai Bendahara
Pembantu Penerimaan

Bendahara Penerimaan
Pembantu menyiapkan
Bukti Surat Tanda
Setoran ke rekening kas
umum kasda

tersebut, bendahara penerimaan


~
pembatu mengisi buku penerimaan
dan penyetoran bendahara
penerimaan pada bagian
penyetoran kolom tangga\, no. STS
dan jumlah penyetoran

Melakukan Pengisian Register


STS

Register STS

Buku Penerimaan dan


Penyetoran Bendahara
Penerimaan Pembantu

113
Bendahara penerimaan pembantu SKPD menyampaikan
pertanggungjawaban kepada bendahara penerimaan paling lambat pada
tanggal 5 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban ini berupa Buku penerimaan dan Penyetoran yang
!elan dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan :
a. Registrasi STS
b. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap
Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu pada bulan terakhir
tahun anggaran disampaikan paling lambat 5 hari kerja terakhir bulan
terse but.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan pertanggungjawaban
bendahara penerimaan pembantu adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan pembantu melakukan penutupan Buku
Penerimaan dan Penyetoran, melalkukan perhitungan total penerimaan,
total penyetoran dan sisa kas yang dipegang olehnya.
2. Bendahara penerimaan pembantu menyiapkan register STS dan bukti-
bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
3. Bendahara penerimaan pembantu menyampaikan Buku Penerimaan
dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan
Register STS dan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada
bendahara penerimaan SKPD, paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.

114
Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu

Berdasarl<an buku
penerimaan dan penyetoran
yang Ieiah ditutup pada akhir
bulan, register STS dan bukti
pengeluaran yang sah,
bendahara penerimaan
pembantu membuat SPJ

Bendahara penerimaan
pembantu memberikan
pertanggungjawaban paling
lambat tanggal 5 bulan
berikutnya

Proses Verifikasi, evaluasi dan TIDAK


analisis

Bendahara Penerlmaan

Pertanggungjawaban bendahara
penerimaan akan dljadikan
dokumen dalam melakukan
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban di
bendahara penerimaan

115
4.3 Pertanggungjawaban dan penyampaian laporan bendahara penerima
PPKD
Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan dana
perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah dan pembiayaan penerimaan.
Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum
Daerah.
Berdasarkan penerimaan tersebut Bank memberi Nota Kredit yang memuat
informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi tentang
pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara
penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
1) Pembukuan Penerimaan PPKD
Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD
menggunakan Buku Penerimaan Pendapatan PPKD.
Dalam melakukan pembukuan tersebut bendahara penerimaan PPKD
menggunakan dokumen-dokumen tersebut sebagai dasar pencatatan,
antara lain;
1. Nota Kredit
2. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah.
Pembukuan pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan
PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya
penerimaan di rekening kas umum daerah.
Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Nota Kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah,
bendahara penerima PPKD Buku Penerimaan PPKD pada bagian
penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti.
2. Kemudian bendahara penerima PPKD mengidentifikasi jenis dan
kode rekening pendapatan.
3. Bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom
jumlah.

2) Pertanggungjawaban dan Penyampaiannya


Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan
uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada PPKD paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku

116
Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan,
dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban
bendahara penerima PPKD adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerima PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan


PPKD dan melakukan rekapitulasi perhitungan.
2. Bendahara penerima PPKD bukti-bukti penerimaan yang sah dan
lengkap.
3. Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan
PPKD yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan bukti
penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.

117
Bagan Alir Proses Pembukuan Penerimaan PPKD

Berdasarl<aan Nota
krediUbukti lain yang sah
bendahara penerimaan
PPKD mencatat

118
Bagan Alir Proses Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD

Berdasarkan buku pendapatan


PPKD dan Bukti Penerimaan
yang sah Bendahara
Penerimaan PPKD menyusun
perianggungjawaban

119
4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.
Pertanggungjawaban tersebut terdiri alas:
1. Pertanggungjawaban penggunaan UP
2. Pertanggungjawaban penggunaan GU
3. Pertanggungjawaban administratif
4. Pertanggungjawaban fungsional

1. Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan


Bendahara pengeluaran melakukan Pertanggungjawaban penggunaan
uang persediaan setiap akan mengajukan GU. Dalam melakukan
Pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan dan dilampiri qengan
bukti-bukti yang sah.
Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban uang persediaan
adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas belanja yang meggunakan
uang persediaan termasuk bukti-bukti yang dikumpulkan oleh
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu, jika ada sebagian uang
persediaan yang belum dilimpahkan kepada bendahara pengeluaran
pembantu.
2) Berdasarkan bukti-bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran
merekapitulasi belanja kedalam Laporan Pertanggungjawaban Uang
Persediaan sesuai dengan program dan kegiatannya masing-masing.
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan tersebut dijadikan
lampiran pengajuan SPP-GU.

a. Prosedur Per'lerbitan Surat Pertanggungjawaban Uang Persediaan


(SPJ-UP)
Pihak yang terkait dalam pembuatan sural pertanggungjawaban (SPJ-
UP) adalah Bendahara Penge/uaran SKPO. Dalam
pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah
laporan pertanggungjawaban uang persediaan dan dilampiri dengan
bukti-bukti yang sah.

120
Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penertiban SPJ-UP adalah:
1. Surat Perintah Pencairan Dana UP (SP2D-UP)
2. Surat Pertanggungjawaban (SPJ-UP)
Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah :
1. Bendahara pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas
belanja yang menggunakan uang persediaan termasuk bukti-bukti
yang dikumpulkan beridahara pengeluaran pembantu.
2. Berdasarkan bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran
merekapitulasi belanja ke dalam laporan pertanggungjawaban
uang persediaan sesuai dengan program dan kegiatan masing-
masing.
3. Laporan pertanggungjawaban tersebut dijadikan lampiran dalam
pengajuan SPP-GU.
4. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu membuat Laporan
Pertanggungjawaban (SPJ-GU) rangkap 3 :
a. Lembar 3 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pembantu;
b. Lembar 1 dan 2 bersama SPP-UP lembar 1 dan 2 dikirim ke
Bendahara Pengeluaran -SKPD.
5. Oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD, SPJ-UP, lembar pertama
kemudian ditandatangani dan diserahkan ke PPK-SKPD.
6. PPK-SKPD memverifikasi kesahan bukti SPJ-UP, lembar pertama
kemudian ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran
sedangkan lembar pertama dikirim ke fungsi akuntansi SKPD.
7. Setelah ke Kepala SKPD/pengguna anggaran, lembar kedua SPJ-
UP kemudian dikirim ke PPKD untuk diverifikasi dan dikirim ke
fungsi akuntansi SKPKD.

2. Prosedur Penertiban Surat Pertanggungjawaban (SPJ-GU)


Pihak yang terkait dalam pembuatan surat pertanggungjawaban (SPJ)
adalah Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu-
SKPD.
Dokumen yang digunakan dalam . Prosedur Pertanggungjawaban dan
Pengajuan SPP-GU adalah :

121
1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);
2. Sural Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);
Catalan yang digunakan dalan prosedur penertiban SPP-GU adalah :
Register SPP-GU, merupakan daftar SPP-GU yang telah diotorisasi oleh
Bendahara Pengeluaran, Register SPP GU diselenggarakan oleh PPK-
SKPD.
Prosedur pertanggungjawaban dan pengajuan SPP-GU secara rinci
adalah:
1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural Permintaan
Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU), dan kemudian menyerahkannya ·
Bendahara Pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU dan
menyerahkannya ke PPK-SKPD.
3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri alas :
A. Surat Pengantar SPP-GU;
B. Ringkasan SPP-GU;
C. Rincian SPP-GU;
D. Draf sural pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan lain selain ganti uang persediaan.
E. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban alas
penggunaan dana SPP-UP/GU periode sebelumnya;
F. Lampiran lain yang diperlukan.

3. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan
disampaikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban administratif terse but berupa
Sural Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran,
realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara komulatif maupun per
kegiatan, SPJ ini merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan :

122
a. Buku Kas Umum
b. Laporan Penutupan Kas; dan
c. SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu
Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara
pengeluaran adalah sebagai berikut :
1) Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas,
2) Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja
dan item terkait lainnya berdasarkan BKU dan buku pembantu BKU
lainya serta khususnya Buku Pembantu Rincian Obyek untuk
mendapatkan nilai belanja per rincian obyek.
3) Bendahara pengeluaran menggabungkan hasil rekapitulasi tersebut
dengan hasil yang ada di SPJ Bendahara pengeluaran pembantu.
4) Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara
pengeluaran membuat SPJ alas pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya.
5) Dokumen SPJ beserta BKU, laporan penutupan kas dan SPJ
bendahara pengeluaran/bendahara pembantu kemudian diberikan ke
PPK SKPD untuk dilakukan verifikasi.
6) Setelah mendapatkan verifikasi, Pengguna Anggaran menandatangani
sebagai bentuk pengesahan.

4. Pertanggungjawaban Fungsional
Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan
disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lam bat tanggal 10 bulan
berikutnya.
Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang merupakan penggabungan dengan SPJ
Bendahara Pengeluaran Pembantu, SPJ tersebut dilampiri dengan :
o Laporan Penutupan Kas
" SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

123
Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.

4.5 Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu


Pertanggungjawaban pengeluaran merupakan proses pertanggungjawaban
seluruh pengeluaran belanja yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu dalam rangka pelaksanaan APBD. Proses
ini merupakan proses lanjutan dari proses pembukuan pengeluaran.
Pertanggungjawaban bendahara pengeluaran/bendahara pembaritu terdiri
dari:
1. Pertanggungjawaban penggunaan tambahan uang persediaan,
2. Pertanggungjawaban fungsional.

1. Pertanggungjawaban Penggunaan TU
Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan
pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya telah
habis/selesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan atau telah
sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.
Didalam melakukan pertanggungjawaban tersebut dokumen yang
disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan. Dokumen itl! dilampirkan dengan bukti-bukti belanja yang sah
dan lengkap.
Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban TU adalah
sebagai berikut:
1) Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mengumpulkan bukti-
bukti belanja yang sah atas penggunaan tambahan uang persediaan.
2) Apabila terdapat TU yang tidak digunakan bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu melakukan setoran ke Kas Umum
Daerah. Surat Tanda Setoran atas penyetoran itu dilampirkan sebagai
lampiran laporan pertanggungjawaban TU.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap tersebut dan
bukti penyetoran sisa tambahan uang persediaan (apabila tambahan
uang persediaan melebihi belanja yang dilakukan) bendahara

124
pengeluaran/bendahara pembantu merekapitulasi belanja ke dalam
Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan sesuai
dengan program dan kegiatannya yang dicantumkan pada awal
pengajuan TU.

Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban TU

Ural an PNKPA PPKSKPD Bendahara Pengelu;

Buku Setoran
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan
bukti setoran sisa dana TU ke rekening
Buku Belanja
kas umum daerah dan bukti belanja atas
penggunaan dana TU
Buku Seta ran Buku Setoran

Buku Belanja Buku Belanja


2. Bendahara pengeluaran membuat
laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana TU dan Laporan Penggunaan Laporan Penggunaan
menyampaikan ke PNKPA melalui PPK Tambahan uang Tambahan uang
SKPD persediaan persediaan

3. PPK SKPKD melakukan verifikasi alas Buku Setoran


Apakah
pertanggungjawaban yang disampaikan
dlsetujui?
dan kemudian memberikan kepada
PNKPA untuk mendapatkan
pengesahan YA Tidak

Buku Setoran

Buku Belanja
Buku Belanja

Laporan Penggunaan
4. PNKPA melakukan proses pengesahan Tambahan uang Laporan Penggunaan
atas laporan pertanggungjawaban persediaan Tambahan uang
penggunaan tambahan uang persediaan persediaan
Buku Setoran

Proses Pengesahan
Buku Belanja
5. PAIKPA kemudian memberikan laporan
pertanggungjawaban tambahan uang
persediaan kepada Bendahara Buku Setoran Laporan Pengguna
Pengeluaran Tambahan uang

Buku Belanja persedlaan

6. Bendahara Pengeluaran kemudian


Bukti seloran dan laporan
Laporan Penggunaan
memberikan laporan pertanggung- pertanggunQjawaban kemudll
Tambahan uang berikan kepada BUOIKual& 8
jawaban tambahan uang persediaan dan
persedlaan
bukti setor kepada BUD/Kuasa BUD

125
2. Pertanggungjawaban Fungsional
Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara
pengeluaran/bendahara pembantu dan disampaikan paling lambat tanggal
5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban (SPJ) dilampiri dengan :
a. Buku Kas Umum
b. Laporan Penutupan Kas
Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran
disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan
tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang
persediaan.

4.6 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD


Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan bendahara
pengeluaran PPKD adalah untuk melakukan pengeluaran/belanja PPKD dan
pengeluaran pembiayaan. Dalam proses ini bendahara pengeluaran PPKD
menyusun dokumen SPP-LS PPKD.
SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan dana atas belanja-belanja PPKD
seperti belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, belanja hibah,
belanja bunga dan belanja tak terduga. SPP-LS PPKD ini disusun oleh
bendahara pengeluaran PPKD.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai
lampiran dalam pengajuan SPP-LS, selain dari dokumen SPP-LS itu sendiri.
Lampiran tersebut antara lain :
a) . Salinan SPD
b) Lampiran lai.n yang diperlukan
Setelah itu bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP-LS PPKD
yang telah disiapkan. Disamping membuat SPP, bend ahara pengeluaran
PPKD juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang
sudah diterima oleh bendahara.

1. Pembukuan Belanja PPKD


Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan
SP2D-LS PPKD ke dalam BKU pengeluaran dan buku pembantu yang
terkait.

126
Pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran PPKD menerima
SP2D-LS PPKD dari BUD/ Kuasa BUD.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembukuan bendahara
pengeluaran PPKD adalah :
1. Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD
2. Buku Pembantu SKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang terdiri
dari:
Buku Rekapitulasi Pengeluaran per rincian obyek-Bendahara Pengeluaran
PPKD.
Langkah-langkah dalam membukukan SP2D-LS PPKD yang diterima
adalah .sebagai berikut :
1. Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD menggunakan BKU-
Bendahara Pengeluaran PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran
per Obyek.
2. Terhadap SP2D-LS PPKD yang diterima oleh bendahara pengeluaran
PPKD.
Transaksi tersebut dicatat di BKU-Bendahara Pengeluaran PPKD
pada kolom penerimaan. Nilai yang dicatat sebesar jumlah kotor
(Gross). Kemudian bendahara pengeluaran PPKD mencatat di BKU
bendahara pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dicatat sebelumnya di kolom penerimaan.
3. Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
PPKD selain di catat pada SKU - Bendahara pengeluaran PPKD,
belanja-belanja tersebut juga perlu di catat di Buku Pembantu Rincian
per Obyek.

2. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD


Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban atas
pengelolaan fungsi kebendaharaan yang berada dalam tanggungjawabnya
setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban disampaikan kepada PPKD.
Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut, dokumen yang
disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
Dokumen SPJ tersebut dilampirkan dengan :

127
1. Buku Kas Umun (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD
2. Ringkasan Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran
PPKD yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas
pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum dalam
ringakasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud.
Disamping laporan pertanggungjawaban di atas bendahara pengeluaran
PPKD membuat register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan SP2D
yang telah diterbitkan.
Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara
PPKD adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan BKU - Bendahara PPKD dan Buku Pembantu BKU
lainnya, bendahara pengeluaran PPKD membuat SPJ atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
2) Dokumen SPJ _bendahara pengeluaran PPKD dan perlengkapannya
tersebut kemudian diberikan ke PPK SKPKD untuk dilakukan verifikasi.
3) Setelah mendapatkan verifikasi dokumen SPJ bendahara pengeluaran
PPKD dan kelengkapannya tersebut kem.udian diberikan ke PPKD
untuk kemudian mendapatkan pengesahan.
Apabila disetujui, PPKD mengesahkan SPJ bendahara pengeluaran PPKD
dan kemudian memberikan dokumen SPJ yang sudah ditanda tangani
tersebut kepada bendahara pengeluaran PPKD.

128
BAB V

AKUNTANSIPELAPORAN

5.1 Transaksi keuangan dalam pelaksanaan APBD


Akuntansi Keuangan Daerah adalah serangkaian prosedur dari mulai
proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD,
pada dasarnya terdiri dari :
1. Transaksi penerimaan kas, yaitu semua penerimaan kas daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu.
2. Transaksi pengeluaran kas, yaitu semua pengeluaran kas daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu.
3. Transaksi selain kas, adalah semua transaksi keuangan selain
penerimaan kas daerah dan pengeluaran kas daerah dalam periode ta_hun
anggaran tertentu.
Pengertian akun selain kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian
keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri
dari : Penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses
akuntansi dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam catatan akuntansi
berdasarkan dokumen atau bukti transaksi yang sah.
Dokumen transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai bukti
terjadinya suatu transaksi keuangan, sedang catatan akuntansi adalah proses
pencatatan transaksi dan/atau kejadian keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada SKPD/ SKPKD yang
dilaksanakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer yang terdiri
dari : Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

129
Berdasarkan uraian tersebut, media untuk melaksanakan proses
akuntansi meliputi : Dokumen atau bukti transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar
dan Buku Pembantu.

5.1.1 Dokumen Transaksi


Dokumen atau bukti transaksi adalah formlir-formulir yang
digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya
suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam
akuntansi. Contoh formulir pada setiap jenis transaksi keuangan dalam
rangka pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut :

TransaksiKeuangan Dokumen/Bukti
1 Penerimaan Kas Surat Keputusan Pajak Daerah,
Surat Keputusan Retribusi Daerah,
Surat Tanda Setoran, Kuitansi
Penerimaan Kas, dll
2 Pengeluaran Kas SP2D, SPJ, Kuitansi Pengeluaran
Kas, Faktur/Nota Pembelian,dll
3 Selain Kas Bukti Memorial

5.1.2 Catatan Akuntansi


Catatan Akuntansi adalah proses pencatatan transaksi dan/atau
kejadian keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD pada SKPD/ SKPKD yang dilaksanakan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer yang terdiri dari :
Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. Buku Jurnal yaitu
merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
sebagai media untuk :
1) Mencatat transaksi keuangan penerimaan kas, pengeluaran kas
dan selain kas berdasarkan dokumen transaksi yang sah, dan
2) Menggolongkan transaksi keuangan ke dalam rekening-rekening
(Akun). Dan dicatat ke dalam sisi debet dan sisi kredit (double
entry).
Transaksi keuangan yang· telah dicatat dan digolongkan ke dalam buku
jurnal, selanjutnya secara periodik diposting ke dalam buku besar.

130
1) Buku besar yaitu merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi sebagai media untuk :
1) Meringkas catatan transaksi keuangan yang telah di golongkan
ke rekening-rekening (Akun),
2) Memberikan informfisi saldo rekening-rekening dimaksud
secara akumulatif. Catalan akuntansi berupa kumpulan
rekening-rekening dalam buku besar selanjutnya secara
periodik disusun ke dalam laporan keuangan.
3) Disusun Neraca Saldo yang memuat saldo-saldo dari akun-
akun yang ada di dalam buku besar, tujuan penggunaan neraca
saldo untuk menguji apakah transaksi telah diposkan dengan
benar dan mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya.
4) Disusun worksheeU kertas kerja yaitu menyesuaikan akun-akun
yang nilainya/ saldonya mengalami perubahan pada akhir
periode. Contoh penghapusan piutang.
5) Buku Pembantu merupakan catatan akuntansi yang
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi sebagai media yang
melengkapi (merinci atau menjabarkan) informasi rekening
tertentu dalam buku besar, dan menjadi alat uji silang terhadap
rekening tertentu dimaksud dalam buku besar.

5.1.3 Basis Pencatatan


Akuntansi keuangan daerah pada dasarnya adalah bagian dari
pelaksanaan tatausaha keuangan daerah yang mencakup proses
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi realisasi APBD
dalam satu tahun anggaran, serta pelaporannya pada akhir tahun
· anggaran yang bersangkutan.
Basis pencatatan yang digunakan untuk akun-akun keuangan
daerah adalah basis-basis akrua/. Yaitu pendapatan-pendapatan
belanja diakui pada saat terjadinya transaksi.
Namun demikian pada masa transisi masih dapat menggunakan
toward accrual yang artinya untuk pelaporan APBD menggunakan basis
kas dan untuk laporan neraca berbasis akrual. Basis kas, digolongkan
dan diringkas ke dalam rekening-rekening APBD (pendapatan, belanja
daerah dan pembiayaan) untuk selanjutnya disajikan dalam laporan

131

'
',\ .··~
realisasi APBD. Sedangkan, untuk penyajian neraca daerah digunakan
basis akrual dan penyesuaian terhadap rekening-rekening APBD
tertentu (belanja modal dan pembiayaan) ke rekening-rekening aktiva,
hutang dan ekuitas dana.

5.1.4 Sistem Pencatatan Berpasangan


Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya merupakan proses
pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam rangka
pelaksanaan APBD. Oleh karena itu, transaksi yang dicatat akan
digolongkan berdasarkan Persamaan Struktur APBD sebagai berikut :
Persamaan untuk LRA

PENDAPATAN (P)- BELANJA (B)= SURPLUS/DEFISIT

Surplus/Defisit dalam Struktur APBD ditutup oleh Pembiayaan,


artinya jika terjadi Surplus (Pendapatan lebih besar dari pada Belanja)
dialokasikan ke pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK) atau
sebaliknya jika terjadi Defisit (Pendapatan lebih kecil dari pada Belanja)
ditutup dari Pos Pembiayaan berupa Penerimaan Pembiayaan daerah
(PT). Dengan demikian Persamaan (1) tersebut, dapat dikembangkan
menjadi Persamaan (2) sebagai berikut :

(1) P-B=-PT+PK
(2) P + PT =B + PK

Dalam Persamaan (3) tersebut ada empat golongan rekening


APBD, yaitu Pendapatan (P), Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah
(PT), Belanja (B) dan Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK).
Setiap transaksi dalam rangka pelaksanaan APBD akan dicatat dan
digolongkan pada salah satu dari em pat golongan rekening tersebut.

Akuntansi Keuangan Daerah menggunakan Sistem Pencatatan


Berpasangan (Double Entry System}, artinya pencatatan transaksi
pelaksanaan APBD pada salah satu dari empat golongan rekening
APBD tersebut harus dipasangkan dengan golongan rekening yang

132
lain. Karena pencatatan transaksi pelaksanaan APBD, maka golongan
rekening lain yang menjadi pasangan salah satu dari empat golongan
rekening APBD tersebut adalah rekening Kas.

Dengan demikian, transaksi pelaksanaan APBD yang dicatat


berbasis kas akan digolongkan ke dalam : (1) Salah satu dari em pat
golongan rekening APBD disatu sisi, dan (2) rekening kas pada sisi
yang lain (Sistem Berpasangan).

Persamaan untuk Laporan Neraca :


1: H =u + Equitas
2. H =u + E +/- (SILPA/SIKPA)

Terdapat empat tahapan dalam proses akuntansi, yaitu :


1. Pencatatan,
2. Penggolongan,
3. Peringkasan,
4. Penginterpretasian Laporan (Hasil Pencatatan, Penggolongan dan
Peringkasan Transaksi).

5.2 Laporan Keuangan

Laporan Keuangan disusun dengan menerapkan basis kas untuk


pengakuan pos-pos pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta basis akrual
untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa-
peristiwa yang lain, di atur dalam standar akuntansi pemerintahan lainnya.
Lapor<~n Keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen pemerintah
akan digunakan oleh berbagai pihak yang memerlukan laporan akan
menggunakan laporan keuangan untuk berbagai keperluan sesuai dengan
kebutuhan mereka masing-masing.
Adapun secara umum pihak-pihak yang akan menggunakan laporan
keuangan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi :
1. Pengguna Internal
(Pimpinan SKPD dan Kepala Daerah).

133
2. Pengguna eksternal
Pengguna Eksternal meliputi para pegawai negeri sipil, para pimpinan
disetiap SKPD dan komponen lain dalam pemerintah daerah. Bagi pegawai
negeri sipil memerlukan laporan keuangan karena mereka berkepentingan
untuk melihat hasil kinerja tiap SKPD dan realisasi pencapaiannya. Pimpinan
memerlukan laporan keuangan untuk mampu melakukan kontrol atau kendali
atas kegiatan yang dilaksanakan.
Pengguna Eksternal meliputi masyarakat secara luas antara lain,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lnstansi Pajak, lnstansi Pemeriksa,
Lembaga Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan · Rakyat, Pemerintah
Pus at.
Sesuai amanat undang-undang .nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi
akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis
akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan
laporan keuangan pemerintah sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi
pemerintahan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Dual Basis.
Yang dimaksud dengan Dual Basis adalah Pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran menggunakan basis kaS,
sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca
menggunakan basis akrual.
Hasil dari proses akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan
dalam bentuk laporan. Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan
informasi keuangan yang terstruktur yang dikeluarkan 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun anggaran yaitu laporan semesteran yang dimulai pada bulan
Januari s/d Juni dan Laporan tahun Y!'lnQ dimulai pada bulan Juli s/d
Desember mengenai :
1) Laporan Realisasi Anggaran;
2) Neraca;
3) Laporan Arus Kas; dan
4) Catalan alas Laporan Keuangan.

134
Untuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik badan, dinas atau
kantor kewajiban yang harus dilaksanakan adalah menyusun komponen
laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan oleh
PPK- SKPD yang terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Realisasi Anggaran
c. Catatan atas Laporan Keuangan

5.2.1 Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan realisasi
pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama suatu periode. Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah yang menunjukan ketaatan terhadap anggaran yang telah
disusun dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola dalam suatu periode pelaporan.
LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode laporan. LRA menyajikan sekurang-
kurangnya unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran rekening kas umum daerah
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang dari suatu
entitas pelaporan dari Kepada entitas pelaporan lain, termasuk
dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Surplus I Defisit
Surplus I Defisit adalah selisih lebih I kurang antara pendapatan
dan balanja selama satu periode pelaporan.

135
e. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
danlatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam tenggang pengganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran.
f. Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran
Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPNSiKPA) adalah
selisih lebih I kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
APBN I APBD selama satu periode pelaporan.

Periode Pelaporan
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas
berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan
suatu periode yang. lebih pc:njang atau pendek dari satu tahun, entitas
mengungkapkan informasi sebagai berikut :
a. Alasan pengguna periode pelaporan tidak satu tahun
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan realisasi
anggaran dan catatan- catatan terkait tidak dapat diperbandingkan .
. Suatu entitas pelaporan menyajikan laporan realisasi anggaran
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

Laporan Realisasi Anggaran minimal mencakup pos-pos sebagai


berikut:
a. Pendapatan
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus I Defisit
e. Penerimaan Pembiayaan
f. Pengeluaran Pembiayaan
g. Pembiayaan Netto
h. Selisih Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPNSiKPA)

136
Pas, Judul, dan Sub Jumlah lainnya disajikan dalam laporan
realisasi anggaran . apabila diwajibkan oleh pernyataan standar
akuntansi pemerintahan ini, atau apabila penyajian tersebut diperlukan
untuk menyajikan laporan relisasi anggaran secara wajar.

5.2.2 Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu.

5.2.3 Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara
kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktifitas operasi, investasi aset non keuangan,
pembiayaan, dan non anggaran. Penyajian LAK dan pengungkapan
yang berhubungan dengan arus kas diatur dalam PSAP Nomor 03
tentang laporan arus kas.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang terdiri dari :
a) Pemerintah Pusat
b) Pemerintah daerah dan
c) Satuan Organisasi di Lingkungan Pemerintah Pusat/Oaerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-unda;y-·-::.11
satuan organisasi dimaksud wajib membuat laporan arus kas.
Entitas Pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan Iapan:.: 1
arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi
Perbendaharaan, yaitu unit yang ditetapkan sebagai Bendaharawan
Umum Negara/Daerah dan /atau Kuasa Bendaharawan Umum
Negara/Daerah.

137
5.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catalan Alas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang
tak terpisahkan dari Laporan Keuangan yang menyajikan lnformasi
tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai, CaLK ditunjuk agar Laporan Keuangan
dapat dipahami dan dibandingkan dengan Laporan Keuangan Entitas
lainnya. CaLK sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai
berikut:
1. lnformasi tentang kebijakan fiskal I keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target undang-undang APBN I Perda APBD, berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target ;
2. lkhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan selama tahun pelaporan;
3. lnformasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan alas
transaksi -transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
4. Pengungkapan lnformasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
5. Pengungkapan lnformasi untuk pos-pos asset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akru<!l atas
pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan
basis kas;
6. lnformasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

5.3 Akuntansi Pendapatan


Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan disebutkan bahwa pendapatan adalah semua
penerimaan rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 yang telah diubah
dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011, disebutkan bahwa
pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.

138
Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung
sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi dan I atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau
pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta
pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya
merupakan pendapatan daerah.
Pendapatan Daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan.

5.3.1 Azas Bruto


Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan Az.as Bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (Setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Akuntansi pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat
pendapatan asli daerah yang dalam wewenang SKPD .
. Pendapatan diakui pada saat diterima pada kas umum daerah.
Dengan demikian apabila terdapat pendapatan yang dipungut oleh I
disetor kepada bendahara penerimaanlpemegang kas belum diakui
sebagai pendapatan. Uang tersebut diperlakukan sebagai pendapatan
yang ditangguhkan.

5.3.2 Dokumen Pendapatan


Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain
berupa surat tanda setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya
yang dianggap sah.

5.3.3 Transaksi peneriman kas pada SKPD


1. PPK-SKPD menerima STS penerimaan dari bendahara penerimaan
(Penatausahaan penerimaan).
2. Berdasarkan dokumen STS penerimaan dan lampirannya, PPK-
SKPD mencatat transaksi pendapatan dengan menjurnal "Kas di
bendahara Penerimaan" di Debit dan "Akun pendapatan sesuai
jenisnya" dikredit.

139
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas Bendahara
Rp ...............
Penerimaan

Pajak .......... Rp ..............

Jika terdapat potongan atas penerimaan kas tetap dicatat sebesar


jumlah bruto kas yang diterima.
Akuntansi penda-patan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yailu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (Setelah di kompensasikan dengan pengeluaran).

5.3.4 Penyetoran kas ke kasda


1. Bendahara penerimaan menyetorkan kas pendapatan yang diterima
kepada kasda.
2. PPK-SKPD kemudian mencatat transaksi . penyetoran tersebut
dengan menjurnal "RK PPKD" di Debit dan "Kas di Bendahara
Penerimaan" di kredit.

5.3.5 Penerimaan Kas yang berasal dari perijualan aset


Terhadap pendapatan yang berasal dari penjualan aset tetap/lainnya
perlu ada jurnal pendamping untuk mengakui penurunan aset yang
bersangkutan. Jurnal pendamping ini sering disebut jurnal korolari.

5.3.6 Koreksi pengembalian atas kelebihan penerimaan (Recurring-Non


recurring)
Apabila terdapat pengembalian maka harus di analisis terlebih
dahulu sifat pengembalian tersebut, pengembalian yang sifatnya normal
dan berulang (Recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak
berulang (Non Recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi
pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama.

140
5.4 Akuntansi Belanja
Menurut PP No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Sedangkan menurut peraturan menteri dalam negeri Nomor 13
tahun 2006 yang telah diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun
2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, belanja daerah
didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemda.
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 yang telah
diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011. Pengklasifikasian
belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, program,
kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara
yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD.
Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (Uang
Persediaan) I GU (Ganti Uang) I TU (Tambah Uang) dan Akuntansi belanja LS
(Langsung).

5.4.1 Akuntansi Belanja UPIGU/TU


1. PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui pengguna
anggaran
2. Berdasarkan SP2D PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan
uang persediaan tersebut dengan menjurnal " Kas di bendahara
Pengeluaran" di Debit dan " RK-PPKD" di Kredit.

141
Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas Bendahara Rp ...............


Pengeluaran
RIK PPKD Rp ..............

3. Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara


pengeluaran. SPJ tersebut dilampiri dengan bukti transaksi.

mencatat transaksi-transaksi belanja sebelumnya dengan


menjurnal "belanja sesuai jenisnya" di Debit dan "Kas di bendahara
pengeluaran " di Kredit.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit


Belanja ...... Rp ...............
Kas di Bendahara Rp ..............
Pengeluaran

4. Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke buku besar sesuai


dengan kode rekening belanja.
5. Diakhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada di
tiap buku besar ke dalam neraca saldo.

5.4.2 Akuntansi Belanja Langsung (LS)


Belanja LS yang maksud adalah belanja LS gaji dan Tunjangan
dan belanja LS barang dan jasa. Dalam konteks belanja LS, akuntansi
mempunyai asumsi bahwa dan,a SP2D dari BUD langsung diterima oleh
pihak ke tiga/pihak lain yang telah ditetapkan.
Langkah penanganan belanja LS
PPK-SKPD menerima SP2D dari kuasa BUD melalui pengguna
anggaran. Berdasarkan SP2D terkait, PPK-SKPD mencatat iransaksi
belanja dengan menjurnal " Belanja sesuai jenisnya" di Debit dan "RK-
PPKD" di Kredit.

142
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Belanja Rp ...............
R/K PPKD Rp ..............

(Catatan : Pada saat terjadi pembayaran belanja LS melalui


rekening kas daerah, PPK-SKPKD akan mencatat transaksi tersebut
dengan menjumal "RK- Satker sesuai dengan nama Satkemya" di Debit
dan " kas di kas daerah "di Kredit'?
Dalam kasus LS gaji dan tunjangan. Meskipun dana yang
diterima oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan),
namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam
jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena
pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi
PPKD.
(catatan : Pada saat transfer gaji dan tunjangan dari rekening
kas daerah, PPK-SKPKD akan mencatat potongan terhadap gaji dan
tunjangan dengan menjuma/ " Kas di Kas daerah" di Debit dan " hutang
PFK" di Kredit. Sewaktu, potongan tersebut di transfer ke rekening yang
terkait, maka transaksi tersebut akan di jumal " Hutang PFK" di Debit dan
"Kas di Kas daerah" di Kredit).
Dalam kasus LS barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan
pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ke tiga adalah jumlah
netto (setelah dikurangi potongan pajak, namun PPK-SKPD tetap
mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD kemudian
mencatat potongan tersebut sebagai hutang di jurnal umum.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas Bendahara Rp ............


Pengeluaran
Hutang Rp ..............

Ketika bukti surat setoran pajak (SSP) telah diterima, dilakukan


penghapusan hutang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

143
Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Hutang Rp .........

Kas di Bendahara Rp ..............


Pengeluaran

Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap,


PPK-SKPD juga mengakui penambahan aset dengan menjurnal " Aset

sesu2l jenisnyall di Debit dan "d! !r.vestas!kan da!am aset tetap " dl
Kredit.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Belanja Modal Rp ............

Kas di Bendahara Rp ..............


Pengeluaran

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset.. ...... Rp ............

Ekuitas-Diinve~.tasikan Rp ..............
dalam Aset tetap

Setiap periode, jurnal tersebut akan di posting ke Buku Besar


sesuai dengan kode rekening belanja. Diakhir bulan, PPK-SKPD
memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap Buku Besar ke dalam neraca
saldo.

5.5 Akuntansi Selain Kas


Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal-pasal 259 dan 283
Permendagri No. 13 Tahun 2006 pengertian akuntansi selain kas adalah:
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi
dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD yang
dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

144
5.5.1 Pihak-pihak yang terkait
Pihak-pihak yang terkait dengan akuntansi selain kas antara lain :
1. Ditingkat satuan kerja perangkat daerah adalah PPKD
2. Ditingkat SKPKD adalah Fungsi akuntansi
5.5.2 Peristiwa akuntansi selain kas
Peristiwa ataupun transaksi yang menyebabkan terjadinya event
akuntansi selain kas pada SKPD ataupun di SKPKD meliputi
setidaknya:
1. Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal
yang telah di posting ke dalam Buku Besar.
Contoh:
26 Januari 2011 dilakukan koreksi atas kesalahan pencatatan
belanja yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2011. Pada tanggal
tersebut dilakukan belanja ATK senilai Rp. 5 juta, namun dicatat ke
kode rekening 5.2.2.01.02 (belanja dokumen).
1. Jurnal Awalnya

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

8/1/06 Belanja Dokumen Rp. 5

Kas di Bendahara Rp. 5


Pengeluaran

2.Jurnal Koreksinya

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Belanja ATK Rp. 5·


Belanja Dokumen Rp. 5

5.5.3 Pengakuan Asset, Hutang, dan Ekuitas


Merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh
SKPD. Pengakuan asset sangat terkait dengan belanja modal yang
dilakukan oleh SKPD.

145
Contoh:
28 Mei 2011 SKPD Setda menerima hibah satu unit mobil kendaraan
dinas seharga 120 juta.
1. Jurnal pengakuan atas perolehan aset

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset Kendaraan Roda Rp. 120


l=mn<>t
-···,....-·
Ekuitas - Diinvestasikan Rp. 120
dalam Aset tetap

2. Jurnal Depresi~si

Merupakan Jurnal Depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD


Contoh:

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp. 5


dalam Aset tetap
Akumulasi Depresiasi Rp. 5

5.5.4 Jurnal Terkait dengan Transaksi yang bersifat accrual dan


repayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi
yang sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran kas belum dilakukan
(accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa
yang akan datang (prepayment).

Contoh:
Pada akhir tahun 2011 SKPD Setda masih belum dapat membayar
biaya listrik bulan Desember sebesar 10 juta pad a PLN.

146

I
1. Pengakuan Kewajiban (accrual)

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Hutang Belanja Listrik Rp. 120

EDL - Dana Utang jangka Rp. 120


pendek

5.5.5 Dokumen akuntansi selain kas


Sukti t;ansak:;i yang digunakan dah:un prosedur akuniansi seiain kas
memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika tersedia.

5.5.6 Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Akuntansi selain Kas


1. PPK-SKPD bedasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain
kas membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang-
kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau
kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/alau kejadian, dan
jumlah rupiah.
2. PPK-SKPD mencatat bukti memorial ke dalam Buku Jurnal Umum.
Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas
di posting ke dalam Buku Besar sesuai kode rekening yang
bersangkutan.
3. Setiap akhir periode semua Buku Besar ditutup sebagai dasar
penyusunan Laporan Keuangan SKPD.

5.6 Akuntansi Aset


Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila
penilaian asset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan, maka nilai asset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh asset tetap
dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik asset tersebut. Biaya
perolehan asset tetap yang di bangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak !angsung termasuk
biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa

147
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
Aset tetap terdiri dari :
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, lrigasi, dan Jaringan
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam Pengerjaan.

Perkiraan pasangan (balancing account) aset tetap dalam neraca adalah


diinvestasikan dalam investasi aset tetap.
Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan
akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan
penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Transaksi-
transaksi tersebut secara garis besar digolongkan dalam dua kelompok besar
transaksi, yaitu :
1. Penambahan nilai aset
2. Pengurangan nilai aset

5.6.1 Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Aset :


1. Berdasarkan bukti transaksi yang berupa :
a. Berita acara penerimaan barang, dan/atau
b. Berita acara Serah Terima Barang, dan/ atau
c. .Serita Acara Penyelesaian Pekerjaan

PPK-SKPD membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut dapat


dikembangkan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan yang
sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai :
1) Jenis/Nama aset tetap
2) Kode Rekening Terkait
3) Klasifikasi Aset Tetap
4) Nilai Aset Tetap
5) Tanggal Transaksi
6) Lokasi Aset Tetap

148
2. Dalam kasus penambahan nilai asset, berdasarkan bukti memorial
tersebut, PPK-SKPD mengakui penambahan aset dengan menjurnal
"Aset sesuai jenisnya" di Debit dan "diinvestasikan dalam aset tetap"
di Kredit. Penambahan aset atau perolehan aset dapat melalui
berbagai cara :

a. Perolehan pembelian
b. Hibah/Donasi
c. Membangun sendiri.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset .......... Rp .........

Ekuitas - Diinvestasikan Rp ...........


dalam Aset tetap

Dalam Hal membangun sendiri dan sebelum selesai maka bangunan


tidak bisa langsung diakui sebagai asset bangunan/gedung tapi diakui
sebagai konstruksi dalam pengerjaan. Diakui sebesar jumlah SP2D
yang telah dikeluarkan dengan jurnal :

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Konstruksi dalam Pengerjaan Rp ..........

Ekuitas - Diinvestasikan Rp ...........


dalam Aset tetap

(Catatan _:_ setelah selesai pembangunan 100% maka jurnal di atas


dihapus bukukan dengan membalik jurnal. Semula Debit menjadi Kredit
dan sebaliknya. Kemudian melakukan jurnal pengakuan aset yang 100%
seperti jurnal asset normal, seperti terlihat di bawah ini).

149
Tgl Urai::m Ref Debit Kredit
Ekuitas - Diinvestasikan dalam Rp . ... .....
Aset tetap
Konstruksi dalam Rp . ...... ...
Pengerjaan

Jurnal untuk mengakui aset yang telah selesai dibangun


I Tal
~
I Uraian I Ref I Debit Kredit
Aset .......... Rp . ... .....

Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ...... ...


dalam Aset tetap

3. Dalam kasus pengurangan aset, berdasarkan bukti memorial, PPK-


SKPD mengakui pengurangah aset dengan menjurnal
Diinvestasikan dalam aset tetap" diDebit dan "Aset sesuai jenisnya"
di Kredit.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ... .....


dalam Aset tetap
Aset ............. Rp . ...... ...

4. Pelepasan aset tetap


Pelepasan Aset dengan cara di lelang akan menghasilkan uang
masuk atau penerimaan kas. Uang hasil penjualan lelang aset
tersebut akan dicatat sebagai lain-lain PAD yang sah.

Jurnal untuk mengakui penghapusan aset


Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp. ........


dalam Aset tetap
Aset ............. Rp. . ........

150

WWMNNN¥j
Jurnal untuk mengakui kas yang diterima
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Bendahara Rp . ... .....
Penerimaan
Lain-lain PAD yang sah Rp . .........

5. Bilamana pemerintah daerah sudah menerapkan Depresiasi


(Penyusutan) maka jumlahnya :

Tgl Uraian Ref Debit Kredit


Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ... .....

dalam Aset tetap


Akumulasi Rp. ... ······
Penyusutan Aset

(Selain tanah konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat


disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal
penyusutan aset tetap ini di buat di akhir tahun)

6. Secara periodik, Buku Jurnal atas Transaksi aset tetap tersebut di


posting ke dalam Buku Besar rekening berkenaan.
Setiap akhir periode semua Buku Besar ditutup sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan SKPD.

BUPATI JAYAPURA
ttd
MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si

Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya,


a.n. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA
KERN.A BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

151

Anda mungkin juga menyukai