Anda di halaman 1dari 2

Kezia Yohana (19/444747/EK/22565)

Pendidikan Agama Kristen II

CATATAN KULIAH SESI 01

Hermeunetika adalah metode, berarti mempelajari apa saja yang bisa dilihat dari teks. Dasar
Firman Tuhan yang dipakai adalah 2 Timotius 3:14-17 terutama ayat 16.
1. Allah (14-15)
2. Firman Tuhan (16-17)
3. Manusia: berhikmat… menuntun orang kepada keselamatan

Perjanjian lama (Kejadian – Maleakhi): Bahasa Ibrani


Perjanjian baru (Matius – Wahyu): Bahasa Yunani

Ayat 16 (Bahasa Indonesia): “Segala tulisan yang diilhamkan Allah…”


Kata yang kalau dikritisi berarti ada yang diilhamkan dan ada yang tidak diilhamkan.

Ayat 16 (Bahasa Yunani): “Segala tulisan diilhamkan Allah…”


Bahasa Yunani adalah yang asli, berbeda dengan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia.
Artinya, seluruh isi alkitab diilhamkan oleh Allah.

Keluaran 34:27 “Berbicaralah Allah kepada Musa…” Musa diminta untuk menulisan kata itu
yang disampaikan kepada Musa, yaitu Adonai dst. Ini adalah pembuktian untuk 2 Tim 3:16.
Oleh karena itu, kata yang pada ayat 16 terjemahan Bahasa Indonesia merujuk pada
keseluruhkan alkitab. Penting untuk cross check dengan alkitab dalam Bahasa yang asli.

2 Timotius 3:16 bermanfaat bagi manusia, ada maksud Tuhan:


1. Mengajar. Guru paling benar adalah Allah sendiri tapi terkadang manusia tidak bisa
menemui Allah langsung. Alkitab ada supaya manusia belajar dari dalamnya. Oleh
karena itu, gurung paling benar adalah alkitab yang diilhamkan Allah sendiri.
2. Menyatakan kesalahan. Manusia terkadang merasa tersinggung ketika membaca alkitab
karena menyatakan kesalahan dan menegur manusia supaya selalu terus berada pada
jalur Tuhan.
3. Memperbaiki kelakuan. Karena alkitab menunjukkan kesalahan manusia, perbaikan
dalam diri manusia harus dilakukan.
4. Mendidik orang dalam kebenaran. Bagi orang yang di luar Kristus, kebenaran mendidik
dalam kebenaran diperlengkapi untuk perbuatan baik.

Metode untuk pembelajaran.


1. Deduktif: sudah memiliki kesimpulan atas ayat tesebut, dicarikan dukungan dari
alkitab. Deduktif dapat dipakai untuk kasus-kasus tertentu seperti renungan tapi
sebaiknya menggunakan metode induktif. Penafsiran sebaiknya tidak didasarkan buku.
2. Induktif: alkitab sebagai dasar, membaca buku-buku sebagai pendukung. Metode yang
Kembali kepada alkitab. Saran terbaik adalah menggunakan metode ini dibantu dengan
6 pertanyaan utama (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana).

Apa itu konteks?


Contoh pada Kejadian 3:15, “Aku” siapa?

Konteks sangat dekat adalah ayat sebelum dan sesudahnya. Dari ayat-ayat tersebut bisa
menjawab pertanyaan 5w1h pada ayat 15.
Konteks dekat adalah keseluruhan pasal tersebut. Konteks dekat perlu dilihat apabila konteks
sangat dekat tidak dapat menjawab 5w1h ketika melihat konteks sangat dekat.
Akar permasalahan bisa dilihat dari ayat-ayat sebelumnya untuk mengerti ayat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai