Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tiara Massa Rerung

NIM : 219118163

Kelas : J9+K9+L9 Rantepao

TUGAS UTS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL

1. Setiap mahasiswa menganalisis disekitar lingkungan masing-masing tentang


perubahan budaya yang terjadi yang mempengaruhi/menghambat
perkembangan pendidikan. Deskripsikan dalam bentuk paper sesuai dengan
realitas yang terjai disekitar anda, budaya apa dan pengaruhnya terhadap
perkembangan penididikan bagaimana?
Jawab:
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan,
dan perkembangan unsur-unsur dalam suatu kebudayaan. Secara sederhana,
perubahan budaya merupakan dinamika yang terjadi akibat benturan-benturan
antarunsur budaya yang berbeda-beda. Di sekitar lingkungan tempat tinggal
saya terdapat perubahan budaya yang dapat mempengaruhi / menghambat
perkembangan pendidikaan. Adapun perubahan budaya tersebut yang terjadi
di lingkungn sekitar saya yaitu:
a) Penggunaan bahasa daerah Toraja yang sudah semakin jarang.
Di lingkungan sekitar saya penggunaan bahasa Toraja di dalam
kehidupan sehari-hari sudah hampir jarang di dengar, masyarakat sudah
banyak yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia ataupun logat
daerah lain. Kejadian tersebut banyak saya jumpai baik dikalangan
orangtua, remaja, maupun anak-anak. Hal tersebut sangat memprihatinkan
karena dapat menghilangkan bahasa daerah tempet tinggal kita sendiri
yaitu bahasa Toraja. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bukan tidak
mungkin beberapa tahun mendatang bahasa Toraja akan punah terkikis
oleh zaman. Salah satu penyebab punahnya bahasa daerah adalah bahasa
nasional sendiri yaitu penggunaan bahasa Indonesia, karena secara tidak
langsung penutur bahasa daerah menjadi enggan mengajarkan bahasa
daerah pada keturunannya. lunturnya bahasa daerah dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu dari lingkungan keluarga,penggunaan bahasa dalam
pendidikan dan kurangnya minat generasi muda untuk melestarikan bahasa
daerah. Dalam lingkungan keluarga, banyak orang tua yang cenderung
menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari dengan
keluarga dan anak-anaknya. Orang tua jarang mengajarkan bahasa daerah
pada anak-anaknya, sehingga anak kurang fasih dalam berbicara
menggunakan bahasa daerah. Dan juga di lingkungan pergaulan sehari-hari
sangat jarang anak muda yang menggunakan bahasa daerah Toraja lagi dan
terdapatnya banyak logat-logat dari daerah lain sehingga bahasa Toraja
yang asli sudah sangat jarang didengar. Banyak anak muda/ generasi muda
yang beranggapan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang kuno dan
dianggap kampungan. Mereka lebih senang dan bangga menggunakan
bahasa Indonesia atau bahasa asing yang dianggap lebih maju dan modern.
Beberapa bahkan tidak perduli lagi dengan bahasa daerah dan enggan
menggunakannya. Budaya dan nilai-nilai yang berlaku di anak muda
sekarang ini telah mengeyampingkan bahasa daerah. Tidak ada lagi
kesadaran bahwa bahasa daerah merupakan warisan budaya luhur yang
harus dilestarikan. Menggunakan bahasa Indonesia dan menguasai bahasa
asing memang tidak ada salahnya karena tuntutan dunia kerja yang
semakin berdaya saing global dan mengharuskan menguasai bahasa asing.
Namun, bukan berarti kita melupakan bahasa daerah yang notabennya
merupakan bahasa kita sendiri. Hal tersebut dapat mempengaruhi/
menghambat perkembangan pendidikan karena di sekolah terdapat mata
pelajaran muatan lokal tepatnya di sekolah dasar, jika bahasa daerah sudah
asing didengar oleh para peserta didik maka bahasa daerah Toraja bisa saja
semakin pudar dan generasi-generasi selanjutnya akan ikut karena
kurangnya penggunaan bahasa daerah yang digunakan sehingga generasi
selanjutnya akan asing dalam mendengar atau menggunakan bahasa
daerah. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa mencintai
dan bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari
disamping bahasa nasional dan bahasa asing. Dan bahasa daerah adalah
warisan budaya luhur yang harus kita lestarikan bersama-sama.
b) Cara berpakaian
Pengaruh globalisasi dan modernisasi telah menyentuh hampir semua
aspek kehidupan yang ada di masyarakat, termasuk gaya berpakaian. Di
lingkungan sekitar saya gaya hidup masyarakat terus berkembang seiiring
dengan perkembangan zaman yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi
dan modernisasi. Saat ini di lingkungan sekitar saya banyak masyarakat
cenderung menggunakan pakaian yang menirukan gaya berpakaian orang
barat. Khususnya bagi generasi muda di lingkungan saya, cara
berpakaiannya cenderung mengarah ke gaya berpakaian orang luar, hal
tersebut dapat mereka tiru dari para artis-artis dan pemain sinetron
misalnya yang biasanya menggunakan pakaian yang sama sekali tidak
mencerminkan budaya lokal yaitu dengan menggunakan pakaian yang
terbuka tetapi hal itu justru dianggap mereka sebagai tren kekinian. Kita
tahu bersama bahwa masyarakat Toraja merupakan masyarakat yang
mayoritas kristiani. Namun yang saya lihat di lingkungan saya ketika ke
gereja anak muda bahkan orangtua sekalipun menggunakan pakaian yang
tidak pantas untuk dipakai ke gereja namun mereka memakainya. Mereka
menggunakan pakaian ala kebarat-baratan maupun pakaian asing. Dan juga
ketika ada acara pernikahan pakaian yang digunakan bukan lagi model baju
Toraja yang asli namun sudah sangat banyak model-model baju yang tiru
dari negara asing. Tanpa disadari hal tersebut dapat mempengaruhi
/menghambat perkembangan pendidikan. Di sekolah pendidikan yang
diajarkan yaitu pendidikan karakter, yang dimana pendidikan karakter
mengajarkan setiap peserta didik untuk berbudi pekerti, berahlak mulia,
bermoral, bahkan dapat membantu norma kesopanan pada anak. Jika
budaya cara berpakaian kebarat-baratan ditiru oleh anak sekolah maka nilai
pendidikan karakter akan hilang karena melalui pendidikan karakterlah
mengajarkan setiap anak untuk dapat bersikap sopan dan santun terhadap
orang yang lebih tua maupun kepada teman sebayanya.

2. Setiap mahasiswa secara individu mencari salah satu kearifan lokal di sekitar
lingkungan masing-masing yang ada. Indentifikasikan dan deskripsikan
bagaimana peran kearifan lokal tersebut dalam membentuk karakter manusia.
Jawab:
Gotong royong adalah bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-
membantu). Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama
dan bersifat sukarela agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Masyarakat sejak
lama telah sadar betul bahwa sebagai makhluk sosial untuk memenuhi
kebutuhannya harus melibatkan orang lain. Sebaliknya, juga perlu melibatkan
diri untuk membantu orang lain melepaskan diri dari kesulitan. Di sekitar
lingkungan tempat tinggal saya peran kearifan lokal gotong royong ini masih
sangat kuat, adanya kepedulian, dan peran masyarakat yang berdasarkan
semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Khususnya pada saat ada
masyarakat yang mengalami kesulitan atau bantuan seperti masyarakat yang
berdukacita, syukuran, acara pernikahan ddl, masyarakat saling bekerja sama
dan tolong menolong dalam menyelesaikan kepentingan bersama yang
didasarkan pada solidaritas sosial. Peran kearifan gotong royong ini dapat
membentuk karakter manusia, karena melalui gotong royong terbentuknya
suatu kepribadian bangsa/masyarakat dan merupakan gotong royong
merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
Maka setiap masyarakat harus memiliki rasa sikap gotong royong karena
didalamnya terdapat kesadaran dari setiap masyarakat untuk dapat saling
membantu sama lain sehingga persauaraan semakin erat.

3. Setiap mahasiswa secara individu menganalisis di sekitar lingkungan masing-


masing tentang nilai-nilai kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan lokal apa yang
penerapannya sudah mulai hilang disekitar anda, dan apa yang menyebabkan
merosotnya nilai-nilai kearifan tersebut, berikan solusi bagaimana
memulihkan agar nilai-nilai kearifan lokal tersebut bisa di budidayakan
kembali!
Jawab:
Di sekitar lingkungan saya nilai-nilai kearifan lokal yang penerapannya sudah
mulai hilang yaitu kurangnya rasa saling menghargai. Yang dimaksudkan
disini yaitu kurangnya rasa saling menghargai, contohnya pada malam hari
orang beristirahat masih ada warga masyarakat yang memutar musik padahal
warga yang lain sudah beristirahat. Hal tersebut dapat mengganggu dan
membuat orang menjadi risih dan juga adanya warga yang membicarakan
keburukan orang lain (gosip). Contoh yang lain yaitu pada saat ke gereja para
anak muda memakai pakaian yang kurang pantas digunakan (menggunakan
baju ala kebarat-baratan) sehingga tidak lagi adanya rasa saling menghargai
orang yang sedang ikut beribdah. Adapun yang menyebabkan nilai saling
menghargai ini mulai merosot yaitu karena adanya pengaruh dari luar, adanya
kepentingan pribadi serta sudah terbiasa berpikiran positif pada orang lain.
Adapun solusi yang dapat dilakukan agar nilai saling menghargai tidak
merosot lagi di lingkungan sekitar saya yaitu dengan cara menasehati orang
tersebut, saling berkomunikasi dengan baik (saling pengertian), membangun
rasa persaudaraan, saling menerima pendapat yang ada agar terjalin rasa
saling menghargai satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai