Anda di halaman 1dari 3

Reinforcement

A. Pengertian

Adalah proses dimana tingkah laku diperkuat oleh konsekuensi yang segera mengikuti tingkah laku
tersebut. Saat sebuah tingkah laku mengalami penguatan maka tingkah laku tersebut akan cenderung
untuk muncul kembali pada masa mendatang.

B. Jenis-Jenis Reinforcement

Positif Reinforcement

Kejadian sebuah tingkah laku

Diikuti oleh penambahan stimulus atau peningkatan intensitas dari stimulus yang hasilnya menguatkan
tingkah laku tersebut.

Negatif Reinforcement

Kejadian sebuah tingkah laku

Diikuti oleh penghilangan stimulus atau penurunan intensitas stimulus yang hasilnya menguatkan
tingkah laku tersebut.

Contoh:

Negatif Reinforcement

Tingkah laku Ibu yang membelikan anak permen berhasil mengurangi atau menghentikan tingkah laku
tantrum anak (stimulus yang tidak disukai menghilang). Akibatnya, Ibu akan cenderung untuk
membelikan anak permen saat anak bertingkah laku tantrum di toko.

Positif Reinforcement

Saat anak bertingkah laku tantrum di toko, ia mendapatkan permen (positif reinforcer/penguat positif
diberikan). Akibatnya, anak akan cenderung untuk tantrum di toko.

Tingkah Laku Escape dan Avoidance

Di (dalam) perilaku escape, kejadian perilaku mengakibatkan penghentian dari suatu aversive stimulus
yang telah siap muncul ketika perilaku terjadi. Dengan kata lain, orang lepas/terhindar dari aversive
stimulus dengan berperilaku tertentu, dan perilaku itu diperkuat. Di (dalam) perilaku avoidance,
kejadian perilaku mencegah munculnya aversive stimulus. Dengan kata lain, orang menghindari aversive
stimulus dengan berperilaku tertentu, dan perilaku itu diperkuat.
Contoh:

Perilaku Escape:

Seseorang berjalan di atas aspal yang panas dan dengan seketika melangkah ke rumput. Pijakan ke
rumput merupakan jalan keluar dari aspal yang panas.

Perilaku Avoidance:

Seseorang mengenakan sepatu lain waktu saat dia berjalan di aspal panas. Memakai sepatu merupakan
penghindaran dari aspal yang panas.

E. Manfaat Reinforcemen dalam pendidikan

Kebiasaan yang jarang sekali dilakukan oleh guru di dalam kelas adalah memberikan reinforcement
(penguatan) kepada siswa, jarang sekali kita mendengar guru mengatakan “bagus” atau mengacungkan
jempol kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Padahal salah satu
kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru adalah mampu membangkitkan motivasi
belajar siswa dan reinforcement merupakan salah satu cara yang efektif untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa. Sumantri dan Permana (1999:274) menyebutkan beberapa tujuan yang bisa dicapai dari
pemberian reinforcement yaitu:

1. embangkitkan motivasi belajar peserta didik,

2. Merangsang peserta didik berpikir lebih baik,

3. Menimbulkan perhatian perserta didik,

4. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi,

5. Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang
mendukung belajar.

Secara umum reinforcement bermanfaat bagi siswa karena akan meningkatkan motivasi belajar siswa
dan motivasi belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam belajar karena melalui motivasi maka
seseorang akan mau untuk belajar.

F. Kelebihan dan kelemahan

Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan
dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik
sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang
mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-
mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu
cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri
konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat
dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan,
jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti
penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran.
Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam
satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya
penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu
cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yangbaik adalah anak merasakan sendiri
konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat
dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan,
jeweran justruberakibat buruk pada siswa

Anda mungkin juga menyukai