Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi tes :

Tes Proyektif

Tes proyektif adalah tes psikologi yang mengkategorikan kepribadian individu berdasarkan stimuli
ambigu. Stimulus bisa berupa kata, kalimat, gambar, foto, bercak tinta yang ambigu dan tidak
terstruktur. Tes proyektif menggunakan teori psikodinamika sebagai dasarnya, karenanya tes proyektif
digunakan untuk mengetahui konflik yang tidak disadari, id-ego-super ego, emosi terdalam.

Sejarah: Perkembangan tes proyektif dimulai dengan terbitnya buku Sigmund Freud berjudul
Interpretation of Dream (1900). darisana berkembang aliran psikologi yang tidak berpaku pada reaksi
fisik sebagai pendekatan. Carl Jung adalah yang pertama menggunakan asesmen yang berdasarkan teori
psikodinamika. Carl Jung membuat sebuah tes berisi kata-kata yang kemudian dibacakan kepada testee.
Testee kemudian mengatakan kata atau kalimat yang pertama kali terlintas di kepalanya. Jung
menghitung waktu reaksi dan jawaban testee.[2]

Namun, tes yang dikembangkan oleh Jung bukanlah tes yang menggunakan teknik proyektif yang
sebenarnya. Karena teknik proyektif menggunakan stimulus yang ambigu dan tidak terstruktur.
Sementara tes asosiasi kata yang dikembangkan oleh Jung masih menggunakan stimulus terstruktur.

Tes kepribadian pertama yang menggunakan teknik proyektif dan terstandardisasi adalah tes yang
dikembangkan oleh Hermann Rorschach. Monograf Rorschach yang berjudul Psychodiagnostik (1921)
menjelaskan tentang hasil eksperimennya dengan bercak tinta. Rorschach bereksperimen dengan reaksi
dan jawaban dari pasien asylum terhadap serangkaian kartu dengan bercak tinta nyaris simetris di
atasnya. Dalam monograf itu juga dilampirkan 10 kartu yang sudah diseleksi dari ribuan kartu yang ia
buat. 10 kartu itu yang menurutnya paling representatif dan dapat dijawab dengan mudah oleh semua
orang. 10 kartu itulah yang menjadi tes Rorschach yang dipakai hingga sekarang.[3]

Meskipun Rorschach bukan yang pertama menggunakan bercak tinta sebagai stimulasi, tetapi Rorschach
adalah yang pertama menstandardisasi tes kepribadian yang menggunakan bercak tinta. Keberhasilan
Rorshach sebagai pembuat alat tes dengan teknik proyektif tidak lepas dari kerja keras Samuel Jacob
Beck dan Bruno Klopfer. Beck dan Klopfer membuat alat tes Rorschach dapat digunakan secara luas.
Klopfer membuat kelompok diskusi dan pelatihan untuk tes Ro. Selain itu, Klopfer juga membuat
standar norma dan skoring yang membuat tes Ro dapat diinterpretasi dan digunakan Psikolog untuk
diagnosis. Selain Klopfer, Beck juga membuat standar norma dan skoring sendiri. Metode Beck dianggap
lebih terstandardisasi, sehingga lebih populer di Amerika. Metode Klopfer yang menggunakan
pendekatan fenomenologi dianggap kurang efektif untuk digunakan di ranah industri dan militer.

Tes proyektif lainnya


Peran Perang Dunia 1 dan 2, sangat berpengaruh dalam perkembangan tes kepribadian. Tes kepribadian
digunakan untuk tes masuk militer. Menyeleksi orang-orang yang mumpuni untuk ditaruh di garda
depan. Tes dengan administrasi sederhanalah yang dipilih. tes yang bisa dilakukan secara klasikal
(banyak orang sekaligus) menjadi pilihan. Tes proyektif seperti Draw-A-Man, Draw-A-Tree, HOuse-Tree-
Person muncul dan berkembang, karena instrumennya yang mudah: hanya membutuhkan kertas dan
pensil terstandardisasi.

Tes mirip dengan tes Ro, juga bermunculan. Salah satunya TAT (Thematic Apperception Test). Yaitu test
yang menggunakan gambar sebagai stimulus. Testee diminta untuk menceritakan apa yang terjadi
dalam gambar itu. TAT kini sering digunakan untuk melengkapi data dari tes Ro.

Jenis" Tes proyektif

Ada beberapa jenis tes proyektif yang masih digunakan hingga saat ini;

tes menggambar

tes menyusun dan konstruksi

tes lakon atau drama

tes verbal

tes bercak tinta

tes pilihan

Contoh tes proyektif

-Tes Rorschach

-Tes BAUM

-Tes TAT

-Tes HTP

-Buhler's World Test

-Structured Doll Play Test

-Make-a-Picture-Story Test
-Tes Wartegg

Anda mungkin juga menyukai