Iut 4
Iut 4
32
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Pengukuran Beda Tinggi
d. Kesalahan pencatatan
Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh petugas dapat berupa penyetelan
instrumen sifat datar yang tidak sempurna. Kesalahan instrumen yang
disebabkan oleh rambu, dapat berupa:
a. Graduasi rambu yang tidak teliti.
b. Adanya kesalahan indeks rambu
c. Sambungan rambu tidak sempurna.
2. Kesalahan alami
Kesalahan alami pada ilmu ukur tanah dapat terjadi karena beberapa hal,
sebagai berikut:
a. pengaruh sinar matahari langsung sehingga dapat merubah kondisi
instrumen sipat datar.
b. Perubahan posisi instrumen sipat datar dan rambu-rambu karena
penempatannya tidak pada dudukan yang stabil.
c. Pengaruh refraksi cahaya karena adanya perbedaan temperatur dan
kerapan udara.
d. Pengaruh lengkung bumi karena permukaan bumi sebenarnya tidak datar.
h AB =ta−b
Keterangan:
hAB : beda tinggi antara titik A dan titik B (m)
ta : tinggi alat di titik A (m)
b : bacaan rambu di titik B (m)
Tinggi titik B dinyatakan dengan persamaan
H B =H A +h AB
Keterangan:
hAB : : beda tinggi antara titik A dan titik B (m)
HA : tinggi titik A dari datum (m)
HB : tinggi titik B dari datum (m)
2. Pada posisi di tengah-tengah antara dua titik tanpa memperhatikan apakah
posisi tersebut membentuk satu garis lurus atau tidak terhadap titik yang akan
diukur.
3. Pada posisi selain dari kedua metode tersebut sebelumnya, dalam hal ini alat
didirikan di sebelah kiri atau kanan dari salah satu titik yang akan ditentukan
selisih tingginya.
4.2. Kontur
Kontur adalah garis yang memuat titik-titik yang sama tingginya terhadap
bidang tinggi (bidang referensi atau datum) tertentu. Bidang referensi atau datum
terbagi menjadi dua yaitu: bidang sembarang (laut) dan permukaan air laut rata-
rata. Ada beberapa cara dalam melukiskan kontur yaitu cara hachures, cara
kontur, dan shading. Kontur memiliki beberapa sifat, yaitu:
dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah
1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
20. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis
kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada
daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
21. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
Koreksi=
∑∆H
n
Keterangan:
∑∆H : jumlah beda tinggi
n : banyaknya patok/titik
H 2=H 1± ∆ H ± koreksi
Keterangan:
∆H : beda tinggi
H1 : tinggi awal yang diketahui/tinggi di P1
H2 : tinggi yang akan dicari/tinggi di P2, P3, P4 dan seterusnya
3. Setelah menentukan titik, kemudian mendirikan statif diantara titik P2 dan P6,
kemudian membuka pengunci kaki statif, lalu memposisikan kepala statif
sejajar dengan dagu. Setelah itu mengunci kembali kaki-kaki statif,
4. Kemudian membuka kotak alat dan mengambil Total Station, lalu meletakkan
Total Station dikepala statif dan mengunci Total Station dengan sekrup
pengunci yang berada dibawah kepala statif,
5. Kemudian menyetel gelembung nivo dengan cara menggunakan tiga buah
sekrup A,B,C
6. Setelah gelembung nivo berada ditengah-tengah lingkaran, berarti Total
Station telah siap di operasikan,
7. Mengarahkan Total Station ke titik P6 dan membidik Ba,Bb,Bt. Setelah itu
membidik titik P2 dan membaca Ba,Bb,Bt
8. Bacaan titik P6 dinamakan bacaan belakang dan bacaan titik P2 dinamakan
bacaan muka, lalu mengukur jaraknya,
9. Memindahkan Total Station ke titik P2 kemudian menyetel gelembung nivo
menggunakan tiga sekrup A,B, dan C dan pesawat siap dioperasikan,
10. Kemudian membidik titik P1 lalu membaca Ba,Bb,Bt untuk bacaan belakang
lalu membidik titik P3 dan membaca Ba,Bb,Bt untuk bacaan muka kemudian
mengukur jaraknya,
11. Langkah-langkah selanjutnya sama dan lakukan sampai pada titik P6.