Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan


Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani
Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

N. Rachmawatia), A. Salehb)
a)
BPTP Jawa Barat, Jl. Kayu Ambon No. 80 Lembang-Bandung 40391, Telp. 022-2786238, b)Mayor Komunikasi
Pembangunan, Gedung Departemen KPM IPB Wing 1 Level 5, Jalan Kamper Kampus IPB Darmaga, Telp. 0251-
8420252, Fax. 0251-8627797

Abstrak
The objectives of research are: (1) to know about the communication process in Agribusiness Clinic’s service, (2) to
analyze the level of Agribusiness Clinic communication effectiveness, (3) to analyze relationship between farmer’s
characteristics with communication process in Agribusiness Clinic’s service and (4) to analyze relationship between
farmer’s characteristics and communication process in Agribusiness Clinic’s service with Agribusiness Clinic and
communication effectiveness. This research designed as the description correlation and analyzed by rank Spearman
statistical test. The research results showed: (1) the communication process in Agribusiness Clinic’s service consist
of consultancy/service, discussion, technical construction, printed media and location in farmer’s good perception,
(2) communication in Agribusiness Clinic is effective because can be transmission relevant information and
satisfying of member, (3) some individual characteristics have a significant and high significant correlation with
effectiveness of communication are: formal education, level of cosmopolite and non formal education except age
negatively, (4) the formal education has a significant correlation with level of transmission relevant information, the
non formal education and level of cosmopolite has a high significant correlation with satisfying of member, except
age negatively with Agribusiness communication effectiveness. Agribusiness Clinic’s Service is in good category only
on printed media have a significant correlation with level of transmission relevant information and high significant
correlation with satisfying of member, while the location has a high significant only with satisfying of member. Based
on the results of the research that communication with printed media is better than interpersonal communication at
Prima Tani in Leuwi Sadeng Sub district, Bogor.
Keywords: communication effectiveness, agribusiness clinic, prima tani

1. Pendahuluan perlancar operasionalnya. Oleh kaena


1.1 Latar Belakang itu dibentuklah Klinik Agribisnis
Kenyataan dewasa ini menunjukkan (Deptan 2006).
Klinik Agribisnis merupakan lem-
bahwa kecepatan adopsi dan tingkat
baga yang berperan sebagai pemasok
pemanfaatan inovasi pertanian cende-
rung menurun. Selain itu, penggunaan inovasi teknologi pertanian dan lebih
inovasi adakalanya salah kaprah. Ke- mendekatkan sumber-sumber teknologi
lambatan adopsi terjadi antara lain pertanian kepada pengguna. Mengingat
karena kurang mulusnya arus informasi faktor komunikasi dianggap sangat
dari sumber teknologi ke penerima. penting karena terkait dengan penyam-
paian informasi dari sumber teknologi
Badan Litbang Pertanian membangun
kepada petani maka Klinik Agribisnis
suatu program rintisan pembangunan
dapat dijadikan sebagai wadah ber-
pertanian wilayah yang disebut Prima
komunikasi dengan perhatian utama
Tani (Program Rintisan dan Akselerasi
adalah masalah yang dihadapi petani
Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
Pertanian) untuk mempercepat disemi- dalam menjalankan usahataninya
(Deptan 2006).
nasi inovasi teknologi. Dukungan faktor
Proses adopsi suatu teknologi
kelembagaan dalam pelaksanaan Prima
merupakan suatu hasil dari kegiatan
Tani sangat diperlukan untuk mem-
komunikasi di bidang pertanian. Aspek
Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi
Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

efektivitas komunikasi sangat penting Agribisnis pada Prima Tani di Keca-


karena membutuhkan keterlibatan aktif matan Leuwi Sadeng Bogor ini adalah
seluruh pihak yang terlibat dalam untuk:
pelaksanaan Prima Tani. Keberadaan 1 Mengetahui karakteristik petani
Klinik Agribisnis diharapkan bukan peserta Prima Tani di Kecamatan
hanya sebagai alat penyaluran informasi Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor.
dari pemerintah semata tetapi dapat 2 Menganalisis proses komunikasi
menjadi sarana diskusi atau dialog dalam jasa pelayanan Klinik
petani, sehingga mereka dapat menge- Agribisnis pada Prima Tani di
nali masalah-masalah dalam menjalan- Kecamatan Leuwi Sadeng Kabupaten
kan usahatani sekaligus mencari alterna- Bogor.
tif pemecahannya. 2 Menganalisis tingkat efektivitas
komunikasi Klinik Agribisnis pada
1.2 Masalah Penelitian Prima Tani di Kecamatan Leuwi
Penelitian efektivitas komunikasi Sadeng Bogor.
Klinik Agribisnis pada Prima Tani di 3 Menganalisis hubungan karakteristik
Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor ini, individu petani dengan proses
secara spesifik ingin menjawab komunikasi dalam jasa pelayanan
pertanyaan-pertanyaan penelitian seba- Klinik Agribisnis pada Prima Tani di
gai berikut: Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor.
1 Seperti apa karakteristik petani 4 Menganalisis hubungan karakteristik
peserta Prima Tani di Kecamatan individu petani dan proses
Leuwi Sadeng Bogor? komunikasi dalam jasa pelayanan
2 Seperti apa proses komunikasi dalam Klinik Agribisnis dengan efektivitas
jasa pelayanan Klinik Agribisnis komunikasi Klinik Agribisnis pada
pada Prima Tani di Kecamatan Prima Tani di Kecamatan Leuwi
Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor? Sadeng Bogor.
3 Seberapa besar tingkat efektivitas
komunikasi Klinik Agribisnis pada 1.4 Kegunaan Penelitian
Prima Tani di Kecamatan Leuwi Penelitian efektivitas komunikasi
Sadeng Bogor? Klinik Agribisnis pada Prima Tani di
4 Sejauh mana hubungan karakteristik Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor ini
individu petani dengan proses diharapkan dapat memberikan manfaat
komunikasi dalam jasa pelayanan dan berguna bagi berbagai pihak yaitu:
Klinik Agribisnis pada Prima Tani di 1. Bagi pemegang kebijakan, sebagai
Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor? bahan pertimbangan bagi pemerintah
5 Sejauh mana hubungan karakteristik daerah dalam penyusunan kebijakan
individu petani dan proses penguatan kelembagaan petani.
komunikasi dalam jasa pelayanan 2. Bagi komunikator inovasi, sebagai
Klinik Agribisnis dengan efektivitas bahan masukan untuk dipertimbang-
komunikasi Klinik Agribisnis pada kan dalam menyusun kebutuhan
Prima Tani di Kecamatan Leuwi informasi dan penyebarluasan inova-
Sadeng Bogor? si agar inovasi yang diintroduksikan
dapat lebih cepat menyebar dan
1.3 Tujuan Penelitian diadopsi oleh petani khususnya guna
meningkatkan taraf hidupnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian efektivitas komunikasi Klinik
58
N. Rachmawati, A. Saleh

3. Bagi pengembangan ilmu komuni- komunikan dan tercapainya suatu tujuan


kasi, hasil penelitian ini diharapkan sesuai dengan yang telah ditetapkan
dapat dijadikan bahan masukan atau sebelumnya. Adanya kelembagaan
sumber informasi untuk kepentingan agribisnis pedesaan yang tumbuh dari
penelitian selanjutnya. bawah dan dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat merupakan prasyarat
2. Kerangka Berpikir dan Hipotesis teradopsinya teknologi inovasi secara
2.1 Kerangka Berpikir berkelanjutan. Klinik Agribisnis
dibentuk untuk memberikan pelayanan
Berdasarkan tela’ahan dari beberapa
informasi dan diharapkan dapat mem-
literatur, pengertian efektivitas
percepat transfer teknologi kepada
komunikasi adalah suatu kondisi yang
petani secara efektif dan efisien. Ke-
dapat menunjukkan adanya kesamaan
rangka berpikir penelitian ini dijelaskan
makna terhadap pesan yang di-
pada Gambar 1.
sampaikan oleh komunikator kepada

Karakteristik Individu
H3
X1. Umur
X2. Pendidikan formal
X3. Pendidikan nonformal
X4. Luas lahan garapan
X5. Pendapatan rata-rata
X6. Lama berusahatani Jasa Pelayanan
X7. Tingkat kekosmopolitan Klinik Agribisnis Efektivitas
(Y1/X8) Komunikasi
1 Konsultasi/ Klinik Agribisnis
Pelayanan (Y2)
2 Diskusi 1 Derajat relevansi
H1 H2 informasi yang
3 Pembinaan Teknis
4 Media Tercetak ditransmisikan
5 Lokasi 2 Derajat kepuasan
anggota

Gambar 1 Kerangka berpikir efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis pada


Prima Tani di Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor

2.2 Hipotesis H2: Terdapat hubungan nyata antara


Berdasarkan permasalahan dan jasa pelayanan dengan efektivitas
tujuan penelitian maka hipotesis yang komunikasi Klinik Agribisnis pada
diajukan: Prima Tani di Kecamatan Leuwi
H1: Terdapat hubungan nyata antara Sadeng Kabupaten Bogor.
karakteristik individu petani de- H3: Terdapat hubungan nyata antara
ngan jasa pelayanan Klinik Agri- karakteristik individu petani
bisnis pada Prima Tani di dengan efektivitas komunikasi Kli-
Kecamatan Leuwi Sadeng Kabupa- nik Agribisnis pada Prima Tani di
ten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor.

59
Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi
Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

3. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa
4. Hasil dan Pembahasan
Babakan Sadeng, Kecamatan Leuwi 4.1 Karakteristik Individu
Sadeng Bogor yang merupakan lokasi
Prima Tani untuk Kabupaten Bogor. Karakteristik individu adalah sifat-
Penelitian didesain sebagai penelitian sifat atau ciri yang melekat pada diri
deskriptif korelasional. Pengumpulan individu yang berhubungan dengan
data dilakukan selama dua bulan yaitu aspek kehidupan di lingkungannya.
bulan Oktober sampai November 2008. Umur responden beragam dengan
Populasi dalam penelitian adalah petani kisaran umur antara 26-73 tahun dimana
yang terlibat langsung dan aktif dalam umur paruh baya merupakan kelompok
Prima Tani Kabupaten Bogor berjumlah yang dominan. Rataan umur mereka
70 orang, terdiri atas 20 orang dari adalah 48 tahun. Kondisi ini mengindi-
Kelompok Tani Harapan Maju, 23 kasikan bahwa umur responden
orang dari Kelompok Tani Panca Karya didominasi umur produktif. Sebagian
dan 27 orang dari Kelompok Tani besar (41,4%) tingkat pendidikan
Tunas Karya. Sejalan dengan apa yang formal responden berada pada kategori
dikemukakan Gaspertz (1991) apabila tamat SD yaitu menyelesaikan pendidi-
penelitian diketahui tentang besarnya kan formalnya selama enam tahun.
populasi, lalu keseluruhannya dijadikan Pendidikan nonformal yang pernah
subyek penelitian dikatakan bahwa diikuti responden berkisar tiga sampai
penelitian tersebut menggunakan sembilan kali dan diketahui rataan
metode sensus. Data yang dikumpulkan frekuensi 5,2 kali per satu tahun
meliputi data primer dan sekunder. Uji terakhir. Umumnya (71,4%) responden
coba dilakukan terhadap 20 orang memiliki luas lahan garapan yang
petani di Desa Sadeng Kolot Kecamatan termasuk dalam kategori sempit dan
Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor dan diketahui rataan luas lahan yang
menunjukkan nilai koefisien korelasi diusahakan oleh responden adalah 0,34
product moment Pearson di atas angka ha. Pendapatan rata-rata per bulan
kritik taraf lima persen maka instrumen responden berkisar Rp 458.400-Rp
penelitian dinyatakan valid. Hasil uji 3.496.600 dan sebagian besar (51,4%)
reliabilitas menunjukkan nilai koefisien termasuk kategori rendah. Lama
uji Reliabilitas split half masing-masing berusahatani responden sebagian besar
untuk persepsi petani tentang PPL (61,4%) masuk dalam kategori cukup
sebesar 0,915, untuk jasa pelayanan berpengalaman dan diketahui rataan
Klinik Agribisnis sebesar 0,946 dan lama berusahatani mereka adalah 10,69
untuk efektivitas komunikasi Klinik tahun. Selanjutnya untuk tingkat
Agribisnis sebesar 0,912, yang berarti kekosmopolitan responden sebagian
ketiga peubah penelitian reliabel. Data besar (41,4%) termasuk kategori
dianalisis menggunakan analisis sedang. Distribusi responden menurut
statistik deskriptif berupa frekuensi, karakteristik individu yang diamati pada
persentil, persentase, rataan, rataan skor penelitian lebih lengkapnya disajikan
dan total rataan skor, sedangkan untuk pada Tabel 1.
melihat hubungan antar peubah
menggunakan analisis statistik 4.2 Proses Komunikasi dalam Jasa
inferensial dengan uji rank Spearman. Pelayanan Klinik Agribisnis

60
N. Rachmawati, A. Saleh

Proses komunikasi terjadi selama dalam rangka mendukung percepatan


pelaksanaan Prima Tani. Klinik inovasi teknologi. Jasa pelayanan Klinik
Agribisnis tidak berdiri sendiri tetapi Agribisnis yang meliputi: konsultasi
berhubungan atau melakukan kerjasama atau pelayanan, diskusi, pembinaan
baik internal (lingkup badan litbang teknis, ketersediaan media (media
pertanian) maupun eksternal (perguruan tercetak) dan lokasi.
tinggi, swasta dan lembaga lainnya)

Tabel 1
Distribusi responden menurut karakteristik individu yang diamati
Jumlah Persentase
Karakteristik Individu Kategori
(orang) (%)
Umur Muda (26 - 40 Tahun) 26 37,1
Paruh baya (41 – 64 Tahun) 36 51,4
Tua (65-73 Tahun) 8 11,5
Pendidikan formal Tidak tamat SD (1-5 Tahun) 19 27,1
Tamat SD (6 Tahun) 29 41,4
Sekolah lanjutan (7 -12 Tahun) 22 31,5
Pendidikan nonformal Jarang (3-4 kali) 18 25,7
Cukup (5-7 kali) 28 40,0
Sering (8- 9 kali) 24 34,3
Luas lahan garapan Sempit ( < 0,5 ha ) 50 71,4
Sedang (0,5 – 2,0 ha) 20 28,6
Luas (> 2,0 ha) 0 0
Pendapatan rata-rata per Rendah (Rp 458.400- Rp 1.470.900) 36 51,4
bulan Sedang (Rp. 1.471.000 – Rp. 30 42,9
2.483.900) 4 5,7
Tinggi ( Rp 2.484.000-Rp 3.496.600)
Lama berusahatani Cukup berpengalaman (1-12 tahun) 43 61,4
Berpengalaman (13 – 25 Tahun) 20 28,6
Sangat berpengalaman (26-37 tahun) 7 10,0
Tingkat kekosmopolitan Rendah (8-13 kali) 20 28,6
Sedang (14 – 21 kali) 29 41,4
Tinggi (22-27 kali) 21 30,0
Sumber: Diolah dari data primer, 200

Jasa pelayanan Klinik Agribisnis nilai total rataan skor 2,48. Lebih
yang terdiri dari konsultasi/pelayanan, jelasnya mengenai rataan skor untuk
diskusi, pembinaan teknis, ketersediaan jasa pelayanan Klinik Agribisnis
media dan lokasi berdasarkan persepsi disajikan pada Tabel 2.
petani semuanya dinilai baik dengan

61
Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi
Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

Tabel 2
Jasa pelayanan Klinik Agribisnis
Jasa Pelayanan Klinik Agribisnis Rataan Skor *)
Konsultasi/pelayanan 2,34
Diskusi 2,70
Pembinaan teknis 2,41
Ketersediaan media 2,43
Lokasi 2,61
Total rataan skor 2,48
Keterangan: *)1,00 – 1,66 = buruk; 1,67 – 2,33 = cukup; 2,34 – 3,00 = baik

4.3 Keefektifan Komunikasi Klinik relevansi informasi yang ditransmisikan


Prima Tani dan derajat kepuasan anggota dinilai
Efektivitas komunikasi Klinik baik dengan total rataan skor 2,57
Agribisnis berdasarkan penilaian petani seperti terlihat pada Tabel 3.
dengan dua indikator yaitu derajat

Tabel 3
Efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis
Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis Rataan Skor *)
Derajat relevansi informasi yang ditransmisikan 2,66
Derajat kepuasan anggota 2,47
Total rataan skor 2,57
*)
Keterangan: 1,00 – 1,66 = buruk; 1,67 – 2,33 = cukup; 2,34 – 3,00 = baik

Berdasarkan hasil penelitian yang mencari pemecahan masalah teknis


tersaji pada Tabel 2 dan Tabel 3, secara dalam usahatani. Selanjutnya penilaian
umum dapat dikatakan bahwa persepsi sebagian besar (57,1%) responden pada
penilaian petani tentang jasa pelayanan derajat kepuasan anggota masuk
Klinik Agribisnis dan efektivitas kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan
komunikasi Klinik Agribisnis masuk responden merasakan bahwa Klinik
kategori baik. Selanjutnya untuk tingkat Agribisnis sebagai tempat berko-
efektivitas komunikasi Klinik munikasi yang berguna bagi petani,
Agribisnis pada derajat relevansi dapat meningkatkan komunikasi atau
informasi yang ditrans-misikan dan hubungan sosial dengan orang lain dan
derajat kepuasan anggota disajikan pada menguntungkan sehingga responden
Tabel 4. merasa puas dengan informasi yang
Tabel 4 menunjukkan sebagian tersaji pada berbagai media cetak.
besar (74,3%) responden menilai derajat Adanya jasa pelayanan juga dirasakan
relevansi informasi yang ditransmisikan responden dapat membantu meme-
masuk kategori tinggi. Hal ini cahkan masalah yang dihadapi dalam
menunjukkan responden mempunyai menjalankan usahatani sehingga pada
penilaian yang positif terhadap infor- akhirnya responden menganggap perlu
masi pada Klinik Agribisnis karena melaksanakan teknologi yang dianjur-
sesuai dengan kebutuhan, kondisi kan dalam usahatani yang sedang
wilayah setempat dan dapat membantu dijalankan
62
N. Rachmawati, A. Saleh

Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan tingkat efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis yang
diamati
Efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
Derajat relevansi informasi yang Rendah 6 8,6
ditransmisikan Sedang 12 17,1
Tinggi 52 74,3
Derajat kepuasan anggota Rendah 7 10,0
Sedang 23 32,9
Tinggi 40 57,1

4.4 Hubungan Karakteristik Individu terhadap jasa pelayanan Klinik


dengan Jasa Pelayanan Klinik Agribisnis. Responden yang mengikuti
Agribisnis pada Prima Tani pendidikan nonformal lebih sering ada
kecenderungan semakin tinggi pula
Hasil analisis hubungan karak-
aktivitasnya dalam memanfaatkan jasa
teristik individu dan persepsi petani
pelayanan Klinik Agribisnis karena rasa
tentang PPL dengan jasa pelayanan
keingintahuannya lebih banyak.
Klinik Agribisnis pada Tabel 5
Kemudian, terdapat kecenderungan
menunjukkan beberapa indikator dari
semakin tinggi tingkat kekosmopolitan
karakteristik individu pendidikan formal
responden maka semakin tinggi
dan tingkat kekosmopolitan mempunyai
aktivitasnya dalam mencari dan upaya
korelasi nyata (p<0,05), sedangkan
untuk memperoleh informasi sehingga
pendidikan nonformal berkorelasi
dapat memanfaatkan jasa pelayanan
sangat nyata (p<0,01) dan umur
Klinik Agribisnis secara optimal.
mempunyai korelasi nyata (p<0,05)
Berdasarkan paparan hasil analisis
negatif dengan jasa pelayanan Klinik
hubungan pada Tabel 5, maka hipotesis
Agribisnis. Menurut Klausmeier dan
pertama yang menyatakan bahwa
Gwin (Mardikanto 1993) semakin tua
terdapat hubungan nyata antara karak-
umur petani semakin lemah daya
teristik individu dengan jasa pelayanan
biologis, daya psikologis, tingkat
Klinik Agribisnis pada Prima Tani di
kepekaan dan potensi lainnya.
Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor pada
Selanjutnya untuk pendidikan formal
indikator umur, pendidikan formal dan
terdapat kecenderungan semakin tinggi
nonformal, dan tingkat kekosmopolitan.
pendidikan formal responden maka
semakin baik pula penilaian petani

63
Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi
Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

Tabel 5
Hubungan karakteristik individu dan persepsi petani tentang PPL dengan jasa pelayanan
Klinik Agribisnis pada Prima Tani
Karakteristik Individu dan persepsi petani tentang
Jasa Pelayanan Klinik Agribisnis (rs)
PPL:
Umur - 0,278 *
Pendidikan Formal 0,274 *
Pendidikan Nonformal 0,415 **
Luas Lahan Garapan 0,104
Pendapatan 0,135
Lama berusahatani 0,028
Tingkat Kekosmopolitan 0,288 *
Persepsi tentang PPL 0,342 **
Keterangan: *Korelasi nyata pada taraf 0,05 rs = rank Spearman
**Korelasi sangat nyata pada taraf 0,01

4.5 Hubungan Jasa Pelayanan dengan nyata (p<0,01) antara jasa pelayanan
Efektivitas Komunikasi Klinik dengan efektivitas komunikasi Klinik
Agribisnis pada Prima Tani Agribisnis dengan koefisien korelasi
Hasil analisis secara umum menun- 0,450. Lebih lengkapnya pada Tabel 6.
jukkan terdapat hubungan yang sangat

Tabel 6
Hubungan jasa pelayanan dengan efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis pada Prima
Tani
Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis (rs)
Jasa Pelayanan Klinik Agribisnis Derajat relevansi
Derajat kepuasan
informasi yang
anggota
ditransmisikan
Konsultasi/pelayanan 0,111 0,184
Diskusi 0,037 0,063
Pembinaan teknis 0,053 0,157
Ketersediaan media 0,247 * 0,308 **
Lokasi 0,196 0,339 **
Total item 0,450 **
Sumber: Diolah dari data primer, 2008
Keterangan: *Korelasi nyata pada taraf 0,05 rs = rank Spearman
**Korelasi sangat nyata pada taraf 0,01

Lebih detail terlihat, bahwa sangat nyata (p<0,01) dengan derajat


indikator yang berkorelasi dengan kepuasan anggota, sedangkan lokasi
efektivitas komunikasi Klinik Klinik Agribisnis hanya berkorelasi
Agribisnis pada jasa pelayanan Klinik sangat nyata (p<0,01) dengan derajat
Agribisnis hanya pada ketersediaan kepuasan anggota. Untuk indikator
media berkorelasi nyata (p<0,05) konsultasi/pelayanan, diskusi dan
dengan derajat relevansi informasi dan pembinaan teknis tidak menunjukkan
64
N. Rachmawati, A. Saleh

korelasi yang nyata (p>0,05) dengan yang tingkat kekosmopolitannya


efektivitas komunikasi Klinik rendah. Hal ini sejalan dengan apa yang
Agribisnis, baik terhadap indikator dikemukakan Rakhmat (2007) bahwa
derajat relevansi informasi maupun komunikasi interpersonal yang terjadi
derajat kepuasan anggota. Hipotesis menunjukkan adanya efektivitas
kedua yang menyatakan bahwa terdapat komunikasi. Selain itu juga terdapat
hubungan nyata antara jasa pelayanan hubungan nyata (p<0,05) pada indikator
Klinik Agribisnis dengan efektivitas pendidikan formal. Pendidikan formal
komunikasi Klinik Agribisnis pada seseorang mempengaruhi aktivitas
Prima Tani di Kecamatan Leuwi komunikasi orang tersebut. Melalui
Sadeng Bogor, pada indikator pelatihan petani memperoleh banyak
ketersediaan media dan lokasi diterima. manfaat bukan hanya pengetahuannya
saja yang akan bertambah tetapi juga
4.6 Hubungan Karakteristik Individu keterampilannya. Begitu pun, karak-
dengan Efektivitas Komunikasi teristik pendapatan berhubungan negatif
Klinik Agribisnis pada Prima Tani dengan efektivitas komunikasi. Hal ini
mengindikasikan semakin meningkat
Hasil analisis hubungan antara pendapatan responden maka efektivitas
karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis cende-
komunikasi Klinik Agribisnis pada rung menurun. Sejalan dengan pendapat
Prima Tani menunjukkan terdapat Rogers (2003) golongan ini masuk
korelasi yang sangat nyata (p< 0,01) kategori adopter yang memiliki
antara karakteristik individu umur, pendapatan tinggi sehingga cenderung
pendidikan nonformal dan tingkat mengadopsi informasi untuk diri sendiri
kekosmopolitan petani responden dan mencari informasi tidak hanya pada
dengan efektivitas komunikasi Klinik Klinik Agribisnis saja tapi juga dari
Agribisnis. Umur berkorelasi sangat sumber-sumber informasi yang lain.
nyata (p<0,01) negatif dengan Lebih jelasnya disajikan pada Tabel 7.
efektivitas komunikasi. Hal ini Berdasarkan hasil dari analisis
mengindikasikan dengan meningkatnya hubungan antara karakteristik individu
umur responden maka efektivitas dengan efektivitas komunikasi Klinik
komunikasi Klinik Agribisnis Agribisnis pada Prima Tani di
cenderung menurun. Hal ini didukung Kecamatan Leuwi Sadeng Bogor maka
oleh pendapat Rogers (2003) yang hipotesis ketiga yang menyatakan
mengemukakan bahwa petani yang bahwa terdapat hubungan nyata antara
tergolong laggard sebagian besar adalah karakteristik individu dengan efektivitas
petani yang berusia tua dan komunikasi Klinik Agribisnis pada
berpengalaman tinggi dalam Prima Tani di Kecamatan Leuwi
berusahatani. Petani yang memiliki Sadeng Bogor untuk umur, pendidikan
tingkat kekosmopolitan tinggi akan formal, pendidikan nonformal dan
memiliki efektivitas komunikasi yang tingkat kekosmopolitan diterima.
lebih baik dibandingkan dengan petani

65
Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi
Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

Tabel 7
Hubungan karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi Klinik Agribisnis pada
Prima Tani
Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis
Karakteristik Individu
(rs)
Umur - 0,479 **
Pendidikan Formal 0,239 *
Pendidikan Nonformal 0,380 **
Luas Lahan Garapan 0,103
Pendapatan - 0,046
Lama Usahatani 0,019
Tingkat Kekosmopolitan 0,382 **
Keterangan: *Korelasi nyata pada taraf 0,05 rs = rank Spearman
**Korelasi sangat nyata pada taraf 0,01

5. Kesimpulan dan Saran korelasi nyata dengan jasa


5.1 Kesimpulan pelayanan Klinik Agribisnis,
pendidikan nonformal berkorelasi
Berdasarkan hasil penelitian maka
sangat nyata, sedangkan umur
dapat diambil beberapa kesimpulan
berkorelasi nyata negatif.
sebagai berikut:
5 Pendidikan formal berkorelasi
1 Karakteristik petani peserta Prima
nyata dengan derajat relevansi
Tani umumnya berumur 41-64
informasi yang ditransmisikan,
tahun, berpendidikan Tamat SD
pendidikan nonformal dan tingkat
dan memiliki cukup pendidikan
kekosmopolitan berkorelasi sangat
non-formal, luas lahan garapan
nyata dengan derajat kepuasan
kategori sempit (kurang dari 0,5
anggota, sedangkan umur ber-
ha), berpenghasilan rendah (Rp.
korelasi sangat nyata negatif
458.400 – Rp. 470.900 per bulan),
dengan efektivitas komunikasi
cukup berpengalaman dalam
Klinik Agribisnis. Jasa pelayanan
berusaha tani dan cukup
Klinik Agribisnis dinilai petani
kosmopolit.
sudah baik hanya pada media
2 Proses komunikasi yang dilakukan
tercetak berkorelasi nyata dengan
pada Klinik Agribisnis dalam
derajat relevansi informasi yang
pelaksanaan Prima Tani adalah jasa
ditrans-misikan dan berkorelasi
pelayanan berupa: konsultasi atau
sangat nyata dengan derajat
pelayanan, diskusi, pembinaan
kepuasan anggota, sedangkan
teknis, media tercetak dan lokasi
lokasi ber-korelasi sangat nyata
semuanya sudah dinilai baik oleh
hanya dengan derajat kepuasan
petani.
anggota.
3 Efektivitas komunikasi Klinik
Agribisnis tergolong baik karena
mampu mentransmisi informasi 5.2 Saran
yang relevan dan memuaskan Berdasarkan hasil penelitian maka
anggota. dapat disarankan hal-hal sebagai
4 Karakteristik pendidikan formal berikut:
dan tingkat kekosmopolitan ber-

66
N. Rachmawati, A. Saleh

1 Pelaksanaan proses komunikasi Daftar Pustaka


pada jasa pelayanan Klinik
[Deptan] Departemen Pertanian. 2006.
Agribisnis bisa ditingkatkan dan
Panduan Umum Prima Tani.
lebih merata pada semua jasa Jakarta: Deptan.
pelayanan Klinik Agribisnis Gaspertz V. 1991. Teknik Penarikan
termasuk konsultasi, diskusi dan Contoh untuk Penelitian Survai.
pembinaan teknis sesuai dengan Bandung: Tarsito.
kebutuhan petani, situasi dan Mardikanto T. 1993. Penyuluhan
kondisi wilayah setempat. Pembangunan Pertanian. Surakarta:
2 Jasa pelayanan Klinik Agribisnis Sebelas Maret University Press.
lebih merata kesesuaiannya untuk Rakhmat J. 2007. Psikologi
semua petani dari berbagai Komunikasi. Edisi Revisi, Cetakan
karakteristik. ke-24. Bandung: Remaja
3 Komunikasi Klinik Agribisnis Rosdakarya.
lebih efektif lagi mentransmisikan Rogers EM, Shoemaker FF. 1995.
informasi yang relevan untuk Communication of Innovation: A
seluruh petani dan memuaskan Cross Cultural Approach. Fifth
anggota. Edition. New York: The Free Press.
Rogers EM. 2003. Diffusion of
Innovations. Ed ke-5. New York:
The Free Press.

67

Anda mungkin juga menyukai