Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRA PENGAWASAN

PENAATAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP


USAHA DAN/ATAU KEGIATAN UPTD PUSKESMAS LOWA
DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
08 MARET 2022

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH: MUHTAR KAMAL | SUPIYANI | IDGAM

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 1


FASYANKES TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan
(sering diakronimkan sebagai faskes) adalah setiap lokasi yang
menyediakan pelayanan kesehatan, mulai dari klinik kecil hingga rumah
sakit yang besar dengan fasilitas yang lengkap. Jumlah dan kualitas faskes
di suatu daerah atau negara merupakan salah satu parameter yang umum
dipakai untuk menilai kemakmuran dan kualitas hidup daerah tersebut. Di
banyak negara, faskes diatur sampai batas tertentu oleh hukum dan
diperlukan perizinan dari badan pengatur sebelum fasilitas tersebut dapat
dibuka. (Wikipedia, 2022)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sangat berkaitan erat dengan status derajat
kesehatan mayarakat oleh sebab itu perlindungan dan pengelolaan
lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam Pengelolaan
Lingkungan Fasyankes sebagai Layanan Promotif, Preventif dan Kuratif di
tengah masyarakat. Penanganan limbah yang dihasilkan oleh fasyankes
perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus terutama dalam masa
pandemi seperti saat ini.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Dinas Lingkungan Hidup Kab.
Kepulauan Selayar menganggap perlu untuk melakukan Pra Pengawasan
terhadap Ketaatan Fasyankes di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

B. Tujuan
Pra Pengawasan penaatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Status
Ketaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan terhadap Perizinan dan Peraturan
Perundang-Undangan Lingkungan Hidup dan Kehutaan.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 1


FASYANKES TAHUN 2022
II. KEGIATAN LAPANGAN
Masing-masing dari Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kepulauan Selayar
telah melakukan Pengawasan Lingkungan Hidup terhadap usaha dan/atau
kegiatan UPTD Puskesmas Lowa pada tanggal 08 Maret 2022 melalui kegiatan
sebagai berikut:
1. Pertemuan pendahuluan dengan pihak Puskesmas yang diwakili oleh
Kepala Puskesmas dan Sanitarian dengan memperkenalkan Tim Pengawas,
tujuan pengawasan dan menjelaskan ruang lingkup dan agenda
pengawasan;
2. Pemeriksaan dokumen terkait dengan kewajiban Perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan;
3. Pengawasan penaatan pelaksanaan pengendalian pencemaran air;
4. Pengawasan penaatan pelaksanaan pengendalian pencemaran udara;
5. Pengawasan penaatan pelaksanaan pengelolaan Limbah B3;
6. Pemeriksaan fasilitas Pengelolaan Limbah Non B3 dan/atau Sampah;
7. Wawancara dengan pihak terkait;
8. Pengambilan titik koordinat, foto/video di lokasi yang ditinjau;
9. Pertemuan penutup dengan pihak Puskesmas dengan menyampaikan hasil
pengawasan.

III. FAKTA ADMINISTRATIF DAN TEMUAN DI LAPANGAN


A. Fakta Administratif dan Fakta Lapangan
Fakta Administratif dan
No. Nama Fasyankes Lokasi
Fakta Lapangan
1. UPTD Puskesmas Desa Lowa, Kec. 1. Tidak memiliki Dokumen
Lowa Bontosikuyu Lingkungan;
2. Tidak memiliki Persetujuan
Lingkungan;
3. Tidak memiliki Rincian Teknis
Penyimpanan Sementara Limbah B3;
4. Tidak memiliki Persetujuan Teknis
Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
dan SLO untuk IPAL;
5. Telah memiliki Instalasi Pengelolaan
Air Limbah namun belum beroperasi
sebab Puskesmas masih dalam
tahap pembenahan;
6. Air limbah yang dihasilkan dari
setiap titik operasional/ruangan
telah memiliki saluran dan

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 2


FASYANKES TAHUN 2022
Fakta Administratif dan
No. Nama Fasyankes Lokasi
Fakta Lapangan
terkoneksi dan dialirkan ke IPAL;
7. Belum melakukan kerja sama
dengan Laboratorium Terakreditasi
untuk pengukuran kualitas air
limbah;
8. Belum melakukan pencatatan hasil
Pengendalian Pencemaran Air;
9. IPAL tidak dilengkapi sesuai
ketentuan dan standar teknis
pemenuhan baku mutu air limbah;
10. Tidak memiliki Penanggung Jawab
Pengendalian Pencemaran Air yang
Bersertifikat Kompetensi;
11. Telah memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 dan sesuai
standar Fasilitas Penyimpanan
Sementara Limbah B3;
12. Telah memiliki MOU antara PT.
Mitra Hijau Asia dan Dinas
Kesehatan untuk Pengangkutan
Limbah B3 Puskesmas se-Kabupaten
Kepulauan Selayar dengan masa
berlaku hingga tanggal 31 Maret
2022;
13. Telah memiliki Logbook Pengelolaan
Limbah B3;
14. Tidak memiliki SOP Kegawat
Daruratan Pengendalian
Pencemaran Air dan Penyimpanan
Sementara Limbah B3;
15. Belum bekerja sama dengan DLH
untuk penanganan dan
pengangkutan Sampah/Limbah
Domestik Non B3;
16. Belum pernah menyampaikan
Laporan Semester Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
setiap 6 bulan sekali ke Bupati
melalui Dinas Lingkungan Hidup
Kab. Kepulauan Selayar.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 3


FASYANKES TAHUN 2022
- Informasi Lain
1. Terdapat Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 di UPT
RSUD K. H. Hayyung sebagai depo pemindahan untuk Limbah B3 yang
bersumber dari Puskesmas se-Kabupaten Kepulauan Selayar namun
Tidak Termuat dalam Dokumen Lingkungan dan Izin Penyimpanan
Sementara Limbah B3 Rumah Sakit, serta TPS tidak sesuai ketentuan
dan standar teknis menurut peraturan perundang-undangan;
2. Alat Angkut yang digunakan untuk pengangkutan Limbah B3 yang
bersumber dari Puskesmas tidak sesuai standar teknis Kendaraan
Pengangkut Limbah B3 menurut peraturan perundang-undangan;
3. Sanitarian Puskesmas belum memiliki Sertifikat Kompetensi di Bidang
Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, dan
Pengelolaan Limbah B3.

IV. KESIMPULAN & SARAN


A. KESIMPULAN
Berdasarkan fakta administratif dan fakta lapangan dapat disimpulkan
bahwa UPTD Puskesmas Bontosikuyu Tidak Taat terhadap ketentuan
perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan lingkungan
hidup dan kehutanan yang berlaku sebagai berikut:
1. Pasal 4 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
Setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak terhadap
Lingkungan Hidup wajib memiliki:
a. Amdal;
b. UKL-UPL; atau
c. SPPL.

2. Lampiran I huruf F. Sektor Kesehatan, Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup dan Kehutanan RI Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL, UKL-UPL atau SPPL
- No. KBLI : 86102
- Jenis Usaha dan/atau kegiatan : Aktivitas Puskesmas
- Skala/Besaran : Semua Besaran
- Jenis Dokumen : SPPL

3. Pasal 3 Ayat 1-3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
(1) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a wajib dimiliki oleh setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
memiliki Dampak Penting atau tidak penting terhadap lingkungan.
(2) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Pelaku Usaha atau Instansi Pemerintah.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 4


FASYANKES TAHUN 2022
(3) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjadi prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah.

4. Pasal 130 Ayat 1 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
(1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang menghasilkan
Air Limbah wajib mengolah Air Limbah.

5. Pasal 133 Ayat 1 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
(1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau
UKL/UPL yang melakukan kegiatan pembuangan dan/atau
pemanfaatan Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131
ayat (2) wajib:
a. Membuat kajian; atau
b. Menggunakan standar teknis yang disediakan oleh Pemerintah,
Sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan Persetujuan Teknis
Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah.

6. Pasal 138 Ayat 1-3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang berbunyi:
(1) Persetujuan Teknis untuk pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 huruf a memuat:
a. standar teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah;
b. standar kompetensi sumber daya manusia; dan
c. sistem manajemen lingkungan. (2)
(2) Standar teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. parameter dan nilai Baku Mutu Air Limbah;
b. desain instalasi pengolahan Air Limbah;
c. titik penaatan dengan nama dan titik koordinat;
d. titik pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah dan titik
koordinat;
e. titik pemantauan pada Badan Air permukaan, air tanah,
dan/atau tanah dengan nama dan titik koordinat;
f. biaya Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
g. kewajiban:
1. memisahkan saluran Air Limbah dengan saluran limpasan
air hujan;
2. memiliki unit pengolahan dan saluran Air Limbah kedap air;
3. memiliki alat ukur debit; dan
4. memiliki Sistem Tanggap Darurat Pencemaran Air; dan

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 5


FASYANKES TAHUN 2022
h. larangan:
1. membuang Air Limbah secara sekaligus dalarn 1 (satu) saat
atau pelepasan dadakan;
2. mengencerkan Air Limbah dalam upaya penaatan batas kadar
yang dipersyaratkan;
3. membuang Air Limbah di luar titik penaatan;
4. mengaplikasikan Air Lirnbah di luar area yang ditetapkan
dalarn izin pemanfaatan Air Limbah ke tanah; dan/atau
5. menyampaikan data palsu.
(3) Standar kompetensi sumber daya manusia sebagaimarra dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. penanggung jawab pengendalian Pencemaran Air;
b. penanggung jawab operator instalasi pengolahan Air Limbah; dan
c. personel yang memiliki kompetensi lainnya sesuai kebutuihan,
yang bersertifikat
(4) Sistem manajemen lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c paling sedikit memuat:
a. pemantauan mutu Air Limbah;
b. penaatan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan bagi usaha
dan/atau Kegiatan;
c. pemantauan Mutu Air permukaan dan/atau air tanah secara
berkala; dan
d. pelaporan seluruh kewajiban pengendalian Pencemaran Air.

7. Pasal 140 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi
SPPL, wajib melakukan pengolahan Air Limbah sebelum dibuang
dan/atau dimanfaatkan.

8. Pasal 144 ayat 1-2 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang berbunyi:
(1) Pemantauan mutu Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
138 ayat (4) huruf a dilakukan secara:
a. manual; dan/atau
b. otomatis dan terus menerus.
(2) Pemantauan mutu Air Limbah secara manual sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi ketentuan:
a. dilakukan pada titik penaatan Air Limbah;
b. menggunakan metode pemantauan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
c. dilakukan oleh laboratorium yang telah teregistrasi oleh Menteri.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 6


FASYANKES TAHUN 2022
9. Pasal 285 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi:
(1) Setiap orang yang menghasilkan LB3 wajib melakukan penyimpanan
Limbah B3.
(2) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilarang melakukan pencarnpuran Limah B3 yang
disimpaannya.
(3) Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Setiap Orang yang rnenghasilkan Limbah
B3 wajib memenuhi:
a. standar Penyimpanan Limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam
nomor induk berusaha, bagi penghasil Limbah B3 dari Usaha
dan/atau Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
b. rincian reknis Penyirnpanan Limbah B3 yang dimuat dalarn
Persetujuan Lingkungan, bagi:
1. Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib
Amdal atau UKL-UPL; dan
2. Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3.
(4) Standar dan atau rincian teknis Penyimpanan Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:
a. nama, sumber, karakteristik, dan jurnlah Limbah B3 yang akan
disimpan;
b. dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah
B3;
c. dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3;
d. persyaratan Lingkungan Hidup; dan
e. kewajiban pemenuhan standar dan./atau rirrcian teknis
l'envimpanan Lrmbah B3.

10. Pasal 7 ayat 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan LB3 dari Fasiltas Pelayanan Kesehatan yang
berbunyi:
(1) Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b wajib dilakukan oleh Penghasil Limbah B3.

11. Diktum KEDUA Angka 4 dalam Izin Penyimpanan Sementara Limbah


B3 Rumah Sakit Nomor: 1923/XII/Tahun 2016 tanggal 5 Desember
2016:
4. Limbah yang disimpan tidak boleh melebihi jangka waktu 90
(sembilan puluh) hari, sehingga limbah yang disimpan wajib
diupayakan, sebagai berikut:
a. Langsung diangkut atau dibawa oleh perusahaan pengumpul
dan/atau ke fasilitas pengolahan yang telah mendapat izin dari
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia;

12. Pasal 296 ayat 1 huruf b angka 1 Peraturan Pemerintah RI No. 22


Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berbunyi:
(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dan melakukan
kegiatan Penyimpanan LB3 wajib:
a. memenuhi standar dan/atau rincian teknis Penyimpanan
Limbah B3 dan persyaratan Lingkungan Hidup;

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 7


FASYANKES TAHUN 2022
b. Melakukan Penyimpanan LB3 paling lama:
1. 90 (sembilan puluh) hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk
limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari atau lebih.
c. menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 yang menjadi bagian dalam pelaporan
dokumen lingkungan, dan disampaikan kepada:
1. bupati/wali kota, untuk Penghasil Limbah B3 dari Usaha
dan/atau Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
2. pejabat Penerbit Persetujuan Lingkungan sesuai dengan
kewenangannya untuk Penghasil Limbah B3 dari Usaha
dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL.

13. Pasal 296 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang berbunyi:
(3) Laporan kegiatan Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 disampaikan kepada pejabat penerbit Persetujuan
Lingkungan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan sejak
nomor induk berusaha dan/atau Persetujuan Lingkungan
diterbitkan.

14. Pasal 20 ayat 8 Peraturan Menteri LHK RI No. 6 Tahun 2021 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan LB3 yang berbunyi:
(8) Dokumen pencatatan LB3 sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
wajib dilaporkan kepada pejabat penerbit Persetujuan Lingkungan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan sejak nomor induk
berusha dan/atau Persetujuan Lingkugan diterbitkan.

15. Pasal 79 ayat 1 huruf a Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan RI No. 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan LB3 yang berbunyi:
(1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
penyimpanan limbah B3 paling lama:
a. 90 (sembilan puluh) hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk
limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram)
per hari atau lebih.

16. Diktum KETIGA Angka 1 huruf a dan b dalam Izin Penyimpanan


Sementara Limbah B3 Rumah Sakit Nomor: 1923/XII/Tahun 2016
tanggal 5 Desember 2016 yang berbunyi:
Penanggung Jawab kegiatan wajib mematuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Jenis limbah yang disimpan
a. Penanggung jawab kegiatan tidak diperkenankan menyimpan
dan menerima limbah bahan berbahaya dan beracun dari pihak
atau sumber lain, selain yang tercantum pada diktum KEDUA
angka 1 Keputusan ini;
b. Jika menyimpan jenis Limbah B3 di luar angka 1, maka
Penanggung jawab kegiatan wajib melaporkan atau konsultasi ke
instansi yang bertanggung jawab di Bidang Lingkungan Hidup;

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 8


FASYANKES TAHUN 2022
17. Pasal 10 ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan RI
No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan LB3 dari Fasiltas Pelayanan Kesehatan yang
berbunyi:
(2) Ketentuan mengenai penggunaan tempat Penyimpanan Limbah B3
sebagai depo pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dicantumkan dalam Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3.

18. Pasal 60 ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


RI Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun yang berbunyi:
(2) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan:
a. rancang bangun sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah
Limbah B3 yang disimpan;
b. luas ruang penyimpanan sesuai dengan jumlah Limbah B3 yang
disimpan;
c. desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari
hujan dan tertutup;
d. atap dari bahan yang tidak mudah terbakar;
e. memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi udara;
f. sistem pencahayaan disesuaikan dengan rancang bangun
tempat Penyimpanan Limbah B3;
g. lantai kedap air dan tidak bergelombang;
h. lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak
penampung tumpahan dengan kemiringan paling tinggi 1% (satu
persen);
i. lantai bagian luar bangunan dibuat agar air hujan tidak masuk
ke dalam bangunan tempat penyimpanan Limbah B3;
j. saluran drainase ceceran, tumpahan Limbah B3 dan/atau air
hasil pembersihan ceceran atau tumpahan Limbah B3;
k. bak penampung tumpahan untuk menampung ceceran,
tumpahan Limbah B3 dan/atau air hasil pembersihan ceceran
atau tumpahan Limbah B3; dan
l. dilengkapi dengan simbol Limbah B3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

19. Pasal 286 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi:
Tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
285 ayat (4) huruf b harus memenuhi persyaratan:
a. Lokasi Penyimpanan Lirnbah B3;
b. fasiiitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah
Limbah B3; karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya
pengendalian Pencemaran Lingkungan hidup; dan
c. peralatan penanggulangan keadaan darurat.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 9


FASYANKES TAHUN 2022
20. Lampiran IV Huruf D Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Tata Cara Pemberian Kode Manifes, Format
Manifes, Pengisian Manifes, dan Pelekatan Simbol dan Label Limbah
B3 Pada Alat Angkut Limbah B3.

21. Pasal 63 huruf f angka 4 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang menyatakan bahwa:
f. kewajiban penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan, antara lain:
1. memenuhi ketentuan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dalam matrik UKL-UPL;
2. memenuhi ketentuan Persetujuan Teknis setelah SLO diterbitkan;

22. Pasal 63 huruf f angka 4 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang menyatakan bahwa:
f. kewajiban penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan, antara lain:
4. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban
Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah terkait
Persetujuan Lingkungan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali.

B. SARAN
Diharapkan kepada UPTD Puskesmas Lowa untuk melakukan
pembenahan dan pemenuhan komitmen terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Melengkapi Dokumen dan Perizinan Lingkungan;
2. Memenuhi Standar Teknis dalam Pengelolaan Limbah B3, Limbah
Domestik Non B3 dan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah;
3. Melakukan perpanjangan masa berlaku kerjasama (MOU) dengan
Pihak Pengelola Limbah B3 yang berizin;
4. Menggunakan Kendaraan Pengangkut Limbah B3 yang sesuai standar
teknis berdasarkan peraturan perundang-undangan;
5. Menyediakan Tenaga Lingkungan selaku Penanggung Jawab
Pengelolaan Lingkungan dalam Fasyankes yang bersertifikat
kompetensi;
6. Tidak melakukan penyimpanan Limbah B3 yang bersumber dari
Puskesmas di UPT RSUD K. H. Hayyung sebab bertentangan dengan
Dokumen Lingkungan dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Menyediakan Depo Pemindahan Limbah B3 yang bersumber dari
Puskesmas yang sesuai Standar Teknis dan Memiliki Perizinan;
8. Menyampaikan Laporan Semester secara berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali kepada Bupati Kab. Kepulauan Selayar melalui Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Kepulauan Selayar;
9. Melakukan koordinasi ke Bidang terkait di Dinas Lingkungan Hidup
Kab. Kepulauan Selayar untuk pembinaan dan tindak lanjut dalam
Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 10


FASYANKES TAHUN 2022
Tim Pengawas Lingkungan Hidup
Pengawas Lingkungan Hidup Pengawas Lingkungan Hidup Pengawas Lingkungan Hidup
Ahli Muda, Ahli Pertama, Ahli Pertama,

Muhtar Kamal, SP Supiyani, SKM Idgam, SKM


NIP. 19780421 201102 1 006 NIP. 19921208 201903 2 012 NIP. 19941231 201903 1 007
NO. PPLHD: KB 087 NO. PPLHD: KB 088

Mengetahui Disetujui oleh


Kabid. Penataan dan Penaatan PPLH, Kepala Dinas Lingkungan Hidup,

Andi Martina, S.E H. Muhammad Hasdar, S.K.M., M.Kes


NIP. 19700311 200701 2 030 NIP. 19620906 198302 1 007

LAPORAN HASIL PRA PENGAWASAN 11


FASYANKES TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai