A. Latar Belakang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan
(sering diakronimkan sebagai faskes) adalah setiap lokasi yang
menyediakan pelayanan kesehatan, mulai dari klinik kecil hingga rumah
sakit yang besar dengan fasilitas yang lengkap. Jumlah dan kualitas faskes
di suatu daerah atau negara merupakan salah satu parameter yang umum
dipakai untuk menilai kemakmuran dan kualitas hidup daerah tersebut. Di
banyak negara, faskes diatur sampai batas tertentu oleh hukum dan
diperlukan perizinan dari badan pengatur sebelum fasilitas tersebut dapat
dibuka. (Wikipedia, 2022)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sangat berkaitan erat dengan status derajat
kesehatan mayarakat oleh sebab itu perlindungan dan pengelolaan
lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam Pengelolaan
Lingkungan Fasyankes sebagai Layanan Promotif, Preventif dan Kuratif di
tengah masyarakat. Penanganan limbah yang dihasilkan oleh fasyankes
perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus terutama dalam masa
pandemi seperti saat ini.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Dinas Lingkungan Hidup Kab.
Kepulauan Selayar menganggap perlu untuk melakukan Pra Pengawasan
terhadap Ketaatan Fasyankes di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
B. Tujuan
Pra Pengawasan penaatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Status
Ketaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan terhadap Perizinan dan Peraturan
Perundang-Undangan Lingkungan Hidup dan Kehutaan.
13. Pasal 296 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang berbunyi:
(3) Laporan kegiatan Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 disampaikan kepada pejabat penerbit Persetujuan
Lingkungan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan sejak
nomor induk berusaha dan/atau Persetujuan Lingkungan
diterbitkan.
14. Pasal 20 ayat 8 Peraturan Menteri LHK RI No. 6 Tahun 2021 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan LB3 yang berbunyi:
(8) Dokumen pencatatan LB3 sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
wajib dilaporkan kepada pejabat penerbit Persetujuan Lingkungan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan sejak nomor induk
berusha dan/atau Persetujuan Lingkugan diterbitkan.
19. Pasal 286 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi:
Tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
285 ayat (4) huruf b harus memenuhi persyaratan:
a. Lokasi Penyimpanan Lirnbah B3;
b. fasiiitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah
Limbah B3; karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya
pengendalian Pencemaran Lingkungan hidup; dan
c. peralatan penanggulangan keadaan darurat.
B. SARAN
Diharapkan kepada UPTD Puskesmas Lowa untuk melakukan
pembenahan dan pemenuhan komitmen terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Melengkapi Dokumen dan Perizinan Lingkungan;
2. Memenuhi Standar Teknis dalam Pengelolaan Limbah B3, Limbah
Domestik Non B3 dan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah;
3. Melakukan perpanjangan masa berlaku kerjasama (MOU) dengan
Pihak Pengelola Limbah B3 yang berizin;
4. Menggunakan Kendaraan Pengangkut Limbah B3 yang sesuai standar
teknis berdasarkan peraturan perundang-undangan;
5. Menyediakan Tenaga Lingkungan selaku Penanggung Jawab
Pengelolaan Lingkungan dalam Fasyankes yang bersertifikat
kompetensi;
6. Tidak melakukan penyimpanan Limbah B3 yang bersumber dari
Puskesmas di UPT RSUD K. H. Hayyung sebab bertentangan dengan
Dokumen Lingkungan dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Menyediakan Depo Pemindahan Limbah B3 yang bersumber dari
Puskesmas yang sesuai Standar Teknis dan Memiliki Perizinan;
8. Menyampaikan Laporan Semester secara berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali kepada Bupati Kab. Kepulauan Selayar melalui Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Kepulauan Selayar;
9. Melakukan koordinasi ke Bidang terkait di Dinas Lingkungan Hidup
Kab. Kepulauan Selayar untuk pembinaan dan tindak lanjut dalam
Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.