Anda di halaman 1dari 19

16 Macam Arsitektur Rumah Paling Populer dan

Sejarahnya

16 Macam Arsitektur Rumah Paling Populer dan Sejarahnya

Saat menjelajahi kota-kota besar di Indonesia, terutama di daerah kota tua, rumah kolonial menjadi
ikon penting yang menceritakan sejarah dan warisan peninggalan Belanda. Sejarah, seni, desain dan
arsitektur merupakan satu kesatuan dan tidak bisa terlepaskan.

Lalu saat berpindah ke kawasan Tangerang, begitu banyak rumah modern dan rumah minimalis yang
dijadikan gaya perumahan cluster. Beda lagi, jika kita beranjak ke kawasan Jakarta Utara, rumah
bergaya Mediteranian kerap menjadi tipe arsitektur rumah yang digemari dan nampak seragam
dengan pertokoannya.

Advertisement - Continue Reading Below


Han Awal & Partners / CASA Indonesia

Begitu banyak istilah arsitektur rumah, seperti minimalis modern, skandinavian, industrial, tropis
modern, dan masih banyak lagi. Istilah ini seringkali kita baca atau dengar berdengung di media
massa untuk menunjuk sebuah bangunan yang dianggap menerapkan gaya atau tren
arsitektur/interior masa kini. Tujuannya agar dapat memperoleh kesan rumah atau bangunan yang
dirancang dengan gaya baru, modern dan berselera kekinian.

Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang paham bahwa sebutan itu bermakna sangat jauh dari
khasanah arsitektur dan desain interior. Banyak juga masyarakat awam yang menyangka bahwa
gaya minimalis modern itu baru lahir sepuluh tahun terakhir. Bila dicermati oleh kalangan yang lebih
paham, ternyata bukan gaya minimalis apalagi modern. Tapi kadangkala ada American Classic, Art
Deco dan bahkan menyelip sentuhan aliran lain.

Melalui artikel ini, CASA Indonesia merangkum macam-macam arsitektur rumah yang tak lekang oleh
waktu dan sangat populer hingga masa kini. Terdapat juga sejarah tentang setiap gaya rumah agar
Anda bisa memahami perjalanan gaya desain tersebut.

1. Rumah Minimalis yang Sudah ada Sejak Tahun 1980


Ciri khas rumah minimalis adalah menggunakan dak beton, mengikuti bentuk dasar (berbentuk
kotak), polos atau tanpa ornamen, dan menggunakan maksimal dua kombinasi material. Teorinya
rumah minimalis menggunakan cat dinding berwarna monokrom. Menyoal sebutan minimalis
sebenarnya lebih banyak dipengaruhi paham aliran Zen dari Jepang.

Arsitek Amerika Frank Lloyd Wright mengadaptasi beberapa hal yang Zen seperti pintu geser dari
desain rumah-rumah tradisional Jepang melalui karya rumahnya tahun 1930-an. Konsep arsitektur
rumah minimalis kemudian bergerak perkembangannya pada akhir 1980an di London dan New York.
Sejalan dengan yang terjadi pada perkembangan industri fashion yang “lelah” dengan segala atribut
maksimalis pada era sebelumnya di tahun 1980an: big hair, big makeup, big prints, big shoulder dan
semua hal yang diperbesar.
Pada arsitektur minimalis biasanya 'membuang' segala hal menjadi sesuatu agar mencapai esensi
nilai kesederhanaan, namun memiliki nilai berkualitas sangat tinggi. Detailnya yang rapi, presisi, jujur
dan tidak mengada-ada hingga terlihat pada semua bagian bangunan dan ruang.

Baca juga: 7 Contoh Rumah Minimalis yang Mudah Anda Tiru

2. Rumah Modern yang Hadir di Seluruh Dunia


Desain rumah modern sering disandingkan dengan rumah minimalis. Meskipun bisa dibenarkan,
namun ada perbedaan yang mencolok untuk memisahkan antara dua desain tersebut. Rumah
modern memiliki bentuk atap segitiga, sedangkan rumah minimalis identik dengan atap dak beton
(atap rata).

Rumah modern memiliki sumber pencahayaan yang baik dengan aplikasi jendela besar. Untuk
rumah modern, hadirkan jendela atau bukaan yang memadai di rumah Anda, agar sirkulasi udara
bisa mengalir dengan baik. Pastikan arah mata angin rumah Anda. Hindari meletakkan jendela di
dinding yang menghadap arah barat, karena rumah akan terasa panas.

Mengacu dari buku “Simon and Schuters's Pocket Guide to Architecture” (1986) oleh Patrick
Nuttgens, sejumlah arsitek besar di Eropa pernah mengadakan pertemuan di tahun 1928 dalam
Congres Internationaux d'Architecture Moderne (CIAM). Menetapkan bahwa kesepakatan ciri khas
arsitektur modern ditandai oleh tiadanya ornamentasi atau hiasan, struktur atap yang rata, dominasi
garis-garis persegi panjang, dinding putih dan keberadaan jendela yang besar-besar.

3. Rumah Modern Tropis yang cocok untuk Indonesia


Negara Indonesia yang menjuntai di garis Khatulistiwa membuat negara kepulauan ini memiliki iklim
tropis yang hangat. Berbeda dengan negara-negara yang berada di utara maupun selatan garis
Khatulistiwa dengan iklim empat musim, negara dengan iklim tropis hanya memiliki dua musim utama
yaitu penghujan dan kemarau.

Studio Air Putih dan Trivium Design Group / Sefval Mogalana / CASA Indonesia

Oleh sebab itu, sejak zaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia bahkan sudah merancang
rumah-rumah tradisional yang cocok dengan iklim tropis tersebut. Iklim tropis memiliki beberapa
karakter khusus seperti curah hujan yang lebat, suhu rata-rata sepanjang tahun yang hangat, dan
kelembaban yang tinggi.
Han Awal & Partners / CASA Indonesia

Hingga kini, rumah dengan desain tropis masih menjadi tren yang layak diaplikasikan di Indonesia.
Ada sedikit salah kaprah yang menyebut bila desain tropis sama dengan rumah berdesain modern
dan minimalis. Namun, sebetulnya ada lima hal yang patut diperhatikan tentang rumah modern
tropis bila Anda ingin membuat rumah dengan desain tropis yang tepat.
Indodesign Kreasi Mandiri / Sefval Mogalana / CASA Indonesia

4. Arsitektur Rumah Klasik yang Tak Lepas dari Unsur


Detail
Definisi gaya klasik memang tidak dapat dipisahkan dari pembagian zaman dan pergerakan kesenian
Eropa. Kedua faktor inilah yang menjadi landasan bentuk bangunan serta interior pada masa itu.
Yunani dan Romawi kuno dengan peninggalan bangunan kokoh tinggi berpilar.

Rumah Klasik / Insan Obi / CASA Indonesia

Pada abad pertengahan terdapat era Gothic, dengan karakter bangunan menggunakan batu bata
serta ciri detail lancip membentuk arah panah. Lukisan dalam bentuk fresco dan panel pada interior
juga mulai muncul pada era ini. Zaman pembaharuan, Renaissance, mengubah tatanan kultur Eropa
yang dimulai dari kebangkitan agama Kristiani yang terpecah. Pada masa ini dikenal pergerakan
Baroque yang ditandai dengan perkembangan seni yang lebih dinamis mengikuti ekspresi emosi.

Diikuti era Rococo, saat karya seni dan arsitektur semakin berwarna, penuh dengan hiasan yang
terkesan playful. Selain berdasarkan era, perbedaan asal negara merupakan hal krusial lainnya
dalam membedakan ragam aliran klasik. Berdasarkan perkembangan penerapannya, pembagian ini
yang sekarang umum dipakai.

5. Gaya Rumah Klasik Kolonial


Arsitektur kolonial di Indonesia adalah arsitektur Eropa Barat dari Belanda yang dibawa ke Indonesia
dengan misi kolonialisme namun akhirnya berkembang setelah melihat budaya dan iklim disini.
Arsitektur ini memiliki pengaruh besar dan kerap menjadi mind set baru bagi masyarakat Indonesia
jaman itu.
Rumah Kemang Selatan karya KIAT Architect

Langgam dari negara Belanda ini dipercayai menjadi akar dari arsitektur modern di Indonesia.
Hampir di seluruh negara bekas jajahan negara-negara Eropa, gaya kolonial muncul dan
berkembang. Walau langgam dan detailnya berbeda di setiap negara, semuanya mempunyai prinsip
yang sama, yaitu adaptasi gaya arsitektur dan interior Eropa yang kental bercampur dengan budaya
negara jajahan. Di Indonesia sendiri bangunan kolonial masih dapat dijumpai, misalnya di kawasan
Menteng, Jakarta, Semarang, Bandung, Medan, berbagai museum serta Istana Negara.

Rumah Kemang Selatan karya KIAT Architect

Serapan gaya Eropa, pengaruh dari Belanda maupun Inggris terlihat dari bentuk bangunan seperti
penggunaan pilar dan detail kusen jendela, meski lantai, dinding serta ornamen dinding dibuat sesuai
adaptasi iklim dan material asal Indonesia. Furnitur klasik Eropa bersanding dengan hiasan asli
Nusantara maupun Oriental menjadi ciri khas interior gaya kolonial.
6. Rumah Klasik Italia
Bentuk luar bangunan tampak lebih sederhana dibanding gaya klasik Prancis. Sistine Chapel di
Vatican dan Palazzo Farnese di Roma merupakan contoh representasi bangunan klasik Italia. Di
dalamnya, hampir seluruh dinding penuh dengan lukisan yang disebut fresco.

Langit-langit yang membentuk kubah atau vault tidak menjadi ciri semata, namun struktur tersebut
juga menjadikan bangunan lebih aman. Warna bold seperti merah, hijau dan sentuhan emas menjadi
warna khas gaya interior klasik Italia.

Lantai biasanya dari bahan marmer atau kayu, membentuk motif yang repetitif maupun mosaik,
sedangkan dekorasi dinding berupa cornice yang berlapis-lapis.

Baca juga: Inspirasi Rumah Klasik dari Film Bohemian Rhapsody

7. American Classic
Sama seperti sejarah negara ini, gaya klasik Amerika sangat terpengaruh oleh pergerakan seni dan
arsitektur negara-negara Eropa. Bahkan pengaruh Inggris dan Prancis masih terlihat kental pada
bentuk furnitur dan hiasan.

Selain itu, ada juga gaya lain yaitu traditional country yang berhubungan dekat serta kini juga mulai
bercampur. Secara keseluruhan gaya klasik Amerika tergolong lebih ringan dan berkesan homey.
Pengaturan interior disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan.
Biroe architecture & interior / Adit Kok

Eric Wibowo / Melanie Tanusetiawan

Warna natural seperti krem, cokelat dan putih, juga ditemui sentuhan warna-warna muda. Cornice
dibuat lebih sederhana serta wallpaper yang dipakai berwarna cerah dengan motif cenderung polos.
Ornamen interior didominasi dengan material kayu. Gaya Amerika ini menampilkan suasana elegan
namun tetap terlihat kasual sebab minim detail-detail kompleks.
Eric Wibowo / Melanie Tanusetiawan

Permainan profil dengan bentuk yang tak terlalu rumit juga menjadi andalan desain tersebut. Lis
plafon atau cornice misalnya; diaplikasikan sebagai hiasan horizontal yang menandai elemen
bangunan, misalnya pada tiang, dinding, atau kusen jendela dan pintu.

Advertisement - Continue Reading Below

8. Rumah Klasik bergaya Prancis


Menyebut gaya klasik Prancis, khalayak biasanya langsung terbayang istana Versailles. Kemegahan
istana ini memang telah sering menjadi inspirasi. Bentuk luar bangunan klasik Prancis cenderung
dekoratif, mulai dari atap berwarna maupun jendela besar berornamen.

Traditional Exterior design / Dallas General Contractor Isler Homes / Housekaboodle

Biru, emas dan putih menjadi warna yang mendominasi pada eksterior maupun interior. Penggunaan
panel membingkai dinding yang terkadang dikompilasi dengan wallpaper.
Rumah Klasik / Insan Obi / CASA Indonesia

Ciri khas lain adalah Chandelier kristal yang menjuntai dari langit-langit serta furniturnya seperti
armchair, kabinet serta meja berkontur gelombang dengan detail ukiran cantik.

9. Rumah Kontemporer
Definisi kata kontemporer adalah masa kini atau masa sekarang, jadi rumah dengan desain
kontemporer tentu akan berubah dari masa ke masa. Rumah kontemporer di tahun 2000 awal tentu
akan berbeda dengan desain rumah kontemporer di tahun 2020 mendatang. Jadi desain rumah
kontemporer akan selalu mengikuti perkembangan dan tren desain di masa itu. Rumah kontemporer
kerap disamakan dengan rumah modern, namun sebetulnya secara sejarah itu bukanlah hal yang
tepat.

Dick Clark + Associates dan Vinson Radke Homes / Paul Bardagjy / Contemporist

Desain kontemporer adalah gaya desain atau arsitektur yang tenar di abad ke-21. Mengutip
dari interiordesign.id, gaya ini diawali sebagai penggabungan berbagai gaya, secara bertahap desain
kontemporer mengembangkan eksklusivitasnya sendiri. Desain kontemporer tidak saja meminjam
beberapa elemen dan unsur dari modernisme atau gaya modern, namun juga mengambil beberapa
elemen dari art deco, dekonstruktivisme, futuristik dan beberapa gaya interior lainnya.

Desain kontemporer kerap terfokus pada desain ramah lingkungan yang hemat energi dan
menggabungkan bahan daur ulang. Sudah menjadi hal yang biasa melihat tanaman menghiasi atap
bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi dan meningkatkan kualitas udara luar. Penggunaan
bahan-bahan alami, menghadirkan tanaman hias, dan memadukan bangunan dengan lingkungan
alami adalah ciri khas dari rumah kontemporer.

10. Rumah Art Deco


Langgam Art Deco bisa disebut sebagai periode arsitektur yang unik, yaitu terjadi antara dua Perang
Dunia, antara tahun 1920 sampai 1939. Periode setelah itu, yaitu sekitar tahun 1950-an masih ada
karya arsitektur bernafaskan Art Deco, namun hanya merupakan kelanjutan dari gaya tahun-tahun
sebelumnya. Pada dasarnya Art Deco sendiri lahir karena adanya gerakan modernisme, yaitu
tuntutan estetika menuju bentuk sederhana, membebaskan diri dari arsitektur klasik.

Brooke Aitken Design / hometolove

Karakter yang paling utama adalah bentuk geometris murni dan kesederhanaan. Kita mengenal
langgam Art Deco dalam empat klasifikasi, yaitu floral deco, streamline deco, zigzag deco, dan neo-
classical deco. Di Indonesia hanya diaplikasikan dua langgam pertama, yaitu floral deco dan
streamline deco, dan jarang sekali ditemukan klasifikasi ketiga dan keempat.

Jonathan Adler
Di Asia sendiri hanya ada tiga kota yang memiliki koleksi bangunan dengan langgam arsitektur Art
Deco yang signifikan, yaitu Shanghai, Bombay, dan Bandung, selain kota-kota di dunia yang terkenal
dengan Art Deco-nya seperti Miami.

Baca juga: 9 Desain Rumah Idaman yang Paling Disukai Banyak Orang

11. Arsitektur Rumah Bergaya Skandinavia


Desain Scandinavian atau Skandinavia masih menjadi pilihan gaya dalam mendandani interior rumah
sampai saat ini. Gaya Skandinavia yang terkenal dengan suasana serba putih dengan pilihan furnitur
kayu berwarna terang. Image terang, luas, dan bersih membuat gaya interior ala Skandinavia ini
sangat digemari terutama oleh keluarga-keluarga muda.

Rocco Architects / Evelyn Muller / Archdaily

Meski terlihat simple dan ringan, ternyata menciptakan gaya Skandinavia perlu banyak penyesuaian
suasana yang dibutuhkan untuk mengatasi perbedaan desain dari negara kita, Indonesia, sebagai
negara tropis dengan negara-negara Skandinavia yang berada di bagian utara Benua Eropa ini.
10
Rocco Architects / Evelyn Muller / Archdaily

12. Rumah Penuh Warna Bergaya Bohemian


Bohémien adalah istilah umum untuk populasi Romani atau "Gipsi" di Prancis. Tertulis pada buku 'My
Big Fat Gypsy Wedding', konon Gipsi berasal dari India, tiba di Eropa sekitar abad ke-13. Mungkin ini
menjelaskan pengaruh besar India dan Maroko pada gaya desain bohemian.

Ball & Claw Vintage / Jen Chanyi / Designsponge

Gaya hidup dan cara berpakaian para Gipsi memberikan inspirasi tersendiri untuk gaya desain rumah
Bohemian, yaitu santai, menggunakan warna dasar netral lalu dibubuhi warna-warni yang cerah,
serta menghadirkan banyak pola-pola yang personal.
Interiorsonline

Ciri khas yang paling terlihat dari desain bohemian adalah kaya akan warna-warni, juntaian kain-kain
bertampilan mewah, detail yang memukau, sentuhan pada emas dan kristal. Dekorasi dan aksesori
interior adalah kunci utama dalam perancangan desain bohemian demi personalisasi diri, seperti
lukisan dan patung.

13. Rumah Etnik Jawa yang Berkolaborasi dengan Budaya


Lain
Mengutip dari buku ”Esensi Arsitektur Jawa,” dalam Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong
Masa Depan (Ed: Prof. Ir. Eko Budiharjo, Msc): Secara status sosial, rumah merupakan lambang
identitas pemiliknya berdasarkan pada sistem stratifikasi masyarakat Jawa. Dalam proses
perkembangan selanjutnya, terbagi atas lima bentuk dasar bangunan, yaitu panggang pe, kampung,
limasan dan joglo, serta bangunan khusus untuk beribadah yang berbentuk tajug.

Han Awal & Partners dan Hidayat Endramukti / Brett Prasetyanto / CASA Indonesia
Menurut Jasin Tedjasukmana, selaku principal KIAT Architect yang kerap menerapkan arsitektur
Jawa dalam perancangannya, arsitektur Jawa lebih berkembang dibanding arsitektur Nusantara
lainnya. Hal tersebut disebabkan karena kerajaannya lebih besar dan punya pengaruh dengan dunia
luar yaitu dunia Barat. Arsitektur Jawa sudah memiliki poros desain yang jelas sejak dulu. Peletakan
massanya pun tertata dengan rapi dan jelas; mana yang utama, pelengkap, dan area private.

Konfigurasi ruang atau bagian-bagian rumah orang Jawa di desa membentuk tatanan tiga bagian
linier belakang. Bagian depan pendopo, di tengah peringgitan dan yang paling belakang, dan
terdalam adalah dalem. Gebyok adalah salah satu elemen interior khas Jawa berupa partisi yang
pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Partisi ini banyak dipergunakan sebagai pembatas
antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Namun di
dunia modern ini, gebrok banyak digunakan sebagai elemen dekorasi khas Jawa yang bisa
ditempatkan dimana pun.

Han Awal & Partners / CASA Indonesia

14. Arsitektur Rumah Tradisional Bali


Asta Kosala Kosali adalah sebuah panduan dalam merancang rumah Bali yang berisikan tata cara,
tata letak, dan tata bangunan. Tak hanya tempat tinggal, namun juga tata letak bangunan tempat suci
yang ada di Bali. Asta Kosala Kosali dibuat dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual serta anatomi
tubuh sang pemilik rumah.

Brahman House / Gusde Tranquil Villas


Pengukurannya pun tidak mengacu pada standar ukuran seperti pada umumnya (ukuran meter),
namun menggunakan ukuran dari tubuh sang pemilik, misalnya Musti (ukuran atau dimensi untuk
ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas), Hasta (ukuran sejengkal jarak
tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka), dan
Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan).

Konsep Rumah Natah Bali / Eko Budiharjo / Buku Firmitas karya Aboday

Mengutip dari Portal Arsitektur, konsep perancangan rumah Bali berpegang kepada mata angin, 9
mata angin (Nawa Sanga). Setiap bangunan itu memiliki tempat sendiri. Misalnya dapur harus
ditempatkan di area Selatan, karena berhubungan dengan api. Lalu, tempat sembahyang karena
berhubungan dengan menyembah maka ditempatkan di Timur atau tempat matahari terbit. Yang
terakhir, sumur sebagai sumber air harus ditempatkan di Utara dimana Gunung berada.

Sujiva Living, rumah Bali modern / Somia Design Studio / Mario Wibowo

15. Rumah Bergaya Industrial


Sama seperti namanya, gaya desain industrial terinspirasi dari sebuah industri atau pabrik. Dalam
sejarah, bangunan industrial pertama kali didirikan pada tahun 1700 yang sangat fokus pada efisiensi
dan keselamatan. Pertimbangan paling besar di era itu adalah kekuatan bangunan dari api serta
biaya material yang murah.
Confettistyle

Maka dari itu, dinding bata ekspos, struktur pipa-pipa air dan udara di ceiling yang terlihat jelas, dan
barang daur ulang adalah salah satu ciri gaya industrial yang dianggap efisien dari segi material. Di
tahun 1700 pun, listrik sangatlah minim, sehingga dirancang jendela besar untuk menghadirkan
cahaya alami. Setelah dilupakan atau ditinggalkan, gaya industrial pada pabrik dan gudang kini
sangat diminati untuk tempat tinggal dan bisnis cafe.

Domino
Tapi sepopuler "industrial chic" hari ini, tren ini dimulai bertahun-tahun yang lalu. Pada akhir 1960-an
dan 70-an, gaya industrial mulai hidup di New England dan Lower Manhattan, Amerika Serikat. Dari
segi desain interior, tampilan Industrial chic tidak terlalu dingin atau terlalu hangat, namun seimbang.
Elemen-elemen seperti batu bata, beton ekspos, logam, dan kayu reklamasi adalah material yang
paling banyak digunakan.

Baca juga: 12 Daftar Pertanyaan untuk Arsitek saat Membangun Rumah

16. Arsitektur Rumah Rustic yang Dekat dengan Alam


Gaya desain rustic pertama kali hadir di negara perbatasan yang menggunakan rumah kabin dan
pondok kayu. Handmade furniture, kursi antik, sofa kulit, serta meja kayu dan logam mengingatkan
pada perumahan Eropa di abad ke-18.

Lara Vallés / El Mueble / Onekindesign

Arti kata rustic adalah pedesaan dalam Bahasa Indonesia. Namun karena istilah rumah rustic ini
tenar dari Swiss, Jerman, dan Austria, maka gaya-gaya rumah rustic mengacu pada rumah di
pedesaan di sana, yaitu kembali ke masa-masa awal ketika peradaban dan alam saling bergantung.
Terinspirasi oleh alam dan berbentuk sederhana. Ciri khas utamanya memiliki ruang terbuka dan
lapang dengan tiang-tiang besar dan balok kayu.

Gaya desain rustic menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kayu mentah dan batu untuk
membawa unsur-unsur alam terbuka ke dalam rumah. Komponen-komponen ini digunakan dalam
furnitur dan aksesori, serta dalam desain struktural yang sebenarnya. Hampir jarang rumah bergaya
rustic menggunakan wallpaper dan warna cat cerah, karena umumnya gaya ini menggunakan
material alam yang bertekstur. Karena rumah bergaya rustic sangat memaksimalkan pemandangan
luar sebagai panorama rumah, maka jendela besar banyak digunakan, sekaligus sebagai
penerangan alami.

Foto teaser: Dick Clark + Associates dan Vinson Radke Homes / Paul Bardagjy / Contemporist

Anda mungkin juga menyukai