Anda di halaman 1dari 3

3.

4 Diagnosis Banding

Adapun diagnosis banding pada kasus kami yaitu :

Bronciolitis

Asma

Pnemonia

3.5 Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

3.6 Diagnosis

Adapun diagnosis pada laporan kas ini adalah bronkiolitis

3.7 Tatalaksana

Nebuliser salbutamol 0,64 mg ditambah NaCl3% hingga 4 ml setiap 8 jam selama 5 hari

Deksametason bolus 6,4 mg setiap 6 jam, setelah itu dilanjutkan 6,4 mg dibagi 3 selama 5
hari

Oksigen 5lpm dengan face mask

PEMBAHASAN

Pada umumnya bronkiolitis ditegakkann berdasrkan gejala klinis. Diagnosis dan


tingkat keparahan penyakit harus ditentukan setelah memperoleh riwayat penyakit yang baik
saat ini dan berdasarkan manifestasi klinis pasien. Pemeriksaan penunjang seperti foro toraks
tidak rutin dilakukan karena menunjukan gambaran yang tidak spesifik yaitu adanya
hiperinflasi pada lapang paru seperti peribronchial thickening,1 atau hiperinflasi disekitar
lumen bronkiolus yang menyempit sehingga kerap kali diinterpretasikan sebagai konsolidasi,
dan gambaran tersebut kerap di jumpai pada pneumonia, sehingga dapat mempersulit dalam
menegakkan diagnosis. Pada sebuah penelitian terhadap 265 bayi ditemukan gambaran paru
yang tidak konsisten pada hasil pemeriksaan x-ray. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan jika
curiga infeksi bakteri. Analisis gas darah dilakukan jika dicurigai adanya gagal nafas.2

Terapi utama pada pasien bronkiolitis adalah bronkodilator salah satunya salbutamol.
Salbutamol merupakan selektif β-agonis dengan mkenaisme kerja cepat (4-6 jam). Efek yang
ditimbulkan oleh salbutamol dapat timbul dalam 5 menit setelah pemberian. Salbutamol yang
diberikan secara inhalasi sebesar 10-20% mencapai saluran pernapasan bawah. Obat yang
diberikan beberapa akan terserap pada orofaring, sedangkan fraksi yang mencapai jaringan
paru akan masuk ke sirkulasi sistemik dan dimetabolisme dihati kemidan disekresikan oleh
ginjal dalam bentuk urin. Pada pasien ini diberikan salbutamol dengan dosis 0,1 mg/kgbb/kali
ditambah NaCl3% hingga 4 ml setiap 6-8 jam selama 5 hari. Pada sebuah meta analisis
salbutamol tidak memiliki efek pada anak usia <24 bulan hal ini dikarenakan durasi kerja
obat yang pendek sehingga tidak dapat mengurangi lama rawat inap. 3 Penelitian lain yang
menggunakan metode RCT pada anak-anak dengan rentang usia 1-21 bulan. Subjek
penelitian yang diberikan nebulizer salbutamol selama 30 menit dengan dosis 0,1 mg/kg
dalam 2 ml 0,9% larutan salin melaporkan bahwa penggunaan salbutamol memiliki efek yang
sangat signifikan dalam memperbaiki gejala klinis sebagai tatalaksana awal (p=0,04), namun
peningkatan saturasi oksigen tidak jauh berbeda dengan kelompok yang diberikan placebo
(p=0,74). Selain itu pemberian salbutamol setelah dua kali pemberian tidak meningkatkan
denyut jantung ((159±16 vs 151±16; p=0,03). Sehingga dari hasil temuan tersebut dapat
disimpulkan bahwa salbutamol sangat efektif digunakan sebagai terapi awal pada anak-anak
dengan bronkiolitis.4

Terapi lain berupa pemberian dexamethasone. Dexamethason merupakan obat


golongan kortikosteroid yang dapat membantu meredakan proses inflamasi. Sebuah studi
tidak merekomendasikan penggunaan kortikosteroid.3 Namun beberapa studi menunjukan
adanya efektivitas menggunakan dexametason sebagai terapi awal pada pasien bronkiolitis.
Meta-analisis melaporkan adanya manfaat dalam perbaikan klinis setelah pemberian
kortikosteroid pada bronkiolitis. Dalam meta-analisis tersebut dari enam studi yang
teranalisis menemukan adanya luaran yang baik dengan menggunakan kortikosteroid, yaitu
mempersingkat masa rawat, serta gejala dibandingkan placebo.5,6

DAFTAR PUSTAKA

1. Erickson EN, Bhakta RT, Mendez MD. Pediatric Bronchiolitis. In Treasure Island
(FL); 2022.

2. Friedman JN, Rieder MJ, Walton JM, Society CP. Bronchiolitis : Recommendations
for diagnosis , monitoring and management of children one to 24 months of age.
2014;19(9).

3. Cai Z, Lin Y, Liang J. Efficacy of salbutamol in the treatment of infants with


bronchiolitis: A meta-analysis of 13 studies. Medicine (Baltimore).
2020;99(4):e18657–e18657. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31977855

4. Klassen TP, Rowe PC, Sutcliffe T, Ropp LJ, McDowell W, Li MM. Randomized trial
of salbutamol in acute bronchiolitis. J Pediatr. 1991;118(5):807–11. Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022347605800514

5. Garrison MM, Christakis DA, Harvey E, Cummings P, Davis RL. Systemic


corticosteroids in infant bronchiolitis: A meta-analysis. Pediatrics. 2000;105(4):E44.

6. Patel H, Platt R, Lozano JM, Wang EEL. Glucocorticoids for acute viral bronchiolitis
in infants and young children. Cochrane database Syst Rev. 2004;(3):CD004878.

Anda mungkin juga menyukai