Anda di halaman 1dari 45

2

SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Kelenjar mamae
Organ-Organ Sistem sebagai bagian dari 3
Reproduksi Wanita sistem integumen

Kelenjar mamae menjadi bagian


dalam sistem reproduksi wanita
4

Ovarium Oogenesis
Ovarium memproduksi Oogenesis terdiri dari
oosit sekunder, sekret meosis I dan meosis II,
esterogen, progesteron, dimana oosit sekunder
relaxin, dan inhibin. (proses ovulasi) akan lebih
lengkap jika di fertilisasi
oleh sel sperma
5
6

Uterus Uterine tube & uterine wall

Suatu organ dengan ukuran Uterine tube (tuba falopi)


sebesar buah pear yang merupakan ruang transport
berfungsi sbg proses dari oosit sekunder yang telah
menstruasi dan implantasi, mengalami fertilisasi dari
tempat janin pada saat ovarium sampai uterus,
hamil. Normalnya, uterus dibantu oleh silia dan kontraksi
diposisikan oleh ligamen. peristaltik.
7

Vagina  jalan untuk


Vulva  merupakan Perineum
masuknya sperma dan
genital eksternal merupakan ‘diamond-
keluarnya darah
wanita terdiri dari: shapped area’ terletak
menstruasi, sensitif
mons pubis, labia di ujung medial-
terhadap penis pada
mayora-minora, inferior perut tengah
saat intercouse,
clitoris, vestibula,
porsio inferior
hymen, urethral
menjadi jalan lahir
meatus.
dan bisa elastis
8
• Kelenjar mamae merupakan
gabungan antara kelenjar
keringat yang terletak di
superfisial sampai dengan
muskulus pectoralis mayor.
• Fungsi: sintesis,
mengeluarkan secret, dan
laktasi
• Kelenjar mamae
berkembang karena
esterogen dan progesteron,
keluarnya air susu
distimulasi oleh oxytocin.
9

SIKLUS REPRODUKSI
WANITA
10
11
12

At Midcycle,
a surge of LH
triggers
ovulation
Copyright © 2014 John
Wiley & Sons, Inc.
13
14
15
1. HOMEOSTASIS (kontribusi SISTEM
REPRODUKSI pada seluruh SISTEM
TUBUH)
2. Dampak Kelebihan ESTEROGEN
dan PROGESTERON
3. Dampak Kekurangan ESTEROGEN
dan PROGESTERON
16
17
18
19

SISTEM REPRODUKSI
PRIA

Terdiri dari: testis, ductus diferens, epididimis,


ejaculatory ductus, uretra, vesica seminalis, prostat,
gland bulbouretra, scrotum, dan penis
20
Potongan Transversal
SCROTUM dan TESTIS 21
22
23

Pembentukan SPERMA

1. Spermatogenesis dimulai dengan


Spermatogonia (diploid stem cells) yang akan
berdiferensiasi menjadi diploid spermatosit
primer
24
25
2.Spermatosit primer
dalam tahapan
MEOSIS I  menjadi
dua spermatosit
sekunder (haploid)
3.Pada tahapan MEOSIS
II  dua spermatosit
sekunder menjadi
empat spermatid
• Sperma  didapatkan melalui
penetrasi dari OOSIT sekunder untuk
bersaing dalam fertilisasi dan 26
membentuk ZIGOT
• Head (kepala)  terdiri dari NUCLEUS
dengan 23 kromosom
• Acrosome  melindungi kepala dan
berisi Enzim untuk membantu
penetrasi
• The Neck (leher)  terdiri dari
Sentriol yang terdapat pada
mikrotubulus yang akan
mengistirahatkan tail (buntut)
• The middle piece seperti mitokondria
membuat ATP sebagai daya
penggerak dari Sperma
• The principal piece dan end piece
membantu pergerakan the TAIL
27
Peranan HORMON dalam
Pembentukan SPERMA
1. Hormon mengontrol fungsi testikular.
2. Pada saat pubertas Gonadotropin Releasing
Hormone (GnRH) menstimulasi sel kepada
kelenjar Pituitary Anterior untuk memproduksi
Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
3. LH menstimulasi sel dalam testis untuk
memproduksi testosterone
4. FSH menstimulasi spermatogenesis
28
Produksi Testosterone dan 29
Dihidrotestosteron memberikan
efek kepada:
• Perkembangan prenatal
• Perkembangan karakteristik
seksual pria
• Perkembangan fungsi
seksual
• Menstimulasi anabolisme
(sintesis protein)
Sistem umpan balik negatif
mengontrol pengeluaran
testosteron dalam darah
“Sistem ductus” dalam sistem reproduksi pria
30
• Sperma dan cairan
berjalan dari
seminiferous tubulus ke
straight tubulus
kemudian semuanya
berkumpul di rete testis
• Efferent ductus
membawa sperma ke
epididimis. Tempat
Sperma yang telah
matang dan tempat
penyerapan degenerasi
sperma
• Epididimis mendorong
sperma ke ductus (vas)
deferens
31

Sperma dan cairan di Ductus (vas) diferens keluar dari ujung


epididimis dan naik melalui spermatic cord sampai ke pelvis.
Sperma dan cairan akan berputar di ureter dan berakhir di atas dan
bawah bagian posterior dari urinary bladder (kantung urin)
32
33

• Ejaculatory ductus muncul


dari persimpangan antara
ductus seminal vesikalis dan
ampulla dari ductus deferens
• Uretra ialah saluran untuk
sistem reproduksi dan urinaria.
Baik semen maupun urin
berjalan lewat saluran tsb.
Semen dan urin keluar
melewati kelenjar prostat, “
deep muscles of the
perineum” dan penis
34
Kelenjar yang terdapat di
alat reproduksi pria
• Semina vesicalis (kelenjar)  mengeluarkan secret
alkaline, cairan kental yang mengandung fruktosa,
prostaglandin, protein pembekuan.
• Kelenjar prostat  kelenjar tunggal berbentuk “donut-
shaped” yang menyimpan cairan asam, seperti asam
mengandung asam sitrat, enzim proteolitik, dan asam
fosfatase
• Kelenjar Bulbouretral (Cowper’s)  secret dengan
cairan alkaline untuk menetralisir asam dari urin dan
mucus untuk lubrikasi
35

Semen  campuran antara sperma dan


cairan seminalis
 Volume rata-rata per-ejakulasi adalah 2,5 –
5 ml, dengan 50 – 150 juta sperma per ml
 pH antara 7,2 – 7,7
Penis  menyelubungi uretra sebagai
jalan keluar semen dan urin
 Terdiri dari 3 massa silindris  2 corpus
cavernosum, dan 1 corpus spongiosum
Glans  kepala penis yang ditutupi oleh
prepuce (foreskin)
36
Dampak Kekurangan
Androgen bagi Pria
dan Dampak Kelebihan
Androgen pada Wanita
37

Dampak Defisiensi
Androgen pada Laki-laki
dan Peningkatan
Androgen pada
Perempuan
Copyright © 2000 Sibernagl/Lang,
Color Atlas of Pathophysiology
38

PERKEMBANGAN
SISTEM REPRODUKSI
39
Perkembangan Sistem Reproduksi

• Perkembangan sistem reproduksi terdiri dari beberapa


struktur dan membutuhkan beberapa zat kimia
• Genital berkembang dari intermediate mesoderm
menjadi genital ridges.
• Mesonephric (Wolffian) ducts berkembang menjadi
sistem reproduksi pria.
• Paramesonephric (Mullerian) ducts berkembang
menjadi sistem reproduksi wanita.
The Gonads
Develop from 40
Intermediate
Mesoderm
Copyright © 2014 John
Wiley & Sons, Inc.
The External Genitals
of Male and Female 41
Embryos Remain
Undifferentiated until
about the Eighth Week
Copyright © 2014 John
Wiley & Sons, Inc.

Sebelum terdapat
perbedaan antara genital
laki-laki dan perempuan,
semua embrio mempunyai:
Urethral (urogenital) folds
Urethral groove
Genital tubercle
Labioscrotal swelling
42

AGEING AND
THE REPRODUCTIVE
SYSTEM
43
Ageing and the Reproductive System

 Pubertas merupakan awal periode berkembangnya


karakteristik seks sekunder dan berpotensi untuk dapat
melakukan seksual reproduksi
 Onset dari pubertas adalah terdapat lonjakan dari sekresi LH
dan FSH, yang dipicu oleh GnRH. Hormon leptin melepaskan
jaringan lemak memberikan sinyal ke hipotalamus sebagai
cadangan energi jangka panjang (trigliserida di jaringan
lemak) yang adekuat terhadap dimulainya fungsi reproduksi
 Puberty: laki-laki mulai memproduksi sprema, perempuan
akan mengalami menarche (haid pertama kali)
44
Pada WANITA:

 Siklus reproduksi normalnya akan berjalan setiap bulan


sejak menarche sampai menopause
 Antara umur 40-50 tahun, folikel di ovarium menjadi
berkurang dan level esterogen dan progesteron mulai
mengalami penurunan. Paling banyak wanita
mengalami penurunan pada densitas tulang setelah
menopause, bersama dengan terjadinya atropi pada
ovarium, tuba falopi, vagina, genital eksternal, dan
payudara. Kanker rahim dan kanker payudara
meningkat seiring bertambahnya usia.
45
Pada PRIA:

 Reproduksi masih mungkin dilakukan sampai pada


usia 80-90 tahun.
 Pada usia 55, jumlah testosterone mulai menurun,
jumlah sperma juga menurun, dan hasrat seksual
berkurang.
 Kebanyakan pria diatas usia 60 tahun, banyak terjadi
hipertropi prostat dimana prostat akan membesar 2-
4 kali dari ukuran normal.
46
References

1. Silbernagl, S. dan Florian Lang. 2000. Color Atlas of


Pathophysiology. New York: Stuttgart
2. Tortora, G.J., dan Bryan Derrickson. 2011. Principles
of Anatomy & Physiology 13th Edition. Asia : John
Wiley and Son. Inc

Anda mungkin juga menyukai