TENTANG
PAJAK REKLAME
BUPATI KARANGASEM,
dan
BUPATI KARANGASEM
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
8. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum
terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca,
didengar, dirasakan dan/ atau dinikmati oleh umum.
10. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
11. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah
Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang.
12. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari
pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
13. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN,
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak yang
terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
14. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalah
surat untuk melakukan tagihan dan/atau sanksi administratif barupa
bunga dan/atau denda.
15. Masa pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga)
4
bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
16. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1(satu) tahun kalender,
kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun kalender.
17. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
19. Subjek pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan
pajak
20. Wajib pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah.
21. Nilai Sewa Reklame adalah ukuran nilai biaya yang dijadikan sebagai
dasar pengenaan Pajak Reklame yang didasarkan atas komponen Nilai
Strategis Pemasangan Reklame ditambah Nilai Jual Objek Pajak
Reklame.
22. Nilai Jual Objek Pajak Reklame adalah nilai keseluruhan biaya yang
dikeluarkan oleh penyelenggara didasarkan atas jenis reklame, biaya
pembuatan dan pemasangan, biaya pemeliharaan dan ukuran satuan
reklame.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
b. Reklame kain;
c. Reklame melekat, stiker;
d. Reklame selebaran;
e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
f. Reklame udara;
g. Reklame apung;
h. Reklame suara;
i. Reklame film/ slide; dan
j. Reklame peragaan.
Pasal 4
(1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan Reklame.
(2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan Reklame.
BAB III
Pasal 5
(2) Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan nilai kontrak Reklame.
Pasal 6
Pasal 7
BAB IV
Pasal 8
BAB V
MASA PAJAK
Pasal 9
BAB VI
PENETAPAN
Pasal 10
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi dan tata cara pengisian
Laporan Data Objek Reklame diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 11
Pasal 12
BAB VII
Pasal 13
Pasal 14
(1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang
ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SKPD dan
STPD.
(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dengan menggunakan SSPD.
Pasal 15
Pasal 16
(1) Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas dan dapat pula
dilakukan dengan angsuran.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan untuk
dapat mengangsur serta tata cara pembayaran angsuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 17
(1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilakukan 7
(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
9
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterima Surat Teguran
atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus
melunasi pajak yang terutang.
(3) Surat Teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat.
Pasal 18
(1) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam
jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau
Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, Bupati atau pejabat
dapat menerbitkan Surat Perintah untuk melakukan pencabutan dan /
atau pembongkaran Reklame.
Pasal 19
Pasal 20
(2) Atas permintaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bupati atau Pejabat dapat menyerahkan kembali setelah memenuhi
kewajiban melunasi seluruh pajak yang terutang dan membayar
seluruh biaya pembongkaran.
(3) Setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak ada permintaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka reklame hasil
pencabutan dan/atau pembongkaran menjadi barang milik
Pemerintah Daerah.
BAB VIII
KEDALUWARSA
Pasal 21
Pasal 22
(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
Pasal 23
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan pajak yang
sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
11
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 24
SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)
sebulan dan ditagih melalui STPD.
BAB X
Pasal 25
(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat
membetulkan SKPD atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam
penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/ atau kesalahan hitung
dan/ atau kekeliruan penerapan ketentuan dalam Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 26
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
(1) Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan Pasal 10 ayat
(1), ayat (2), ayat (3) dan Pasal 12 diancam dengan pidana kurungan
paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
13
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pasal 29
Ditetapkan di Amlapura
pada tanggal 23 Desember 2011
BUPATI KARANGASEM,
I WAYAN GEREDEG
Diundangkan di Amlapura
pada tanggal 23 Desember 2011
I NENGAH SUDARSA
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
PAJAK REKLAME
I. UMUM
Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan
Pembangunan Daerah Pajak Daerah yang merupakan salah satu sumber
Pendapatan Daerah penanganan atau pemungutannya perlu diintensifkan agar
mampu menunjang pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan yang sejalan
dengan kepentingan pelayanan masyarakat yang selalu meningkat.
Sesuai Pasal 2 ayat (2) huruf d Pajak Reklame merupakan salah satu jenis
Pajak Daerah bagi Kabupaten/ Kota, maka untuk pengaturan pelaksanaan
pemungutannya agar mempunyai landasan hukum perlu ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
huruf a
yang dimaksud dengan :
- reklame papan / bilboard adalah reklame yang bersifat tetap
(tidak dapat dipindahkan) terbuat dari papan, kayu seng,
tinplate, collibrite, vynil, aluminium, fiberglass, kaca, batu,
tembok atau beton, logam atau bahan lain yang sejenis,
dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau
digantung atau ditempel atau dibuat pada bangunan tembok,
dinding, pagar, tiang dan sebagainya baik bersinar, disinari
maupun yang tidak bersinar.
- reklame videotron/megatron adalah reklame yang bersifat
15
huruf b
yang dimaksud dengan reklame kain adalah reklame yang
diselenggarakan dengan menggunakan bahan, termasuk plastik
atau bahan lain yang sejenis, termasuk di dalamnya adalah
spanduk, umbul-umbul, bendera, flag chain (rangkaian bendera),
tenda, krey, banner, giant banner dan standing banner.
huruf c
yang dimaksud dengan reklame melekat, stiker adalah reklame
yang berbentuk tulisan, gambar atau lembaran lepas
diselenggarakan dengan cara ditulis, ditempelkan, dilekatkan,
dipasang atau digantung pada suatu benda, termasuk di dalamnya
adalah reklame grafiti.
huruf d
yang dimaksud dengan reklame selebaran adalah reklame yang
berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara
disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak
untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantung pada suatu
benda lain, termasuk di dalamnya adalah brosur, leafleat dan
reklame dalam undangan.
huruf e
yang dimaksud dengan reklame berjalan adalah reklame yang
ditempatkan pada kendaraan atau benda yang dapat bergerak,
yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau
dengan cara dibawa/didorong/ditarik oleh orang, termasuk di
dalamnya reklame pada gerobak/rombong, kendaraan baik
bermotor ataupun tidak.
huruf f
yang dimaksud dengan reklame udara adalah reklame yang
diselenggarakan di udara dengan menggunakan balon, gas, laser,
pesawat atau alat lain yang sejenis.
huruf g
yang dimaksud dengan reklame apung adalah reklame yang
diselenggarakan di permukaan air atau di atas permukaan air.
huruf h
yang dimaksud dengan reklame suara adalah reklame yang
diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan
atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan
alat.
huruf i
yang dimaksud dengan reklame film, slide adalah reklame yang
diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau
film, atau bahan-bahan lain yang diproyeksikan dan/atau
16
huruf j
yang dimaksud dengan reklame peragaan adalah reklame yang
diselenggarakan dengan kata-kata disertai gerakan yang bertujuan
memperagakan suatu produk.
Ayat (3)
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Cukup jelas
huruf c
yang dimaksud dengan bangunan tempat usaha atau profesi
diselenggarakan adalah bangunan gedung beserta sarana
pendukungnya yang berada dalam satu areal dengan batas-batas
tertentu yang dimiliki atau dikuasai oleh orang pribadi atau Badan
untuk melakukan kegiatan usaha atau penyelenggaraan profesi.
huruf d
Cukup jelas
huruf e
Cukup jelas
huruf f
Cukup jelas
huruf g
Cukup jelas
huruf h
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
17
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
18
Pasal 29
Cukup jelas