NIM : 041087715
- Pajak
o Sifat Pajak
Pajak langsung, merupakan pajak yang dikenakan secara
berkala. Jenis pajak ini, dalam pembayarannya tidak dapat
ditangguhkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan
(PPh).
Pajak tidak langsung, merupakan pajak yang dikenakan
saat waktu tertentu. Dalam pembebanan pajaknya, pajak
tidak langsung dapat dibebankan kepada orang lain. Pajak
tidak langsung juga tidak memperhatikan keadaan/
kemampuan Wajib Pajak dalam membayar pajak.
Contohnya yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dimana
kewajiban pajaknya dapat dilimpahkan kepada orang lain
baik berupa forward shifting atau backward shifting.
o Pihak yang mengelola
Pajak pusat, dalam hal ini pajak dipungut oleh pemerintah
pusat, misalnya PPN.
Pajak daerah, sesuai namanya pajak daerah merupakan
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Contohnya
yaitu Pajak Kendaraan Bermotor.
o Fungsi Pajak
Fungsi Budgetair, fungsi utama pajak yaitu mengisi kas
negara. Fungsi budgetair adalah suatu fungsi dimana pajak
dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara
optimal ke kas negara berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku.
Fungsi Regulerend, fungsi regulerend yaitu pajak digunakan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai
oleh pemerintah. Contohnya: Pajak Kendaraan Bermotor,
Pajak Minuman Keras, Cukai rokok, Pajak Penjualan Barang
Mewah dan Bea Masuk.
- Retribusi
o Sifat retribusi
Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat
dirasakan oleh pembayar retribusi.
Retribusi hanya dikenakan pada setiap orang/ badan yang
menggunakan jasa-jasa yang disiapkan negara.
o Pihak yang mengelola: hanya pemerintah daerah saja.
o Fungsi retribusi
Tujuan utama adalah untuk mengisi kas negara atau kas
daerah guna memenuhi kebutuhan rutinnya.
Tujuan tambahan adalah untuk mengatur kemakmuran
masyarakat melalui jasa yang diberikan secara langsung
kepada masyarakat. Dengan kata lain, retribusi bertujuan
untuk kesejahteraan individu.
- Sumbangan
o Sifat sumbangan
Sukarela atau tidak ada paksaan
Tidak ada ketentuan atau batasan jumlah uang atau barang
yang harus di sumbangkan
o Pihak yang mengelola: sumbangan yang bersifat resmi dikelola
oleh lembaga khusus sumbangan. Misalnya Badan Amil Zakat
Nasional, Yayasan Dompet Amal Sejahtera Ibnu Abbas, Yayasan
Dana Paramita Majelis Tridharma Indonesia.
o Fungsi sumbangan
Membantu orang yang tidak mampu.
Bentuk peduli secara kemanusiaan atau meningkatkan rasa
empati seseorang.
Tarif pajak proporsional merupakan jenis tarif pajak yang memiliki nilai
besaran persentase tetap dan tidak terpengaruh dengan perubahan nilai dasar
pengenaan pajak. Jadi dapat disimpulkan apabila semakin besar jumlah objek
pajak yang dibayarkan, maka persentase tarif pengenaan pajaknya akan tetap
sama.
Contoh jenis pajak yang termasuk ke dalam tarif pajak proporsional adalah
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang memiliki nilai persentase 10% dan juga
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) yang memiliki besaran tarif pajak 0,5%.
Apabila pada tarif pajak proporsional besaran tarif pajaknya tetap, maka
lain halnya dengan tarif pajak progresif yang besaran tarif pajaknya mengikuti
nilai objek pajak. Jadi, semakin besar nilai objek pajak yang perlu dibayarkan,
maka persentase tarif pajaknya juga akan semakin besar. Untuk memahami
pajak progresif seperti tarif pajak progresif memiliki 3 pengelompokkan tarif
pajak yaitu tarif progresif-progresif, tarif progresif tetap, dan terakhir tarif
progresif degresif.
Tarif pajak regresif atau yang biasa disebut sebagai tarif pajak tetap
merupakan jenis tarif pajak yang besarannya tetap meskipun nilai objek
pajaknya berubah-ubah. Contoh dari tarif pajak regresif ini adalah bea
meterai. Bea meterai memiliki tarif pajak 10.000 (berlaku sejak tahun 2021)
dan tidak akan berubah.
Tarif pajak spesifik berarti tarif pajak yang dikenakan pada suatu objek
pajak sudah spesifik berdasarkan objek pajak yang dikenakan tersebut.
Seperti contoh, jika Anda melakukan impor barang seperti smartphone, maka
tarif pajak yang dikenakan akan sesuai dengan jenis barang yang diimpor
tersebut dan bukan nilai barangnya.
Jenis tarif pajak yang terakhir adalah tarif pajak Ad Valorem. Jenis
pajak ini memiliki besaran persentase khusus pada suatu objek pajak. Sebagai
contoh kasus, perusahaan Anda ingin mengimpor mesin khusus seharga 5
juta per unit sebanyak 50 unit. Apabila Anda dikenakan tarif bea sebesar 20%,
maka total pajak yang harus anda bayarkan adalah sebesar: jumlah unit x
harga per unit x bea masuk. Total pajak Ad Valorem yang dibayarkan adalah
sebesar 20 juta rupiah.
- e-Registration
Berbagai langkah telah dibuat oleh DJP sebagai garda terdepan dalam
memberikan pelayanan pada wajib pajak. Pada tahun 2013 pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dimulai dengan diterapkannya e-
registration atau sistem pendaftaran WP secara online. Sistem ini
memungkinkan subjek pajak untuk mendaftarkan dirinya sebagai WP tanpa
perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat ia berdomisili. Hal
tersebut dapat memudahkan WP yang tidak memiliki cukup waktu untuk
hadir ke KPP guna membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dalam proses
e-registration, WP hanya perlu mengisi formulir sesuai dengan petunjuk yang
diberikan dan melakukan scan Kartu Tanpa Penduduk (KTP) asli secara
online. Setelah melakukan semua prosedur tersebut, WP cukup menunggu
kartu NPWP tersebut selesai dibuat dan dikirimkan ke alamat yang
didaftarkan oleh WP. Namun demikian, sistem ini masih memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya yaitu ketidakpastian waktu pengiriman kartu NPWP.
- E-Filling Pajak