Anda di halaman 1dari 2

PR Ujian Stase KGD-Kritis

Disusun oleh Rosalina (1906428505), Mahasiswa Profesi Ners 2021-2022

1. Mengapa pasien diberikan non-epineprine?


2. Patofisiologi AVM pada pasien?

Jawaban:
1. Pasien diberikan non-epineprine karena memiliki riwayat syok-septik pada
tanggal 26/3/22 dengan dosis dengan dosis 0,02 mcg/kgBB per menit,
melalui infus.
2. AVM (Malformasi arteri vena (arteriovenous malformations/AVM)
adalah sekelompok pembuluh darah abnormal yang menghubungkan arteri
dan vena. Adanya pembuluh darah abnormal ini memungkinkan darah
mengalir dari arteri ke vena tanpa melewati pembuluh darah kapiler.
Artinya, pada kondisi ini, darah mengalir bukan melalui jalur yang normal.
Faktor genetik berperan dalam membentuk pembuluh darah abnormal ini.
Adapun seseorang dengan sindrom genetik tertentu berisiko lebih tinggi
terkena AVM, termasuk:
 Hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT). Ini bisa meningkatkan
risiko AVM paru-paru, otak, dan saluran pencernaan.

 Parkes Weber syndrome. Ini bisa meningkatkan risiko AVM pada salah
satu lengan atau tungkai kaki.

 Wyburn-Mason syndrome. Ini bisa meningkatkan risiko AVM retina dan


otak.

 Cobb syndrome. Ini bisa meningkatkan risiko AVM pada tulang belakang,
kanal tulang belakang, dan/atau sumsum tulang belakang.

Penyebab pasti  Cerebral Arteriovenous Malformation belum diketahui hingga


saat ini. Tapi  meskipun patogen dan patofisiologinya masih belum diketahui,
AVMs umumnya dianggap sebagai lesi bawaan yang muncul dari
perkembangan embriologi vaskular yang mengakibatkan perbedaan taktikal
pada kapiler dan komunikasi abnormal berikutnya antara arteri dan pembuluh
darah. Diagnosis sebuah AVM biasanya dilakukan dengan pencitraan
noninvasif (Komputasi tomografi [CT] atau MRI), tetapi untuk mendapatkan
informasi anatomi dan fungsional yang relevan secara terapi sering kali
memerlukan kateter angiografi otak (Al-Shahi & Warlow, 2001)

Daftar Pustaka:
Al-Shahi, R., & Warlow, C. (2001). A systematic review of the frequency
and prognosis of arteriovenous malformations of the brain in
adults. Brain, 124(10), 1900-1926

Anda mungkin juga menyukai