Anda di halaman 1dari 3

ASAS HUKUM

dr. Benny Wijaya


NIM. 211003741011111
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teori Hukum
Dosen : Dr. Sigit Irianto,SH, MHum

1. Azas Legalitas _ Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali : Tidak boleh di hokum
seseorang apabila peraturan perundang-undangan tidak mengatur tentang perbuatan yang dia
lakukan.
2. Asas  Opportunitas: Penuntut umum berwenang untuk tidak melakukan penuntutan dengan
pertimbangan demi kepentingan umum.
3. Asas Non Retro aktif : Suatu undang-undang tidak boleh berlaku surut
4. Asas Culpabilitas: Nulla poena sine culpa, artinya tiada pidana tanpa kesalahan
5. Lex specialis derogat legi generali: Kalau terjadi konflik/pertentangan antara undang-undang
yang khusus dengan yang umum maka yang khusus yang berlaku
6. Lex superior derogat legi inferiori: Kalau terjadi konflik/pertentangan antara peraturan
perundang-undangan yang tinggi dengan yang rendah maka yang tinggilah yang harus
didahulukan.
7. Lex posteriori derogat legi priori: Undang-undang yang lama dinyatakan tidak berlaku apabila
ada undang-undang yang baru yang mengatur hal yang sama.
8. Lex Rei Sitae, Lex Situs: Status hukum benda tidak bergerak / tetap, tunduk kepada hukum
dimana benda itu berada (Statuta realita).
9. Lex Loci Contractus: Dalam Perjanjian Perdata Internasional, hukum yang berlaku adalah hukum
negara dimana perjanjian dibuat.
10. Lex Loci Solotionis: Hukum yang berlaku adalah hukum negara dimana perjanjian itu
dilaksanakan.
11. Lex Loci Delicti Commissi: Apabila terjadi perbuatan melanggar hukum / wan prestasi, maka
yang berlaku adalah hukum negara dimana penyelewengan perdata itu terjadi.
12. Lex Fori: Dalam hal terjadi penyelewengan perdata, hukum yang berlaku adalah hukum negara
dimana perkara diadili.
13. Lex Loci Actus: Berlaku hukum dimana dilakukannya suatu perbuatan hukum.
14. Lex Partriae: Hukum yang berlaku bagi para pihak atau salah satu pihak dalam berperkara
adalah Hukum kewarganegaraannya.
15. Lex Locus Delicti: Hukum yang berlaku untuk menyelesaikan suatu perkara adalah hukum
dimana perbuatan hukum tersebut dilakukan.
16. Lex Causae: Hukum yang akan dipergunakan adalah hukum yang berlaku bagi persoalan pokok
( pertama ) yang mendahului persoalan yang akan diselesaikan kemudian.
17. Lex Actus: Hukum dari negara yang mempunyai hubungan erat dengan transaksi yang dilakukan.
18. Lex Originis: Ketentuan hukum mengenai status dan kekuasaan atas subyek hukum tetap
berlaku diluar negeri.
19. Lex certa: ketentuan dalam perundang-undangan tidak dapat di artikan lain.
20. Lex Loci Celebrationis: Syarat formalitas berlangsungnya perkawinan, berlaku hukum dari
negara dimana perkawinan dilangsungkan. ( locus regit actum ).
ASAS HUKUM

1. Azas Legalitas
Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali : Tidak boleh di hukum seseorang
apabila peraturan perundang-undangan tidak mengatur tentang perbuatan yang dia
lakukan. Artinya lebih kurangnya adalah tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan
terlebih dahulu. Asas ini di masa kini lebih sering diselaraskan dengan asas non
retroaktif, atau asas bahwa peraturan perundang-undangan tidak boleh berlaku surut.
Secara mudah, asas ini menyatakan bahwa tidak dipidana kalau belum ada aturannya.

2. Lex specialis derogat legi generali


Kalau terjadi konflik/pertentangan antara undang-undang yang khusus dengan yang
umum maka yang khusus yang berlaku.
Asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex
specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis)

3. Lex superior derogat legi inferiori


Asas hukum yang menyatakan bahwa hukum yang tinggi (lex superior)
mengesampingkan hukum yang rendah (lex inferior). Asas ini biasanya sebagai asas
hierarki.
Kalau terjadi konflik/pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang tinggi
dengan yang rendah maka yang tinggilah yang harus didahulukan.

4. Lex posteriori derogat legi priori


Undang-undang yang lama dinyatakan tidak berlaku apabila ada undang-undang yang
baru yang mengatur hal yang sama. asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa
hukum yang terbaru (lex posterior) mengesampingkan hukum yang lama (lex prior). Asas
ini biasanya digunakan baik dalam hukum nasional maupun internasional.

5. Lex Rei Sitae, Lex Situs


Status hukum benda tidak bergerak / tetap, tunduk kepada hukum dimana benda itu
berada (Statuta realita). Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak
tunduk pada hukum dari tempat di mana benda itu berada/terletak

6. Lex Locus Delicti


Hukum yang berlaku untuk menyelesaikan suatu perkara adalah hukum dimana
perbuatan hukum tersebut dilakukan.

7. Asas Opportunitas
Penuntut umum berwenang untuk tidak melakukan penuntutan dengan pertimbangan
demi kepentingan umum.
Pengecualian dari asas legalitas, di mana perkara yang dijatuhkan pada tersangka atau
terdaksa dapat dikesampingkan jika merugikan kepentingan umum
8. Asas Praduga Tidak Bersalah
Asas ini berarti menempatkan tersangka atau terdakwa merupakan manusia yang
dianggap tidak bersalah sehingga tidak boleh mengalami pemaksaan. Terdakwa atau
tersangka baru bisa dinyatakan bersalah setelah pengadilan hukum.

9. Asas Non Retro aktif


Suatu undang-undang tidak boleh berlaku surut. asas ini menunjukkan bahwa larangan
keberlakuan surut ini oleh pembentuk undang-undang ditekankan bagi ketentuan pidana.
Larangan keberlakuan surut ini untuk menegakkan kepastian hukum bagi penduduk, yang
selayaknya ia harus tahu perbuatan apa yang merupakan tindak pidana atau tidak.

10. Asas Culpabilitas


Nulla poena sine culpa, artinya tiada pidana tanpa kesalahan. Untuk menjatuhkan pidana
kepada orang yang telah melakukan tindak pidana, harus dilakukan bilamana ada unsur
kesalahan pada diri orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai