NIM :837745362
TUGAS :TT 3
1. Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata didengungkan. Hal ini
terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat dalam
mengkritik pemerintah. Dicabutnya larangan ekspresi budaya Tionghoa oleh Presiden RI
ke-4 Abdurrahman Wahid menandakan bahwa prinsip Demokrasi Pancasila masih
diminati oleh bangsa ini. Namun di sisi lain, era reformasi juga membawa dilema untuk
bangsa ini. Salah satunya adalah karena kebebasan berpendapat kerap disalahgunakan
sebagai penegasan terhadap identitas kelompok tertentu atas nama mayoritas. Hal
tersebut tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi bangsa ini dan secara potensial
ini dapat mencederai hakikat Demokrasi Pancasila. Sebagai contohnya, banyak kita
temukan konflik berbasis perbedaan agama dan budaya terjadi di masyarakat, maraknya
ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas, serta bermunculannya ideologi intoleran
dan kejahatan terorisme. Di level pemerintahan dan politik, kondisi demokrasi di
Indonesia, khususnya dari aspek supremasi hukum, juga cukup mengkhawatirkan. Salah
satunya bisa kita soroti dari banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan
aspirasi publik terhadap Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK,
RKUHP, keberadaan UU ITE yang menyulitkan pejuang HAM, beberapa penerbitan
Perpu yang tidak dilandaskan pada kajian yang objektif dan masih banyak lagi. Hal
tersebut sangat ironis karena kedaulatan ada di tangan rakyat dan partisipasi rakyat adalah
hal yang mutlak sekaligus kunci dari demokrasi itu sendiri.
Selain itu, jika kita melihat situasi politik belakangan ini, banyak politikus yang
memanfaatkan isu-isu SARA untuk saling menyerang lawan politik mereka demi
mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, beberapa contoh di atas
berpotensi mencederai Demokrasi Pancasila dan memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa. Sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara
rakyat (khususnya kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat memegang
kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu,
sebagai upaya menjalankan demokrasi yang bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin
harus dilakukan melalui pemilihan umum yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau
kata kuncinya adalah legitimasi. Dengan kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok
ukur apakah prinsip demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya atau tidak karena
legitimasi merupakan representasi dari suara rakyat yang seharusnya dijadikan referensi
utama oleh negara dalam menentukan pemimpin. Musyawarah untuk mencapai mufakat
yang merupakan prinsip utama demokrasi juga harus dilakukan secara bertanggung-
jawab karena dengan cara inilah rakyat dapat menentukan harapan bersama dengan tetap
menjaga harmoni dan stabilitas sosial-politik.
2. A. Supremasi hukum adalah cara untuk menegakkan ketentuan hukum. Hal tersebut juga
digunakan untuk melindungi masyarakat yang menempati suatu negara hukum.
Supremasi hukum menempatkan hukum berada di posisi tertinggi. Dalam definisi lain,
supremasi hukum diartikan sebagai penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas.
Prinsip tersebut akan melahirkan kepastian hukum yang mengarah pada lahirnya budaya
politik yang taat dan sadar hukum. Supremasi hukum bertujuan untuk memberikan
perlindungan masyarakat dari kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh individu
lainnya. Supremasi hukum juga menjadi jaminan kedudukan yang sama dalam hukum
bagi setiap warga negara. Pada akhirnya, hal tersebut dapat menciptakan keamanan dan
kenyamanan dalam berkehidupan, berbangsa, dan bernegara.
B. Equality before the law dalam arti sederhananya bahwa semua orang sama di depan
hukum. Persamaan dihadapan hukum atau equality before the law adalah salah satu asas
terpenting dalam hukum modern. Asas ini menjadi salah satu sendi doktrin Rule of Law
yang juga menyebar pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perundang-
undangan Indonesia mengadopsi asas ini sejak masa kolonial lewat Burgelijke Wetboek
(KUHPerdata) dan Wetboek van Koophandel voor Indonesie (KUHDagang) pada 30
April 1847 melalui Stb. 1847 No. 23. Tapi pada masa kolonial itu, asas ini tidak
sepenuhnya diterapkan karena politik pluralisme hukum yang memberi ruang berbeda
bagi hukum Islam dan hukum adat disamping hukum kolonial.
Sejatinya, asas persamaan dihadapan hukum bergerak dalam payung hukum yang berlaku
umum (general) dan tunggal. Ketunggalan hukum itu menjadi satu wajah utuh diantara
dimensi sosial lain (misalkan terhadap ekonomi dan sosial). Persamaan “hanya”
dihadapan hukum seakan memberikan sinyal di dalamnya bahwa secara sosial dan
ekonomi orang boleh tidak mendapatkan persamaan. Perbedaan perlakuan “persamaan”
antara di dalam wilayah hukum, wilayah sosial dan wilayah ekonomi itulah yang
menjadikan asas Persamaan dihadapan hukum tergerus ditengah dinamika sosial dan
ekonomi.Asas persamaan dihadapan hukum merupakan asas dimana terdapatnya suatu
kesetaraan dalam hukum pada setiap individu tanpa ada suatu pengecualian. Asas
persamaan dihadapan hukum itu bisa dijadikan sebagai standar untuk mengafirmasi
kelompok-kelompok marjinal atau kelompok minoritas.
C. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting.Karena tanpa
jaminan tersebut , hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia
memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan
yang tidak adil atau tercela.Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tata tertib kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara,untuk menegakkan
dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis,maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,diatur,dan di tuangkan dalam
peraturan perundang-undangan.
3. A. Demokrasi yang berketuhanan yang maha esa yang dimaksud adalah bahwa dalam
berdemokrasi selalu dijiwai dan diliputi oleh nilai-nilai ketuhanan yang maha esa. Dalam
penerapannya sesuai atau tidak bertentangan dengan norma agama-agama. Di Indonesia,
setiap wakil rakyat yang terpilih untuk melaksanakan tugas-tugas nasional tidak hanya
bertanggung jawab kepada rakyat. Namun pada hari kiamat, segala perbuatannya juga
menjadi tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pula dengan manusia
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, mereka juga harus bertanggung jawab atas apa
yang mereka lakukan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan demokrasi
antara pemerintah dan rakyat juga harus disadari bahwa hukum yang berlaku tidak hanya
hukum buatan manusia, tetapi juga hukum Tuhan (hukum Islam), sehingga semua tujuan
hanya untuk mendapatkan rahmat Tuhan, bukan. Melakukan perilaku buruk seperti
korupsi dan penyuapan.
B. Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan isu
mengenai hak asasi manusia. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat
manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi
merupakan salah satu sistem politik yang memberi penghargaan atas hak dasar manusia.
Demokrasi bukanlah hanya sebatas hak sipil dan politik rakyat, namun dalam
perkembangannya demokrasi juga terkait erat dengan sejauh mana terjaminnya hak-hak
ekonomi dan sosial budaya dari rakyatnya. Dengan demikian hak asasi manusia akan
terwujud dan terjamin oleh negara yang demokratis dan demikian sebaliknya, demokrasi
akan terwujud apabila negara mampu menjamin tegaknya hak asasi manusia