Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : RISWANDA ROZI


………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 836116366


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah :PDGK4401 / MATERI DAN PEMBELAJARAN PKn SD


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ : 20 / BANDAR LAMPUNG


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
1.

A. Tragedi Sampit

Tragedi ini bermula dari konflik antara kelompok etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Sampit,
Kalimantan Tengah. Tempo mencatat konflik bermula pada 18 Februari 2001 saat empat anggota
keluarga Madura, Matayo, Haris, Kama dan istrinya, tewas dibunuh. Warga Madura lantas
mendatangi rumah milik suku Dayak bernama Timil yang dianggap telah menyembunyikan si
pembunuh. Massa meminta agar Timil menyerahkan pelaku pembunuhan itu. Karena permintaan
mereka tidak dituruti, massa marah dan membakar rumah. Insiden malam itu dapat dihentikan polisi.
Sayang, pembakaran terus meluas ke rumah-rumah lainnya.

Warga Dayak pinggiran Sampit pun mulai berdatangan, baik melalui darat maupun sungai. Etnis
Madura dikejar dan dibunuh. Penduduk asli sepertinya tahu di mana kantong-kantong warga Madura
berada. Tua-muda pria-wanita menjadi sasaran pembunuhan. Di beberapa ruas jalan, tampak
bergelimangan tubuh korban tanpa kepala.

Sebagian besar warga dari etnis Madura harus diungsikan ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Korban
bertambah dan sudah tidak bisa dihitung berapa rumah dan fasilitas umum yang terbakar.
Diperkirakan korban jiwa mencapai angka 469 orang dalam konflik yang berlangsung selama 10 hari
ini.

B. Konflik Maluku

Konflik ini adalah konflik kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama yakni antara kelompok
Islam dan Kristen. Konflik Maluku disebut menelan korban terbanyak yakni sekitar 8-9 ribu orang
tewas. Selain itu, lebih dari 29 ribu rumah terbakar, serta 45 masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung
pemerintahan, dan 4 bank hancur. Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama, yakni sampai
4 tahun.

C. Konflik 1998

Krisis ekonomi berujung menjadi konflik sosial pada penghujung Orde Baru. Jatuhnya Soeharto
ditandai dengan merebaknya kerusuhan di berbagai wilayah di Indonesia. Pada kerusuhan tersebut,
banyak toko dan perusahaan dihancurkan massa yang mengamuk. Sasaran utama adalah properti
milik warga etnis Tionghoa.

Perempuan keturunan Tionghoa bahkan menjadi korban pelecahan dan pemerkosaan dalam
kerusuhan itu. Banyak yang diperkosa beramai-ramai, dianiaya, lalu dibunuh. Di antara etnis
Tionghoa, banyak yang meninggalkan Indonesia untuk mencari keselamatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 21 Mei sebagai Hari Dialog dan Keberagaman sejak 2002.
Peringatan hari ini berawal saat UNESCO mengeluarkan Deklarasi Universal tentang Keberagaman
Budaya. Melalui Resolusi Nomor 57/249, ditetapkanlah 21 Mei sebagai hari merayakan keberagaman
di seluruh dunia.

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berakar pada
dimensi kultural. PBB pun mencanangkan dialog untuk menjembatani budaya demi menciptakan
perdamaian. Tindakan sederhana yang disarankan PBB untuk merayakan keberagaman budaya antara
lain mengunjungi pameran kebudayaan, mendengarkan musik dari kebudayaan berbeda, mengundang
tetangga beda agama atau suku untuk makan bersama, atau menonton film yang berkisah seputar
budaya berbeda

D. Konflik sosial Lampung dan Bali

Lalu yang selanjutnya konflik sosial dalam ada di Provinsi Lampung. Merupakan bagian paling
selatan pulau Sumatra ini juga pernah mengalami konflik sosial yang terjadi antara suku Lampung
sendiri dan suku Bali.

Hal yang melatar belakangi terjadinya kasus ini adalah adanya kesenjangan sosial terutama dari segi
ekonomi, singkatnya kasus ini terjadi antara masyarakat asli dan masyarakat pendatang

E. Konflik sosial suku Lampung dan suku Jawa

Lalu beralih ke Lampung bagian Tengah dimana suku Jawa ada perselihan dengan Suku Lampung.

Terjadinya hal ini karena di Kawasan Kampung Jawa berperilaku kasar dengan masyarakat Lampung
sehingga warga asli mengambil tindakan seperti pembakaran rumah serta melakukan pembunuhan
pada masyarakat sekitar.
2.

• Menuliskan makna dari tiap sila Pancasila dalam bentuk peta pikiran

• Menjelaskan perilaku yang sesuai dengan sila-sila Pancasila dalam bentuk tulisan

• Mendesain poster tentang persatuan

• Menjelaskan ciri khas suku Minang dalam bentuk peta pikiran

3.
karna sudah ada hukum yang menentukan nya jika kita menafsirkannya sendiri - sendiri akan
berakibat fatal akan kena pada diri kita sendiri

4.
• Kebebasan berbicara,berpendapat dan pers.
• Kebebasan Bergama.
• Kebebasan berkumpul dam berserikat
• hak untuk bebas memilih
• berhak untuk mendapat perlakuan yg baik

5.
• Merumuskan masalah untuk menghargai kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan
warga sekolah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Mengamati atau melakukan observasi dalam melaksanakan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan warga sekolah
• Menganalisis dan menyajikan hasil dalam mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan warga sekolah
• Mengkomunikasikan atau mnyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, audiens
yang lainnya

Anda mungkin juga menyukai