Anda di halaman 1dari 10

MINI RISET

Analisis Isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dalam

Konteks Masyarakat Kontemporer

Dosen Pengampu : SRI HADININGRUM, SH .,M.Hum.

KELOMPOK 1

INDRI AFRINA KUSYANI ( 7211220015 )

RIZKY BAYU ANANDA ( 7211220011 )

SINDI INDRIYANI ( 7213520042 )

SYAHRANI MAGFIRAH (7211220013 )

YOHANA MONICA ( 7213520050 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(T.A 2023 Genap)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur tidak lupa kita panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa. Karena atas Rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Mini riset guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan kewarganegaraan yang diampu oleh Ibu Dosen: Sri Hadiningrum, SH.,
M.Hum.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
untuk para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan. Akhir kalimat kami ucapkan terima kasih.

Medan,17 Mei 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

1.1 Latar belakang.........................................................................................................

1.2 Rumusan masalah....................................................................................................

1.3 Manfaat....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Sejarah isu SARA....................................................................................................

2.2 Faktor pemicu..........................................................................................................

2.3 Dampak sosial.........................................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) adalah fenomena yang kompleks dan
memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat. Dalam hasil dan pembahasan ini, akan
diuraikan temuan-temuan utama terkait akar permasalahan, dampak sosial, dan solusi-solusi
yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi isu SARA.

Isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) telah menjadi perhatian serius dalam
masyarakat kontemporer. Konflik yang berkaitan dengan perbedaan identitas suku, agama,
ras, dan antargolongan terus mengancam stabilitas sosial, toleransi, dan kohesi masyarakat di
berbagai negara di seluruh dunia. Makalah ini bertujuan untuk memberikan abstraksi yang
mendalam tentang isu SARA, dengan fokus pada akar permasalahannya, dampak sosial yang
dihasilkan, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi isu-isu tersebut.

Melalui pendekatan analitis dan deskriptif, makalah ini menyajikan hasil dari tinjauan
literatur yang mencakup jurnal ilmiah, laporan pemerintah, studi kasus, dan sumber-sumber
terpercaya lainnya. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan
permasalahan kompleks yang terkait dengan isu SARA.

Analisis mendalam tentang isu SARA mengungkap beberapa akar permasalahan yang
mempengaruhi masyarakat kontemporer. Faktor-faktor seperti sejarah dan kolonialisme,
ketimpangan sosial dan ekonomi, serta kurangnya pemahaman antarkelompok sering kali
menjadi pemicu terjadinya konflik SARA. Selain itu, dampak sosial yang ditimbulkan oleh
isu SARA sangat serius. Konflik antarkelompok yang muncul dapat mengarah pada
kekerasan fisik, segregasi sosial, dan penurunan kepercayaan serta toleransi antarkelompok.
Hal ini menghambat upaya untuk mencapai harmoni sosial, kerjasama yang saling
menguntungkan, dan pembangunan yang berkelanjutan.

Namun, ada juga solusi-solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi isu SARA.
Pendidikan multikultural yang mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan
penghormatan terhadap keberagaman kelompok menjadi salah satu solusi yang penting.
Dialog dan komunikasi antarkelompok juga menjadi kunci untuk memperkuat hubungan
sosial dan membangun pemahaman yang lebih baik. Selain itu, legislasi yang melindungi hak
asasi manusia, penegakan hukum yang adil, serta promosi kesetaraan sosial juga merupakan
upaya yang diperlukan dalam menangani isu SARA.

Dengan memahami akar permasalahan, mengenali dampak sosial yang dihasilkan, dan
menerapkan solusi-solusi yang tepat, masyarakat kontemporer dapat bergerak menuju
lingkungan yang lebih inklusif, harmonis, dan adil. Penanganan isu SARA bukanlah tugas
yang mudah, tetapi dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, serta kerjasama dan kerja
sama lintas kelompok, kita dapat menciptakan masyarakat yang saling menghormati,
memahami, dan hidup berdampingan secara damai tanpa diskriminasi dan konflik yang
berkaitan dengan suku, agama, ras, dan antargolongan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana sejarah isu SARA?

1
2. Apa saja faktor pemicu SARA?
3. Apa saja dampak social SARA?

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah isu SARA?
2. Untuk mengetahui bagaimana faktor pemicu SARA?
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak social SARA?

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Isu SARA
Sejarah isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) memiliki akar yang sangat
kompleks dan beragam di berbagai negara. Isu ini dapat ditemukan dalam konteks sejarah
yang mencakup periode kolonial, pembagian wilayah, perubahan sosial dan politik, serta
ketegangan etnis dan agama.

Penting untuk dicatat bahwa isu SARA bukanlah fenomena universal yang sama di setiap
negara. Sejarahnya dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, politik, dan budaya setiap
negara. Berikut adalah beberapa contoh sejarah isu SARA dalam beberapa konteks berbeda :

1. Indonesia:

Di Indonesia, isu SARA memiliki sejarah yang panjang dan rumit. Isu ini terkait dengan
keragaman etnis, agama, dan budaya di negara ini. Pada masa kolonial, pemerintah kolonial
Belanda menerapkan kebijakan pemisahan antara pribumi dan non-pribumi, yang memicu
perpecahan antarkelompok. Setelah kemerdekaan, konflik etnis dan agama muncul dalam
beberapa periode, seperti kerusuhan antara kelompok agama Islam dan Kristen di Maluku
pada tahun 1999-2002.

2. Afrika Selatan:

Afrika Selatan mengalami sejarah yang terkenal dengan isu SARA, terutama pada periode
apartheid yang berlangsung dari 1948 hingga 1994. Sistem apartheid memperkuat perbedaan
rasial antara orang kulit putih dan orang kulit hitam, dan menghasilkan segregasi sosial yang
ketat. Penindasan dan diskriminasi terhadap mayoritas penduduk Afrika di bawah
pemerintahan apartheid memunculkan perlawanan dan perjuangan untuk kesetaraan rasial.

3. Rwanda:

Rwanda mengalami tragedi genosida yang mengerikan pada tahun 1994. Isu SARA di
Rwanda terkait dengan perbedaan etnis antara Hutu dan Tutsi. Pada periode kolonial,
kebijakan pemisahan dan pemberian kekuasaan yang tidak adil mengakibatkan ketegangan
antarkelompok. Pada tahun 1994, konflik antara Hutu dan Tutsi mencapai puncaknya dengan
pembunuhan massal yang menewaskan sekitar 800.000 orang.

4. India:

Di India, isu SARA melibatkan perbedaan agama dan kasta. Perpecahan antara umat Hindu,
Muslim, Sikh, dan kelompok agama lainnya sering kali menjadi sumber ketegangan dan
konflik. Pembagian India dan Pakistan pada tahun 1947 menjadi titik puncak perpecahan
antara umat Hindu dan Muslim, yang menyebabkan kekerasan massal dan migrasi
besarbesaran penduduk antara kedua negara.

3
Sejarah isu SARA menunjukkan bagaimana perbedaan identitas suku, agama, ras, dan
antargolongan telah mempengaruhi dinamika sosial dan politik di berbagai negara.
Pemahaman yang baik tentang sejarah ini penting untuk mengatasi isu-isu terkait SARA

2.2 Faktor Pemicu SARA


Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan). Faktor-faktor ini dapat berbeda-beda di setiap negara atau konteks, namun
beberapa faktor umum yang sering menjadi pemicu isu SARA antara lain:

• Perbedaan Identitas dan Keberagaman:


Keberagaman suku, agama, ras, dan budaya dapat menjadi sumber ketegangan jika tidak
dikelola dengan baik. Perbedaan dalam hal identitas dan keberagaman ini dapat
memunculkan stereotip, prasangka, dan diskriminasi antarkelompok.

• Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi:


Ketimpangan sosial dan ekonomi yang signifikan antara kelompok-kelompok tertentu dapat
memicu konflik SARA. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kesenjangan ekonomi,
atau perlakuan yang tidak adil terhadap kelompok tertentu dapat memperburuk ketegangan
dan frustrasi antarkelompok.

• Politik Identitas:
Pemanfaatan isu SARA oleh kelompok politik untuk mencapai kepentingan politik mereka
dapat memicu polarisasi dan konflik antarkelompok. Politik identitas berfokus pada
memperkuat solidaritas dan dukungan dari kelompok identitas tertentu, yang dapat
mengabaikan kepentingan dan keberagaman kelompok lain.

• Ketegangan Sejarah dan Konflik Lintas Generasi:


Pengalaman sejarah traumatis, konflik lintas generasi, atau kekerasan masa lalu dapat terus
mempengaruhi hubungan antarkelompok. Meningkatnya ketegangan sejarah yang tidak
diselesaikan dapat menimbulkan dendam dan permusuhan yang bertahan lama.

• Ketidakmengertian dan Ketidaktoleranan:


Kurangnya pemahaman, pengetahuan, dan toleransi terhadap kelompok lain dapat
memperburuk konflik SARA. Stereotip, prasangka, dan kurangnya interaksi antarkelompok
dapat meningkatkan ketidakmengertian dan memicu konflik.

• Perubahan Sosial dan Politik:


Perubahan sosial dan politik yang cepat dapat menciptakan kecemasan dan ketidakstabilan,
yang memperburuk ketegangan antarkelompok. Ketika perubahan ini tidak dikelola dengan
baik, konflik antarkelompok dapat meningkat.Penting untuk mencatat bahwa faktor-faktor ini
saling terkait dan dapat saling mempengaruhi. Isu SARA sering kali kompleks dan
multidimensional, dan penanganannya memerlukan pendekatan yang komprehensif dan
berkelanjutan untuk mengatasi akar permasalahan dan mempromosikan perdamaian serta
harmoni sosial.

4
2.3 Dampak Sosial SARA
Isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) memiliki dampak sosial yang signifikan
pada masyarakat. Dampak-dampak ini dapat berupa konflik antarkelompok, segregasi sosial,
penurunan kepercayaan dan toleransi antarkelompok, serta hambatan dalam pembangunan
sosial dan ekonomi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang dampak sosial isu SARA:

• Konflik Antarkelompok:
Salah satu dampak paling serius dari isu SARA adalah terjadinya konflik antarkelompok.
Konflik semacam ini dapat berupa bentrokan fisik, serangan kekerasan, atau bahkan perang
saudara. Konflik antarkelompok menciptakan ketidakamanan, kerusakan fisik, dan risiko bagi
keselamatan dan kehidupan warga.

• Segregasi Sosial:
Isu SARA sering kali memicu segregasi sosial, di mana kelompok-kelompok berbeda saling
terpisah dan menciptakan pembagian wilayah yang terisolasi. Segregasi ini dapat berupa
pemisahan fisik dalam bentuk pemukiman terpisah atau pembentukan komunitas yang
eksklusif. Segregasi sosial memperdalam kesenjangan sosial, membatasi interaksi
antarkelompok, dan memperburuk keragaman sosial.

• Penurunan Kepercayaan dan Toleransi:


Konflik SARA merusak kepercayaan dan toleransi antarkelompok. Ketidakpercayaan dan
ketidaktertarikan antarkelompok memicu ketegangan sosial dan mempersulit upaya
kerjasama dan pembangunan harmoni. Dalam lingkungan yang terpengaruh oleh isu SARA,
masyarakat cenderung curiga, meragukan, dan memiliki prasangka terhadap kelompok lain.
• Hambatan dalam Pembangunan Sosial dan Ekonomi:
Konflik SARA menghambat pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Ketidakstabilan
sosial dan politik yang disebabkan oleh isu SARA menghalangi investasi, pengembangan
infrastruktur, dan peningkatan ekonomi. Ketegangan antarkelompok juga dapat menghambat
akses ke pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja yang adil bagi semua anggota masyarakat.

• Pengungsi dan Kerusakan Infrastruktur:


Konflik SARA dapat menyebabkan pengungsi, di mana individu atau kelompok harus
meninggalkan tempat tinggal mereka karena kekerasan atau ancaman kehidupan. Selain itu,
konflik ini sering kali merusak infrastruktur publik, seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas
umum lainnya, yang berdampak negatif pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Dampak sosial isu SARA adalah serius dan merugikan masyarakat secara luas. Oleh karena
itu, penting untuk mengatasi akar permasalahan isu SARA, mempromosikan perdamaian,
toleransi, dan kesetaraan, serta memahami satu sama lainnya sebagai manusia sosial yang
tidak bisa hidup sendiri.

5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) merupakan isu
yang kompleks dan memiliki dampak sosial yang signifikan dalam masyarakat. Isu ini
muncul karena perbedaan identitas suku, agama, ras, dan antargolongan yang dapat memicu
konflik, segregasi sosial, penurunan toleransi, serta hambatan dalam pembangunan sosial dan
ekonomi.

Untuk menangani isu SARA, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan


berkelanjutan. Langkah-langkah seperti pendidikan dan kesadaran, dialog antarkelompok,
penegakan hukum yang adil, kebijakan publik inklusif, kolaborasi antara lembaga dan
masyarakat, media yang bertanggung jawab, serta pembangunan ekonomi dan kesempatan
kerja dapat digunakan sebagai strategi penanganan isu SARA.

Penting untuk mencatat bahwa penanganan isu SARA bukanlah tugas yang mudah dan
membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil,
lembaga pendidikan, dan individu-individu dalam masyarakat. Hanya melalui upaya bersama
yang konsisten dan berkelanjutan, kita dapat mencapai masyarakat yang lebih inklusif,
toleran, dan berkeadilan, di mana perbedaan identitas tidak lagi menjadi sumber konflik dan
pemisahan, tetapi menjadi sumber kekayaan dan kekuatan yang memperkaya bangsa dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai