Anda di halaman 1dari 3

NAMA :RESTI YUNITASARI

NIM :837745362

MK :MATERI DAN PEMBELAJARAN PKN SD

TUGAS :TT 2

1. Bangsa yang heterogen maknanya adalah bangsa yang memiliki banyak perbedaan baik dalam
suku, budaya, ras, agama, dan lainnya. sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika lah yang tepat
untuk menyatukan bangsa indonesia yang memiliki perbedaan ini.

Berikut faktor yang mempengaruhi keberagaman budaya

A. Faktor Sejarah

Dalam catatan sejarah mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani.
Mereka datang dan mendiami wilayah-wilayah dan mereka mengembangkan pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan. Dengan perbedaan tersebut elahirkan keberagaman kebudayaan
Indonesia.

B. Perbedaan kondisi geografis

Hal ini berkiatan dengan pola kegiatan ekonomi, seperti masyarakat yang tinggal di daerah
pantai bekerja sebagai nelayan, masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan bermata
pencaharian sebagai petani, dan sebaginya. Karena perbedaan kondisi geografis tersebut mereka
mengembangkan corak kebudayaan yang khas.

C. Keterbukaan masyarakat terhadap kebudayaan luar atau kemauan masyarakat untuk menerima
perubahan

Hal ini dapat di lihat dari penerimaan masyarakat dalam menerima kebudayaan dari luar, seperti
meniru kebudayaan luar, contoh: cara berkomunikasi, cara berpakaian, dan lain sebagainya.

2. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara,


sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita
dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan
diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di
dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk
menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki
pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai
potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri
sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup
bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa
Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi
dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau
dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua aktifitas
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila. Karena juga merupakan
kritalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia untuk memberikan arah perilaku agar
selaras dengan nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Pancasila bukan hanya sebatas dasar
negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberadaannya turut menjadi
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Sebab, unsur-unsur dalam Pancasila sejatinya tersusun
dari beragam pandangan hidup dari masyarakat Indonesia sendiri. Semua nilai-nilai tersebut
telah melekat erat pada masyarakat Indonesia semenjak dahulu kala. Setiap manusia mempunyai
pandangan hidup dengan tingkatan berlainan dalam menentukan masa depannya. Pancasila yang
dijadikan pandangan hidup berarti keberadaannya dapat memberikan arah perilaku masyarakat
Indonesia agar sesuai nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Makna Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa berarti nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan telah diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya bagi bangsa
Indonesia. Pancasila menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Di samping itu,
bangsa Indonesia juga memiliki tekad kuat dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada
kehidupan nyata.

4. Pancasila yang merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia membuat nilai-nilai yang
terkandung didalamnya wajib dijadikan dasar kehidupan demi kelangsungan hidup yang baik
bagi seluruh warga negara Indonesia. Keberadaan Pancasila sebagai ideologi, rumusan cita-cita
bangsa, dan dasar negara serta kehidupan di negara Indonesia wajib untuk disadari oleh seluruh
warga Indonesia terutama pada zaman sekarang dimana warga Indonesia mudah untuk
dipengaruhi dan mengubah dasar kehidupannya dengan budaya-budaya serta kepercayaan asing
yang masuk, hal itu tentunya dapat menggoyahkan dasar kehidupan mereka sejak awal yang
merupakan cita-cita luhur dan tujuan utama bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Pancasila mempunyai lima sila yang masing-masing terdiri atas; Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Walaupun memiliki lima sila yang berbeda, pelaksanaan dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila tidak dapat dilakukan secara terpisah karena sila-sila tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Pancasila dapat
dijadikan dasar kehidupan. Selain itu, Pancasila juga merupakan rumusan dari cita-cita luhur
Bangsa Indonesia yang membuat Pancasila wajib menjadi pedoman dan dasar kehidupan bagi
warga negara Indonesia.

5. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban


bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangsaannya potensi peserta didik Model Pembelajaran VCT adalah merupakan teknik
pendidikan nilai di mana peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis,
membantu siswa dalam mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai
hidup yang ingin diperjuangkannya. Pada dasarnya bersifat induktif, berangkat dari pengalaman-
pengalaman kelompok menuju ide-ide yang umum tentang pengetahuan dan kesadaran diri.
Menurut Taniredja keunggulan VCT memiliki keunggulan untuk pembelajaran afektif yaitu
mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama
mengembangkan potensi sikap. Selain itu juga mampu mengklarifikasi/menggali dan
mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru
untuk menyampaikan makna/pesan nilai/moral. Kelemahan yang sering terjadi dalam proses
pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru,
artinya, guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang
sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa
karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang
ditanamkan oleh guru. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dan
nilai baru.

Anda mungkin juga menyukai