Hampir setiap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki
masalah yang sama ketika ingin membesarkan usahanya. Yaitu masalah penambahan
modal. Ini seolah menjadi masalah klasik yang sering dialami pengusaha UMKM.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa tambahan modal usaha adalah hal yang penting bagi
pengusaha untuk bisa berlari kencang sekaligus melebarkan sayap bisnisnya. Tak
terkecuali bagi pengusaha UMKM. KUR bisa dikatakan sebagai fasilitas pembiayaan atau
layanan kredit dari Pemerintah kepada pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi yang memiliki potensi usaha namun belum layak kredit atau belum mampu
memenuhi persyaratan bank (bankable). KUR bisa juga didefinisikan sebagai kredit atau
pembiyaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perorangan, badan
usaha/kelompok usaha yang produktif dan prospektif namun belum memiliki agunan
tambahan atau agunan tambahan belum cukup.
Adapun tujuan dari program KUR ini diungkapkan oleh Saskara dan Putra (2013)
sebagai berikut:
“Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan oleh Presiden
Republik Indonesia tanggal 5 Nopember 2007 yang ditujukan bagi UMKM
berupaya menjawab permasalahan dalam bentuk permodalan. Program KUR
yang diberikan oleh pemerintah dibawah naungan PT. ASKRINDO dan PERUM
Sarana Pengembangan Usaha, memiliki tujuan program yakni mempercepat
pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM dan Koperasi,
meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM dan Koperasi
kepada lembaga keuangan, dan dalam rangka penanggulangan atau
pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.”
Perkembangan KUR saat ini masih terbilang baik dan masih terus diupayakan
keberlanjutannya. Dalam sebuah berita online yang berjudul Perbankan sambut baik
langkah pemerintah tingkatkan plafon KUR, sebagai upaya menopang pertumbuhan
bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pemerintah berencana menambah
plafon kredit dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sesuai arahan Presiden Joko
Widodo, nantinya plafon KUR tanpa jaminan akan dinaikkan menjadi Rp 100 juta dari
sebelumnya senilai Rp 50 juta.
Melalui bank penyalur, salah satunya Bank Negara Indonesia (BNI) Ke depan,
BNI berharap penyalurannya diharapkan akan lebih siap dan lebih masif seiring dengan
pengembangan BNIMove yang dilakukan perseroan. Untuk mempercepat dan
mengoptimalkan penyaluran KUR, strategi yang akan dilakukan BNI adalah membentuk
klaster-klaster yang sesuai dengan potensi daerah, optimalisasi value chain, penggunaan
tools digitalisasi BNIMove serta kerjasama dengan mitra strategis untuk mensupport big
data.
DAFTAR PUSTAKA