Askep Hemoroid
Askep Hemoroid
10. Jenis obat yang dikonsumsi di rumah (nama dan dosisnya) : Pasien
mengatakan tidak ada mengonsumsi obat
VI. KONDISI PASIEN
1. Keadaan umum : Sedang
2. Penampilan : Rapi
3. Bentuk tubuh/postur : Normal
4. Hygiene personal : Tidak dikaji
5. Ekspresi wajah : Cemas
6. Gaya/cara bicara : Cara bicara lancar
7. Gerakan involunter : Tidak ada
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. KESADARAN : Compos Mentis
2. GCS : Eye = 4 Verbal = 5 Motorik = 6
3. TINGGI BADAN : 156 cm
4. BERAT BADAN : 52 kg
5. TANDA-TANDA VITAL
Tekanan darah : 143\58mmHg
Nadi : 100 x/menit (regular)
Suhu :36,90C
Pernapasan : 20 x\menit
6. KEPALA
Inspeksi :
Keadaan kepala : Keadaan kepala kotor
Bentuk kepala : Normochepal
Jenis rambut : Lurus
Penyebaran rambut : Merata
Kebersihan rambut : Kurang bersih
Palpasi :
Benjolan : Tidak adanya benjolan di kepala
Nyeri : Tidak ada nyeri
Luka : Tidak ada luka
7. WAJAH
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Warna kulit : Merata, warna sawo matang
Palpasi :
Benjolan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Tes kekuatan otot-otot wajah : Kekuatan otot wajah baik
Tes sensitivitas kulit wajah : Sensitivitas wajah baik
8. MATA
Inspeksi :
Alis mata : Simetris kanan dan kiri
Bulu mata : Penyebaran merata, warna hitam
Keadaan palpebral : Tidak ada pembengkakan dan nyeri
tekan pada palpebra
Keadaan konjungtiva : Konjungtiva anemis
Warna sclera : Sclera tidak ikterik
Ukuran pupil : Isokor, kanan = + 3 mm kiri = +
3 mm
Reaksi pupil : Kanan (+) kiri (+)
Alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
Hordeolum : Tidak ada hordeolum
Tes lapang pandang : Pandangan kabur
Tes otot/reaksi dekat : Penglihatan kabur
Tes buta warna : tidak di kaji
Tes ketajaman penglihatan : tidak di kaji
9. TELINGA
Inspeksi :
Keadaan telinga : Telinga normal pendengaran baik
Membran timpani : Tidak di kaji
Serumen : Tidak ada serumen
Pengeluaran cairan : Tidak ada cairan keluar
Tinitus : Tidak ada
Menggunakan alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
Palpasi :
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri : Tidak ada nyeri tekan pada tulang
mastuid
Tes pendengaran : Tidak dikaji
10. GIGI DAN MULUT
Inspeksi :
Keadaan bibir : Lembab
Warna bibir : Pucat
Warna mukosa mulut : Merah muda
Kebersihan lidah : Kotor
Warna lidah : Putih
Kebersihan gigi : Kotor
Kondisi gigi : Tidak lengakap
Keadaan tonsil : Keadaan tonsil baik tidak ada
pembesaran dan kemerahan
Caries : Tidak ada caries
Karang gigi : Ada karang gigi
Stomatitis : Tidak ada sariawan
Gingivitis : Tidak ada gingivitis
Memakai gigi palsu : Tidak memakai gigi palsu
Menggunakan aksesoris : Tidak menggunkan aksesoris
Gangguan bicara : Tidak ada gangguan bicara
Gangguan menelan : Tidak ada gangguan menelan
Tes pengecapan, gangguan : Manis(baik), Pahit(baik), Asam
(baik), Asin(baik)
11. HIDUNG DAN SINUS
Inspeksi :
Keadaan Septumnasi : Keadanan sptumnasi normal, tidak
ada deviasi
Kebersihan mukosa : Keadaan mukosa bersih
Epistaksis : Tidak ada epistaksis
Palpasi :
Menggunakan implant : Tidak menggunakan implant
Sinusitis : Tidak ada
nyeri tekan pada sinus frontal,sinus
etmoidal dan sinus maxilaris
Tes penghidung : Penciuman berfungsi dengan baik
12. LEHER
Inpeksi :
Letak trachea, posisi leher : Letak trachea berada di
bawah laring, posisi leher
Nomal tidak ada deviasi
Vena jugularis, ketinggian (cm) : Tidak nampak adanya
distensi vena jugolaris
Struma : Struma berada di tengah
tidak ada deviasi
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid
Tonic neckrefleks : Tidak dikaji
Auskultasi :
Arteri carotis : Teraba
Palpasi :
Masa : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe
Nyeri : Tidak ada nyeri
13. DADA DAN PUNGGUNG
a. Paru-Paru
inpeksi :
Keadaan kulit : warna kulit Merata
Bentuk dada : Normochest
Pergerakan dada saat napas : Pergerakan dada simetris
kiri dan kanan
Upaya napas : Menggunakan otot bantu
pernapasan
Pola napas : Irreguler menggunakan
bantuan
Jenis pernapasan : Diagfragma
Empisema subkutis : Tidak ada empisema
Palpasi :
Massa : Tidak ada massa
Nyeri : Tidak ada nyeri
Vocal fremitus : Tidak dikaji
Fraktur costae : Tidak ada
Perkusi :
Suara paru-paru : Sonor pada semua lapang
paru
Auskultasi paru-paru
Suara napas, letak : Bronkovesikuler
Bunyi tambahan : Ronchi Kanan (+)
Kiri (+)
b. Jantung
Menggunakan benda asing : Tidak menggunakan benda
asing
Inpeksi :
Ictus cordis, lokasi : Tidak terlihat
Spider naevi, lokasi : tidak terlihat
Palpasi :
Ictus cordis, lokasi : Teraba pada ICS 5 mid
clavikula kiri
Perkusi :
Batas jantung : ATAS = ICS II
parasternal sinistra
BAWAH = ICS V
midclavikularis sinistra
KANAN = ICS IV
parasternal dextra
KIRI = ICS IV
parasternal sinistra
Auskultasi :
Bunyi jantung I dan II : Reguler
Bunyi tambahan : Tidak ada bunyi tambahan
c. Payudara
Inpeksi :
Keadaan mamae dan areola : Tidak dikaji
Palpasi :
Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Perkusi :
Bunyi : Pekak pada hepar
15. REPRODUKSI
a. Wanita
Pola menstruasi : Menopouse
Menarche, kapan : Pada usia 15 thn
Menopause, kapan : Pada usia 45 thn
Status Reproduksi :-
16. RECTUM/ANUS
Inpeksi :
Hygiene : Kurang bersih
Luka : Adanya benjolan
Pendarahan : Ada
Hemoroid : Ada grade 2
Palpasi :
Kekuatan sfingter ani : Adanya benjolan
Nyeri : Nyero
Benjolan : Ada
Massa : Ada
17. Extermitas
a. Extermitas atas
Inpeksi :
Keadaan : Simetris kanan dan kiri
Jumlah jari : Lengkap 10 jari kanan dan
kiri
Warna kuku : Merah muda
ROM : Baik
Capillary Refill Time (CRT): < 2 detik
Luka, lokasi : Tidak ada
Clubbing finger : Tidak ada
Palpasi :
Nyeri otot : Tidak ada nyeri
Tonus otot : Baik
Kekuatan otot : 5 5
Ka Ki
Perkusi :
Refleks biceps : Tidak dikaji
Refleks triceps : Tidak dikaji
b. Extermitas bawah
Inpeksi :
Keadaan : Simetris kanan dan kiri
Jumlah jari : Lengkap 10 jari kanan dan
kiri
Warna kuku : Merah muda
ROM : Baik
Luka, lokasi : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Palpasi :
Hernia femoralis : Tidak ada hernia
Nyeri otot : Tidak ada nyeri otot
Oedema (grade) : Tidak pitus oedema
Kekuatan otot : Baik
Ka Ki
5 5
Perkusi :
Refleks patella : Tidak dikaji
Refleks patologis : Tidak ada refleks patologis
18. KULIT
Warna : Sawo matang
Turgor : Baik
Kelembaban : Kulit lembab
Rash : Tidak ada rash
Lesi : Tidak ada lesi
Benjolan : Tidak ada benjolan
Massa : Tidak ada massa
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
a. RBC : 4.37 106/mm3
b. HGB : 14.2 g/dL
c. PLT : 262 103/mm3
d. PCT : 0.216 %
e. WBC : 10.9 103/mm3
IX. PENATALAKSANAAN
a. IVFD RL 20 tpm
b. Paracetamol 1 gr/8jam/IV drips
KLASIFIKASI DATA
Kategori & Sub kategori
Data Subjektif & Objektif
Kategori Sub kategori
DS :
Respirasi DO:
DS :
Sirkulasi DO :
Nutrisi dan Cairan DS:
Fisiologis DO :
DS :
Eliminasi DO :
DS : Pasien mengatakan nyeri Gangguan rasa nyaman terjadi Gangguan Rasa nyaman
pada anus karena terjadi vasokontriksi
sehingga afterload meningkat
- Pasien mengatakan
yang mengakibatkan suplai
badan terasa lemah, darah ke jaringan menurun
kepala terasa pusing. sehingga metabolisme sel juga
menurun yang menyebabkan
DO: Pasien nampak lelah
terhambatnya darah mengalir ke
- Pasien tampak gelisah
daerah perifer/lutut yang
- Adanya benjolan pada
mengakibatkan nyeri pada kedua
anus
lutut
DS: Pasien mengatakan badan Terjadinya hambtatan dalam Gangguan Pola tidur
terasa lemah lingkungan membuat gangguan
- kepala terasa pusing kualitas dan kuantitas waktu
- Sulit tidur pada malam tidur akibat faktor eksternal
hari sering terbangun mengalami gangguan sehingga
- Merasa kurang puas mengakibatkan gangguan pada
tidur pola tidur.
DO: Pasien nampak lelah
- Pasien tampak gelisah
- Pasien nampak
kebingungan saat
diwawancara
DIAGNOSA PRIORITAS
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit dibuktkan
dengan mengeluh tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, dan mengeluh lelah,
kepala pusing.
1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri Manajemen energy
berhubungan dengan gejala keperawatan selama 2x24 jam Observasi: Observasi
penyakit dibuktkan dengan maka status kenyamanan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Agar dapat mengetahui fungsi tubuh
mengeluh tidak nyaman, meningkat dengan kriteri hasil durasi, frekuensi, kualitas, intensitas mana yang mengalami kelelahan
mengeluh sulit tidur, dan 1. Keluhan tidak nyaman nyeri 2. Untuk mengetahui kelelahan fisik
mengeluh lelah, kepala menurun 2. Identifikasi skala nyeri terhadap beban kerja
pusing. 2. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi respons nyeri non verbal 3. Tidur yang cukup sangat penting
menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dalam menjaga kesehatan tubuh
3. Pola tidur membaik dan memperingan nyeri 4. Untuk mengetahui faktor dan lokasi
4. Keluhan lelah menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan yang menyebabkan ketidaknyamanan
keyakinan tentang nyeri Terapeutik
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada 5. Lingkungan yang nyaman diciptakan
kualitas hidup dapat memberikan efek relaksasi
7. Monitor efek samping penggunaan terhadap pasien
analgetik 6. Untuk menjahukan perhatian atau
Terapeutik: pengalihan terhadap sesuatu yang
8. Berikan teknik nonfarmakologi sedang dihadapi agar tetap terkontrol
untuk mengurangi rasa nyeri 7. Untuk mengurangi aktivitas yang
9. Kontrol lingkungan yang dikerjakan
memperberat rasa nyeri 8. Untuk membuat pengalihan terhadap
10. Fasilitasi istirahat dan tidur aktifitas yang diajarkan
11. Pertimbangkan jenis dan sumber Edukasi
nyeri dalam pemilihan strategi 9. Membantu proses terapi dan
meredakan nyeri mencegah komplikasi lanjutan
Edukasi 10. Dapat memperlancar aliran darah,
12.Jelaskan penyebab, periode, dan memperkuat otot jantung dan
pemicu nyeri meningkatkan kapasitas jantung
13.Jelaskan strategi meredakan nyeri 11. Untuk mendapatkan pertolongan
14.Ajarkan teknik nonfarmakologis dalam menghadapi masalah
untuk mengurangi rasa nyeri 12. Agar dapat mengurangi kelelahan
Kolaborasi yang dirasakan
15.Kolaborasi pemberian analgetik, jika Kolaborasi
perlu 13. Membantu mendukung fungsi
kekebalan tubuh yang optimal
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur Dukungan tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi Observasi
hambatan lingkungan maka, pola tidur membaik 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola aktivitas dan
dibuktikan dengan Kriteria hasil: 2. Identifikasi factor pengganggu tidur tidur
mengeluh sulit tidur, 1. Keluhan sulit tidur (fisik dan atau psikologis) 2. Untuk mengetahui faktor pengganggu
mengeluh sering terjaga. menurun 3. Identifikasi makanan dan minuman tidur
2. Keluhan sering terjaga yang mengganggu tidur (mis. kopi, 3. Untuk menghindari pemberian
menurun the, alcohol, makan mendekati waktu makanan dan minuman yg
3. Keluhan tidak puas tidur, minum banyak air seblum tidur) menghambat pola tidur
tidur menurun 4. Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi 4. Untuk melihat efek samping obat
Teraupetik Teraupetik
5. Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu, 5. Untuk memberikan rasa nyaman
matras dan tempat tidur) 6. Untuk menhindari makin lamanya
6. Batasi waktu tidur siang, jika perlu waktu tidur malam
7. Fasilitasi menghilangkan stress 7. Memberikan tingkat relaksasi sebelum
sebelum tidur tidur
8. Tetapkan jadwal tidur rutin 8. Untuk mempertahankan pola tidur
9. Lakukan prosedur untuk yang baik
meningkatkan kenyamanan (mis. 9. Memberikan dan meningkatkan rasa
pijat, pengaturan posisi, terapi nyaman
akupresur) 10. Untuk mencegah terjadinya gangguan
10.Sesuaikan jadwal pemberian obat dan pola tidur yang makin dalam parah
tindakan untuk menunjang siklus tidur Edukasi
terjaga 11. Membantu memberikan rasa ingin
Edukasi meningkatkan pola jam tidur
11. Jelaskan pentingnya tidur cukup 12. Untuk mencegah rasa tidak ingin tidur
selama sakit 13. Untuk meningkatkan pola tidur yang
12. Anjurkan menepati kebiasaan waktu nyaman
tidur 14. Memberikan edukasi dan menghindari
13. Anjurkan menghindari faktor gangguan pola tidur
makanan/minuman yang mengganggu Untuk memberikan rasa nyaman
tidur stelah relaksasi
14. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
15. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
16. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara non farmakologi lainnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Jam
1. MengIdentifikasi
lokasi,karakteristik, durasi
1 frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
Respon: Pasien mengatakan nyeri
pada anus seperti ditusuk-tusuk
dengan durasi 25 menit sekali
Jam
2. MengIdentifikasi faktor yang
memperberat dan memperringan
nyeri
Respon: Pasien mengatakan nyeri
pada anus semakin berat ketika
pasien duduk
Jam
3. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri relaksasi nafas dalam
Respon: Pasien melakukan teknik
dengan cara menairik nafas dalam
melalui hidung kemudian
dihembuskan melalui mulut
Jam
4. Memfasilitasi istrahat dan tidur
Respon: Membuat jadwal tidur
yang rutin yaitu malam tidur jam
21.00 sampai 06.00
Jam
5. Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
Respon: Pasien dan keluarga
mengerti dan memahami
penjelasan yang diberikan
Jam
6. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri relaksasi nafas dalam
Respon: Pasien dan keluarga
mengerti dan akan melakukan
teknik secara rutin
Jam
1. MengIdentifikasi pola aktivitas
2 dan tidur
Respon: Pasien mengatakan pada
malam hari sering terbangun dan
kesulitan tidur
Jam
2. MengIdentifikasi factor
pengganggu tidur (fisik dan atau
psikologis)
Respon: Pasien mengatakan nyeri
pada lubang anus
Jam
3. MengFasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
Respon: Memberikan teknik
relaksasi nafas dalam pada pasien
Jam
4. MengAjarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja)
Respon: Pasien mengatakan nyeri
pada lutut membuat pasien
kesulitan tidur dan sering
terbangun pada malam hari.
EVALUASI
Jam
1. Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik, durasi
1 frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
Respon: Pasien mengatakan nyeri
lubang anus berkurang dengan skala
nyeri 6
Jam
2. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperringan
nyeri
Respon: Pasien mengatakan nyeri
muncul ketika pasien meluruskan
kakinya
Jam
3. Memberikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
relaksasi nafas dalam
Respon: Pasien melaakukan teknik
relaskasi dengan baik sesuai ajaran
Jam
4. Memfasilitasi istrahat dan tidur
Respon: Pasien tidur malam jam
21.00 dan bangun pagi jam 05.00
Jam
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
relaksasi nafas dalam
Respon: Pasien melakukan ajaran
relaksasi nafas dalam yang diajarkan
Jam
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan
2 tidur
Respon: Pasien mengatakan pada
malam hari tidur nyenyak dan tidak
terbangun lagi
Jam
2. Memodifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras dan tempat tidur)
Respon: Pada malam hari lampu
diruangan pasien dimatikan
Jam
3. Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
Respon: Sebelum pasien tidur
diberikan teknik relaksasi nafas
dalam terlebih dahulu pada lutut
Jam
4. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Respon: Menganjurkan pasien
untuk mengurangi mengkonsumsi
makanan yang mengandung kacang-
kacangan
Jam
5. Mengajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift bekerja)
Respon: Mengajarkan untuk tidak
terlalu melakukan aktifitas yang
berlebih untuk menghindari
timbulnya nyeri pada lutut.
EVALUASI