Anda di halaman 1dari 8

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

UJIAN TENGAH SEMESTER TA. 2021/2022


Mata Kuliah : Ilmu sosial dan budaya dasar
Sifat : Take Home Exam
Prodi : TLM ( A. 13 )
Hari : Selasa, tanggal 7 Juni 2022
Dosen : Drs.Hilman Haroen.,M.P.I
Nama : MARIA CAROLINA DE JESUS
NIM : 21300033
Manusia dan agama merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan dalam
kondisi apapun untuk mewujudkan kebudayaan dan peradaban dunia.

1. Terangkan terminologi kebudayaan menurut Koentjaraningrat dan apa tujuan mempelajari


ilmu ini bagi mahasiswa teknologi laboratorium medis?
Jawaban : Prof. Dr. Koentjaraningrat menjelaskan unsur-unsur budaya adalah berupa bahasa,
pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, ekonomi, religi, serta kesenian.
Unsur-unsur budaya ini menekankan bahwa budaya merupakan pola bersama perilaku dan
interaksi, konstruksi kognitif dan pemahaman yang dipelajari oleh sosialisasi. Koentjaraningrat
sebagai seorang Antopolog Indonesia, mengemukakan bahwa kebudayaan atau unsur-unsur
budaya adalah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh
manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat. Unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat pertama adalah bahasa. Bahasa merupakan unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat berupa alat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi dengan sesamanya. Kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik. Hal ini
membuat unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat seperti bahasa kemudian akan
diwariskan kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan manusia. Unsur-unsur Budaya
berupa pengetahuan. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat kedua adalah pengetahuan.
Sistem pengetahuan yang menjadi bagian dari unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat
berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat
abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan yang menjadi unsur-unsur
budaya menurut Koentjaraningrat sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi
kajian dalam antropologi sesuai unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah bagaimana
pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Setiap unsur-unsur budaya
menurut Koentjaraningrat, selalu memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada di
sekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat tersebut
antara lain: alam sekitarnya,tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya,binatang
yang hidup di daerah tempat tinggalnya,zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkungannya,tubuh manusia sifat-sifat dan tingkah laku manusia,ruang dan waktu, unsur-unsur
budaya berupa organisasi sosial. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketiga adalah
organisasi sosial. Kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat dan
aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup. Kesatuan
sosial yang paling dasar dan menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah
kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian, unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas
geografis untuk membentuk organisasi sosial. Kekerabatan yang menjadi bagian unsur-unsur
budaya menurut Koentjaraningrat juga berkaitan dengan perkawinan. Perkawinan merupakan inti
atau dasar dalam pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Unsur-unsur budaya
menurut Koentjaraningrat keempat adalah peralatan hidup dan teknologi. Manusia selalu
berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu terdorong untuk membuat
peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut. Inilah mengapa peralatan hidup
dan teknologi termasuk unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat. Pada masyarakat
tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah
atau masyarakat pertanian, yaitu: alat-alat produktif,senjata,wadah,alat untuk menyalakan
api,makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan,pakaian dan
perhiasan,tempat berlindung dan perumahan,alat-alat transportasi. Unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian. Mata pencaharian atau aktivitas
ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat dalam suatu masyarakat
menjadi fokus penting dalam kajian etnografi. Dalam penelitian etnografi dalam unsur-unsur
budaya menurut Koentjaraningrat mengenai sistem mata pencaharian, mengkaji bagaimana suatu
kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem
perekonomian mereka. Sistem ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat pada masyarakat tradisional, antara lain: berburu dan
meramu,beternak,bercocok tanam di ladang,menangkap ikan,bercocok tanam menetap dengan
sistem irigasi. Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan
banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau. Unsur-unsur budaya
menurut Koentjaraningrat keenam adalah unsur religi. Kajian antropologi dalam memahami
unsur unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa religi sebagai tidak dapat dipisahkan
dari emosi keagamaan. Emosi keagamaan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat merupakan perasaan dalam diri manusia yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi ini memunculkan konsepsi benda-
benda yang dianggap sakral dalam kehidupan manusia. Dalam unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat berupa sistem religi masih ada tiga unsur lain yang perlu dipahami selain emosi
keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi
itu. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketujuh adalah kesenian. Para ahli
antropologi mulai memperhatikan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa
kesenian setelah melakukan penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat
tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief,
ukiran, dan lukisan. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas
prosa dan puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap
melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Dalam kajian antropologi kontemporer
terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat, yakni
analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto. Dua media seni tersebut berusaha
menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter
atau karya-karya foto.

2. Bagaimana menurut anda apabila manusia dalam menciptakan kebudayaan terlepas dari
perspektif paradigma agama?
Jawaban : Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang memiliki
keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan oleh sebagian orang yang
belum memahamibagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya dalam suatu
kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri
sendiri,keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras menciptakan
dan kemudian saling menegasikan. Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh
Tuhan, dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan kebu- dayaan adalah sebagai kebiasaan tata
cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan
karsanya yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling mem- pengaruhi satu sama
lain. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku bangsa. Kebudayaan
cenderung berubah-ubah yang berimplikasi pada keaslian agama sehingga menghasilkan
penafsiran berlainan. Salah satu agenda besar dalam kehidupan masyarakat,berbangsa dan
bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan dan membangun kesejahteraan hidup bersama
seluruh warga negara dan umat beragama. Hambatan yang cukup berat untuk mewujudkan
kearah keutuhan dan kesejahteraan adalah masalah kerukunan sosial, termasuk di dalamnya
hubungan antara agama dan kerukunan hidup umat beragama. Persoalan ini semakin kursial
karena terdapat serangkaian kondisi sosial yang menyuburkan konflik, sehingga terganggu
kebersamaan dalam membangun keadaan yang lebih dinamis dan kondusif. Demikian pula
kebanggaan terhadap kerukunan dirasakan selama bertahun-tahun mengalami degradasi, bahkan
menimbulkan kecemasan terjadinya disintegrasi bangsa. Budaya atau yang biasa di sebut kultur
merupakan warisan dari dari nenek moyang terdahulu yang masih eksis sampai saat ini. Suatu
bangsa tidak akan memiliki ciri khas tersendiri tanpa adanya budaya-budaya yang di miliki.
Budaya-budaya itupun berkem- bang sesui dengan kemajuan zaman yang semakin modern.
Kebudayaan yang ber- kembang dalam suatu bangsa itu sendiri dinamakan dengan kebudayaan
lokal, karena kebudayaan lokal sendiri merupakan sebuah hasil cipta, karsa dan rasa yang
tumbuh dan berkembang di dalam suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Di dalam
kebudayaan suatu pasti menganut suatu kepercayaan yang bisa kita sebut dengan agama. Agama
itu sendiri adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebutdengan nama
Dewa atau nama lainnya, dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan yang dianut oleh suatu suku/etnik tersebut.

3. Dan bagaimana impementasi manusia yang memiliki fungsi bidimensional dalam menciptakan
kebudayaan dan peradaban dunia?
Jawaban : Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga
merupakan makhluk sosial. Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan
untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak
hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. luk
sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial. Negara
Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari
kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas.
“Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama,dan lain-lain yang masing-
masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam”. Sebagai negara yang plural
dan heterogen, Indonesia memiliki potensi kekayaan multi etnis, multi kultur, dan multi agama
yang kesemuanya merupakan potensi untuk membangun negara multikultur yang besar
“multikultural nationstate”. Keragaman masyarakat multikultural sebagai kekayaan bangsa di sisi
lain sangat rawan memicu konflik dan perpecahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nasikun bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya
yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan kedua secara
vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah
yang cukup tajam. Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat
dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal dengan semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika”, yang mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka,tetapi terintegrasi
dalam kesatuan. Hal ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang
bersatu dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus
diinsafi secara sadar. Namun, kemajemukan terkadang membawa berbagai persoalan dan potensi
konflik yang berujung pada perpecahan. Hal ini menggambarkan bahwa pada dasarnya, tidak
mudah mempersatukan suatu keragaman tanpa didukung oleh kesadaran masyarakat
multikultural. Maka bukan hal yang berlebihan bila ada ungkapan bahwa kondisi multikultural
diibaratkanseperti bara dalam sekam yang mudah tersulut dan memanas sewaktu-waktu. Kondisi
ini merupakan suatu kewajaran sejauh perbedaan disadari dan dihayati keberadaannya sebagai
sesuatu yang harus disikapi dengan toleransi. Namun, ketika perbedaan tersebut mengemuka dan
menjadi sebuah ancaman untuk kerukunan hidup, hal ini dapat menjadi masalah yang harus
diselesaikan dengan sikap yang penuh toleransi. Menyoal tentang rawan terjadi konflik pada
masyarakat multikultur seperti Indonesia, memiliki potensi yang besar terjadinya konflik
antarkelompok, etnis, agama,dan suku bangsa. Salah satu indikasinya yaitu mulai tumbuh
suburnya berbagai organisasi kemasyarakatan, profesi, agama, dan organisasi atau golongan
yang berjuang dan bertindak atas nama kepentingan kelompok yang mengarah pada konflik
SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Indonesia adalah suatu negara multikultural yang
memiliki keragaman budaya, ras, suku, agama dan golongan yang kesemuanya merupakan
kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indo- nesia. Selo Soemardjan mengemukakan bahwa
pada waktu disiapkannya Republik Indonesia yang didasarkan atas Pancasila tampaknya para
pemimpin kita menyadari realitas bahwa ditanah air kita ada aneka ragam kebudayaan yang
masing-masing terwadahkan di dalam suatu suku. Secara sederhana hubungan manusia dan
kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi
tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur
kehidupan manusia yang sesuai dengannyaLingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu sistem
kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Manusia adalah
bagian dari ekosistem. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan alam dan buatan adalah Lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah
lingkungan social budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting bagi kehidupan
manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan
lingkungan untuk mendukung perkehidupan manusia dan makhuk hidup lainya arti penting
lingkungan bagi manusia karena lingungan merupakan tempat hidup manusia, lingkungan
memberi sumber-sumber penghidupan manusia, lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan
perilaku manusia yang mendiaminya.

4.Terangkan hakehat manusia monodualistik dalam membidani lahirnya kebudayaan!


Jawaban : Manusia merupakan makhluk monodualis, di satu sisi ia berperan sebagai individu
yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri (internal individu), namun di sisi lain manusia juga
berkedudukan sebagai makhluk sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat.
Manusia sebagai makhluk individualis mempunyai kepentingan yang dapat diperjuangkan
sendiri tanpa memikirkan manusia lain, sedangkan manusia dalam kedudukannya sebagai
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tentunya harus menaati peraturan atau norma serta
nilai yang berkembang dan ditaati bersama oleh masyarakat sekitar. Manusia sebagai bagian dari
anggota masyarakat berkewajiban menaati aturan dan budaya yang berkembang dalam
masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”,
seperti itulah kedudukan manusia dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Manusia terlahir
sebagai makhluk monodualisme.Artinya bahwa dia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk
individu.Dari pengertian tersebut sudah semestinya mampu untuk memfungsikan diri sebagai
makhluk sosial terkadang juga sebagai makhluk individu.

5. Bagaimana keilmuan integratif-interkonektif dalam bingkai ilmu sosial budaya dasar?


Jawaban : Pendekatan integratif-interkonektif dalam bingkai ilmu sosial budaya dasar adalah
pendekatanyang berusaha saling menghargai; keilmuan umum dan agama, sadarakan
keterbatasan masing-masing dalam memecahkan persoalanmanusia, hal ini akan melahirkan
sebuah kerjasama, setidaknya salingmemahami pendekatan (approach) dan metode berpikir
(procces and procedure) antara dua keilmuan tersebut. integrasi menghendaki adanya hubungan
atau penyatuan atausinkronisasi atau saling menyapa atau kesejajaran antar tiap bidangkeilmuan
yang ada. Setiap bidang keilmuan tidak dapat berdiri sendiri,tanpa saling menyapa dengan
bidang keilmuan yang lain. Keadaan saling menyapa ini, menurut beliau dapat terjadi/muncul
secara induktif,integral (menyatu dalam bahasan), dapat juga dalam bahasan yangkomprehensif
(kelengkapan aspek tinjauannya), interdisipliner dalamartian dari berbagai tinjauan, holistic
(tinjauan menyeluruh) dan tematik(pembahasan sesuai dengan tema. Beberapa model pendekatan
integrasi-interkoneksi ini misalnya antara ilmu agama danilmu umum,

6.Mengapa manusia dikatakan sebagai mahluk kebudayaan ? dan terangkan perbedaan budaya
dengan kebudayaan
Jawaban : Manusia disebut sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akal dan budi
atau pikiran dan perasaan. Dengan akal dan budi manusia berusaha terus menciptakan benda-
benda baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan
kebahagiaan. Pengertian budaya dan kebudayaan pada hakikatnya adalah sama yaitu hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam kajian Antropologi, budaya dianggap
merupakan singkatan dari kebudayaan sehingga tidak ada perbedaan berdasarkan definisinya.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang rumit (agama,
politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah kelompok orang atau
masyarakat. Budaya sering kali dianggap warisan dari generasi ke generasi dan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian hakikat budaya diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia . Ada pendapat yang membahas kata
budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya yang berarti budi yang
diperdayakan. Budi yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan
buruk, sedangkan daya adalah kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang berkaitan dengan akal dan cara hidup
manusia yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Istilah kebudayaan berasal
dari kata dasar budaya sehingga memiliki keterkaitan makna. Kebudayaan merupakan hasil dari
budaya yaitu hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat. Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi
cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan
manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Para ahli budaya lebih
banyak mendefinisikan kebudayaan daripada budaya. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat
kebudayaan lebih kompleks dibandingkan dengan budaya.

7.Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, terangkan
peran kebudayaan bagi manusia?
Jawaban : Kebudayaan memiliki beberapa peran yaitu, norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat; suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi; sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial; mengetahui peran budaya dalam pembentukan kepribadian yang baik; dapat
menambah pengetahuan tentang kebudayaan; mengetahui berbagai macam masalah tentang
kebudayaan; membangun komunikasi yang lebih baik; meningkatkan jiwa gotong royong;
meningkatkan kebersamaan; memperkokoh ketahanan budaya nasional.

8.Terangkan komunikasi virtual di dunia maya merupakan bagian dari kebudayaan modern di era
globalisasi dan apa dampak positif dan dampak negatifnya!
Jawaban : Komunikasi virtual didunia maya merupakan bagian dari kebudayaan modern di era
globalisasi sekarang atau biasa disebut dengan media sosial adalah sebuah media online. Para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial yang merupakan situs dimana
jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial
terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media
cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak
siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Adanya media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan (equilibrium). Hubungan sosial dan segala bentuk perubahan-perubahan dalam
suatu masyarakat,yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya mengandung
nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan
sosial yang berdampak positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan informasi,
memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan sosial yang
cenderung negatif seperti munculnya kelompok–kelompok sosial yang mengatasnamakan
agama, suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma–norma yang
ada. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan
banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam
mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah.
Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat
dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi
kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh
buruk orang lain.

9.Terangkan masyarakat sebagai tempat sosialisasi kebudayaan yang selalu bersentuhan dengan
norma, nilai, agama dan adat istiadat!
Jawaban : Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya pasti membutuhkan
interaksi dengan sesama manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia sejak lahir sudah
mempunyai hasrat atau keinginan pokok untuk menjadi satu dengan manusia lain serta dengan
suasana alam yang ada di sekelilingnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
sosialisasi berarti upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati
oleh masyarakat atau pemasyarakatan. Sosialisasi merupakan proses belajar, karena pada
dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum
diketahuinya. Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural sosial dari
masyarakat yang bersangkutan. Sosialisasi mencakup interaksi sosial dan tingkah laku sosial.
Sehingga sosialisasi merupakan mata rantai yang penting di antara sistem sosial. Dalam buku
Dasar-Dasar Sosialisasi (2004) karya Sutaryo, sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana
memperkenalkan sistem pada seseorang. Serta bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan
serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan di mana
individu tersebut berada. Selain itu, sosialisasi juga ditentukan dari interaksi pengalaman-
pengalaman serta kepribadiannya. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis
menjadi manusia yang berbudaya, cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu
dan sebagai anggota kelompok.

10.Mengapa pendekatan ilmu sosial budaya dasar yang bersifat integratif diperlukan dalam
menghadapi masalah kesehatan dan mengapa pula diperlukan pendekatan berbagai sudut
pandang keilmuan dalam mencari solusi kesehatan manusia?
Jawaban : Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya,
sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang
terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan pada ilmu sosial
budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang menyangkut ruang lingkup, metode dan
sistematikanya. Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa
sehinggan mampu mengkaji masalah social dan kesehatan. Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar
juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya
dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah
masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya.

Anda mungkin juga menyukai