Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai tingkah laku anak,
untuk dapat membimbing anak dengan penuh respek. Dalam pelaksanaannya harus
diterapkan tehnik-tehnik bimbingan yang positif serta dapat berkomunikasi secara
efektif dengan anak.
Appendix A.
Reaksi guru tidak mendukung (guru melihat dari sudut pandangnya sendiri) :
1) Guru memarahi anak karena merasa anak terlalu merepotkan soal kecil seperti
itu.
2) Guru “meneriaki” anak karena ia menolak untuk mencoba
3) Guru membiarkan anak untuk membandingkan dirinya dengan teman-temanya.
Reaksi guru yang mendukung (guru melihat dari sudut pandang anak) :
1) Mengajar anak untuk mengurangi rasa malunya
2) Memberi dorongan positif kepada anak untuk mau mencoba meskipun ada
kemungkinan ia tidak berhasil
3) Menunjukkan bahwa anak tersebut mempunyai keistimewaan lain.
Cara anak belajar tingkah laku sosial didasari oleh “learning theory”, yaitu :
1) Jika reaksi langsung dari tingkah laku anak dipandangnya positif maka ada
kemungkinan besar ia akan mengulang tingkah laku tersebut dimasa
mendatang.
2) Jika reaksi langsung dari tingkah laku anak dipandangnya negatif maka hanya
ada kemungkinan kecil ia akan mengulang tingkah laku tersebut dimasa
mendatang.
3) Anak dapat menyukai sesuatu kegiatan meskipun gurunya mengira bahwa ia
tidak menyukainya.
4) Seorang anak akan mengidentifikasi dirinya dengan seorang dewasa yang ia
hormati (respek) serta kasihi dan dia akan mengikuti sebagian tingkah laku
orang tersebut.
1) Jika dalam suatu kelompok, seorang anak ditegur (misal A) bisa saja anak lain
(B) ikut merasa bersalah atau satu kelompok ikut merasa ditegur.
2) Pemakaian/pemilihan kata-kata yang sederhana dan intonasi suara bisa
diterjemahkan berbeda oleh tiap anak.
Kata-kata dan nada suara yang tepat sangatlah penting dalam membimbing
anak, termasuk ketika mendisplin anak.
Kata-kata yang negatif dan insensif akan menimbulkan rasa sedih, melakukan,
kesal, marah bagi anak.
Kata-kata yang dipergunakan secara positif akan membantu menimbulkan
selfdicipline pada anak.
Anak yang mendengar kata-kata yang diucapkan dengan nada suara tegas,
akan merasa aman dan terlindungi. Sebaliknya, kata-kata yang diucapkan
dengan berteriak hanya akan mengagetkan dan membingungkan anak.
Berada setingi anak ketika sedang berkomunikasi atau melakukan pendekatan
padanya sangatlah penting.
Hindari berkata-kata dari jarak jauh.
Beri perintah/bimbingan secara positif dan berilah pilihan yang memang dapat
dilaksanakan.
Pertanyaan-pertanyaan pada anak :
Haruslah jelas
Katakan apa yang terjadi
Tingkah laku apa yang diperbolehkan/dapat diterima
Tingkah laku apa yang tidak diperbolehkan/dapat diterima
Menyarankan pemecahan persoalan
Hindarilah mengulang apa yang telah dikatakan sehingga harga diri anak dapat
tetap dihormati.
d. Buat peraturan-peraturan.
Peraturan dibuat untuk membantu anak,
Mengetahui apa yang diharapkan darinya
Mengantisipasi tingkah laku anak lain
Memberi rasa aman.
Peraturan sebaiknya :
Jumlah tidak terlalu banyak (karena anak akan lupa) atau terlalu sedikit (karena
akan tidak aman).
Sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Memiliki konsekwensinya, beri penjelasan pada murid mengapa diadakan
peraturan tertentu, dalam hal-hal tertentu dapat mengikutsertakan anak dalam
membuat peraturan.
Terapkan peraturan secara konsisten.
Anak perlu diberi tahu lebih dari sekali, namun tetaplah bersikap positif.
Jika anak telah menunjukan perkembangan, maka peraturan dapat dirubah.
e.Beri dorongan agar anak memperlihatkan tingkah laku sosial yang positif.
Tingkah laku sosial yang positif terjadi jika seorang anak melakukan sesuatu
yang tidak hanya bermanfaat baginya tetapi juga orang lain.