Anda di halaman 1dari 9

Makalah Genetika II

“Reproduksi Bakteri (Transformasi, Transduksi, dan Konjugasi)”

Dosen Pengampuh :
Dr.Chumaidach Roini S.Pd.,M.Pd
Dr. Sundari S.Pd.,M.Pd
Jasiah Pagala S.Pd

Oleh :
Nur Sarif
03101711034
B/IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul REPRODUKSI BAKTERI ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi.
Bakteri merupakan mikro organisme hidup yang Allah SWT ciptakan sangat kecil hingga tidak
kasat mata, dibutuhkan alat tertentu untuk dapat melihatnya, seperti mikroskop. Bakteri
diciptakan dengan berbagai bentuk, fungsi dan sifat yang berbeda. Dengan makalah ini penulis
akan memaparkan apa itu bakteri?

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih. Makalah ini bukanlah karya
yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan
teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempernaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca. Amin.

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan

BAB II PENDAHULUAN

A. Repruduksi Pada Bakter

BAB III. PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan mudah. Hal ini
dapat tercermin dari keberadaannya di semua lingkungan dalam jumlah yang sangat banyak.
Bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Proses pembelahan diri pada bakteri
terjadi secara biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah pembelahan yang diawali
dengan terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak.
Dua sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik).

Bakteri  merupakan organisme mikroskopis yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari hari. Di dalam tubuh kita terdapt ribuan bahkan bisa sampai jutaan bakteri. Di dalam 1
liter susu terdapat 100 juta bakteri. Bisa dibayangkan bagaimana cepatnya pertumbuhan dari
bakteri. Perkembangbiakan dengan cara membelah merupakan perkembangbiakan bersifat
aseksual. Hal ini disebabkan tidak terjadi pertukaran gen antara satu individu dan individu lain
dalam menghasilkan sel anak.
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada
makhluk hidup eukariot. Hal ini karena pada bakteri tidak terjadi penyatuan sel kelamin.
Meskipun demikian, pada bakteri terjadi juga pertukaran materi genetik antara satu sel dan sel
pasangannya seperti yang terjadi pada pembiakan seksual sel eukariot. Oleh karena itu,
perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual.
Ada tiga cara perkembangbiakan paraseksual yang dapat terjadi pada bakteri, yaitu transformasi,
konjugasi, dan transduksi

B. Rumusalan Masalah
 Bagaimana terjadinya reproduksi pada sel bakteri?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi tugas mikrobiologi, juga
agar pembaca dapat memahami dan mengetahui bagaimana terjadinya reproduksi pada sel
bakteri.

4
BAB II
PEMBAHSAN

A. Reproduksi Bakteri Transformasi Transduksi Dan Konjugasi

Bakteri dapat melakukan reproduksi dengan dua cara yakni reproduksi secara aseksual dan
reproduksi secara seksual. Reproduksi bakteri secara seksual dibagi menjadi tiga jenis yaitu,
reproduksi dengan transformasi, reproduksi dengan transduksi, dan reproduksi dengan konjugasi.
Berikut uraian lengkap mengenai macam-macam reproduksi bakteri.

1. Reproduksi Aseksual

Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya pembelahan
terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan. Masing-masing sel
anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya. Proses pembelahan biner
diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA identik, diikuti pembelahan
sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di antara kedua sel anak bakteri.
Perhatikan gambar skematik pembelahan biner sel bakteri dibawah!

2. Reproduksi Seksual

Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang datang dari dua
individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara meiosis dan fertilisasi
mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot. Akan tetapi, jenis kelamin yang ada
pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota. Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada
proses lain yang akan mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang
berbeda. Proses-proses ini adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.

 Transformasi
Dalam konteks genetika bakteri, transformasi merupakan perubahan suatu genotipe sel
bakteri dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, pada
bakteriStreptococcus pneumoniae yang tidak berbahaya dapat ditransformasi menjadi sel-sel
penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA dari medium yang mengandung sel-sel strain
patogenik yang mati. Transformasi ini terjadi ketika sel nonpatogenik hidup mengambil
potongan DNA yang kebetulan mengandung alel untuk patogenisitas (gen untuk suatu lapisan sel
yang melindungi bakteri dari sistem imun inang) alel asing tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kromosom bakteri menggantikan alel aslinya untuk kondisi tanpa pelapis. Proses ini
merupakan rekombinasi genetik – perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing
over). Sel yang ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom yang mengandung DNA,
yang berasal dari dua sel yang berbeda.

5
 Transduksi
Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri dari satu
sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi
khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga. Diakhir siklus
litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam kapsid, dan faga lengkapnya
dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang
terdegradasi menggantikan genom faga. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi
genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat
menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel
pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom sel
kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga
rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena
gen-gen bakteri ditransfer secara acak. untuk menempel pada resipien (penerima) DNA dan
disebut sebagai “betina”. Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk
diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk transfer.

6
 Konjugasi dan Plasmid
Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang
berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli. Transfer DNA
adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang) DNA, dan “pasangannya”
menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai “jantan”, menggunakan alat yang disebutpiliseks
untuk menempel pada resipien (penerima) DNA dan disebut sebagai “betina”. Kemudian sebuah
jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut.

Pada proses konjugasi diperlukan kontak langsung antara sel donor dengan sel resepien
agar terjadi pemindahan bahan genetik. Pada proses konjugasi dapat dipindahkan bahan genetik
yang lebih panjang. Kemampuan untuk bertindak sebagai donor atau resepien ditentukan oleh
materi genetik disebut faktor kel4min (“faktor se* Sks”) atau faktor F. Sel resepien dinyatakan
dengan F. Proses konjugasi hanya dapat ditunjukkan pada bakteri Gram negatip, misalnya:
Escherichia, Shigella, Salmonella, Pseudomonas aeruginea. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi
beberapa faktor antara lain: suhu, kelembaban, cahaya matahari, zat kimia, ketersediaan
cadangan makanan dan zat sisa metabolisme.

BAB III

7
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Secara harafiah, reproduksi berarti ‘perkembangbiakan bakteri’. Bakteri dapat
berkembang biak dengan cara membelah diri. Perkembangbiakan bakteri dilakukan  dengan dua
cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, yaitu dengan pembelahan biner, sedangkan pembiakan secara seksual yang
dilakukan bakteri tidak merupakan pembiakan yang sebernarnya, seperti yang terjadi pada
makhuk hidup eukariot. Hal ini karena pada bakteri tidak terjadi penyatuan sel kelamin.
Perkembangbiakan paraseksual yang dapat terjadi pada bakteri yaitu dengan cara transformasi,
transduksi , dan konjugasi.

B. Saran
Saya mengharpkan saran dan kritikan dari teman-teman mahasiswa, ibu Dosen matakuliah
Genetika II pada khususnya dan seluruh pembaca makalah ini demi menyempurnakan makalah
kami.

Daftar Pustaka

8
Gembong, Tjirosoepomo. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Jogja. UGM Press
Elfien Herriyanto.2012. Hand out mata Kuliah Biologi Terapan 2 Peranan Mikroorganisme.
Jember: Unmuh Jember
Michael J. Pelczar. Dkk. 2009. Dasar-dasar mikrobiologi edisi 2.Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai