Anda di halaman 1dari 10

ADAPTIVE BACKGROUND DENGAN METODE GAUSSIAN MIXTURE

MODELS UNTUK REAL-TIME TRACKING

Silvia Rostianingsih1, Rudy Adipranata2, Fredy Setiawan Wibisono


Jurusan Teknik Informatika , Fakulas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121 – 131, Surabaya 60236
E-mail: silvia@peter.petra.ac.id1, rudya@peter.petra.ac.id2

ABSTRAK: Saat ini, aplikasi motion tracking digunakan secara luas untuk banyak tujuan, seperti
mendeteksi kemacetan dan menghitung berapa banyak orang yang masuk ke sebuah supermarket atau
sebuah mall. Sebuah metode untuk memisahkan antara background dan obyek yang di-track dibutuhkan
untuk melakukan motion tracking. Membuat aplikasi tracking pada background yang statis bukanlah hal
yang sulit, namun apabila tracking dilakukan pada background yang tidak statis akan lebih sulit, dikarenakan
perubahan background dapat dikenali sebagai area tracking. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat dibuat
suatu aplikasi untuk memisahkan background dimana aplikasi tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi. Aplikasi ini dibuat untuk memisahkan background dengan menggunakan metode Gaussian
Mixture Models (GMM). Metode GMM melakukan cluster data piksel dengan menggunakan warna
background tiap piksel sebagai dasarnya. Setelah cluster dibentuk, dilakukan pencocokan input sebagai
distribusi, dimana distribusi yang dominan dijadikan sebagai background. Aplikasi ini dibuat dengan
menggunakan Microsoft Visual C++ 6.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma GMM
dapat beradaptasi terhadap background. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian yang sukses terhadap
semua kondisi yang diberikan. Aplikasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut supaya proses tracking dapat
terintegrasi dengan background yang adaptive.

Kata kunci: adaptive, background , Gaussian Mixture Models (GMM)

ABSTRACT: Nowadays, motion tracking application is widely used for many purposes, such as detecting
traffic jam and counting how many people enter a supermarket or a mall. A method to separate background
and the tracked object is required for motion tracking. It will not be hard to develop the application if the
tracking is performed on a static background, but it will be difficult if the tracked object is at a place with a
non-static background, because the changing part of the background can be recognized as a tracking area. In
order to handle the problem an application can be made to separate background where that separation can
adapt to change that occur. This application is made to produce adaptive background using Gaussian Mixture
Models (GMM) as its method. GMM method clustered the input pixel data with pixel color value as it’s
basic. After the cluster formed, dominant distributions are choosen as background distributions. This
application is made by using Microsoft Visual C++ 6.0. The result of this research shows that GMM
algorithm could made adaptive background satisfactory. This proofed by the result of the tests that succeed at
all condition given. This application can be developed so the tracking process integrated in adaptive
background maker process.
Keywords: adaptive, background , Gaussian Mixture Models (GMM)

PENDAHULUAN terdapat obyek yang bukan merupakan bagian dari


background.
Dewasa ini aplikasi motion tracking semakin Metode di atas memiliki beberapa batasan, se-
banyak dipakai untuk berbagai tujuan, diantaranya bagai contoh jika terjadi perubahan pada background
adalah untuk mendeteksi kemacetan lalu lintas. Pada misalnya perubahan cahaya, penambahan dan/atau
motion tracking diperlukan suatu metode untuk pengurangan obyek pada background. Hal-hal ter-
memisahkan antara background dengan obyek yang sebut dapat menyebabkan foreground yang dihasilkan
di-tracking, metode yang paling lazim digunakan tidak optimal sehingga gambar background harus
adalah background substraction. Metode ini mem- diatur ulang agar memenuhi kondisi sekarang.
butuhkan dua buah gambar yang memiliki back- Oleh karena itu dibutuhkan suatu background
ground yang sama, dengan satu gambar berisi obyek yang dapat beradaptasi dengan perubahan yang
yang di-tracking. Kemudian dilakukan substraction terjadi. Metode adaptive background yang umum
dan threshold antara kedua gambar tersebut. Hasilnya adalah merata-rata gabungan nilai piksel dari semua
adalah suatu foreground yaitu gambar dimana hanya input yang berurutan. Namun metode ini tidak dapat

68
Rostianingsih, Adaptive Background dengan Metode Gaussian Mixture Models 69

berjalan dengan baik jika diberi input yang memiliki USB (webcam) dengan frame rate sekitar 10-20
banyak obyek bergerak. Untuk menutupi kekurangan frame/second, sehingga dibutuhkan metode yang
ini terdapat metode adaptive background mixture cukup efisien dan cepat karena proses dilakukan pada
models yang menggunakan Gaussian Mixture Mo- tiap frame yang masuk. Karena tiap detik terdapat 10-
dels. Pada penelitian ini dibuat perangkat lunak untuk 20 frame yang diolah, maka Metode clustering yang
menghasilkan adaptive background dengan meng- digunakan pada kasus ini adalah K-means karena
gunakan metode Gaussian Mixture Models. Peru- metode ini memiliki kecepatan proses yang lebih
musan masalah yang dihadapi adalah bagaimana cepat dan hasil yang cukup baik.
menghasilkan suatu adaptive background yang stabil
terhadap perubahan cahaya dan perubahan scene GAUSSIAN MIXTURE MODEL (GMM)
jangka panjang dan bagaimana pengolahan input yang
berasal dari webcam. Untuk proses Gaussian Mixture Gaussian Mixture Model (GMM) adalah sebuah
Models ini umumnya metode clustering yang tipe density model yang terdiri dari komponen fungsi-
digunakan adalah Expectation Maximization dan K- fungsi Gaussian [2]. Komponen fungsi ini terdiri dari
means. Metode clustering yang digunakan pada kasus weight yang berbeda untuk menghasilkan multi-model
ini adalah K-means karena metode ini memiliki density. Pada penelitian ini GMM digunakan untuk
kecepatan proses yang lebih cepat dan hasil yang memodelkan warna-warna background dari tiap
cukup baik. piksel.
Tiap piksel memiliki GMM-nya sendiri dan data
ADAPTIVE BACKGROUND yang diolah adalah warna piksel yang didapat dari
input. Model-model GMM terbentuk dari data warna
Sebuah background adalah suatu gambar yang di piksel berdasarkan waktu. Model yang terbentuk
dalamnya terdapat obyek-obyek yang tidak bergerak dibagi menjadi 2 bagian, model background dan
(obyek static). Suatu gambar yang berisi obyek yang model non-background. Model background adalah
bergerak disebut foreground. Pada aplikasi-aplikasi model yang mencerminkan background.
yang membutuhkan input berupa background untuk Jumlah model GMM yang digunakan mem-
memisahkan antara background dan foreground pengaruhi jumlah model background. Semakin besar
dibutuhkan suatu inisialisasi ulang apabila terdapat jumlah model GMM yang dipakai semakin banyak
perubahan pada background. Bila tidak dilakukan model background yang dimiliki oleh suatu piksel.
inisialisasi ulang, mengakibatkan kesalahan pada Terdapat beberapa tahap proses untuk metode ini
foreground yang dihasilkan. Perubahan-perubahan yaitu tahap pencocokan input terhadap distribusi dan
yang mungkin terjadi pada background adalah tahap pemilihan distribusi yang mencerminkan
perubahan intensitas cahaya dari siang hari ke sore background. Di dalam tahap pencocokan terdapat
hari, perubahan bayangan benda yang terdapat pada tahap update parameter.
background yang diakibatkan oleh perubahan posisi
matahari, perubahan posisi benda pada background, Tahap Pencocokan Input terhadap Distribusi
penambahan benda dalam background, dan sebagai-
nya. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi karena Pada tahap ini input dicocokkan dengan semua
perubahan background maka diperlukan suatu adap- distribusi sampai ditemukan distribusi yang paling
tive background yaitu background yang dapat cocok. Suatu piksel dikatakan masuk dalam suatu
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang distribusi jika nilai piksel tersebut masuk dalam jarak
terjadi pada background. 2.5 standar deviasi dari sebuah distribusi.
Metode adaptive background yang umum adalah μ k − 2 .5 * σ k < X t < μ k + 2 .5 * σ k (1)
merata-rata gabungan nilai piksel dari semua input
yang berurutan [1]. Namun metode ini tidak dapat dimana Xt adalah vector dari warna piksel (R,G,B) [3]
berjalan dengan baik jika diberi input yang memiliki pada waktu t, μk adalah vector nilai mean (R,G,B)
banyak obyek bergerak. Untuk menutupi kekurangan dari Gaussian ke kth, dan σ k sebagai standar deviasi
ini terdapat metode adaptive background mixture dari Gaussian ke kth [4]. Apabila piksel tidak cocok
models yang menggunakan Gaussian Mixture dengan semua distribusi yang ada maka piksel
Models. tersebut dianggap sebagai foreground dan dibuat suatu
Untuk proses Gaussian Mixture Models ini distribusi baru dengan menggantikan distribusi yang
umumnya metode clustering yang digunakan adalah paling tidak mencerminkan background. Distribusi
Expectation Maximization dan K-means. Dalam baru memiliki nilai mean sesuai dengan nilai piksel,
penelitian ini, sebagai alat bantu input dipakai kamera nilai varians yang tinggi, dan nilai weight yang kecil.
70 JURNAL INFORMATIKA VOL. 9, NO. 1, MEI 2008: 68 - 77

Nilai awal yang diberikan pada variabel tersebut berdasarkan ω/σ2 sehingga distribusi yang paling
sangat mempengaruhi performa dari algoritma GMM. mencerminkan background tetap di atas dan yang
tidak mencerminkan background ada di bawah yang
Tahap Update Parameter nantinya digantikan oleh distribusi yang lain. Untuk
memilih B distribusi pertama yang dijadikan distribusi
Pada tahap ini dilakukan update terhadap nilai background digunakan rumus:
dari parameter-parameter GMM yang nantinya b
digunakan untuk mengolah input selanjutnya. Nilai B = arg min ( ∑ ω k > T )
yang di-update terdiri dari weight, mean, dan varian. b
k =1 (8)
Nilai weight di-update tiap waktu. Untuk meng-
update nilai weight digunakan rumus [1]: dimana T adalah proporsi terkecil dari data yang
sebaiknya dihitung sebagai background [1].
ω k ,t = (1 − α )ω k ,t −1 + α ( M k ,t )
(2)
PENELITIAN
th
dimana ωk,t adalah weight dari Gaussian ke k pada
waktu t, α adalah learning rate dan nilai Mk,t adalah 1 Perencanaan sistem aplikasi pembuatan adaptive
untuk model yang cocok dan 0 untuk model lainnya. background menggunakan metode GMM terdiri dari
Setelah nilai weight di-update dilakukan normalisasi beberapa bagian yang meliputi:
sehingga total weight dari semua distribusi tidak lebih • Perencanaan sistem input
dari 1. Pengambilan input hanya dapat dilakukan bila
Nilai mean dari suatu distribusi di-update setiap terdapat kamera yang terhubung dengan perangkat
ada nilai piksel yang cocok dengan distribusi tersebut. lunak. Perangkat lunak mengambil gambar yang
Untuk meng-update nilai mean digunakan rumus [1]: ditangkap oleh kamera dan menyimpannya dalam
μ t = (1 − ρ ) μ t −1 + ρ X t (3)
sebuah class CImage yang tersedia dalam library
Highgui [5] untuk selanjutnya dilakukan proses
dimana
pada gambar tersebut. Berhubung perangkat lunak
ρ = αη ( X t μ k , ∑ k ) berjalan secara real-time maka diperlukan sebuah
(4)
dimana η adalah fungsi Gaussian Probability Density kamera (webcam) untuk pengambilan data gambar
(GPD) [6]. Jadi bila tidak terdapat kamera yang terhubung
1 dengan perangkat lunak maka tidak terdapat
1 − ( X −μ )T ∑−1( X −μ )
η( X | μ, ∑) = e 2 pengambilan data gambar sama sekali. Setelah
(2π )2 ∑ 2
1
n data gambar didapatkan dan disimpan maka data
(5) gambar tersebut ditampilkan.
dimana ∑ adalah covariance matrix, | ∑ | adalah • Perencanaan sistem pencocokkan terhadap distri-
determinant dari covariance, pangkat T adalah busi
transpose matrix, pangkat -1 adalah invers matrix, e Input yang masuk dicocokkan dengan semua
adalah exponen, π adalah phi, dan n adalah ukuran distribusi yang ada sampai ditemukan distribusi
vector X (R,G,B) dimana covariance didapat dari [1]: yang cocok atau semua distribusi sudah dicocok-
I

kan. Apabila terdapat distribusi yang cocok maka


∑k ,t = σ k2 dilakukan proses update, bila tidak terdapat
(6)
σ2 distribusi yang cocok maka dibuat distribusi baru
dimana I adalah matrix identitas dan k adalah kemudian dilanjutkan dengan proses update. Input
varians dari Gaussian ke kth. dikatakan cocok atau masuk suatu distribusi bila
Nilai standar deviasi dari suatu distribusi di- input masuk dalam jarak 2.5 standar deviasi dari
update setiap ada nilai piksel yang cocok dengan sebuah distribusi. Untuk input yang tidak cocok
distribusi tersebut. Untuk meng-update nilai standar dengan semua distribusi maka input tersebut
deviasi digunakan rumus [1]: masuk sebagai foreground. Kemudian dibuat
σ t2 = (1 − ρ )σ t2−1 + ρ ( X t − μt )T ( X t − μt ) distribusi baru yang menggantikan distribusi yang
(7) paling tidak mencerminkan background.
Untuk input yang cocok dengan salah satu
Tahap Pemilihan Distribusi Background distribusi namun distribusi tersebut bukan
Pada tahap ini dipilih model-model yang mencer- distribusi background maka input tersebut juga
minkan background. Pertama model-model diurutkan masuk sebagai foreground.
Rostianingsih, Adaptive Background dengan Metode Gaussian Mixture Models 71

• Perencanaan sistem update parameter PENGUJIAN SISTEM


Input yang sudah dicocokkan dengan distribusi
digunakan untuk meng-update parameter-para- Pengujian dilakukan dengan menggerakkan
meter GMM yang digunakan untuk input obyek yang ada pada background, menambahkan
berikutnya. Jika suatu distribusi cocok dengan obyek pada background, mengurangi obyek pada
input maka mean dan varian dari distribusi background, menambah intensitas cahaya, mengu-
tersebut di-update dan untuk distribusi yang tidak rangi intensitas cahaya, memberikan bayangan pada
cocok, mean dan variannya tidak di-update. background, dan memberi foreground. Pengujian
Weight dari semua distribusi di-update setiap kali sistem di sini terdiri dari pengujian terhadap kemam-
ada input, baik untuk distribusi yang cocok puan beradaptasi dan akurasi. Akurasi berhubungan
maupun yang tidak cocok. dengan ketepatan hasil foreground dan background
• Perencanaan sistem pemilihan distribusi back- yang dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa
ground pengujian yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan proses pencocokkan dan update
parameter maka yang tersisa adalah proses Pengujian dengan Menggerakkan Obyek
pemilihan distribusi yang mencerminkan back-
ground. Distribusi background yang dipilih bisa Pengujian dilakukan dengan menggerakkan
lebih dari satu namun yang ditampilkan hanya obyek yang ada pada background dan obyek
yang berada di urutan teratas. merupakan obyek yang dominan pada background.
Pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4 dapat
dilihat bahwa background dapat beradaptasi dengan
Gambar 1 adalah blok diagram dari sistem kerja
baik walaupun perubahan yang dilakukan terhadap
perangkat lunak. background cukup significant yaitu memindahkan
obyek yang mendominasi background.
Input diambil dari kamera
Pengujian dengan Menambahkan Obyek pada
Background
Tiap pixel diambil warnanya
dan digunakan untuk Pengujian dilakukan dengan menambahkan
membentuk GMM sendiri
untuk tiap pixel. obyek pada background. Pada Gambar 5, Gambar 6,
dan Gambar 7 dapat dilihat bahwa background dapat
beradaptasi dengan baik terhadap penambahan obyek
Cocokkan tiap pixel dengan
tiap model GMM dari pixel pada background. Foreground yang dihasilkan pada
tersebut Gambar 6 kurang sesuai dengan benda yang
ditambahkan disebabkan oleh kemiripan warna pada
bagian-bagian tertentu sehingga pada pixel dimana
Buat model baru dengan
terjadi kemiripan warna, piksel tersebut dianggap
Ada model menggantikan model yang sebagai background.
yang cocok? paling tidak mencerminkan
background
Pengujian dengan Mengurangi Obyek pada
Background
Ya

Pengujian dilakukan dengan mengurangi obyek


Update parameter
pada background. Pada Gambar 8, Gambar 9, dan
Gambar 10 dapat dilihat bahwa background dapat
beradaptasi dengan baik terhadap pengurangan obyek
Normalisasi weight
(total weight = 1) pada background. Foreground yang dihasilkan pada
Gambar 9 diakibatkan karena obyek yang tadinya
background dipindahkan sehingga piksel dimana
Urutkan model berdasarkan
weight/varian
obyek tersebut sebelumnya berada dianggap sebagai
foreground untuk beberapa waktu.

Pilih GMM yang menjadi Pengujian dengan Menambah Intensitas Cahaya


model background

Berikut ini merupakan hasil pengujian dengan


Gambar 1. Blok Diagram Sistem menambahkan intensitas cahaya, dalam kasus ini
72 JURNAL INFORMATIKA VOL. 9, NO. 1, MEI 2008: 68 - 77

Gambar 2. Kondisi Sebelum Pergerakan Obyek Background

Gambar 3. Kondisi Saat Pergerakan Obyek Background

Gambar 4. Kondisi Setelah Pergerakan Obyek Background

Gambar 5. Kondisi Sebelum Penambahan Obyek


Rostianingsih, Adaptive Background dengan Metode Gaussian Mixture Models 73

Gambar 6. Kondisi Saat Penambahan Obyek

Gambar 7. Kondisi Setelah Penambahan Obyek

Gambar 8. Kondisi Sebelum Pengurangan Obyek

Gambar 9. Kondisi Saat Pengurangan Obyek


74 JURNAL INFORMATIKA VOL. 9, NO. 1, MEI 2008: 68 - 77

Gambar 10. Kondisi Setelah Pengurangan Obyek

Gambar 11. Kondisi Sebelum Penambahan Intensitas Cahaya

Gambar 12. Kondisi Saat Penambahan Intensitas Cahaya

Gambar 13. Kondisi Setelah Penambahan Intensitas Cahaya


Rostianingsih, Adaptive Background dengan Metode Gaussian Mixture Models 75

Gambar 14. Kondisi Sebelum Pemberian Bayangan

Gambar 15. Kondisi Saat Pemberian Bayangan

Gambar 16. Kondisi Setelah Pemberian Bayangan

Gambar 17. Kondisi Sebelum Pemberian foreground I


76 JURNAL INFORMATIKA VOL. 9, NO. 1, MEI 2008: 68 - 77

Gambar 18. Kondisi Saat Pemberian foreground I

Gambar 19. Kondisi Setelah Pemberian foreground I

untuk menambah intensitas cahaya digunakan cahaya bayangan, hal ini dikarenakan bayangan hanya
dari lampu senter yang dinyalakan dan diarahkan ke memberikan perubahan sedikit pada intensitas cahaya
tempat DVD yang berada pada daerah kiri. Pada sehingga background dapat beradaptasi dengan sangat
Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13 dapat dilihat cepat
bahwa background dapat beradaptasi dengan baik
terhadap penambahan intensitas cahaya yang dilaku- Pengujian dengan Memberi Foreground
kan dengan lampu senter. Foreground yang dihasil-
kan pada Gambar 6 diakibatkan karena penambahan Pengujian dilakukan dengan memberikan fore-
intensitas cahaya pada piksel-piksel tertentu meng- ground pada input. Foreground yang diberikan adalah
akibatkan warna dari piksel tersebut keluar dari obyek berupa map yang dimasukkan pada layar input.
distribusi background sehingga dianggap sebagai Obyek ditempatkan pada background yang memiliki
foreground. warna yang mirip.
Pada Gambar 17, Gambar 18, dan Gambar 19
Pengujian dengan Memberi Bayangan pada dapat dilihat bahwa foreground yang dihasilkan tidak
Background terlalu baik, hal ini disebabkan obyek yang dilewati
Pengujian dilakukan dengan memberi bayangan oleh foreground memiliki warna yang mirip yaitu
pada background. Pada Gambar 14, Gambar 15, dan warna biru. Sehingga piksel-piksel dimana terdapat
Gambar 16 dapat dilihat background beradaptasi obyek tersebut tidak masuk sebagai foreground
dalam waktu kurang lebih 1 detik dari saat munculnya melainkan masuk pada distribusi background.
Rostianingsih, Adaptive Background dengan Metode Gaussian Mixture Models 77

Pengujian Kecepatan Adaptasi terhadap K DAFTAR PUSTAKA


Berikut ini adalah pengujian kecepatan adaptasi 1. Stauffer, C., Grimson, W.E.L (1999). Adaptive
terhadap k, k yang diuji coba adalah 3 dan 5. Background Mixture Model for Real Time
k = 3 beradaptasi pada frame ke-20 Tracking. 10 Desember 2007, http://www.
k = 5 beradaptasi pada frame ke-35 ai.mit.edu/projects/vsam/Publications/stauffer cvpr
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, 98_track.pdf.
semakin sedikit nilai k yang digunakan maka semakin
2. Gu, Juan, Jun Chen, Qiming Zhou, Hongwei
cepat adaptasi terhadap suatu perubahan namun
semakin sedikit model background yang dimiliki. Zhang. Gaussian Mixture Model of Texture for
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan Extracting Residential Area from High-Resolution
dapat dilihat bahwa algoritma ini memiliki kelebihan Remotely Sensed Imagery, ISPRS Workshop on
yaitu dapat beradaptasi terhadap semua jenis Updating Geo-spatial Databases with Imagery &
perubahan yang ada pada background. Namun setelah The 5th ISPRS Workshop on DMGISs, China,
perangkat lunak berjalan kurang lebih 30 detik Agustus 2007, pp.157-162.
terdapat noise pada foreground yang kemungkinan 3. Jacinto, N., Jorge, S.M. (2004). New Performance
penyebabnya adalah hasil tangkapan dari kamera yang Evaluation Metrics for Object Detection Algo-
kurang akurat dalam hal perubahan intensitas cahaya. rithms. 20 Maret 2008, http://homepages. inf.
ed.ac.uk/rbf/ CAVIAR/PAPERS/WECCV.pdf.
KESIMPULAN 4. Rui, T., Hong, H., Jin, Q., Tao, F. (2006). Traffic
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan Video Segmentation Using Adaptive-k Gaussian
beberapa hal sebagai berikut: Mixture Model. 15 April 2008, http://www.cs.
1. Foreground yang dihasilkan baik selama warna cityu.edu.hk/~tanrui/pub/akgmm.pdf.
background tidak mirip dengan warna foreground. 5. Chien, Chao C., 2002 Professional Software
2. Berdasarkan semua hasil pengujian yang dilaku- Development with Visual C++ 6.0 & MFC,
kan background dapat beradaptasi dengan baik Massachusetts: Charles River Media Inc.
terhadap semua pengujian yang dilakukan. 6. Wren, Christopher, R., Ali , A., Trevor, D., Alex,
3. Walaupun bayangan dapat diadaptasi oleh back- P. (1997). Pfinder: Real-time Tracking of The
ground dalam kurun waktu kurang dari 1 detik Human Body. IEEE Transactions on Pattern
namun bila bayangan tersebut berubah bentuk atau Analysis and Machine Intelligence, 19 (7), 780-
bergerak secara terus-menerus maka bayangan 785.
tersebut mengganggu foreground yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai