Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 4 :

 Dian Lestari (20.0201.0003)


 Amanda Delvia Agatha (20.0201.0016)
 Vita Ayu Romanti (20.0201.0018)
 Alfina Nur Izzati (20.0201.0027)
 Fahrizal Anjas Adiputra (20.0201.0045)
 Bryan Firdaus Army Valentino (20.0201.0048)
 Muhammad Andika Putra R (20.0201.0052)

PENYITAAN DAN PEMERIKSAAN SURAT


A. Penyitaan
Pengertian penyitaan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1 ayat 16 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana mengatakan bahwa, “Penyitaan adalah
serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan
dibawahpenguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan”.
Penyitaan berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 adalah serangkaian tindakan
penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda
bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan
Penyitaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyita atau pengambilan
milik pribadi oleh pemerintah tanpa ganti rugi. Proses penegakan hukum mengesahkan
adanya suatu tindakan berupa penyitaan. Oleh karenanya penyitaan merupakan tindakan
hukum berupa pengambil alihan dari penguasaan untuk sementara waktu barang-barang
dari tangan seseorang atau kelompok untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan
peradilan.
Dalam pelaksanaan penyitaan yang dilakukan guna kepentingan acara pidana
dapat dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan oleh Undang-undang yaitu adanya
suatu pembatasan-pembatasan dalam penyitaan, antara lain harus adanya izin ketua
Pengadilan Negeri setempat.
Namun dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik
harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu,
penyidik dapat melakukan penyitaan hanya atas benda bergerak saja, dan untuk itu wajib
segera melaporkan kepada ketua Pengadilan Negeri setempat guna mendapat
persetujuannya.

B. Pemeriksaan Surat
Jika penyidik telah selesai melakukan penyidikan, maka penyidik wajib segera
menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Hal tersebut diatur didalam Pasal 8
KUHAP.
Berdasarkan uraian diatas, Muladi dan Barda Nawawi Arief mengemukakan
bahwa secara tradisional teori-teori pemidanaan pada umumnya dibagi dalam dua
kelompok teori, yaitu:
1. Teori Absolut atau teori pembalasan (retributive/vergeldings theorieen)
2. Teori Relatif atau teori tujuan (utilitarian/ doeltheorieen).

Adapun ciri kedua teori itu adalah sebagai berikut

a. Pada teori retribution:


1. Tujuan pidana adalah semata-mata untuk pembalasan.
2. Pembalasan adalah tujuan utama dan di dalamnya tidak mengandung
3. sarana-sarana untuk tujuan lain misalnya untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Kesalahan merupakan satu-satunya syarat untuk adanya pidana.
5. Pidana harus disesuaikan dengan kesalahan sipelanggar.
6. Pidana melihat ke belakang, ia merupakan pencelaan yang murni dan
tujuannya tidak untuk memperbaiki, mendidik atau memasyarakatkan
kembali si pelanggar hukum.
b. Pada teori utilitarian:
1. Tujuan pidana adalah pencegahan (prevention).
2. Pencegahan bukan tujuan akhir tetapi hanya sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan masyarakat.
3. Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada
si pelaku saja (missal karena sengaja atau culpa) yang memenuhi syarat
untuk adanya pidana.
4. Pidana harus diterapkan berdasar tujuannya sebagai alat untuk pencegahan
kejahatan.
5. Pidana melihat ke muka (bersipat prospektif), pidana dapat mengandung
unsur pencelaan, tetapi baik unsur pencelaan maupun unsur pembalasan
tidak dapat diterima apabila tidak membantu pencegahan kejahatan untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat.
C. PASAL MENGENAI KASUS (PENYITAAN DAN PEMERIKSAAN SURAT)

Pasal 1 Ayat (16)

Penyintaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpanan di bawah penguasaanya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan
peradilan.

Pasal 47

(1) Penyidik berhak membuka, memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim melalui
kantor pos dan teIekomunikasi, jawatan atau pcrusahaan komunikasi atau pengangkutan
jika benda tersebut dicurigai dengan alasan yang kuat mempunyai hubungan dengan
perkara pidana yang sedang diperiksa, dengan izin khusus yang diberikan untuk itu dari
ketua pengadilan negeri.
(2) Untuk kepentingan tersebut. penyidik dapat meminta kepada kepala kantor pos dan
telekomunikasi, kepala jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan lain
untuk menyerahkan kepadanya surat yang dimaksud dan untuk itu harus diberikan surat
tanda penerimaan.
(3) Hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, dapat dilakukan pada
semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan menurut ketentuan yang diatur dalam
ayat tersebut

Pasal 48

(1) Apabila sesudah dibuka dan di periksa , ternyata bahwa surat itu ada hubunganya dengan
perkara yang sedang diperiksa, surat tersebut dilampirkan pada berkas perkara.
(2) Apabila sesudah diperiksa ternyata surat itu tidak ada hubungannya dengan perkara
tersebut,surat itu ditutup rapi dan segera diserahkan kembali kepada kantor pos dan
telekomunikasi,jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan setelah dibubuhi
cap yang berbunyi “telah dibuka oleh penyidik” dengan dibubuhi tanggal,tandatangan
beserta identitas penyidik.
(3) Penyidik dan para pejabat pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib
merahasiakan dengan sungguh-sungguh atas kekuatan sumpah jabatan isi surat yang
dikembalikan itu.

D. BENTUK BENTUK PENYITAAN


 Pasal 39 KUHAP Ayat 1: Yang dapat dikenakan penyitaan adalah:

1.Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga
diperoleh dari tindak pidana atau sebagian dari tindak pidana.

2.Benda yang telah dipergunakan secara langsung melakukan tindak pidana atau
untuk mempersiapkan tindak pidana.

3.Benda yang dipergunakan menghalanghalangi penyidikan tindak pidana.

4.Benda yang khusus dibuat atau diperuntukan melakukan tindak pidana.

5.Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana

 Beberapa bentuk dan tata cara penyitaan oleh kepolisian:


1) Penyitaan Biasa
a Selama masih mungkin dan tidak ada hal-hal yang mendesak maka Penyidik
dalam melakukan penyitaan Harus ada surat izin Penyitaan dalam Pengadilan
Negeri;
b Memperlihatkan atau menunjukkan tanda pengenal untuk memastikan orang yang
bersangkutan berhadapan dengan petugas penyidik;
c Memperlihatkan benda yang disita. Benda yang disita diperlihatkan kepada orang
yang bersangkutan atau keluarganya;
d Membuat berita acara Penyitaan yang dibcakan dan ditandatangani di hadapan
orang yang bersangkuan atau keluarganya;
e Menyampaikan berita acara Penyitaan ke atasan penyidik, orang yang
bersangkutan atau keluarganya.
1) Penyitaan dalam keadaan mendesak
Tanpa surat izin Ketua Pengadilan Negeri bilamana penyidik “harus segera bertindak”
dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu, dalam keadaan
seperti inilah penyitaan dilakukan tanpa surat izin ketua pengadilan negeri.

Penyitaan dalam keadaan perlu dan mendesak hanya terbatas atas benda bergerak saja
dan wajib segera melaporkan tindakan penyitaan kepada ketua pengadilan negeri
setempat guna mendapatkan persetujuan.

2) Penyitaan dalam keadaan Tertangkap Tangan

Dalam keadaan tertangkap tangan, penyidik dapat langsung menyita suatu benda dan
alat yang ternyata dipergunakan untuk melakukan tindak pidana, Atau benda dan alat
yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana, Atau benda
lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti.

E. CONTOH KASUS
Kasus Penyitaan Barang Indra Kenz

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Gatot Repli
Handoko, mengatakan ada sejumlah barang yang sudah disita dalam kasus dugaan
penipuan daring menggunakan platform Binomo, Indra Kenz.

“Sampai dengan saat ini penyidik sudah menyita bukti transfer, rekap deposit, penarikan
di binomo, konten dan akun YouTube IK, print out legalisir akun YouTube IK, mobil
Tesla dan handphone,” ujar dia di Mabes Polri, Rabu, 9 Maret 2022.

Sebelumnya, Kasubdit II Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Polisi Chandra Sukma


Kusuma menyebutkan mobil Tesla 3 juga disita telah diserahkan Indra melalui
pengacaranya. “(Mobil) Tesla diserahkan melalui kuasa hukumnya ke penyidik,” ujar
Chandra, Selasa, 9 Maret 2022.

Menurut dia, mobil mewah tersebut sudah berada di Bareskrim Polri untuk selanjutnya
dilakukan penyitaan oleh penyidik setelah ada penetapan dari pengadilan. Chandra
menilai langkah Indra menyerahkan asetnya kepada penyidik sebagai bentuk sikap
kooperatif.
Menurut dia, penyidik masih penunggu penyerahan aset lainnya sebagai alat bukti dalam
perkara tersebut. "Bisa saja hal tersebut dikatakan bentuk kooperatif yang bersangkutan.
Untuk meringankan (perkaranya) atau tidak nanti di pengadilan," kata Chandra.

Selain perjudian dan penipuan daring, Indra Kenz juga diduga melakukan tindak pidana
pencucian uang (TPPU). Polisi menyatakan tengah menelusuri aset pria yang
mendapatkan julukan Crazy Rich tersebut.

Kasus perjudian dan penipuan ini terbongkar setelah seorang korban mengadukan Indra
ke Bareskrim Mabes Polri. Berdasarkan penelusuran polisi, platform Binomo merupakan
perjudian berkedok investasi.

Indra Kenz merupakan seorang afiliator dalam platform Binomo itu. Dia bertugas sebagai
perekrut dan mentor orang yang bermain di dalam sistem tersebut. Dia disebut
mendapatkan 70 persen dari total kerugian orang yang bermain di platform itu.

Anda mungkin juga menyukai