PEMBAHASAN
lebih dari sama dengan 140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90
mmHg untuk diastolik yang diukur menggunakan alat tensimeter. Faktor perilaku
sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi karena
diantaranya disebabkan oleh perilaku tidak sehatnya aktivitas fisik, pola makan,
penelitian, hasilnya adalah terdapat hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian
Hipertensi pada pasien usia ≥ 40 tahun di Poli Lansia dan Poli Umum pada Pukesmas
Sidoarjo.
Berdasarkan Hasil Uji Statistik dengan Uji Chi Square diperoleh nilai Sig. (P)
= 0,000 (P < 0,05) sehingga Ho ditolak atau H1 diterima artinya terdapat hubungan
antara Gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun di Poli
Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas di Sidoarjo. Dapat disimpulkan bahwa
semakin tidak baik gaya hidup seseorang maka akan meningkatkan potensi terjadinya
hipertensi. Dengan demikian terdapat hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian
Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun di Poli Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas
di Sidoarjo.
55
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suoth et al. (2014) mengenai hubungan gaya hidup
dengan kejadian hipertensi dimana dalam penelitian ini juga menemukan adanya
hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi. Dilihat dari hubungannya,
maka hipertensi ini dikarenakan sebagian besar gaya hidup yang tidak baik. Gaya
hidup tersebut yaitu aktivitas fisik, pola makan termasuk kelebihan garam, kebiasaan
Karena hipotesis diterima atau ada hubungan antara Gaya Hidup dengan
kejadian Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun untuk mengatasi tingginya kejadian
hipertensi pada pasien tersebut adalah dengan meningkatkan atau memperbaiki gaya
hidup pasien yang sebagian besar memiliki kebiasaan hidup 26 % kurang baik daan
54 % tidak baik. (Tabel V.7). Berdasarkan Tabel V.6 didapatkan peringkat gaya
hidup yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah pola makan
(367,4), aktivitas fisik (381,9), kebiasaan istirahat (388,6), merokok (430), konsumsi
alkohol (623,1). Adapun beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
kegiatan olahraga ≥30 menit sebanyak 60 %, dan frekuensi responden yang jarang
56
solusi agar penderita hipertensi khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum Pada
Puskesmas di Sidoarjo agar lebih aktif mengikuti kegiatan aktivitas fisik rutin
yang sesuai dengan keadaan kemampuan fisik individu seperti mengikuti kegiatan
senam lansia atau Aktivitas fisik ringan seperti mengerjakan kegiatan rumah (ex:
sebanyak 51,4 %. Karena itu perlu dicari solusi agar penderita hipertensi
khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum di Puskesmas Sidoarjo tetap dihimbau
untuk selalu menjaga pola makan yang sehat rendah garam dan lemak. Selain itu
siang sebanyak 60 %. Karena itu pasien khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum
pada Puskesmas di Sidoarjo agar dapat tidur minimal 6-8 jam dalam sehari.
Karena orang yang tidur dibawah 6 jam sehari dan kurang tidur dapat
memberikan dampak negatif terhadap tubuh, seperti kurang konsentrasi, lelah dan
57
4. Mengurangi/menghentikan kebiasaan merokok
31,4 % dan berdasarkan tabel V.5, frekuensi responden yang terpapar asap rokok
45,7 %. Karena itu pasien di Poli lansia dan Poli Umum pada puskesmas di
Sidoarjo diharapkan bagi pasien yang aktif merokok untuk mengurangi atau
tekanan darah.
itu pasien khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum di Puskesmas Sidoarjo
diharapkan pasien yang gemar minuman bersoda atau beralkohol untuk menjauhi
kebiasaan tersebut. Karena konsumsi alkohol diakui sebagai salah satu faktor
penting yang memiliki hubungan dengan tekanan darah. Semakin banyak alkohol
Terakhir di Poli Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas di Sidoarjo) maka
58
penyuluhan mengenai perbaikan gaya hidup merupakan alternatif yang paling
gaya hidup menjadi lebih baik. Penyuluhan dapat dilaksanakan pada bulan Juni
2019 yang bertempat di balai desa. Metode penyuluhan yang digunakan adalah
dengan pemberian ceramah pada warga desa setempat. Media yang dapat
a. Poster, baliho
59