Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PEMBAHASAN

Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah

lebih dari sama dengan 140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90

mmHg untuk diastolik yang diukur menggunakan alat tensimeter. Faktor perilaku

sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi karena

diantaranya disebabkan oleh perilaku tidak sehatnya aktivitas fisik, pola makan,

kebiasaan istirahat, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Setelah dilakukan

penelitian, hasilnya adalah terdapat hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian

Hipertensi pada pasien usia ≥ 40 tahun di Poli Lansia dan Poli Umum pada Pukesmas

Sidoarjo.

Berdasarkan Hasil Uji Statistik dengan Uji Chi Square diperoleh nilai Sig. (P)

= 0,000 (P < 0,05) sehingga Ho ditolak atau H1 diterima artinya terdapat hubungan

antara Gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun di Poli

Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas di Sidoarjo. Dapat disimpulkan bahwa

semakin tidak baik gaya hidup seseorang maka akan meningkatkan potensi terjadinya

hipertensi. Dengan demikian terdapat hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian

Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun di Poli Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas

di Sidoarjo.

55
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suoth et al. (2014) mengenai hubungan gaya hidup

dengan kejadian hipertensi dimana dalam penelitian ini juga menemukan adanya

hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi. Dilihat dari hubungannya,

maka hipertensi ini dikarenakan sebagian besar gaya hidup yang tidak baik. Gaya

hidup tersebut yaitu aktivitas fisik, pola makan termasuk kelebihan garam, kebiasaan

istirahat, merokok dan konsumsi alkohol (Watson, 2003).

Karena hipotesis diterima atau ada hubungan antara Gaya Hidup dengan

kejadian Hipertensi pada pasien usia ≥40 tahun untuk mengatasi tingginya kejadian

hipertensi pada pasien tersebut adalah dengan meningkatkan atau memperbaiki gaya

hidup pasien yang sebagian besar memiliki kebiasaan hidup 26 % kurang baik daan

54 % tidak baik. (Tabel V.7). Berdasarkan Tabel V.6 didapatkan peringkat gaya

hidup yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah pola makan

(367,4), aktivitas fisik (381,9), kebiasaan istirahat (388,6), merokok (430), konsumsi

alkohol (623,1). Adapun beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki

gaya hidup adalah:

1. Meningkatkan aktivitas fisik

Berdasarkan Tabel V.5, frekuensi responden yang jarang melakukan

kegiatan olahraga sebanyak 45,7%, frekuensi responden yang jarang melakukan

kegiatan olahraga ≥30 menit sebanyak 60 %, dan frekuensi responden yang jarang

melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari hanya 31,4%. Karena itu perlu dicari

56
solusi agar penderita hipertensi khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum Pada

Puskesmas di Sidoarjo agar lebih aktif mengikuti kegiatan aktivitas fisik rutin

yang sesuai dengan keadaan kemampuan fisik individu seperti mengikuti kegiatan

senam lansia atau Aktivitas fisik ringan seperti mengerjakan kegiatan rumah (ex:

bersih bersih rumah, memasak atau mencuci) serta meningkatkan kegiatan

olahraga ≥ 30 menit dalam sehari minimal 3 kali dalam seminggu.

2. Memperbaiki pola makan

Berdasarkan Tabel V.5, frekuensi responden yang makan sayur hanya

sebanyak 51,4 %, frekuensi responden gemar mengkonsumsi minuman berkafein

sebanyak 51,4 %. Karena itu perlu dicari solusi agar penderita hipertensi

khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum di Puskesmas Sidoarjo tetap dihimbau

untuk selalu menjaga pola makan yang sehat rendah garam dan lemak. Selain itu

dihimbau untuk memperbanyak makan sayur dan buah serta mengurangi

konsumsi minuman yang mengandung kafein.

3. Mengatur waktu istirahat

Berdasarkan Tabel V.5, frekuensi responden yang tidak terbiasa tidur

siang sebanyak 60 %. Karena itu pasien khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum

pada Puskesmas di Sidoarjo agar dapat tidur minimal 6-8 jam dalam sehari.

Karena orang yang tidur dibawah 6 jam sehari dan kurang tidur dapat

memberikan dampak negatif terhadap tubuh, seperti kurang konsentrasi, lelah dan

stres. Stress memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan tekanan darah.

57
4. Mengurangi/menghentikan kebiasaan merokok

Berdasarkan Tabel V.5, frekuensi responden yang aktif merokok sebanyak

31,4 % dan berdasarkan tabel V.5, frekuensi responden yang terpapar asap rokok

45,7 %. Karena itu pasien di Poli lansia dan Poli Umum pada puskesmas di

Sidoarjo diharapkan bagi pasien yang aktif merokok untuk mengurangi atau

menghentikan kebiasaan merokok. Untuk pasien sebagai perokok pasif juga

mengingatkan anggota keluarganya untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

Karena merokok merangsang sistem adrenergik yang dapat meningkatkan

tekanan darah.

5. Menjauhi kebiasaan minum minuman beralkohol atau bersoda

Berdasarkan Tabel V.5, frekuensi responden yang mengkonsumsi

minuman beralkohol sebanyak 2,9 % dan berdasarkan tabel V.5, frekuensi

responden yang gemar mengkonsumsi minuman bersoda sebanyak 20 %. Karena

itu pasien khususnya di Poli Lansia dan Poli Umum di Puskesmas Sidoarjo

diharapkan pasien yang gemar minuman bersoda atau beralkohol untuk menjauhi

kebiasaan tersebut. Karena konsumsi alkohol diakui sebagai salah satu faktor

penting yang memiliki hubungan dengan tekanan darah. Semakin banyak alkohol

yang diminum, makan semakin tinggi pula tekanan darahnya.

Mengingat sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMA

yaitu sebesar 49% (Tabel V.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Terakhir di Poli Lansia dan Poli Umum pada Puskesmas di Sidoarjo) maka

58
penyuluhan mengenai perbaikan gaya hidup merupakan alternatif yang paling

mungkin untuk meningkatkan kesadaran agar pasien mampu mengubah perilaku

gaya hidup menjadi lebih baik. Penyuluhan dapat dilaksanakan pada bulan Juni

2019 yang bertempat di balai desa. Metode penyuluhan yang digunakan adalah

dengan pemberian ceramah pada warga desa setempat. Media yang dapat

digunakan untuk menunjang penyuluhan tersebut yaitu:

a. Poster, baliho

b. Pertemuan formal dan tidak formal antar petugas/kader kesehatan

c. Melalui lembaga/institusi tempat kerja

59

Anda mungkin juga menyukai