Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN GENERIK

MONITORING DAN SUPERVISI IMPLEMENTASI WAJIB LAPOR OLEH FKTP DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
2021-2022

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan baik di Dunia maupun di
Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi. Kesenjangan antara estimasi kasus TB
di Indonesia dengan jumlah kasus TB yang ternotifikasi masih lebih dari 30% selama 3 (tiga) tahun
terakhir. Sebagian besar notifikasi kasus TB merupakan kontribusi dari layanan pemerintah.
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan swasta di Indonesia besar dan masih terfragmentasi
sehingga pelibatan fasyankes swasta dalam program TB masih menghadapi berbagai tantangan.

Berdasarkan Global TB Report Tahun 2019, jumlah kasus TB di Indonesia sebanyak 845.000 kasus
dan kasus TB resistan obat (TB RO) sebanyak 24.000 kasus. Cakupan penemuan dan pengobatan
pasien TB saat ini masih rendah, yaitu 67% kasus TB SO dan kasus TB RO yang memulai
pengobatan sebesar 17%. Berdasarkan notifikasi kasus TB tahun 2019, hanya 70% RS Pemerintah
dan 50% RS Swasta yang melaporkan kasus TB. Sementara itu, kontribusi DPM/Klinik swasta masih
rendah (1%).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan TB dan meningkatkan laporan hasil pengobatan,
perlu dilakukan penguatan jejaring layanan dengan melibatkan fasyankes pemerintah maupun
swasta (Public-Private Mix/PPM). District-based Public Private Mix (DPPM) TB merupakan jejaring
layanan TB antara fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta di suatu
kabupaten/kota dibawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.

Jejaring eksternal TB dapat dibagi menjadi 2 tingkat yaitu jejaring FKTP dan jejaring FKRTL.
Puskesmas sebagai Pembina wilayah diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada FKTP
yang ada di wilayahnya. Dalam rangka mendukung dan mendorong puskesmas untuk
melaksanakan pembinaan, diperlukan pendanaan untuk kegiatan supervise/pendampingan oleh
Puskesmas terhadap DPM/Klinik di wilayahnya.

B. TUJUAN
Memantau dan melakukan supervisi keterlibatan FKTP swasta dalam jejaring PPM dan wajib lapor
TB.

C. PESERTA
Pelaksana adalah pengelola program TB di Puskesmas di 80 kab/kota.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Durasi pelaksanaan adalah 2 hari per batch per kabupaten/kota pada 2021-2022. Kegiatan akan
dilaksanakan oleh 2.776 Puskesmas di 80 kab/kota sebanyak 4x setahun. Khusus untuk 2021,
kegiatan hanya akan dilaksanakan 1x.
E. PEMBIAYAAN
Pertemuan ini dibiayai menggunakan dana The Global Fund Komponen Tuberkulosis dengan
nomor proposed budget line: 271

F. MEKANISME KEGIATAN
- Kegiatan dilaksanakan oleh 2.776 Puskesmas di 80 Kab/Kota
- Untuk tahun 2021, kegiatan hanya dilakukan 1 batch.
- 1 Puskesmas diharapkan dapat mengunjungi minimal 5 DPM/Klinik dalam setiap kali
kegiatan.
- Puskesmas mendorong 1) keterlibatan FKTP dalam jejaring PPM, 2) memantau dan
mendorong implementasi tatalaksana TB sesuai standar di FKTP, 3) memantau
pelaksanaan wajib lapor.

Anda mungkin juga menyukai