anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0) RSUD SCHOLOO KEYEN Halaman
No. Dokumen No. Revisi
/
2
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
5. Kriteria Diagnosis Jika tanpa konfirmasi bakteriologi, diagnosis TB anak terutama
berdasarkan 4 hal yaitu:
1. Kontak dengan pasien TB dewasa terutama yang BTA positif,
2. Uji tuberkulin positif,
3. Gambaran sugestif TB secara klinis
4. Gambaran sugestif TB pada foto toraks.
3
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
8. Pemeriksaan 1. Uji Tuberkulin Mantoux (lihat SPO Uji Tuberkulin Mantoux)
Penunjang - Hasil positif Uji Tuberkulin menunjukkan adanya INFEKSI TB,
BUKAN SAKIT TB.
- Uji tuberkulin positif menunjukkan bahwa seseorang pernah
terinfeksi kuman TB, tidak menentukan tidak sakit/sakit TB aktif
atau beratnya penyakit
- Reaksi Uji Tuberkulin positif biasanya bertahan lama hingga
bertahun-tahun walau pasiennya sudah sembuh, sehingga uji
tuberkulin tidak digunakan untuk memantau pengobatan TB
- Pada anak terinfeksi HIV uji tuberkulin positif bila indurasi>5
mm.Bila hasilnya < 5 mm TB belum dapat langsung disingkirkan
karena ada beberapa keadaan yang menyebabkan “negatif palsu”.
2. Rontgen dada: Posisi antero-posterior (AP) dan lateral.
- Gambaran radiologi sugestif TB pada anak terinfeksi HIV sama
dengan yang tidak terinfeksi, antara lain berupa pembesaran
kelenjar getah bening (KGB) hilus, efusi pleura, milier, gambaran
pneumonia, atelektasis, kavitas dan bronkiektasis.
- Pada anak terinfeksi HIV, gambaran radiologi LIP menyerupai TB
milier. Di antara berbagai gambaran radiologi tersebut, pembesaran
KGB hilus merupakan gambaran yang paling sering ditemukan
3. Pemeriksaan mikrobiologik
- Dari sputum atau bahan bilasan lambung, cairan pleura, cairan
serebrospinal atau cairan tubuh yang lain untuk mencari basil tahan
asam (BTA) pada pemeriksaan mikroskopis dan Mycobacterium
tuberkulosis (Mtb) dari biakan/kultur.
- Hasil biakan positif merupakan diagnosis pasti TB paru.
- Hasil BTA atau biakan negatif tidak menyingkirkan diagnosis TB
paru
Catatan:
Pemeriksaan serologi seperti PAP TB, ICT, Mycodot dan lain-lain,
TIDAK DAPAT DAN TIDAK BOLEH DIGUNAKAN sebagai dasar
untuk menegakkan diagnosis TB
4
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
9. Tata laksana Bila bukti klinis dan pemeriksaan penunjang untuk TB lemah dan anak
tidak tampak sakit akut maka dilakukan observasi terlebih dulu. Namun
bila anak sakit berat maka dapat dicurigai TB meskipun bukti tidak kuat
sehingga pengobatan TB dapat diberikan.
Dalam keadaan meragukan dan tidak emergensi, treatment trial tidak
dibenarkan karena menimbulkanbeberapa masalah:
1. Rifampisin selain membunuh kuman TB jugamembunuh bakteri lain
sehingga respons terhadaprifampisin bisa jadi merupakan respons
terhadap bakterilain.
2. Terjadi kecenderungan untuk cepat memberikan pengobatan tanpa
didahului pendekatandiagnosis yang teliti.
3. Menyebabkan dokter hanya fokus pada TB saja tanpa
mempertimbangkan infeksi bakteri lain.
4. Bila pengobatan TB diberikan maka harus dilanjutkan sampai selesai
sesuai panduan.
Pemberian ARV dapat dimulai bila anak telah mendapat OAT selama
minimal 2-8 minggu selama syarat untuk pemberianARV telah terpenuhi.
Lihat Tabel Dosis OAT (lampiran)
5
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
Hal yang perlu disampaikan kepada orang tua atau keluarga pasien TB-
HIV
1. Pengobatan berlangsung lama, minimal 6 bulan, harus teratur minum
obat dan harus kontrol.
2. Obat rifampisin dapat menyebabkan cairan tubuh (air seni, air mata,
keringat, ludah) berwarna merah.
3. Secara umum obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong
yaitu 1 jam sebelum makan/minum susu atau 2 jam setelah makan.
Khusus rifampisin diminum dalam keadaan perut kosong.
4. Bila timbul keluhan kuning pada mata, mual dan muntah segera
periksa ke dokter walau belum jadualnya kontrol.
6
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
10. Edukasi - Masalah yang sering dihadapi pada pengobatan TB anak terinfeksi
HIV adalah respons pengobatanyang kurang baik dan angka relaps
yang tinggi.
- Bila respons klinis dan radiologi kurang makapemberian OAT dapat
dilanjutkan sampai 9-12 bulan selanjutnya penyebab kegagalan
pengobatanharus dievaluasi.
- Evaluasi respons klinis dan radiologi yang kurang setelah pemberian
OAT 6 bulan meliputi kepatuhan minum obat, absorpsi obat yang
kurang, resistensi obat dan kemungkinandiagnosis TB salah
Pemantauan efek samping pemberian OAT dan ARV:
1. Hepatotoksik
- Pemeriksaan rutin SGOT dan SGPT setiap 1 bulan sekali.
- OAT dihentikan bila:
SGOT/SGPT meningkat lebih dari 5x nilai normal tertinggi,
atau
kadar bilirubin >1,5 mg/dL tanpa gejala ikterus atau
bila terdapat gejala ikterus dengan tes fungsi hati normal.
- Obat Anti TB dapat diberikan kembali 2 minggu
setelah gejala klinis hepatotoksisitas hilang atau Uji fungsi hati
normal kembali
2. Kulit
- Bila ada efek samping rash maka OAT diberhentikan sampai tidak
ada gejala.
- Selanjutnya dimulailagi dari dosis rendah INH 50 mg dan
rifampisin 75 mg ditingkatkan bertahap setiap hari selama3 hari
sampai dosis yang diinginkan.
3. Gastrointestinal
- Efek gastrointestinal akibat OAT yang paling banyak ditemukan
adalah mual, muntah, dehidrasi dan imbalans elektrolit.
- Sering merupakan gejala awal efek hepatotoksisitas.
- Gejala ringan sampai sedang, diatasi dengan minum OAT
bersamaan dengan makanan atau diminum segera sebelum tidur
atau memberikan anti emetik.
- Bila gejala gastritis menonjol, beri antasid atau proton pump
inhibitor (PPI), antasid akan mengurangi absorpsi rifampisin
sebesar 20-40%. Antasid atau PPI sebaiknya diberikan 2 jam
sebelum atau sesudah makan OAT.
- IRIS umumnya terjadi pada pemberian OAT bersama-sama ARV
selama 2 bulan pertama.
7
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
4. Immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
- Merupakan kumpulan gejala akibat respons imun yang meningkat
secara cepat terhadap berbagai infeksi maupun antigen non
infeksius setelah pemberian ARV fase inisial.
- Gejala klinis IRIS bersifat sementara, misalnya demam,
limfadenopati yang bertambah, tuberkulomaintraserebral menjadi
muncul kembali, efusi pleura, sindrom distres pernapasan, infeksi
subklinis menjadi manifes atau gejala klinis memburuk pada
pengobatan TB yang adekuat.
- Perburukan klinis TB pada pemberian ARV selain disebabkan oleh
IRIS, dapat pula disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap
antigen Mycobacterium tuberculosis yang mati. Immune
reconstitution inflammatory syndrome dapat juga disebabkan oleh
mikobakteria atipik, Pneumocystis jiroveci, Varicella zoster dan
virus Herpes simpleks.
- IRIS umumnya terjadi pada pemberian OAT bersama-sama ARV
selama 2 bulan pertama.
11. Prognosis - Ad vitam : dubia
- Ad functionam : dubia
- Ad sanationam : dubia
12. Penelaah kritis
1. Indikator medis - Lama penegakan diagnosis 3 hari
8
TB-HIV pada anak
HIV disease resulting in mycobacterial infection
(B20.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/
Panduan
Praktis
Klinis
Derajat Bukti Ilmiah
Derajat Acuan
Bukti
Ilmiah
I Meta analisis atau review sistematik dari uji klinik acak terkendali (RCT)
ATAU Beberapa RCT
II Meta analisis atau review sistematik dari penelitian kohort atau kasus kontrol
ATAU
Beberapa penelitian kohort atau kasus kontrol
III Studi non analitik (laporan kasus, kasus seri)
IV Pendapat atau konsensus para ahli
Derajat Rekomendasi
Derajat
Rekomendasi Acuan
A Meta analisis atau review sistematik dari uji klinik acak terkendali (RCT)
ATAU
Satu atau beberapa RCT
B Meta analisis atau review sistematik dari penelitian kohort atau kasus kontrol
C Satu atau beberapa penelitian kohort atau kasus kontrol
D Studi non analitik (laporan kasus, kasus seri), pendapat, atau konsensus para
ahli