PROVINSIPAPUA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANIAI
NOMOR 03 TAHUN 2022
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN MAHA ESA
BUPATI PANIAI,
12. PeraturanPemerintahNomor12Tahun2017tentang
PedomanPembinaandan
PengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor6041);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
11. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan atau disingkat DLHK adalah
Perangkat Daerah yang melakukan tugas dan fungsi di bidang
Lingkungan hidup dan Kebersihan.
12. Dinas Pekerjaan Umum adalah Organisasi Perangkat Daerah yang
melakukan tugas dan fungsi di bidang Pekerjaan Umum.
13. Satuan Tugas Penyelenggaraan Kebersihan yang selanjutnya di singkat
SATGAS atau dengan nama lain adalah suatu Satuan yang bertugas
secara terkoordinasi, terintegrasi dan tersingkronisasi dalam
penyelenggaraan kebersihan di kabupaten paniai.
14. Kebersihan adalah Keadaan bebas dari kotoran dan ternak termasuk di
antaranya, debu, sampah, bau serta bebagai penularan penyakit atau
inpeksi di sebabkan oleh mikroba, bebas dari virus, bakteri, pathogen,
dan bahan kimia berbahaya.
15. Pengelolaan Kebersihan adalah suatu rangkaian yang bersifat sistematis
tentang cara pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah ke tempat
pembuangan akhir.
16. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola
lingkungan hidup secara lestari.
17. Bangunan adalah Gedung, rumah tinggal, toko, dan lain-lainnya yang
bersangkutan dengan pemeliharaan kebersihan.
18. Persil adalah tempat tinggal dan/atau tempat usaha di wilayah
Kabupaten Paniai.
19. Jalan Umum, adalah prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun meliputi segala bagian jalan untuk keperluan lalu lintas Umum.
20. Tempat umum adalah tempat-tempat yang meliputi taman-taman, jalur
hijau, pasar, terminal, pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah
Kabupaten Paniai sebagai fasilitas Umum
21. Sungai adalah aliran air dipermukaan yang besar dan berbentuk
memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu ke hilir
22. Lingkungan Hidup, adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan dan makluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahtraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
23. Drainase adalah prasarana dan sarana yang berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima.
24. Perairan Umum adalah genangan air baik mengalir atau tidak yang
airnya di manfaatkan untuk kepentingan umum.
25. Terminal, adalah prasarana yang telah ditentuka untuk kepentingan
angkutan jalan raya, guna mengatur kedatangan dan keberangkatan
kendaraan yang memuat dan menurunkan orang atau barang.
26. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat.
27. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjudnya di sebut B3
adalah suatu sisa usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karna sifat suatu dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik seecara langsun maupun tidak
langsun dapat mencemari dan/atau merusak lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia.
28. Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari dalam tubuh
manusia sebagai sisa dari proses pencernaan makanan.
29. Bak Sampah/gerobak sampah adalah tempat untuk menampung
sampah yang disediakan oleh masing-masing pemakai penghuni/persil.
30. Pengumpulan sampah adalah kegiatan pembawa dan memindahkan
sampah dari tempat atau lokasi ke pembuangan sementara.
31. Tempat sampah bagi Kendaraan Umum adalah Tempat untuk
menampung sampah yang di sediakan oleh pemilik kendaraan.
32. Tempat pembuangan sampah sementara yang selanjudnya di sebut TPS,
adalah tempat membuang sampah untuk senentara waktu sebelum
diangkat oleh kendaraan pengumpul sampah.
33. Transfer Depo Sampah adalah Tempat/stasion pemindahan sampah.
34. Tempat pembuangan Akhir Sampah yang selanjudnya disebut TPA,
adalah tempat pembuangan akhir sampah yang lokasinya ditentukan
dan dsediakan oleh Pemerintah Daerah.
35. Ternak adalah Hewan piaraan oleh orang yaitu sapi, kerbau, domba,
babi, kuda, kambing dan hewan lainnya yang dagingnya lazim di
konsumsi.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 2
Bagian
Kewajiban
Pasal 3
Pasal 4
(1) Setiap badan usaha yang mengadakan kegiatan atau usaha, berkewajiban
menyediakan tempat penampungan sampah masing-masing persil, yang
bentuk dan ukurannya di tentukan DLH.
(2) Setiap pemilik kendaraan roda empat atau lebih wajib menyediakan
tempat sampah di dalam kendaraannya;
(3) Pemilik dan/atau pengelolah tempat pelayanan kesehatan berkewajiban
mengelolah sampah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan.
(4) Pemilik dan/atau pengelolah perhotelan, toko dan restoran berkewajiban
mengelolah sampah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan berkoodinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perindustrian Perdagangan.
(5) Pemilik dan/atau Pengelola fasilitas olahraga berkewajiban mengelolah
sampah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Dinas Lingkungan Hidup.
(6) Pihak Pengembang/developer perumahan berkewajiban mengelolah
sampah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum.
(7) Pemilik dan/atau Pengelolah fasilitas Pendidikan dan tempat Ibadah
berkewajiban menjaga dan memelihara kebersihan Lingkungan serta
mengololah sampah yang dihasilkan dan berkoordinasi dengan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup.
(8) Pemilik atau pengelola industri atau bengkel yang menghasilkan limbah
berkewajiban menyediakan bak atau tangki penampung limbah buangan
baik padat, cair dan gas yang mengandung B3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan berkoordinasi dengan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Lingkungann Hidup dan
Dinas Kesehatan.
Pasal 5
(1) Pemerintahan Kelurahan / Kampung berkewajiban :
a. mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara
kebersihan yang berkearifan lokal; dan
b. memberikan penyuluhan/sosialisasi kepada setiap orang yang
berada di wilayah Kelurahan/ Kampung tentang penyelenggaraan
kebersihan di Daerah.
(2) Kewajiban sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a berupa :
a. penataan dan pengaturan kebersihan lingkungan melalui
pengelolahan sampah di wilayahnya dari lingkungan RT/RW menuju
depot sampah dan/atau TPS;
b. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggara kebersihan; dan
c. menunjuk/mengangkat petugas pengumpul dan pengangkat sampah
dari rumah tangga ke TPS dan dari TPS ke TPA.
(3) Kewajiban sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diikuti dengan pendampingan secara terus menerus kepada RT/RW.
Pasal 6
(1) Pemerintah Distrik berkewajiban :
a. memberikan penyuluhan/sosialisasi serta perdampingan terarah dan
berkesinambungan pada kelurahan/kampung di wilayah
administratifnya tentang penyelenggaraan kebersihan di Daerah.
b. berperan aktif bersama kelurahan/kampung dalam menjaga dan
memelihara serta mengontrol kebersihan kota mulai dari TPS menuju
TPA; dan
c. memantau dan mengawasi penyelenggaraan kebersihan di tingkat
kelurahan/kampung yang berada di wilayahnya.
(2) Dalam melaksanakan kewajiban Pemerintahan Distrik selalu melakukan
koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup.
Pasal 7
(1) Pemerintahan Daerah berkewajiban :
a. menetapkan kebijakan dan strategi penyelenggaraan kebersihan di
daerah;
b. menyediakan sarana dan perasarana sampah guna penyelenggaraan
kebersihan;
c. melakukan sosialisasi dan perdampingan berkelanjutan
penyelenggaraan lomba kebersihan di Tingkat RT/RW, dan/atau
Kelurahan/Kampung dan/atau Distrik; dan
d. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan antar
lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar tercapai
keterpaduan dalam penyelenggaraan kebersihan di Daerah.
(2) Dalam rangka Penyelenggaraan kebersihan, Pemerintah Daerah dapat
membentuk SATGAS Penyelenggaraan Kebersihan atau dengan nama lain.
(3) Tugas dan fungsi serta tata kerja SATGAS sebagaimana dimaksud ayat (2)
di atur dengan Peraturan Bupati.
BAB III
LARANGAN
Pasal 8
(1) Setiap orang dan/atau badan hukum, di larang :
a. membuang sampah di luar tempat penampungan sampah;
b. mencoret-coret, menulis, melukis, menempel iklan di dinding atau
ditembok, pagar, lintas jembatan penyeberangan orang, halte, tiang
listrik, pohon, kendaraan umum dan sarana umum lainnya, kecuali
untuk tempat-tempat tertentu dengan izin dari pejabat yang
berwenang.
c. membuang sampah di jalan, tempat umum, drainase, sungai dan
danau sumber-sumber mata air dan air bersih serta tempat-tempat
lain yang dapat merusak keindahan dan kebersihan lingkungan;
d. mengotori dan membuang kotoran pada tempat-tempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c.
e. membakar sampah dan kotoran di tempat umum;
f. menumpuk atau menempatkan barang-barang bekas yang masih
mempunyai nilai ekonomis maupun yang tidak, pada kiri kanan bahu
jalan, taman jalur hijau, tempat bangunan dan tempat-tempat umum;
g. menumpuk dan menempatkan sampah bongkar bangunan tidak lebih
dari 1 (satu) hari;
h. menempatkan keranjang atau boks plastik pada media jalan maupun
kiri kanan jalan;
i. menempatkan yang tidak berfungsi (rongsokan) pada daerah milik
jalan (damija);
j. menempatkan penampungan oli bekas di luar persil;
k. menempatkan barang-barang pada trotoal atau kaki lima/ emperan
bangunan
l. mengotori jalan dalam proses pengangkutan barang;
m. membuang/memasukkan limbah b3 atau zat kimia berbahaya pada
sumber air yang mengalir seperti sungai, kali, danau, jaringan air
minum, sumber mata air kolam-kolam air dan sumber air bersih
lainnya;
n. mengotori, merusak, membakar atau menghilangkan tempat sampah
yang telah sediakan; dan
o. membuang tinja di sungai, kali, danau, jaringan air, saluran air
minum, sumber mata air, kolam-kolam air dan sumber air bersih.
(2) Setiap orang dilarang menggunakan zat adektif atau yang dapat
mengganggu atau menghilangkan daya ingat manusia.
(3) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) berlaku juga bagi
para pengunjung dari dan ke daerah.
BAB VI
HEWAN PIARAAN
Pasal 9
(1) Setiap pemilik hewan piaraan wajib menjaga untuk tidak berkeliaran di
lingkungan pemukiman dan/atau tempat-tempat umum.
(2) Ketentuan tentang tata cara pemeliharaan hewan akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati
BAB V
WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH
Pasal 10
(1) Setiap orang dan / atau badan yang membuang sampah pada TPS tidak
ditentukan waktu.
BAB VI
KERJA SAMA DAN KOORDINASI
Pasal 11
(1) Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman,
Bupati melakukan kerjasama dengan instansi terkait dan koordinasi
dengan pemerintah desa/kelurahan
(2) Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman,
Satuan Polisi Pamong Praja atas persetujuan Bupati dapat meminta
bantuan kepada kepolisian Negara Republik Indonesia dan / atau
lembaga lainnya.
(3) Dalam hal Satpol PP meminta bantuan kepada kepolisian Negara Republik
Indonesia dan / atau lembaga lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Satpol PP bertindak selaku koordinator operasional lapangan.
(4) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas
hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan
mengutamakan kepentingan umum dan memperlihatkan hirarti dan kode
etik birokrasi.
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 12
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 13
BAB IX
PENGAWASAN
Pasal 14
BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 15
(1) Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh
PPNS di lingkungan SKPD yang di beri wewenang khusus untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang penyelengaraan
kebersihan.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 16
(1) Setiap pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Sanksi administrasi dapat dikenakan terhadap sestiap pelanggaran
berupa :
a. teguran, peringatan;
b. pembatalan izin;
c. penyelegelan tempat;
d. pencabutan sebagian atau seluruh izin;
e. pembongkaran bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pemberian sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan secara bertahap sesuai dengan timgkat pelanggaran.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 17
Hal-hal yang belum cukup di atur dalam dalam Peraturan daerah ini
sepanjang mengenai teknis penyelenggaraan kebersihan akan di atur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Paniai.
Ditetapkan Di : Paniai
Pada Tanggal : 27 Mei 2022
BUPATI PANIAI
MEKI NAWIPA