Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Dimas januar

NIM : 1810413210022

Kelas : SNSB

Resuman Hasil Webminar Amnesia Banjarmasin, Rabu 28 April 2021

Pembicara : DR. SAFARIZAL ZA, M,SI

Sinergits Penganganan Covid-19 di Kalimantan Selatan

Provinsi Kalimantas Selatan terdiri dari 11 Kabupaten/Kota dengan las wilayah


mencapai 38.744 KM dengan jumlah penduduk 4,304 juta jiwa. penanganan covid-19 di
Kalimantan selatan sendiri menjadi makin kompleks setelah disusul bencana banjir yang
melanda hampir seluruh kab/kota di Kalimantan Selatan. Serta memerlukan penaganan yang
tepat agar bisa meminimalisir dampak virus dan pemulihan ekonomi di kalimanta selatan
pasca banjir dan covid-19.

Tercatat total ada 32 ribu ;ebih kasusu positif covid-19 di kalimantan selatan, yang
mana 2 ribu diantaranya kasus aktif dengan total pasien yang sembuh sebesar 29.615 orang,
diikuti juga dengan kasus meninggal mencapai 938 orang. Semua daerah di Provinsi
kalimantan selatan tercatat dengan tingkat penularan dengan resiko sedang. Ada dua daerah
yang memiliki resiko penyebaran tinggi yaitu tanah bumbu dan tanah laut. Kasus harian
covid-19 di kalsel khususnya terus meningkat dalam dua bulan terakhir, diduga faktor seperti
banjir yang baru-baru ini melanda kalimantan sealatan menjadi pemicu melonjaknya angka
penyebaran deimana terjadinya penurunan daya tahan tubuh masyarakat sehingga membuat
mereka lebih mudah terpapar covid-19.

Sampai saat ini upaya yang sudah dilakukan pemerintah pusat iyalah melancarkan
vaksinansi secara menyeluruh kepada masyarakat guna melindungi mereka dari paparan virus
corona. Update sampai tangga 21 april 2021total sasaran vaksin mencapai 678 ribu jiwa yang
dibagi tiga tahapan. Dimana sasaran utama pada tahap pertama iyalah sdm kesehatan dikuti
petugas publik pada tahap kedua dan warga lanjut usia pada tahap ketiga.

Ramainya pemberitaan tentang tsunami covid di India tentu membuat khawatir


pemerintah indonesia termasuk pemerintah daerah provinsi kalimantan selatan. Tercatat
kasusu positif sebanyak 17 ribu jiwa dengan 2 juta kasus aktif. Penyebab utama
melonjaknnya kasus covid di sana pertama penerapan protokol kesehatan longgar saat
kegiatan politik, olahraga, dan upacara keagamaan. Dampaknya fasilitas kesehatan penuh
oleh pasien covid 19. bahkan tercatat ada 153 wn India masuk indonesia dan 10 diantaranya
positiv covid-19.

Arah kebijakan pemerintah sendiri lebih kepada PPKM mikro dimana pembatasan
dilakukan di kegiatan sosial masyarakat seoerti memperketat aturan keluar masuk daerah
terutama antar provinsi dan kab/kota. ada parameter dilakukannya ppkm dimana daerah
dengan kematian rata-rata diatas 2,7 persen. lalu tingkat kesembuhan dibawah 88,1 persen.
kemudian tingkat kasus aktif 9,2 persen dan tingkat keterisian faskes sebesar 70 persen.
kalimantan selatan sendiri masuk dalam perluasan pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat berbasis mikro. Hal yang dilakukan antara lain pengetatan dan penuadaan mudik
pada tahun 2021. Strategi pemerintah daerah dalam menangani covid-19 ialah dengan
penanganan berbasis kewilayahan dimana memberikan alur koordinasi dan informasi yang
jelas mulai dari pempus, pemprov, pemkab/pemko, kecamatan, kelurahan dan desa. dengan
memanfaatkan teknologi digital seluas-luasnya termasuk ruang sosial media.

Pembicara : Muhammad Syarifuddin, S.E, M.AP

Kolaborasi kebijkan penanganan covid-19

Menjadi sebuha keharusan akan sinergitas antar lini masyarakat dalam penaganan
covid-19, agar optimalnya penanggulangan pandemi dan terlaksana dengan baik. diantaranya
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti pembentukan gugus tugas lalu
pembatasan sosial berskala besar sampai vaksinansi. Semua hal tersebut dituntut adanya
kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Singkronisasi akan
keselarasan peraturan perundang-undangan secara vertikal harus dilakukan demi terwujudnya
penanganan pandemi yang tidak saling tumpang tindih.

Ada beberapa hambatan pola hubungan pemerintahan dalam penaganan covid-19.


biasanya dalam hal komunikasi biasanya terjadi antara kebijakan dengan pelaksana
kebijakan. kemudian ada disposisi dimana kebijkana tidak berjalan baik sehingga komitmen
dan kejujuran parat dibawahnya sangat rendah. lalu faktor sumber daya dan ada juga faktor
struktur birokrasi di indonesia yang masih tidakfleksibel dan kaku.

Sebaran kasus Covid 19 di Provinsi Kalimantan Selatan, sampai hari ini terus
menunjukan curva yang fluktuatif. Tercatat Per-tanggal 28 April 2021 penambahan kasus
sebanyak 74 orang maka total jumlah positif untuk seluruhnya di Provinsi Kalimantan
Selatan sebanyak 32.686, kemudian 29.615 dinyatakan sembuh, 2.133 masih dalam
perawatan, dan 938 orang telah meninggal dunia.KEBIJAKAN PEMERINTAH. Berbagai
kebijakan dan aturan Kepala Daerah telah dikeluarkan guna penanggulangan, pencegahan,
dan pengandalian Covid 19 di Provinsi Kalimantan Selatan

 Proses vaksinasi,
 Pembatasan kegiatan masyarakat,
 Stimulus ekonomi di daerah, dan
 Penyesuaian berbagai aturan oleh Pemerintah Pusat Aturan harus dapat dilakukan dan
diterapkan secara masif.PERUMUSAN DOKUMEN PERENCAAN (RKPD)

Perkembangan krisis kesehatan yang berdampak pada semua sektorsional praktis


membuat seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia tidak terkecuali Provinsi Kalimantan
Selatan harus menyusun dan menetapkan rencana-rencana strategis untuk mendukung upaya
pemulihan atas dampak wabah pandemi Covid-19. Upaya ini kemudian dilakukan dalam
perumusan dokumen perencanaan (RKPD) Tahun 2021 yang didalamnya memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daorah, serta rencana kerja termasuk
didalamnya langkah langkah prioritas ponanggulangan Covid 19.ALOKASI ANGGARAN

Dukungan Pendanaan Belanja Kesehatan di Prioritaskan terhadap penanganan Covid


19 dalam hal dukungan vaksinasi dan insentif tenaga kesehatan daerah dalam rangka
penanganan Covid 19 serta belanja kesehatan lainnya sebagai kegiatan prioritas yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat Jumlah Dukungan Pendanaan Belanja Kesehatan dan
Belanja Prioritas Lainnya Rp. 101.466.140.178,- persentase dukungan belanja ini sebanyak
9,28% dari Dana Alokasi Umum yang sebesar Rp. 1.093.343.743.000,PERUBAHAN RKPD
2021.

Pembicara : Dr. HM. Muslim

Sinergitas dalam menghadapi pandemi

Faktor kepimimpinan adalah faktor utama dalam kaitan nya Sinergitas, dengan segala
upaya-upaya yamg sudah di lakukan dengan pembentukan nya gugus tugas untuk
penangananan terkait Covid-19. Jadi garda terdepan bukanlah pihak medis namun yaitu
adalah pihak-pihak penting terhadap satgas yang sudah di sinergitaskan.

Bahwa pemerintah telah melakukan dengan berbagai pihak tentang program ini yang
seharusnya disokong dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi kunci
utama untuk pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah menganjurkan masyarakat
untuk menerapkan social distancing (pembatasansosial) dan physical distancing (pembatasan
fisik) guna memotong rantai penyebaran virus tersebut. Sebagian masyarakat secara sadar
dan kritis mengikuti mekanisme pembatasan sosial, tetapi sebagian lagi belum berpartisipasi.

Partisipasi bisa di hasilkan melalui proses pemaksaan, namun pada akhirnya akan
menghilangkan arti partisipasi itu sendiri. Partisipasi masyarakat yang baik dalam
penanganan penyebaran Covid-19 tentu di lakukan dengan suka rela, karena merasa masing-
masing individu mempunyai tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Pemerintah tidak
bisa bekerja sendirian, tetapi memerlukan partisipasi dari semua komponen masyarakat,
termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat lain nya.

Da beberapa parameter atau ukuran dari segi kuantitas misalnya dimana kasus covid
dapat dilihat dari jumlah orang terpapar dan jumlah kasus positif sehingga pemerintah dapa
menentukan sejauh mana sudah sinergitas antar pemangku kebijakan dalam penanganan
covid. lalu ada segi kualitas dimana mungkin angka pernyebaran virus masih relatif beresiko
namun kualitas dari kebijakan juga perlu menjadi pertimbangan, bagaimana kebijakan itu
diterima dan bagaimana implementasinya juga menjadi tolak ukur sejauh mana sinergotas itu
terjadi. lalu terakhir adalah capaian hasil. dari sinergitas yang baik maka terciptalah hasil
yang diinginkan serta perlu adanya evaluasi dari ketiga faktor diatas agar sinergitas berhasil.

Biasanya fenomena yang terjadi dalam penerapan prokes covid-19 cenderung turun.
ada banyak faktor yang menyebabkan demikian namun kebanyakan sebagian berikut :

1. Longgarnya berbagai macam kegiatan masyarakat


2. Pandemic Fatique Syndrome
3. Sense of Crisis berbagai pihak sudah turun terhadap Covid-19
4. Rasa Aman yang Palsu.

Anda mungkin juga menyukai