NIM : 1810413210022
Kelas : SNSB
Tercatat total ada 32 ribu ;ebih kasusu positif covid-19 di kalimantan selatan, yang
mana 2 ribu diantaranya kasus aktif dengan total pasien yang sembuh sebesar 29.615 orang,
diikuti juga dengan kasus meninggal mencapai 938 orang. Semua daerah di Provinsi
kalimantan selatan tercatat dengan tingkat penularan dengan resiko sedang. Ada dua daerah
yang memiliki resiko penyebaran tinggi yaitu tanah bumbu dan tanah laut. Kasus harian
covid-19 di kalsel khususnya terus meningkat dalam dua bulan terakhir, diduga faktor seperti
banjir yang baru-baru ini melanda kalimantan sealatan menjadi pemicu melonjaknya angka
penyebaran deimana terjadinya penurunan daya tahan tubuh masyarakat sehingga membuat
mereka lebih mudah terpapar covid-19.
Sampai saat ini upaya yang sudah dilakukan pemerintah pusat iyalah melancarkan
vaksinansi secara menyeluruh kepada masyarakat guna melindungi mereka dari paparan virus
corona. Update sampai tangga 21 april 2021total sasaran vaksin mencapai 678 ribu jiwa yang
dibagi tiga tahapan. Dimana sasaran utama pada tahap pertama iyalah sdm kesehatan dikuti
petugas publik pada tahap kedua dan warga lanjut usia pada tahap ketiga.
Arah kebijakan pemerintah sendiri lebih kepada PPKM mikro dimana pembatasan
dilakukan di kegiatan sosial masyarakat seoerti memperketat aturan keluar masuk daerah
terutama antar provinsi dan kab/kota. ada parameter dilakukannya ppkm dimana daerah
dengan kematian rata-rata diatas 2,7 persen. lalu tingkat kesembuhan dibawah 88,1 persen.
kemudian tingkat kasus aktif 9,2 persen dan tingkat keterisian faskes sebesar 70 persen.
kalimantan selatan sendiri masuk dalam perluasan pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat berbasis mikro. Hal yang dilakukan antara lain pengetatan dan penuadaan mudik
pada tahun 2021. Strategi pemerintah daerah dalam menangani covid-19 ialah dengan
penanganan berbasis kewilayahan dimana memberikan alur koordinasi dan informasi yang
jelas mulai dari pempus, pemprov, pemkab/pemko, kecamatan, kelurahan dan desa. dengan
memanfaatkan teknologi digital seluas-luasnya termasuk ruang sosial media.
Menjadi sebuha keharusan akan sinergitas antar lini masyarakat dalam penaganan
covid-19, agar optimalnya penanggulangan pandemi dan terlaksana dengan baik. diantaranya
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti pembentukan gugus tugas lalu
pembatasan sosial berskala besar sampai vaksinansi. Semua hal tersebut dituntut adanya
kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Singkronisasi akan
keselarasan peraturan perundang-undangan secara vertikal harus dilakukan demi terwujudnya
penanganan pandemi yang tidak saling tumpang tindih.
Sebaran kasus Covid 19 di Provinsi Kalimantan Selatan, sampai hari ini terus
menunjukan curva yang fluktuatif. Tercatat Per-tanggal 28 April 2021 penambahan kasus
sebanyak 74 orang maka total jumlah positif untuk seluruhnya di Provinsi Kalimantan
Selatan sebanyak 32.686, kemudian 29.615 dinyatakan sembuh, 2.133 masih dalam
perawatan, dan 938 orang telah meninggal dunia.KEBIJAKAN PEMERINTAH. Berbagai
kebijakan dan aturan Kepala Daerah telah dikeluarkan guna penanggulangan, pencegahan,
dan pengandalian Covid 19 di Provinsi Kalimantan Selatan
Proses vaksinasi,
Pembatasan kegiatan masyarakat,
Stimulus ekonomi di daerah, dan
Penyesuaian berbagai aturan oleh Pemerintah Pusat Aturan harus dapat dilakukan dan
diterapkan secara masif.PERUMUSAN DOKUMEN PERENCAAN (RKPD)
Faktor kepimimpinan adalah faktor utama dalam kaitan nya Sinergitas, dengan segala
upaya-upaya yamg sudah di lakukan dengan pembentukan nya gugus tugas untuk
penangananan terkait Covid-19. Jadi garda terdepan bukanlah pihak medis namun yaitu
adalah pihak-pihak penting terhadap satgas yang sudah di sinergitaskan.
Bahwa pemerintah telah melakukan dengan berbagai pihak tentang program ini yang
seharusnya disokong dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi kunci
utama untuk pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah menganjurkan masyarakat
untuk menerapkan social distancing (pembatasansosial) dan physical distancing (pembatasan
fisik) guna memotong rantai penyebaran virus tersebut. Sebagian masyarakat secara sadar
dan kritis mengikuti mekanisme pembatasan sosial, tetapi sebagian lagi belum berpartisipasi.
Partisipasi bisa di hasilkan melalui proses pemaksaan, namun pada akhirnya akan
menghilangkan arti partisipasi itu sendiri. Partisipasi masyarakat yang baik dalam
penanganan penyebaran Covid-19 tentu di lakukan dengan suka rela, karena merasa masing-
masing individu mempunyai tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Pemerintah tidak
bisa bekerja sendirian, tetapi memerlukan partisipasi dari semua komponen masyarakat,
termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat lain nya.
Da beberapa parameter atau ukuran dari segi kuantitas misalnya dimana kasus covid
dapat dilihat dari jumlah orang terpapar dan jumlah kasus positif sehingga pemerintah dapa
menentukan sejauh mana sudah sinergitas antar pemangku kebijakan dalam penanganan
covid. lalu ada segi kualitas dimana mungkin angka pernyebaran virus masih relatif beresiko
namun kualitas dari kebijakan juga perlu menjadi pertimbangan, bagaimana kebijakan itu
diterima dan bagaimana implementasinya juga menjadi tolak ukur sejauh mana sinergotas itu
terjadi. lalu terakhir adalah capaian hasil. dari sinergitas yang baik maka terciptalah hasil
yang diinginkan serta perlu adanya evaluasi dari ketiga faktor diatas agar sinergitas berhasil.
Biasanya fenomena yang terjadi dalam penerapan prokes covid-19 cenderung turun.
ada banyak faktor yang menyebabkan demikian namun kebanyakan sebagian berikut :